Anda di halaman 1dari 11

Hukum Lingkungan dan Relasinya dengan

Nilai-Nilai Islam Berdasarkan Undang-Undang


dan Teks Agama

Kelompok 9 :
Jihan Nufel Qotrun Nada S20191135
Moh. Alfi Maulana S20191121
Khotibul Umam Oktariawan S20191091

HUKUM KELUARGA 3
A. Definisi dan Pembagian Hukum Lingkungan
Istilah lingkungan hidup yang biasa kita kenal environment : al-biah
merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, kondisi dan
makhluk hidup, termasuk manusia dan prilakunnya.

Hukum Lingkungan

Hukum Lingkungan modern Hukum Lingkungan klasik


Hukum lingkungan modern menetapkan hukum lingkungan klasik menetapkan
ketentuan dan norma-norma guna ketentuan dan norma-norma dengan
mengatur tidak perbuatan manusia tujuan terutama sekali untuk menjamin
dengan tujuan untuk melindungi penggunaan dan eksploitasi sumber-
lingkungan dari kerusakan dan sumber daya lingkungan dengan
kemerosotan mutunya demi untuk berbagai akal dan kepadaian manusia
menjamin kelestariannya agar dapat guna mencapai hasil maksimal, dan
secara langsung terus menerus digunakan dalam jangka waktu yang sesingkat-
oleh generasi sekarang maupun generasi singkatnya
mendatang.
Lingkungan Hidup Dalam Pandangan konstitusi

Pemikiran yang terdapat dalam pembukaan tersebut


dirumuskan lebih konkrit dalam Pasal 33 ayat (3) Undang-
Undang Dasar 1945 dimana disebutkan: “Bumi dan air
dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai
oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat.” Kemudian pasal 33 ayat (4)
Undang-Undang Dasar 1945 dimana disebutkan:
“Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas
demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi
berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,
kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan
kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.”
Prinsip atau Asas Lingkungan dalam Perundang-undangan
1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Kententuan-ketentuan
Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup
Asas hukum lingkungan dalam Undang-Undang No. 4 Tahun 1982 tentang
Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup dicantumkan dalam
Pasal 3, yang berbunyi “Pengelolaan lingkungan hidup berasaskan pelestarian
kemampuan lingkungan yang serasi dan seimbang untuk menunjang
pembangunan yang berkesinambungan bagi peningkatan kesejahteraan
manusia”
2. Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup

Asas hukum lingkungan dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang


Pengelolaan Lingkungan Hidup dicantumkan dalam Pasal 3 yang berbunyi
“Pengelolaan lingkungan hidup yang diselenggarakan dengan asas tanggung
jawab negara, asas berkelanjutan, dan asas manfaat bertujuan untuk
mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup
dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan
masyarakat Indonesia seluruhnya yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan
yang maha esa”
3. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup

Asas hukum lingkungan dalam Undang-Undang No. 32


Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup diaturkan dalam Pasal 2 yang berbunyi
“Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
dilaksanakan berdasarkan asas tanggung jawab negara
Definisi Lingkungan Hidup dalam Konsep Islam

Dalam bahasa arab fikih lingkungan hidup dipopulerkan dengan


istilah fiqhul bi`ah, yang terdiri dari dua kata (kalimat majemuk;
mudhaf dan mudhaf ilaih), yaitu kata fiqh dan al-bi`ah. Secara
bahasa “Fiqh” berasal dari kata Faqiha-Yafqahu-Fiqhan yang
berarti al-ilmu bis-syai`i (pengetahuan terhadap sesuatu) al-fahmu
(pemahaman). Sedangkan secara istilah, fikih adalah ilmu
pengetahuan tentang hukum-hukum syara’ yang bersifat praktis
yang diambil dari dalil-dalil tafshili (terperinci). Adapun kata “Al-
Bi`ah” dapat diartikan dengan lingkungan hidup, yaitu: Kesatuan
ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,
termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu
sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia
serta makhluk hidup lain.
Pelestarian Lingkungan Hidup dalam Al Qur'an

َ ْ‫ك ْال َحر‬


ُّ‫ث َوالنَّ ْس َل ۗ َوهَّللا ُ اَل ي ُِحب‬ ِ ْ‫وَِإ َذا تَ َولَّ ٰى َس َع ٰى ِفي اَأْلر‬
َ ِ‫ض لِيُ ْف ِس َد ِفيهَا َويُ ْهل‬
‫ْالفَ َسا َد‬
“Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk Mengadakan
kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah
tidak menyukai kebinasaan” (Q.S Al-Baqarah: 205)

Pelestarian Lingkungan Dalam Hadits

‫الربَ َذ َة‬
َّ ‫الس َر َف َو‬ ُ ‫ َوَأ َّن‬، ‫يع‬
َّ ‫ع َم َر َح َمى‬ َ ‫َأ َّن الن َّ ِب َّي صلى الله عليه وسلم َح َمى الن َّ ِق‬

“Sesungguhnya Rasulullah telah menetapkan Naqi’ sebagai daerah konservasi,


begitu pula Umar menetapkan Saraf dan Rabazah sebagai daerah konservasi”.
Pelestarian Lingkungan Dalam Perspektif
Fikih Lingkungan
pemeliharaan lingkungan merupakan upaya untuk
menciptakan kemaslahatan dan mencegah kemudharatan.
Hal ini sejalan dengan maqāsid al-syarī’ah (tujuan syariat
agama) yang terumuskan dalam kulliyāt al-khams, yaitu:
hifzu al-nafs (melindungi jiwa), hifzual-aql (melindungi
akal), hifzu al-māl (melindungi kekayaan/property), hifzu al-
nasb (melindungi keturunan), hifzu al-dīn (melindungi
agama).
Konsep Islam Mengenai Kewajiban
Memelihara Lingkungan
Dalam konteks keberadaan lingkungan sebagai prasyarat
pemeliharaan tujuan pokok agama dapat dibaca dari
Kaedah fiqih yang menjelaskan “maa la yatimmu al-
wajib illa bihi fahuwa al-wajib” (sesuatu yang wajib tidak
sempurna kecuali dengannya, maka ia juga menjadi
wajib) artinya memelihara lingkungan adalah wajib
dalam rangka memelihara agama
Etika Terhadap Lingkungan Dalam
Perspektif Islam
Menurut Muhammad Idris ada tiga tahapan dalam
beragama secara tuntas dapat menjadi sebuah
landasan etika lingkungan dalam perspektif Islam.
Pertama ta`abbud: Bahwa menjaga lingkungan adalah
impelementasi kepatuhan kepada Allah. Karena
menjaga lingkungan adalah bagian dari amanah
manusia sebagai khalifah
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai