Anda di halaman 1dari 40

Sistiyono, MPH

Komplikasi berkenaan
dengan tindakan Flebotomi
1. Syncope
 Syncope = keadaan dimana pasien kehilangan
kesadarannya beberapa saat/ sementara waktu
sebagai akibat menurunnya tekanan darah
 Gejala : rasa pusing, keringat dingin, nadi cepat,
pengelihatan kabur/ gelap, bahkan bisa sampai
muntah.
 Biasanya adanya perasaan takut atau akibat
pasien puasa terlalu lama.
 Rasa takut atau cemas bisa juga timbul karena
kurang “ percaya diri “
Cara mengatasi Syncope
• Hentikan pengambilan darah
• Baringkan pasien ditempat tidur, kepala dimiringkan
kesalah satu sisi
• Tungkai bawah ditinggikan ( lebih tinggi dari posisi
kepala )
• Longgarkan baju yang sempit dan ikat pinggang
• Minta pasien menarik nafas panjang
• Hubungi dokter
• Pasien yang tidak sempat dibaringkan , diminta
menundukan kepala diantara kedua kakinya dan
menarik nafas panjang
Cara Pencegahan
• Pasien diajak bicara supaya perhatiannya
dapat dialihkan
• Pasien yang akan dirawat syncope sebaiknya
dianjurkan berbaring pada waktu
pengambilan darah
• Kursi pasien mempunyai sandaran dan
tempat/ sandaran tangan
2. Rasa Nyeri
• Rasa nyeri berlangsung tidak lama sehingga
tidak memerlukan penanganan khusus.
• Nyeri bisa timbul alibat alkosol yang belum
kering atau akibat penarikan jarum yang
terlalu kuat
Cara mengatasi
• Setelah dis-infeksi kulit, yakin dulu bahwa
alcohol sudah mengering sebelum
pengambilan darah dilakukan.
• Penarikan jarum tidak terlalu kuat
• Penjelasan/ Menggambarkan sifat nyeri yang
sebenarnya ( memberi contoh )
3. Hematoma
• Hematoma dalah terkumpulnya massa darah
dalam jaringan ( dalam Hal Flebotomi :
jaringan dibawah kulit ) sebagai akibat
robeknya pembuluh darah.
Faktor penyebab terletak pada teknik
pengambilan darah :
• Jarum terlalu menungkik sehingga menembus
dinding vena
• Penusukan jarum dangkal sehingga sebagian
lubang jarum berada diluar vena
• Setelah pengambilan darah, tempat penusukan
kurang ditekan atau kurang lama ditekan
• Pada waktu jarum ditarik keluar dari vena,
tourniquet ( tourniket) belum dikendurkan
• Temapat penusukan jarum terlalu dekat dengan
tempat turniket.
Cara mengatasi hematoma
Jika dalam proses pengambilan darah terjadi
pembengkakan kulit disekitar tempat
penusukan jarum segera
– Lepaskan turniket dan jarum
– Tekan tempat penusukan jarum dengan kain kasa
– Angkat lengan pasien lebih tinggi dari kepala (+-
15 menit)
– Kalau perlu kompres untuk mengurangi rasa nyeri
4. Pendarahan
• Komplikasi pendarahan lebih sering terjadi
pada pengambilan darah arteri. Pengambilan
darah kapiler lebih kurang resikonya.
• Pendarahan yang berlebihan ( atau sukar
berhenti ) terjadi karma terganggunya system
kouglasi darah pasien
Hal ini bisa terjadi karena :
• Pasien mengalami pengobatan dengan obat
antikougulan sehingga menghambat
pembekuan darah.
• Pasien menderita gangguan pembekuan darah
( trombositopenia, defisiensi factor pembeku
darah (misalnya hemofilia )
• Pasien mengidap penyakit hati yang berat (
pembentukan protrombin, fibrinogen
terganggu )
Cara mengatasi:
• Tekan tempat pendarahan
• Panggil perawat/dokter untuk penanganan
selanjutnya
Cara pencegahan
• Perlu anamnesis ( wawancara) yang cermat
denga pasien
• Setelah pengambilan darah, penekanan
tempat penusukan jarum perlu ditekan lebih
lama
5. Allergi
• Alergi bisa terjadi terhadap bahan- bahan
yang dipakai dalam flebotom, misalnya
terhadap zat antiseptic/ desinfektan, latex
yang ada pada sarung tangan, turniket atau
plester.
• Gejala alergi bisa ringan atau berat, berupa
kemerahan, rhinitis, radang selaput mata;
kadang-kadang bahkan bisa (shock)
Cara mengatasi :
• Tenangkan pasien, beri penjelasan
• Panggil dokter atau perawat untuk
penanganan selanjutnya
Cara pencegahan
• Wawan cara apa ada riwayat allergi
• Memakai plester atau sarung-tangan yang
tidak mengandung latex
6. Trombosis
• Terjadi karena pengambilan darah yang
berulang kali ditempat yang sama sehingga
menimbulkan kerusakan dan peradangan
setempat dan berakibat dengan penutupan
( occlusion ) pembuluh darah. Hal ini juga
terlihat pada kelompok pengguna obat
( narcotics ) yang memakai pembuluh darah
vena.
Cara pencegahan
• Hindari pengambilan berulang ditempat yang
sama
• Pembinaan pengidap narkotika
7. Radang Tulang
• Penyakit ini sering terjadi pada bayi karena
jarak kulit-tulang yang sempit dan pemakaian
lanset yang berukuran panjang
• Cara mengatasi:
– Mengatasi peradangan tulang
• Cara Pencegahan:
– Menggunakan lanset yang ukurannya sesuai. Saat
ini sudah dipasarkan lanset dalam berbagai
ukuran disesuaikan dengan kelompok usia.

Setiap kejadian komplikasi Flebotomi harus


dilaporkan kepada dokter kepala dan dicatat
dalam buku catatan tersendiri dengan
mencantumkan identitas pasien selengkapnya,
tanggal dan jam kejadian, dan tindakan yang
diberikan.
8. Anemia
• Pada bayi, terutama bayi baru lahir dimana
volume darah sedikit, pengambilan darah
berulang dapat menyebabkan anemia. Selain
itu pengambilan darah kapiler pada bayi
terutama yang bertulang dapat menyebabkan
selulitis, abses, osteomielitis, jaringan parut
dan nodul klasifikasi. Nodul klasifikasi tersebut
mula-mula tampak seperti lekukan yang 4-12
bulan kemudian akan menjadi nodul dan
menghilang dalam 18-20 bulan.
9. Komplikasi neurologis
• Komplikasi neurologist dapat bersifat local
karena tertusuknya syaraf dilokasi penusukan,
dan menimbulkan keluhan nyeri atau
kesemutan yang menjalar ke lengan, seperti
yang sudah dijelaskan sebelumnya.
• Walaupun jarang, serangan kejang ( seizures)
dapat pula terjadi.
Penanganan :
• Pasien yang mengalami serangan saat
pengambilan darah harus dilindungi dari
perlukaan.
• Hentikan pengambilan darah, baringkan pasien
dengan kepala miringkan ke satu sisi, bebaskan
jalan nafas, hindari agar lidah tidak tergigit.
• Segera mungkin aktifkan perlengkapan
keselamatan, hubungi dokter
• Lakukan penekanan secukupnya di daerah
penusukan sambil membatasi pergerakan pasien.
Catatan penting
• Biala terjadi komplikasi flebotomi, seorang
flebotomis harus tenang, berfikir jernih dan
sigap, lakukan pertolongan pertama, dan
segera laporkan kepada dokter penanggung
jawab laboratoium.
• Setiap kejadian komplikasi flebotomi harus
dicatat dalam buku catatan tersendiri dengan
mencantumkan identitas pasien selengkapnya,
tanggal dan jam kejadian, urutan kejadian,
tindakan yang diberikan, dan petugas
yangmelakukan flebotomi.
Kegagalan pengambilan darah
• Faktor yang dapat menyebabkan antara lain
karena jarum kurang dalam.
• Jarum terlalu dalam/tembus, lubang jarum
menempel didinding pembuluh darah, vena
kolap atau tabung tidak vakum.
• Vena kolaps dapat terjadi bila menarik
penghisap dengan cepat, menggunakan
tabung yang terlalu besar atau jarum terlalu
kecil.
Kegagalan pengambilan darah
Hemokonsentrasi
• Hemoknsentrasi terjadi karena
pembendungan / pemasangan turniket yang
ketat dan lama ( > 1 menit), atau mengepal
telapak tangan dengan pemijatan atau
massage. Hal ini akan menyebabkan
peningkatan kadar hematokrit dan elemen
seluler lainnya, protein total,GTO,lipid total,
kolestrol dan besi (Fe). Mengepalkan tangan
berulang akan meningkatkan kalium, Flosfat
dan lakat.
Hemodilusi
• Terjadi karena pengambilan darah dilengan
dimana terdapat pemberian cairan intra vena
(infus ). Pengambilan darah di sisi influs harus
di hindari sebisanya, jika tidak memungkinkan,
hentikan infuse 3-5 menit, ambil darah
dibagian distal tempat infuse dan buang 3-5 cc
darah yang pertama diambil.
Beberapa hal yang dapat menyebabkan
hemodilusi antara lain :
• Kontaminasi oleh cairan interstitial / cairan
jaringan pada pengambilan darah didaerah
udem atau pada pasien obeis.
• Kontaminasi alcohol yang belum kering pada
pengambilan darah kapiler
• Rasio darah : antikoagulan yang tidak sesuai
Hemolisis
• Terjadi karena pengambilan darah dengan jarum
yang terlalu kecin, pengambilan darah yang sulit
dimana dilakukan manpulasi jarum, menarik
penghisap terlalu cepat,
• Mengeluarkan darah dari jarum dengan menekan
secara keras/kasar, mengocok tabung dengan
kuat, kontaminasi alcohol dan pemakaian torniket
terlalu lama. Hemolisis akan menyebabkan
peninggian analit-analit yang banyak terdapat
intrasel seperti LDH, kalium, magnesium, Fe dan
Fosfor anorganik.
Hemolisis
Sangat terpengaruh Agak terpengaruh Sedikit terpengaruh

Potasium (K) Serum Iron (Fe) Phosphor (P)


Lactic ALT (SGPT) Protein total
dehydrogenase
(LDH)
AST (SGOT) T4 Albumin
Hitung sel darah Magnesium (Mg)
(CBC)
Calcium (Ca)
Penyebab :
• Diameter jarum terlalu kecil (di atas 23 gauge).
• Menggunakan jarum kecil dengan tabung vakum
yang besar.
• Menggunakan syringe, timbul gelembung atau
buih saat darah masuk ke dalam syringe.
• Menarik pengisap syringe (plunger) terlalu cepat.
• Mengambil darah di tempat terjadinya
hematoma.
• “Mixing” tabung terlalu keras.
• Mendorong darah dari syringe ke tabung vakum.
• Mengambil spesimen dari IV lines.
• Memasang torniket terlalu dekat dengan
tempat penusukan jarum atau terlalu lama.
• Menggunakan vena tangan yang fragil.
• Melakukan penusukan jarum sebelum alkohol
kering.
• Mengambil darah melalui kateter dan
konektor yang berbeda ukuran diameter
internal.
• Tabung NaF terisi sebagian saja.
• Vena oklusi.
Kondisi pasien yang berefek hemolisis:
 Gangguan metabolik (penyakit hati, anemia
sickle cell, AIHA)
 Bahan kimia (timah, sulfonamide, obat-
obatan malaria, analgesik)
 Kondisi fisik (katub jantung mekanik, luka
bakar derajad tiga)
 Agen infeksi (parasit, bakteri).
Masuknya faktor jaringan
• Pengambilan darah yang sulit seperti pada vena
yang kecil, orang tua, anak kecil dan pasien
dengan udem atau obesitas, atau manupulasi
terlalu banyak akan menyebabkan pelepasan
factor jaringan yang akan mengaktifkan factor
pembekuan darah dan mengakibatkan perubahan
nilai pemeriksaan hemostasisi.
• Sebaiknya pengambilan darah untuk koagulasi
dilakukan dengan dua tabung.
Kontaminasi
• Pada pemeriksaan kultur darah, tindakan
asepsis yang tidak adekuat atau pengambilan
darah pada lokasi yang mengalami
peradangan akan menimbulkan kontaminasi.
Komplikasi Pengambilan
Sampel Kapiler
• Kolaps vena bila arteri tibialis robek akibat tusukan
bagian medial tumit.
• Osteomyelitis tulang tumit (Os. calcaneus).
• Bila jari neonatus ditusuk dapat menyebabkan
kerusakan saraf.
• Hematom dan hilang akses ke cabang vena yang
digunakan.
• Jaringan parut.
• Nekrosis lokal dan general (efek jangka
panjang).
• Kerusakan kulit akibat penggunaan adhesive
strips berulang-ulang. Hal ini dapat diatasi
dengan memberikan tekanan yang cukup
dan diobservasi tusukan setelah prosedur
pengambilan darah agar tidak perlu
penggunaan adhesive strips berulang-ulang.

Anda mungkin juga menyukai