Anda di halaman 1dari 42

M U N A J A T DAN IS T I

GFAR
Masjid al-Musyarafah
Ahad, 26 Juni 2022
DOA: permohonan dan permintaan kepada Allah agar
memenuhi kebutuhannya.
MUNAJAT: ucapan kekasih kepada yg dicintainya; ucapan
perindu kepada yang dirindukannya, menyapa dan berdialog
dengan Allah dengan penuh kerendahan
Alkisah, seorang syeikh berjalan dengan para
muridnya. Mereka melihat ada sebuah keluarga
yang sedang bertengkar dan saling berteriak.
Syeikh, “Mengapa orang saling berteriak jika
mereka sedang marah?”. Salah satu muridnya,
“Karena kehilangan kesabaran” Syekh, “Tetapi,
mengapa harus berteriak kepada orang yang
berada di sebelahnya? Bukankah pesan yang ia
sampaikan bisa diucapkan dengan cara halus?”
Muridnya pun saling beradu jawaban, namun tidak
satupun jawaban yang mereka sepakati.
Akhirnya sang Syeikh berkata, “Bila dua orang sedang
marah, maka hati mereka saling menjauh.
Untuk dapat menempuh jarak yang jauh itu, mereka
harus berteriak agar perkataannya dapat terdengar.
Semakin marah, maka akan semakin keras
teriakannya. Karena jarak kedua hati semakin jauh.
Demikian pula sebaliknya. Di saat kedua insan saling
jatuh cinta, mereka cukup berbicara lembut karena
hati mereka berdekatan.
Bahkan, begitu dekatnya mereka tidak lagi bicara,
cukup berbisik dan bahkan hanya saling
memandang.”
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku,
maka sesungguhnya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan
permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku,
maka hendaklah mereka memenuhi (perintah-Ku) dan
hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu
berada dalam kebenaran (QS. al-Baqarah [2]:186)
Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara
yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang melampaui batas (QS. al-A‘rāf [7]:55)
Abu Musa al-’Asy’ari berkata: Kami bepergian bersama
Rasulullah saw dan apabila menaiki bukit kami bertahlil dan
bertakbir dengan suara yang keras. Nabi saw lalu bersabda:

“Wahai manusia, rendahkan diri kalian karena kalian tidak


menyeru kepada Dzat yang tuli dan yang jauh. Dia selalu
bersama kalian dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Dekat.
Maha suci nama-Nya dan Maha Tinggi kebesaran-Nya” (HR.
al-Bukhari)
Kāf Hā Yā ‘Ain Shād * (Yang dibacakan ini adalah)
penjelasan tentang rahmat Tuhanmu kepada hamba-Nya,
Zakaria * ketika ia memanggil Tuhannya dengan panggilan
(suara) yang lembut * Ia berkata, “Tuhanku, sesungguhnya
tulangku telah lemah dan kepalaku telah beruban, dan aku
belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, wahai
Tuhanku * Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap
mawaliku sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang
yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau
seorang putera * yang akan mewarisi aku dan mewarisi
sebahagian keluarga Ya'qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku,
seorang yang diridhai (QS. Maryam [19]:1-6)
Tuhanku, betapa lembut-Nya Engkau kepadaku
seiring dengan besarnya kebodohanku. Betapa
sayangnya Egkau kepadaku seiring dengan jeleknya
perbuatanku
Tuhanku, betapa dekatnya Engkau kepadaku dan
betapa jauhnya aku dari-Mu
Tuhanku, betapa pengasihnya Engkau kepadaku.
Maka apa yang menghalangiku dari-Mu
Tuhanku, akulah yang fakir dalam kekayaanku.
Bagaimana aku tidak fakir dalam kefakiranku.
Tuhanku, akulah yang bodoh dalam kepintaranku.
Bagaimana aku tidak bodoh dalam kebodohanku
Tuhanku, yang layak dariku adalah celaanku, dan
yang layak dari-Mu

adalah kemulian-Mu

Munajat Ibnu ‘Athaillah al-Sakandari


Tuhanku, Junjunganku, Pelindungku
Mata banyak telah tertidur, bintang gemintang telah tenggelam Tetapi
Engkau Maharaja yang Hidup dan Terjaga
Tuhanku, raja-raja telah menutup pintu-pintunya dan tirai telah
membungkusnya. Tetapi pintu-Mu terbuka buat para peminta.
Inilah aku, memohon di depan pintu-Mu Pendosa
yang malang dan sengasara Aku menghadap-Mu,
menanti kasih-Mu
Wahai Yang Pemurah, Wahai Yang Pengasih Aku
bermohon pada-Mu, ya Rabbi
Dengan hati yang hancur, tetapi mengharapkan pertolongan Sayangi
tangisanku, demi hak al-Bait dan al-Haram
Munajat ‘Ali Zainal ‘Abidin di Arafah
1
PE R IN TAH A L L AH DA
N
AL L A H MENYUKAI oR A
Ng
Dan mohonlah ampun kepada Allah;
sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang (QS.
al-Baqarah [2]:199;
al-Muzzammil [73:20)
Abu Hurairah membacakan f irman Allah:
“Dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi
(dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan
perempuan.” (QS. Muhammad: 19)
dan bahwa Nabi saw bersabda: Sesungguhnya aku
meminta ampun kepada Allah dalam sehari sebanyak
70 kali (HR. Tirmidzi)
(yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang
menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon
ampun di waktu sahur (QS. Ali Imran [3]:17)

Dan mereka selalu memohon ampun di waktu sahur (QS.


al-Dzariyat [51]:18)
2
KARAKTER
ORANG
BERTAKWA
Dan bersegeralah kalian kepada ampunan dari Tuhanmu dan
kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan
untuk orang-orang yang bertakwa (133) .... Dan (juga) orang-orang
yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri
sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap
dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa
selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan
kejinya itu, sedang mereka mengetahui
(135) (QS. Ali ‘Imrān)
3
MENDATANGKAN
BERBAGAI
KEBERKAHAN
١١ Maka aku katakan kepada mereka, “Mohonlah ampun kepada
Tuhanmu, sesungguhnya Dia Maha Pengampun * niscaya Dia akan
mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat * dan membanyakkan
harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan
mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai
(QS. Nuh [71]: 10-12)
Hasan Al-Bashri didatangi
seseorang yang mengeluhkan
kondisi kekeringan akibat hujan
yang tak kunjung turun. Beliau
menjawab: Perbanyaklah istigfar
kepada Allah.
Lalu datang lagi orang yang
mengadukan kemiskinan diri dan
keluarganya, disusul seorang lelaki
yang meminta solusi atas Beberapa sahabat Hasan Al-
keinginannya memperoleh Bashri terheran-heran dengan
keturunan serta seseorang yang solusi yang diberikan sang ulama
mengeluhkan kondisi tanah yang dan bertanya: Mengapa engkau
tidak menghasilkan panen yang baik. memberi nasihat yang sama
Untuk ketiganya, Hasan Al- Bashri untuk permasalahan yang
menyampaikan nasihat yang sama berbeda-beda? Beliau menjawab:
yakni anjuran memperbanyak Apakah kamu tidak membaca
istigfar firman Allah QS. Nuh [71]: 10-12
Dan (Hud berkata): Hai kaumku,
mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu
bertaubatlah kepada-Nya, niscaya Dia
menurunkan hujan yang sangat deras
atasmu, dan Dia akan menambahkan
kekuatan kepada kekuatanmu, dan
janganlah kalian berpaling dengan
berbuat dosa (QS. Hud [11]: 52)
dan hendaklah kalian meminta ampun kepada Tuhanmu dan
bertaubat kepada-Nya. (Jika kalian mengerjakannya), niscaya
Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus)
kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan
Dia akan memberikan kepada setiap orang yang mempunyai
keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kalian berpaling,
maka sesungguhnya aku takut kalian akan ditimpa siksa hari
kiamat (QS. Hud [11]: 3)
4
JALAN KELUAR
DARI BERBAGAI
KESULITAN
D ar i ‘Abdullāh bin‘Abbās bahwa Rasulullah saw bersabda:

Barangsiapa membiasakan istigfar, Allah akan menjadikan untuk


setiap kesedihannya jalan keluar dan untuk setiap kesempitannya
kelapangan dan Allah akan memberinya rezeki dari arah yang tidak
disangka-sangka (HR. Abū Dāwud)
5
MENoLAK AZAB
DAN
KEBURUKAN
Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu
berada di antara mereka. Dan Allah tidak (pula) akan mengazab
mereka, sedang mereka meminta ampun (QS. al-Anfāl [8]:33)
“ Ibnu ‘Abbas berkata: di
tengah-tengah manusia
terdapat dua
penjaga/pelindung dari
siksa: Nabi saw dan
istigfar. Nabi saw sudah
tiada, maka yang tersisa
adalah istigfar
(Ibnu Katsīr, Tafsīr al-Qur’ān


al-Adzīm, 2/372)
Setiap dosa yang
dilakukan meninggalkan
bekas (dampak buruk)
pada diri seseorang dalam
bentuk sanksi/siksa; bisa
sanksi di dunia maupun
siksa di akhirat.
Ketika seseorang
beristigfar, ia memohon
agar sanksi/dosa akibat
dosa tersebut tidak
diturunkankan kepadanya
6
KEBIASAAN
PARA NABI DAN
RASUL
ISTIGFAR PARA
NABI

Tuhanku, ampuni aku, kedua


K eduanya berkata: Tuhan kami,
orangtuaku, orang mukmin yang kami telah menganiaya diri kami,
masuk ke rumahku dan kaum dan jika Engkau tidak
mukmin laki-laki dan perempuan. mengampuni kami dan mengasihi
Dan janganlah Engkau tambahkan kami, maka niscaya kami
bagi orang-orang yang zalim itu termasuk orang-orang yang
selain kebinasaan (QS. Nūh [71]:28) merugi (QS. al-A‘rāf [7]:23)
Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah
kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha
Pengasih (QS. Hūd [11]:90) Musa berkata: “Tuhanku, sesungguhnya
aku telah menganiaya diriku karena itu ampuni aku”. Maka Allah
mengampuninya, sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang (QS. al-Qashash [28]:16)
Dan kepada Tsamūd (Kami utus) saudara mereka, Saleh. Dia
berkata: “Hai kaumku, beribadahlah kepada Allah, sama sekali tidak
ada bagimu Tuhan selain-Nya. Dia telah menciptakanmu dari bumi
(tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya, karena itu mohonlah
ampunan-Nya, kemudian bertaubatlah kepada-Nya, Sesungguhnya
Tuhanku amat dekat dan memperkenankan (QS. Hūd [11]:61)
Dari al-Agharr al-Muzannī bah wa Rasulullah saw :
bersabda

Sesungguhnya hatiku terkadang lalai (dari mengingat


Allah), maka aku beristighfar kepada Allah dalam sehari
sebanyak seratus kali (HR. Muslim)
Dari Syaddad bin Aus bahwa Nabi saw
bersabda:Istighfâr yang paling baik (sayyidul
istgfar) adalah

(Ya Allâh, Engkau adalah Rabbku, tidak ada Ilah yang berhak
diibadahi dengan benar selain Engkau. Engkau yang menciptakan
aku dan aku adalah hamba-Mu. Aku menetapi perjanjian-Mu dan
janji-Mu sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu
dari keburukan perbuatanku, aku mengakui nikmat-Mu kepadaku
dan aku mengakui dosaku kepada-Mu, maka ampunilah aku. Sebab
tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau).
“ Barangsiapa
mengucapkannya di waktu
siang dengan penuh
keyakinan lalu meninggal
pada hari itu sebelum waktu
sore, maka ia termasuk
penghuni surga.
Barangsiapa membacanya di
waktu malam dengan penuh
keyakinan lalu meninggal
sebelum masuk waktu pagi,
maka ia termasuk penghuni
surga (HR. Bukhari, Nasâ-i,

Ahmad, al-Thabrani)
Ibnu Umar berkata: Nabi saw
dalam satu majelis sebelum
bangkit, beliau suka membaca

sebanyak 100 k ali:


dan terimalah taubatku,
sesungguhnya Engkau Maha
Penerima taubat dan Maha
Pengampun (HR. Tirmidzi)
Apabila telah datang pertolongan Allah dan
kemenangan * dan kamu lihat manusia masuk
agama Allah dengan berbondong-bondong * maka
bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan
mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia
adalah Maha Penerima taubat
(QS. al-Nashr [110]:1-3)
setelah turunnya surah ini,
Rasulullah Saw sering
membaca:

Maha Suci Engkau, ya Allah dan dengan


memuji-Mu. Ya Allah, ampunilah aku,
sesungguhnya Engkau Maha Penerima
Taubat dan Maha Pengasih
PERTAM
A
di saat menghadapi perjuangan dalam membela kebenaran, bisa
jadi terbetik keraguan akan pertolongan Allah atau kekesalan
akan keterlambatan datangnya bantuan Ilahi, sebagaimana yang
dialami oleh kaum Muslim dalam perang Ahzab yang
berprasangka buruk kepada Allah (QS. al-Ahzab [33]:10).
Maka ketika kemenangan itu datang, prasangka itu adalah keliru.
Karenanya kita perlu beristigfar.
KEDU
A
setelah kemenangan diperoleh, seringkali muncul
perasaan bangga dan angkuh, bahkan keinginan untuk
melakukan balas dendam kepada musuh. Dengan
istigfar perasaan itu diharapkan dapat ditekan.
Ketika Rasul Saw berhasil
menaklukan Mekah (Fathu Mallah),
beliau menundukkan kepala
dengan penuh kerendahan hati.
Ketika sebagian sahabat ada yang
berkata, Hadza Yaum al-Malhamah
(Inilah hari pertempuran yang
seru), Nabi menegurnya dan
berkata, Hadza Yaum al-Marhamah
(Inilah hari kasih sayang)

Anda mungkin juga menyukai