Anda di halaman 1dari 16

KOMPLIKASI

DAN KONDISI
PASIEN PADA
SAAT
PHLEBOTOMY
Hartono Kahar
Surabaya 2021
Tujuan

Tujuan Umum
• Peserta dapat menjelaskan komplikasi dari
Tindakan flebotomi

Tujuan Khusus
• Penjelasan komplikasi flebotomi
• Beberapa jenis komplikasi dan cara
mengatasinya
Pendahuluan
• Venupuncture/ tusuk vena: prosedur yang paling
banyak dipergunakan untuk sampling darah di
Faskes (RS, Lab Klin, Puskesmas,dll)
• Setiap Faskes memiliki Teknik: jarum spuit, closed
system (tabung vakum) tergantung perlatan yang
dipergunakan
• Selama proses Flebotomi dilaksanakan dapat
terjadi komplikasi
• Vena yang sering ditusuk: vena berscarr, terasa
lebih keras.
Hematom
• Hematom komplikasi paling sering
• Penyebab:
• Vena kecil: bayi/ anak
• Vena fragil, mudah robek: pasien
kemoterapi
• Jarum ukuran terlalu besar
• Melakukan pencarian vena berlebihan
• Jarum masuk vena Sebagian pada saat
penampungan darah
• Ada tekanan saat pencabutan jarum
(Bouwari, 2013)
https://www.infobloom.com/how-can-i-treat-a-bruised-forear
m.htm
(24-04-2021)
Infeksi
• Infeksi dapat terjadi pada saat melakukan
penusukan vena
• Infeksi bersifat local (Flebitis)
• Infeksi luka tusukan menyebabkan flebitis,
infeksi dapat menyebar secara sistemik
menyebabkan septicemia
•Penyebab:
• Kurang baik desinfeksi
• Menusuk vena berulang, Vena ada tanda2
https://www.sciencephoto.com/media/261143/view/superficial-p
infeksi hlebitis-in-the-lower-arm
(24-04-2012)
• Hematom yang terjadi akibat
venipuncture sakit, dan potensial merusak
sayaraf sekitarnya.
• Komplikasi ini sanngat jarang, tetapi serius
dan sering menjadi malpraktek
• Pasien merasakan kesetrum, nyeri
Kerusakan menyengat
syaraf • Cara mengatasi: prosedur venipuncture
segera dihentikan
• Penyebab:
• Salah mencari lokasi penusukan
• Penusukan vena berlebihan, terlalu
dalam
Penyebab:

• Penggunaan torniquet terlalu lama, terlalu


kencang
• Pemijatan, pencarian vena
• Penusukan pada vena yg mengalami sclerosis
• vena oklusi/ tersumbat
Hemokonsentrasi • Dehidrasi
• Penyakit tertentu

Cara mengatasi:

• Penggunaan torniquet < 1 menit


• Pilih daerah yang tepat
Syncope dan Fainting
1. Remove the tourniquet and needle.
2. Apply pressure to the venipuncture site.
3. Talk to the client to divert his attention and keep him alert.
4. Notify client’s direct caregiver (inpatients).
5. Make sure the client is physically supported and have client lower
his head and breathe deeply and slowly. The client’s head should be
lowered below the position of the heart.
6. Loosen a tight collar or tie, if possible.
7. Apply cold compress or washcloth to forehead and/or back of neck,
if necessary. 8. Do not release the client from the outpatient
department until he is feeling stronger and has been checked by a
physician. Follow institutional policy. 9. Notify a physician immediately
if the client does not respond
https://www.academia.edu/12927763/VENIPUNCTURE_COMPLICATIONS
Ptechies
• Penyebab:
• Ada factor gangguan koagulasi atau kelaianan
koagulasi

• Mengatasi:
• Gunakan torniquet tidak terlalu kencang
• Hati2 pasca pencabutan jarum bisa terjadi
perdarahan
• Pastikan pasien meninggalkan ruang sampling
perdarahan bekas tusukan sudah terhenti.
Perdarahan banyak
Perdarahan pasca pencabutan jarum saat
phlebotomy akan berhenti beberapa menit.
Pasien yang menggunakan aspirin atai terapi
antikoagulan perdarahannyya lama untuk
berhenti.
Bekas tusukan tekan dengan kapas kering/ kasa
kering selama 5 menit. Bila masi perdarahan
laporkan ke Dokter.

PENTING
Jangan gunakan bebat tekan untuk memeprtahankan tekanan,
jangan tinggalkan pasien hingga perdarahan teratasi.
Masalah
• Pasien takut untuk ditusuk
jarum
Fobia dan Takut
Tindakan
• Beri informasi, beri motivasi
• Bila perlu ada
pendampingan
Penyebab
• Pada kasus tertentu, mudah
terjadi thrombosis

Trombosis Tindakan
• Lakukan venipunctur dengan
jarum kecil
• Lakukan metode capillary
puncture
Alergi terhadap
peralatan phlebotomy

• 1.1. Alergi terhadap plester


 Pada saat akan mencabut jarum,
siapkan kasa dan perban
gulungikatkan jangan terlalu kuat
dan buka setelah 15 menit.
 Bila pasien sadar, mental baik
pasien diinstruksikan menekan bekas
tusukan dengan kasa / kapas kering
selama 5 menit
LANJUTAN
• 1.2. Alergi terhadap antiseptic
Pasien yang alergi terhadap antiseptic, gunakan anti
septik alternatif.

Anti septic yang telah diteliti digunakan untuk


desinfeksi kulit pada saat phlebotomy/ kultur.
1. 10% povidone-iodine,
2. 70% isopropyl alcohol,
3. Tincture of iodine, or
4. Povidone-iodine with 70% ethyl alcohol

David P. Calfee, Barry M. Farr. Comparison of Four Antiseptic Preparations for Skin in the Prevention of Contamination of Percutaneously Drawn
Blood Cultures: a Randomized Trial. Journal Clinical Microbiology, May 2002, p.1660-1665.
LANJUTAN

1.3. Alergi Lateks


 Alergi terhadap lateks terjadi akibat
kontak sengan bahan lateks, seperti
tourniquet, sarung tangan.
 Gejala murali dari gatal2 ringan
hingga gejala membahayakan
pasien.
 Bila diketahui pasien alergi
terhadap lateks, maka
phlebotomist menggunakan
peralatan pehlbotomy non lateks,
PENTING
serta meminimalkan kontak dengan
bahan2 tersebut ke kulita pasien. Pasien yang diketahui memiliki alergi, diberi tanda geang atau info di
ruangannya.
DAFTAR PUSTAKA
• Bouwari OY. Complication of venipuncture.Advances in Biosciencies
and Biotechnology 2013:4:126-128.

Anda mungkin juga menyukai