Anda di halaman 1dari 169

MANAJEMEN ASET TERPADU

LPKMI - JAKARTA
Tujuan
• Memahami pentingnya pengelolaan • Melakukan pengambilan keputusan
aset secara profesional, terpadu dan dalam pengelolaan aset yang efisien,
terintegrasi. cepat dan akurat, mengurangi
• Mengaplikasikan pengelolaan aset pemborosan / kerugian, mencegah
secara terpadu, dan komprehensip duplikasi pengadaan aset, dan
mulai dari planning, pengadaan, mencegah hilangnya aset, .
verifikasi, pencatatan, codering, • Memahami pentingnya implementasi
penyimpanan, pergudangan, sistem informasi manajemen aset
pemeliharaan, pergerakan / mutasi, yang terpadu, komprehensip dan
penjualan, penghapusan, sistem terintegrasi dalam laporan keuangan
informasi monitoring dan evaluasi perusahaan ( Balansheet, Income
Statement dan Cash Flow )
INTRODUCTION OF
ASSET MANAGEMENT

Setiap organisasi, perusahaan swasta,


maupun pemerintah tentu memiliki aset
baik yang berwujud (tangible) maupun
tidak berwujud (intagible), yang harus
dikelola dengan efektif dan efisien
sehingga aset tersebut dapat
memberikan manfaat tertinggi
Contents
Definisi Aset

Bentuk-bentuk Aset

Tujuan dan Sasaran keberadaan Aset

Siklus Hidup (Life cycle) Aset


Definisi - Neraca
Aset = Kekayaan
• Tangible Asset : tanah, gedung, peralatan dan mesin,
• Intangible Asset : hak kekayaan intelektual, hak cipta, hak paten
dan lain-lain.

Aset adalah barang atau sesuatu yang dimiliki oleh seseorang,


organisasi (swasta maupun pemerintah) yang memiliki:
• Nilai ekonomi
• Nilai komersial
• Nilai tukar
Aset sebagai Aktiva
• Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Aktiva adalah (harta) kekayaan, baik yang
berupa uang maupun benda lain yang dapat dinilai dengan uang ataupun yang
tidak berwujud secara nyata, seperti hak paten.
• Menurut Wikipedia, Aset / aktiva adalah sumber ekonomi yang diharapkan
memberikan manfaat usaha di kemudian hari. Aset dimasukkan dalam neraca
dengan saldo normal debit.
• Menurut PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No. 16 revisi tahun
2011, Aset adalah semua kekayaan yang dimiliki oleh seseorang atau perusahaan,
baik berwujud maupun tidak berwujud yang berharga atau bernilai yang akan
mendatangkan manfaat bagi seseorang atau perusahaan tersebut.
• Menurut Munawir (2007:30), Aset adalah sarana atau sumber daya yang memiliki
nilai ekonomis yang dapat mendukung perusahaan dalam harga perolehannya atau
nilai wajar harus diukur secara obyektif.
Sifat Utama Aset atau Aktiva
• Kepemilikan : Aset mewakili suatu kepemilikan yang pada
akhirnya dapat diubah menjadi uang tunai dan setara kas.
• Nilai Ekonomi : Aset memiliki nilai ekonomi dan dapat
ditukar atau dijual.
• Sumber Daya : Aset adalah sumber daya yang dapat
digunakan untuk menghasilkan manfaat ekonomi di masa
depan
Jenis-jenis Aset (Aktiva) dan Pengklasifikasiannya

3 golongan kalsifikasi utama:


1. berdasarkan Konvertibilitas,
2. berdasarkan Keberadaan Fisik dan
3. berdasarkan Penggunaannya.
1. KONVERTIBILITAS (Convertibility)

kemudahan suatu aset untuk dapat ditukarkan


menjadi uang tunai.
Ada dua jenis yaitu
1.1. Aktiva Lancar (Current) dan
1.2. Aktiva tidak lancar. (Non-Current)
1.1. Aset Lancar (Aktiva Lancar)/Currents Assets

Mudah dikonversi mjd Uang Tunai dan setara kas.:


• Kas
• Surat-surat Berharga (saham, obligasi)
• Piutang Dagang
• Perlengkapan Kantor
• Persediaan Barang Dagang
• Deposito Jangka Pendek
1.2. Aset/Aktiva Tidak Lancar/Non-Currents

Tidak Mudah dikonversi


• Tanah
• Bangunan
• Mesin
• Peralatan
• Paten
• Merek Dagang
2. KEBERADAAN FISIK (Physical Existence)

1. Tangible Assets (Aset Berwujud) dan


2. Intangible Assets (Aset Tidak Berwujud).
2.1. Aset Berwujud (Tangible Assets)
• Tanah
• Bangunan
• Mesin
• Peralatan
• Kas
• Peralatan Kantor
• Persediaan Barang Dagang
• Surat berharga (Saham, Obligasi)
2.2. Aset Tak Berwujud (Intangible Assets)
• Good will (Nilai lebih yang dipunyai perusahaan dikarenakan
keistimewaan tertentu)
• Hak Paten
• Hak Cipta
• Hak Sewa
• Merek Dagang
• Izin
• Kekayaan intelektual perusahaan
3. PENGGUNAANNYA (Usage)
Aset diklasifikasikan menjadi
1. Aset operasional dan
2. Aset non-operasional.
3.1. Aset Operasi (Operational Assets)
Aset operasional adalah aset yang diperlukan dalam operasi bisnis sehari-hari. Dengan
kata lain, aset operasi digunakan untuk menghasilkan pendapatan. Contoh aset operasi
meliputi:
• Kas
• persediaan
• Bangunan
• Mesin
• Peralatan
• Hak Paten
• Hak Cipta
• Goodwill
3.2. Aset Non-Operasi (Assets Non-Operational)

Aset non-operasional adalah aset yang tidak diperlukan untuk


operasi bisnis sehari-hari tetapi masih dapat menghasilkan
pendapatan. Contoh aset non-operasional ini diantaranya
seperti :
• Investasi jangka pendek
• Surat berharga (Saham, Obligasi)
• Tanah kosong
• Penghasilan bunga dari deposito tetap
PROSES PERENCANAAN ASET
Proses perencanaan
aset hendaknya
menyesuaikan
prospektif permintaan
aset dengan profil
penawaran aset.
Sebagaimana
ditunjukkan pada
diagram disamping.

Sumber: Australian National


Audit Office
Diagram di atas mengilustrasikan 4 tahap pendekatan:

1. Menentukan Kebutuhan Aset


2. Mengevaluasi Aset-Aset yang Telah Ada
3. Membandingkan antara Permintaan dan Penawaran
4. Strategi Manajemen Aset
1.  Menentukan Kebutuhan Aset
• Dengan menyertakan perencanaan aset ke dalam kerangka • Ketika mengidentifikasi kebutuhan sumber daya,
perencanaan strategis, implikasi jangka panjang dari organisasi harus mempertimbangkan solusi nonaset.
pengambilan keputusan pada tingkat corporate (corporate Berikut ini adalah solusisolusi yang akan mengeliminasi,
level) terhadap aset dapat diidentifikasi dan respon yang mengurangi, atau membatasi kebutuhan organisasi
memadai dapat disusun.
untuk memiliki aset baru, antara lain:
• Alasan utama untuk membuat/mengadakan, – Desain ulang terhadap pelayanan;
mengoperasikan, dan memelihara aset bagi organisasi sektor
– Meningkatkan penggunaan atas aset-aset yang ada (existing
publik adalah untuk mendukung penyediaan pelayanan.
asset);
Untuk memastikan bahwa hal itu terwujud, sebagai langkah
– Menggunakan/melibatkan sektor privat.
pertama, organisasi harus menyusun/mengembangkan
strategi penyediaan pelayanan yang: • Dengan mendefinisikan pelayanan yang akan diberikan,
– menjelaskan ruang lingkup, standar, dan tingkat pelayanan yang dan setelah mempertimbangkan solusi-solusi non-aset,
akan diberikan; maka pelayanan-pelayanan yang memerlukan dukungan
– menilai metode pemberian pelayanan tersebut; aset dapat diidentifikasi. Selain itu, dalam menganalisis
– mengidentifikasi sumber daya, termasuk aset, yang dibutuhkan solusi-solusi non-aset organisasi harus
untuk menyediakan pelayanan;
mempertimbangkan durasi organisasi dan antisipasi
– menentukan, apabila mungkin, metode pencatatan permintaan
pelayanan. perkembangan organisasi di masa depan.
2.  Mengevaluasi Aset-Aset yang Telah Ada
• Aset harus dievaluasi dalam hal:
– Kondisi fisiknya;
– Fungsionalitasnya;
– Penghematannya; dan
– Kinerja finansialnya.
• Efektivitas dari aset-aset yang ada dalam
mendukung penyediaan pelayanan juga harus
ditentukan. Proses ini menganggap standar
kondisi dan kinerja yang memadai disusun
untuk aset.
• Gambar berikut ini adalah proses
pemantauan (monitoring) kinerja Hasil dari
evaluasi harus disertakan dalam laporan
kinerja yang terintegrasi.
3.  Membandingkan antara Permintaan dan Penawaran
• Perencanaan pada tingkat strategis • Aset-aset yang ada yang masih diperlukan
(strategic level) akan memberikan dan masih mampu (capable) mendukung
perbandingan antara aset-aset yang penyediaan pelayanan;
dibutuhkan untuk penyediaan • Aset-aset yang ada yang masih dibutuhkan
pelayanan dan aset-aset yang saat ini tetapi berada di bawah standar dan
memerlukan perbaikan guna memenuhi
tersedia dan/atau sedang dilakukan
kebutuhan penyediaan pelayanan;
pengadaan. Dalam hal ini organisasi
• Aset-aset yang berlebih (surplus) untuk
mampu mengidentifikasi:  penyediaan pelayanan dan dapat
dihapuskan; dan
• Aset-aset yang harus dihapuskan untuk
memenuhi kebutuhan penyediaan
pelayanan.
4.  Strategi Manajemen Aset
• Dengan melakukan evaluasi atas biaya • Rencana pengadaan, yang menjelaskan aset-
aset yang dibutuhkan atau diganti dalam
siklus hidup, manfaat, dan risiko yang periode perencanaan dan yang menyusun
terkait dengan masing-masing sumber dan biaya pendanaan untuk pengadaan.
alternatif, strategi akan • Rencana operasional menjelaskan kebijakan
mengidentifikasi pendekatan yang penggunaan aset yang telah ada dan mungkin
paling memadai untuk memenuhi mencakup hal-hal seperti jam operasi,
pemakaian, keamanan, manajemen energi dan
kebutuhan pemberian pelayanan:  pembersihan.
• Rencana pemeliharaan menyusun standar atas
aset-aset yang akan dipelihara, bagaimana
standar akan dicapai, dan bagaimana pelayanan
pemeliharaan akan diberikan.
• Rencana penghapusan akan menjelaskan
seluruh aset yang akan dihapuskan dalam
periode perencanaan, metode penghapusan
yang dipilih dan hasil yang diharapkan dari
A. Pengertian Pengadaan Aset
• Manajemen pengadaan suatu • Pengadaan aset merupakan
aset merupakan suatu upaya rangkaian aktivitas untuk
dalam merencanakan, mendapatkan aset yang
melaksanakan, dan dilaksanakan oleh pihak internal
mengendalikan kegiatan maupun eksternal yang menjadi
mendapatkan aset/ barang dan penyedia aset yang bersangkutan.
jasa secara efektif dan efisien. • Pada pelaksanaannya, perlu
dilakukan perencanaan yang
matang dengan cara
mengidentifikasi kebutuhan aset
dan beberapa informasi yang
mendukung
Pengadaan Aset
• Tujuan Umum dari manajemen pengadaan
adalah memperoleh aset yang berasal dari
pihak internal maupun eksternal
Tujuan khusus Pengadaan Aset
1. Public confidence 2. Efficiency and 3. Policy compliance
effectiveness dan consistency
Melakukan pengadaan
aset dengan Merupakan salah satu Pelaksanaan kebijakan
menciptakan cara untuk mewujudkan pengadaan suatu aset
kepercayaan publik. nilai aset tertinggi hingga sesuai dengan
Dalam pelaksanaannya mencapai nilai efisiensi. isu/tuntutan yang
terdapat prinsip yang Sehingga perusahaan berkembang seperti
mendukung yaitu dapat meraih outcome misalnya kebijakan yang
prinsip akuntabilitas, secara maksimal. berorientasi pada kondisi
transparansi, equity, tertentu.
hingga prosesnya yang
adil.
B. Jenis Cara Pengadaan Aset/Barang dan Jasa
• Umumnya, jenis pengadaan aset dilakukan melalui dua
cara yaitu melalui pihak dalam dan pihak luar. Untuk
pihak dalam biasanya disebut dengan “swakelola” yang
merupakan pengadaan kebutuhan aset yang dikelola oleh
perusahaan atau pihak yang bersangkutan.
• Adapun pengelolaan swakelola dilakukan oleh pengguna
barang /jasa, instansi/perusahaan, kelompok masyarakat
(LSM), dan penerima hibah
Pengadaan melalui pihak luar dilakukan dengan cara:

1. Pelelangan umum, metode pemilihan penyedia 5. Seleksi umum dan sederhana, metode pemilihan
pengadaan suatu aset dari penyedia barang atau penyedia pengadaan aset yang dilakukan oleh
konstruksi jasa yang bersangkutan dan memenuhi semua penyedia yang memenuhi syarat dan
syarat. dilakukan dengan sederhana oleh perusahaan
2. Pelelangan terbatas, adalah sebuah metode yang bersangkutan.
pemilihan penyedia pekerja konstruksi dalam 6. Sayembara dan kontes, sayembara merupakan
jumlah yang terbatas. pemilihan penyedia pengadaan suatu aset dengan
3. Pelelangan sederhana, pada pelelangan ini gagasan, kreativitas dan inovasi tertentu yang
menggunakan metode pemilihan penyedia tidak ditetapkan berdasarkan harga tertentu.
barang/jasa dengan nilai paling tinggi mencapai 7. Penunjukan dan pengadaan langsung,
Rp 200 juta. penunjukan langsung adalah pemilihan penyedia
4. Pemilihan langsung, merupakan salah satu pengadaan suatu aset dengan menunjuk secara
metode yang menerapkan pemilihan penyedia langsung. Pengadaan langsung adalah pengadaan
barang/jasa untuk pekerja yang memiliki nilai suatu aset tanpa melalui pelelangan atau seleksi
paling tinggi mencapai Rp 200 juta. apapun.
C. Prinsip Pengadaan Aset/Barang
1. Efisien 5. Bersaing
Proses pengadaan suatu aset barang dan jasa dilakukan Pengadaan berbagai aset yang dilakukan dapat bersaing
dengan cara yang efisien. Yang dimaksud dengan efisien adalah dengan cara yang sehat dan sportif. Persaingan ini dilakukan
penggunaan dana dengan batas tertentu dalam rangka oleh semua penyedia aset yang telah memenuhi persyaratan
mencapai kualitas dan sasaran waktu yang telah ditentukan. tertentu. Sehingga barang/jasa yang diperoleh tanpa ada
2. Efektif intervensi yang mengganggu mekanisme pasar.
Pengadaan berbagai aset dilakukan sesuai dengan kebutuhan 6. Adil
dan sasaran yang telah direncanakan sebelumnya. Dengan Pengadaan berbagai aset dilakukan oleh semua penyedia
begitu, manfaat yang diraih akan lebih maksimal. barang/jasa dengan cara yang adil tanpa memberatkan
3. Transparan sebelah pihak. Namun tetap memperhatikan ketentuan dan
kepentingan yang berkaitan dengan prosedurnya.
Dalam penerapannya, segala informasi dan ketentuan yang
berkaitan dengan pengadaan harus bersifat jelas. Sehingga 7. Akuntabel
semua pelaksanaannya dapat diketahui oleh semua penyedia Pelaksanaan pengadaan berbagai aset sesuai dengan aturan
barang/jasa sekaligus masyarakat pada umumnya. yang terkait dan dapat dipertanggungjawabkan.
4. Terbuka
Proses pengadaan dapat dilakukan oleh siapa saja terutama
bagi penyedia aset/barang dan jasa yang memenuhi kriteria
dan persyaratan yang telah ditetapkan atau sesuai prosedur
yang jelas.
Pencatatan Aset
• Pencatatan sangat penting di berbagai hal,
karena dengan mencatat kita akan tahu
historisnya serta akan sangat berguna sewaktu
– waktu. Mencatat butuh kedisiplinan dan
komitmen agar menghasilkan data yang akurat.
Contoh Penerapan Pencatatan Aset

1. Nilai Aset; perlu dicatat karena kita akan 4. Asuransi; Untuk mendapatkan klaim asuransi
membutuhkan ketika perlu untuk penyusutan, memerlukan bukti pembelian aset serta
perpajakan serta laporan keuangan. jangan lupa mencatat informasi mengenai
2. Pemilik; Nama pemilik, no telepon dan alamat syarat dan ketentuan ruang lingkup asuransi.
sangat diperlukan untuk data kita sehingga
apabila ada suatu masalah di kemudian hari, 5. Warisan; Membuat daftar inventaris warisan
kita masih bisa berkomunikasi. dari orang tua.
3. Dokumentasi; Penyimpanan dokumen perlu
diperhatikan dalam pencatatan, karena
apabila hilang kita tidak memiliki data lagi.
Metode Pencatatan Aktiva atau Aset Tetap
1. Diperoleh melalui Pembelian Tunai Contoh pencatatan melalui pembelian tunai:
Metode ini digunakan untuk aktiva tetap yang PT ABC membeli mesin percetakan seharga
diperoleh dari pembelian tunai dan dicatat dalam 200.000.000 dan biaya yang timbul atas pembelian
pembukuan dengan sejumlah sebesar uang yang mesin tersebut seperti PPN sebesar 20.000.000 dan
dikeluarkan. Jumlah uang yang dikeluarkan untuk telah dibayarkan secara tunai melalui rekening bank
memperoleh aktiva tetap termasuk harga yang PT ABC
tercantum di faktur dan semua biaya yang Maka pencatatan atas pembelian mesin tersebut di
dikeluarkan agar aktiva tetap tersebut siap dipakai. catat sbb :
– Harga mesin: Rp. 200.000.000
– PPN: Rp. 20.000.000
Apabila dalam pembelian aktiva tetap ada potongan
– Total: Rp. 220.000.000
tunai, maka potongan tunai tersebut merupakan
pengurangan terhadap harga faktur, tidak • Maka transaksi pembelian aset mesin sebagai
memandang apakah potongan itu didapat atau berikut:
tidak. Dan apabila dalam suatu pembelian diperoleh – Debet rekening Mesin: Rp. 220.000.000
– Kredit Rek. Kas/Bank: Rp. 220.000.000
lebih dari satu macam aktiva tetap maka harga
perolehan harus dialokasikan pada masing-masing
aktiva tetap.
Metode Pencatatan Aktiva atau Aset Tetap
2. Diperoleh dari angsuran atau kredit Contoh pencatatan melalui angsuran atau kredit:
Metode pencatatan aktiva atau aset tetap ini Pada tanggal 1 Sept 2021 PT. ABC membeli sebuah
digunakan untuk aktiva tetap yang diperoleh dari Mobil dengan cara mencicil seharga Rp. 100.000.000
pembelian angsuran atau kredit, maka dalam harga dengan uang muka Rp. 28.000.000 sisanya diangsur
perolehan aktiva tetap tidak boleh termasuk bunga. setiap bulan selama tiga tahun dengan bunga 12%
Bunga selama masa angsuran baik jelas-jelas per tahun.
dinyatakan atau tidak dinyatakan tersendiri, harus Perolehan aktiva tetap:
dikeluarkan dari harga perolehan dan dibebankan – Harga : Rp. 100.000.000
sebagai biaya bunga. – Uang muka : Rp. 28.000.000
– Hutang : Rp. 72.000.000
Cara pencatatannya adalah pembayaran setiap tahun Maka Pencatatan asset mobil sbb :
dibuat jurnal yang mengurangi utang sebesar pokok – Debet rekening Mobil : Rp. 100.000
pinjaman yang dilunasi dan mendebit biaya bunga – Kredit rekening Kas : Rp. 28.000.000
untuk tahun yang bersangkutan dan kreditnya kas – Hutang : Rp. 72.000.000
sebesar angsuran. Untuk mencatat angsuran dan bunga per bulan sbb :
– Debet rekening Hutang : Rp. 2.000.000
– Biaya bunga : Rp. 720.000
– Kredit rekening Kas : Rp. 2.720.000
Metode Pencatatan Aktiva atau Aset Tetap
3. Diperoleh melalui Ditukar dengan Surat-surat Contoh pencatatan melalui ditukar dengan surat
Berharga beharga:
Metode pencatatan aktiva atau aset tetap ini Pada tanggal 1 Sept 2021 PT. ABC membeli sebuah
digunakan untuk aktiva tetap yang diperoleh dengan gedung seharga Rp.1 Milyar dengan cara menerbitkan
cara ditukar dengan saham atau obligasi perusahaan, surat kepemilikan saham perolehan sebanyak
dicatat dalam buku besar sebesar harga pasar saham 100.000 lembar saham biasa seharga 10.000 per
atau obligasi yang digunakan sebagai penukar. lembar saham sementara diketahui nilai pasar per
Apabila harga pasar saham atau obligasi itu tidak lembar sahamnya pada saat itu sebesar 11.000 per
diketahui, maka harga perolehan aktiva tetap lembar sahamnya.
ditentukan sebesar harga pasar aktiva tersebut. – Saham biasa: 100.000 x 10.000 = Rp. 1.000.000.000
– selisih nilai saham dan nilai pasar saham: 1.000 x
10.000 = Rp. 100.000.000 - (dicatat sebagai agio
saham biasa)
maka pencatatan perolehan gedung adalah sbb:

– Gedung : Rp. 1.100.000.000


– Saham Biasa : Rp. 1.000.000.000
Metode Pencatatan Aktiva atau Aset Tetap
4. Diperoleh melalui Ditukar/penukaran dengan Contoh pencatatan melalui ditukar dengan surat
Surat-surat Berharga beharga:
Metode pencatatan aktiva atau aset tetap ini Pada tanggal 1 Sept 2021 PT. ABC membeli sebuah
digunakan untuk aktiva tetap yang diperoleh dengan gedung seharga Rp.1 Milyar dengan cara
cara ditukar dengan saham atau obligasi perusahaan, menerbitkan surat kepemilikan saham perolehan
dicatat dalam buku besar sebesar harga pasar saham sebanyak 100.000 lembar saham biasa seharga
atau obligasi yang digunakan sebagai penukar. 10.000 per lembar saham sementara diketahui nilai
Apabila harga pasar saham atau obligasi itu tidak pasar per lembar sahamnya pada saat itu sebesar
diketahui, maka harga perolehan aktiva tetap 11.000 per lembar sahamnya.
ditentukan sebesar harga pasar aktiva tersebut. – Saham biasa: 100.000 x 10.000 = Rp.
1.000.000.000
– selisih nilai saham dan nilai pasar saham: 1.000 x
10.000 = Rp. 100.000.000 - (dicatat sebagai agio
saham biasa)
maka pencatatan perolehan gedung adalah sbb:
– Gedung : Rp. 1.100.000.000
– Saham Biasa : Rp. 1.000.000.000
Metode Pencatatan Aktiva atau Aset Tetap
5. Diperoleh melalui cara ditukar dengan aktiva – Mobil Rp100.000.000,
tetap yang lain (Trade-In) – Ak.penyusutan Rp20.000.000,
Metode pencatatan aktiva atau aset tetap ini digunakan – Nilai Buku Mobil Rp80.000.000
untuk pembelian aktiva tetap dengan cara tukar – Harga Mesin Rp90.000.000
menukar atau istilah populernya “tukar tambah/Trade- – selisih nilai buku buku mobil dan nilai mesin sebesar
In”. Aktiva lama digunakan untuk membayar aktiva baru Rp. 10.000.000
baik seluruhnya atau sebagian di mana kekurangannya
– Kas yang dibayarkan Rp5.000.000
dibayar tunai.
– Ada selisih keuntungan pertukaran asset
Kondisi seperti ini prinsip harga perolehan tetap harus
Rp5.000.000
digunakan, yaitu aktiva baru dikapitalisasikan dengan
jumlah sebesar harga aktiva lama ditambah uang yang
dibayarkan (kalau ada) atau dikapitalisasikan sebesar maka pencatatan atas pertukaran asset tetap sbb:
harga pasar aktiva baru yang diterima.
Contoh : – Dr. Mesin Rp. 90.000.000
PT. ABC menukarkan kendaraan mobilnya dengan – Akumulasi Penyusutan Mobil Rp20.000.000
sebuah mesin. Harga perolehan mobil Rp. 100.000.000, – Cr. Mobil Rp. 100.000.000
Akumulasi penyusutan pada saat penukaran adalah Rp. – Kas Rp5.000.000
20.000.000, Harga Mesin Rp. 90.000.000, dalam

Metode Pencatatan Aktiva atau Aset Tetap
6. Diperoleh dengan cara dibuat sendiri
Semua biaya yang dibebankan untuk pembuatan aktiva
sendiri seperti bahan, upah langsung, dan factory
overhead langsung serta biaya factory overhead tidak
langsung.
Ada 2 cara untuk membebankan biaya factory overhead
yaitu:
Maka pencatatan asset
• Kenaikan biaya factory overhead yang dibebankan tetapnya sbb:
pada aktiva yang dibuat.
• Biaya factory overhead dialokasikan dengan tarif
1. Dr. Listrik 800 9. Cr. Kas 2000
untuk pembuatan aktiva dan produksi
2. Gedung 200 10. Dr. Telepon 300
Contoh pencatatan aktiva atau aset tetap yang
diperoleh dengan cara dibuat sendiri: 3. Cr. Kas 1000 11. Gedung 200
4. Dr. Water supplies 600 12. Cr. Kas 500
PT ABC sejak 1 Juni 2021 melakukan perluasan pabrik 5. Gedung 200 13. Dr. Office supplies 500
dengan membangun gedung baru. PT ABC sudah sejak 6. Cr. Kas 800 14. Gedung 300
10 tahun yang lalu produksinya. Dari Laporan Rugi laba 7. Dr. Overtime cost 1500 15. Cr. Kas 800
PT. ABC, didapat data sebagai berikut : 8. Gedung 500
Inventarisasi Aset
Definisi Inventarisasi
• Menurut KBBI, yang dimaksud dengan inventarisasi adalah
daftar yang memuat semua barang milik kantor (sekolah,
perusahaan, dsb) yg dipakai dalam melaksanakan tugas.
• Menurut Chabib Soleh dan Heru Rochmansjah
"Inventarisasi merupakan kegiatan/tindakan untuk
melakukan penghitungan,pengurusan,penyelenggaraan
peraturan,pencatatan data dan pelaporan barang milik
daerah dalam unit pemakaian".
• Dll.
Tujuan utama inventarisasi
Dalam buku Manajemen Aset Pariwisata
(Sugiama, 2013) tujuan utama Inventarisasi Aset
ada tiga yaitu:
1. Menciptakan tertib administrasi,
2. Pengamanan aset
3. Pengendalian dan pengawasan aset.
Tujuan khusus inventarisasi
1. Untuk menjaga ketertiban administrasi barang yang dimiliki
2. Untuk menghemat keuangan
3. Sebagai bahan pedoman untuk menghitung kekayaan
4. Untuk memudahkan pengawasan dan pengendalian barang
5. Memberikan data dan informasi untuk dijadikan bahan/pedoman dalam penyaluran
barang
6. Memberikan data dan informasi dalam
7. Menentukan keadaan barang (barang yang rusak/tua) sebagai dasar untuk
menetapkan penghapusannya
8. Memberikan data dan informasi dalam rangka memudahkan pengawasan dan
pengendalian barang. 
Secara garis besar, proses inventarisasi aset meliputi:

1. Preparation 2. Execution 3. Finishing


Tahap persiapan Tahap pelaksanaan Tahap akhir
biasa dimulai dari dimulai ketika seluruh berkaitan dengan
tahap preparation proses hasil laporan
mapping kondisi
dipenuhi, dimana
aset, lokasi aset, prosedur dalam
pelaksanaan
SDM perusahaan inventarisasi dijalankan inventarisasi sampai
sampai teknis sesuai dengan schedule dengan laporan final
pelaksanaan dan kompetensi SDM hasil inventarisasi.
inventarisasi aset. inventarisasi.

Agar hasil inventarisasi dapat maksimal, biasa diintegrasikan dengan sistem informasi akuntansi dan
software yang memadai dalam pengelolaan aset perusahaan, sehingga dapat diketahui aset yang
harus dimiliki perusahaan dapat digunakan tepat guna sesuai fungsi nya dalam mendukung kegiatan
Ketentuan Pelaksanaan Inventarisasi
1. Memberi koding pada 3. Membuat Daftar Rekapitulasi
barang-barang yang Tahunan Laporan triwulan
diinventarisasikan. mutasi barang inventaris yaitu
daftar tempat mencatat
2. Barang-barang inventaris penambahan dan pengurangan
sekolah harus diberi tanda barang inventaris pada suatu
dengan menggunakan kode- organisasi selama triwulan yang
kode barang sesuai dengan bersangkutan.
petunjuk yang terdapat 4. Daftar isian inventaris yaitu
dalam Manual Administrasi tempat mencatat semua barang
inventaris menurut golongan
barang.
atau klasifikasi yang telah
Bentuk Aset
Modul Inventarisasi
• Perekaman Data Barang untuk dikelompokkan
ke dalam Kategori Barang dan Unit Kerja yang
bertanggung jawab terhadap barang tersebut.
Hasil dari perekaman tersebut secara otomatis
membentuk Kode Barang
TERIMA KASIH
Perekaman Data Barang kemudian dapat dikelompokkan
ke dalam inventarisasi, seperti di bawah ini:
1. Inventarisasi Tanah, meliputi: Harga, Tanggal 5. Inventarisasi Ruang, perekaman Inventarisasi
Perolehan, Lokasi, Luas, Surat Tanah, Unit Pemakai, Barang yang meliputi: Peralatan Kantor, Komputer,
Pengadaan, Catatan Pengisi, Pengesahan, dan Alat-alat, dll. Barang yang menempati suatu ruang
Mutasi. tertentu akan di masukkan dalam Inventarisasi
2. Inventarisasi Gedung, meliputi: No. KIB Tanah yang Ruang.
ditempati, Luas, Lokasi, Tahun Guna, Harga, Tanggal 6. Inventarisasi Lokasi Lainnya, yaitu perekaman
Perolehan, Lokasi, Luas, Surat Tanah, Unit Pemakai, Inventarisasi Barang Lainnya yang tidak menempati
Pengadaan, Catatan Pengisi, Pengesahan, dan suatu ruang tertentu, melainkan lokasi yang bukan
Mutasi. milik.
3. Inventarisasi Kendaraan Bermotor / Alat Angkutan 7. Pencarian Inventaris, suatu barang dapat
(Motor), meliputi: Detail Mesin (Merk, Tipe, dilakukan pada seluruh aset yang ada, atau per
Perakitan, Daya Mesin, dan lainnya), Harga, Tanggal kategori kelompok, dan atau per unit kerja tempat
Perolehan, Kelengkapan Motor (helm, jaket, stnk, barang itu berada, dan atau kondisi barang, dan
dll), Unit Pemakai, Pengadaan, Catatan Pengisi, atau status barang.
Pengesahan, dan Mutasi. 8. Cetak Daftar Inventaris, dapat dilakukan dengan 2
4. Inventarisasi Senjata Api, meliputi: Merk, Tipe, model, yaitu: model Cetak Kartu Inventaris tiap
Kaliber, No. Pabrik, Harga, Tanggal Perolehan, barang, dan Cetak Daftar Inventaris, untuk
Kelengkapan Senjata, Unit Pemakai, Pengadaan, digunakan sebagai Pelaporan atau Arsip.
Berikut contoh tabel dalam mencatat barang inventaris:
Manajemen Penyimpanan Aset
Menyimpan Aset
1. Penyimpanan Dokumen Aset 2. Penyimpanan Aset
Saat pertama membeli aset, kita Aset merupakan harta yang wajib kita
pasti mendapat dokumen seperti: jaga agar tidak rusak dan membuat kita
rugi sebelum menggunakannya. Lalu
nota pembelian, tanda terima, bagaimana cara menjaganya dengan
serta dokumen legal. Kita harus baik. Berikut ini adalah sebagian cara
menyimpan nota pembelian menyimpan aset:
karena disana memuat data – 1. Memastikan tempat untuk
data penting. Misalnya saja ketika menyimpan aset aman. Misalnya: kita
memiliki aset emas, maka simpanlah
tempat kita membeli aset masih
di brankas jangan di bawah bantal.
mencatatnya ke dalam hutang, 2. Memberi label di aset agar mudah kita
sedangkan kita telah control kapan umur ekonomisnya
melunasinya. Maka kita bisa habis, dan darimana kita membeli.
menggunakan bukti nota yang 3. Memastikan keamanannya dari tindak
kita pegang (biasanya apabila criminal maupun bencana alam.
4. Mengikuti standar penyimpanan yang
telah lunas, kita pegang nota
Penerimaan Aset

fisik barang dokumen

“Menerima fisik barang dari pabrik,


prinsipal atau distributor yang
disesuaikan dengan dokumen dan
dalam kondisi yang sesuai dengan
persyaratan penanganan barangnya”
persyaratan penanganan
Trik Penerimaan Barang

1. Sopir tidur, hitunganpun hancur


2. Siapa bayar dia yang lancar
3. Dokumen kurang, tetapi karena penting barangnya
maka tetap diproses
4. “Beda dikit, ah cincaylah”
5. Meletakkan barang yang tersisa atau salah dari
penerimaan barang disembarang tempat
6. Malas melakukan pengecekan barang full pallet
7. Waktunya “mepet” barangpun digencet
8. Terima nyatanya tidak terima
Penyimpanan Aset
Tantangan Tantangan
Barang tercampur/ Boros Listrik
Rusak Penerangannya

Tantangan Tantangan
Keamananya Krn Tdk Efisien
Tidak Berseragam Penyimpanannya

Tantangan Tantangan
Kecelakaan Kaki Tidak Akurat Tidak
Terluka ada alamatnya
PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN ASSET
1. Pengoperasian Aset 2. Pemeliharaan Aset
Sebuah Asset dikatakan produktif dan Pemeliharaan Asset adalah usaha
mempunyai kinerja yang kuat apabila mempertahankan kondisi Asset agar
mampu menghasilkan profit yang tetap berfungsi sebagaimana mestinya
signifikan. Secara umum kinerja sebuah atau dalam usaha meningkatkan wujud
Asset dapat dikatakan baik apabila Asset, serta menjaga terhadap pengaruh
pengoperasian terhadap Asset tersebut yang merusak. Kegunaan suatu Asset
telah mencapai tingkat yang diinginkan tergantung pada seberapa efektif Asset
(desired level), demikian sebaliknya, tersebut memenuhi tujuannya. Hal itu,
Asset dianggap kurang kinerjanya apabila dapat bergantung pada kerutinan dan
tingkat pengoperasiannya masih rendah. kelayakan dari pemeliharaannya.
Asumsi yang digunakan adalah
pemgoperasian Asset berbanding lurus
Pemeliharaan Aset
a. Kebijakan Pemeliharaan Asset. Hal ini dibutuhkan pendekatan yang layak
Kebijakan pemeliharaan diturunkan dari diambil yaitu adalah:
pertimbangan atas beberapa faktor yang
berhubungan dengan kebutuhan organisasi • Korektif tidak ada pemeliharaan yang
dan risiko dan konsekuensi dari kerusakan dilakukan tanpa, atau sampai, ada
Asset. Kebijakan pemeliharaan memberikan
Asset yang tidak berfungsi sesuai
dasar untuk menentukan mengapa Asset
dengan standar yang ditentukan.
dipelihara dengan cara tertentu.
• Preventif melakukan pemeliharaan
Kebijakan tersebut berhubungan langsung
dengan strategi pemeliharaan. Pemilihan
yang terprogram untuk mengurangi
strategi pemeliharaan mencakup kemungkinan kerusakan Asset sampai
pertimbangan atas gabungan prosedur dan pada tingkat yang dapat diterima.
kapasitas yang memadai untuk melakukan
modifikasi dan perbaikan disaat dibutuhkan
Pemeliharaan Aset
b. Strategi Pemeliharaan – Menentukan jenis pemeliharaan yang
Berikut beberapa strategi atau cara yang akan dilakukan, dan mengapa.
dipakai untuk pemenuhan pemeliharaan – Menentukan sumber daya dan
Asset dalam perusahaan yang menerapkan pemeliharaan.
komprehensif guna mengukur suatu – Menunjukkan berbagai persyaratan
pemeliharaan Asset yaitu :
untuk inhouse plant, peralatan atau
– Menjelaskan Asset atas kinerja yang
diinginkan/dipersyaratkan dari Asset tersebut,
suku cadang.
dan pada tingkat yang mana Asset ini akan – Menyajikan proyeksi/ramalan biaya
dipelihara. pemeliharaan rutin, seperti halnya
– Menjelaskan sistem dan prosedur yang akan merencanakan penggantian besar-
digunakan untuk merencanakan dan mengatur besaran selama lima-sepuluh tahunan.
pekerjaan pemeliharaan.
Dalam mengembangkan strategi pemeliharaan, ada dua
pertimbangan penting yaitu:
1. level of maintenance 2. maintenance priorities
• Konsisten dengan peranan yang diberikan • Tugas pemeliharaan yang memiliki
Asset dalam pemberian pelayanan. prioritas tertinggi harus diidentifikasi
• Mencerminkan kewajiban untuk dalam strategi pemeliharaan. Hal ini
memenuhi ketentuan peraturan memungkinkan usaha untuk
perundang-undangan yang berhubungan memfokuskan pemeliharaan pada area ini
dengan kesehatan, keamanan, kebakaran, apabila sumber daya ternyata menurun
manajemen lingkungan, dan yang dari tingkat yang direncanakan.
sejenisnya. • Organisasi harus menyusun mekanisme
• Realistis, sesuai dengan kondisi dan umur akuntabilitas yang efektif yang
Asset yang diharapkan. memastikan penggunaan dan
• Layak dilakukan dalam konteks pemeliharaan berkelanjutan atas Asset
ketersediaan sumber daya yang masih relevan dengan kebutuhan
rencanakan. penyediaan pelayanan dan standar
Mutasi Stock
• Mutasi Stock adalah perpindahan item atau
barang dari satu tempat penyimpanan menuju
tempat penyimpanan lain. Suatu contoh untuk
mutasi barang dari gudang menuju toko maka
secara otomatis stock yang ada pada gudang
akan berkurang dan stock yang ada di toko akan
bertambah.
Aset atau Stok

PRAKTIKUM
Pengalihan Aset (tetap)
Aktiva tetap adalah harta perusahaan yang mempunyai masa manfaat
lebih dari satu tahun.
Jika suatu aset tetap sudah tidak dipakai lagi atau usia manfaatnya
sudah habis, untuk menghentikan pemakaian aset tersebut dapat
dilakukan dengan cara:
– Dibuang atau disingkirkan. Dengan dibuangnya aset tetap berarti aset tersebut
harus dikeluarkan dari pembukuan.
– Dijual. Dalam penjualan aset tetap memungkinkan timbulnya rugi atau laba.
– Ditukar dengan aset tetap yang baru (tukar tambah). Dalam pertukaran
memungkinkan timbulnya laba atau rugi atas pertukaran.
1. Pembuangan Aset Tetap
Aset kadangkala dibuang karena sudah tidak digunakan lagi, meskipun usia
manfaatnya belum habis.
Misalkan sebuah mesin yang harga belinya Rp.6.000.000,- sampai tanggal
1 Januari 2010 sudah disusutkan sebesar Rp4.750.000,00.
Penyusutan tahunannya Rp600.000,-.
Pada tanggal 24 Maret 2011 dibuang.
Jurnal yang dibuat yang dibuat pertama adalah jurnal penyusutan untuk
menentukan nilai buku pada tanggal 24 maret: 
Nilai penyusutannya 3/12 x 600.000 Setelah itu baru dibuat jurnal penghapusan aset tetap
2. Penjualan Aset Tetap
Penjualan aset tetap mungkin saja terjadi, tetapi penjualan yang demikian
bersifat insidentil, misalnya karena aset sudah tidak dapat dipergunakan
lagi atau karena aset tetap perlu diganti dengan jenis yang lebih baik dan
modern.
Apabila suatu aset tetap dijual, maka rekening aset tetap yang dijual harus
dikredit dan Akumulasi aset tetap yang bersangkutan harus didebit.Selain
itu, akumulasi depresiasi aset tetap yang bersangkutan harus
diperhitungkan sampai dengan tanggal penjualan aset tersebut.
Dan karena terjadi transaksi jual beli, hal ini dapat menyebabkan
munculnya laba atau rugi. Misalkan saja mesin yang disebutkan diatas,
dijual oleh perusahaan dengan harga:
– Rp 1.100.000,00
– Rp 1.000.000,00
– Rp 2.000.000,00
Maka laba atau rugi yang terjadi adalah:
Tabel Daftar Laba Rugi Penjualan Aset Tetap
Jurnal yang akan dibuat adalah:
3. Pertukaran Aset Tetap
Dalam pertukaran memungkinkan timbulnya laba atau rugi atas
pertukaran. Apabila aset tetap ditukar dengan aset tetap yang sejenis,
maka laba atas pertukaran tidak diakui. Sedangkan jika rugi atas
pertukaran tersebut harus diakui. Apabila aset tetap ditukarkan dengan
aset tetap yang lain yang tidak sejenis, maka laba atau rugi pertukaran
tersebut diakui. Perhitungan labanya adalah dengan:
3.1. Pertukaran Aset Tak Sejenis
Dalam pertukaran aset tak sejenis maka laba atau rugi pertukaran tersebut
diakui.Misalkan sebuah mesin dengan harga Rp4.000.000,00 yang telah
disusutkan Rp3.200.000,00 ditukar dengan mesin baru tidak sejenis yang
harga pasarnya adalah Rp5.000.000,00. Perusahaan harus membayar uang
Rp.3,900.000,00. Jurnalnya:
3.2. Pertukaran Aset sejenis
Dalam pertukaran aset sejenis, laba dari pertukaran tidak diakui,
sementara rugi dari pertukaran diakui. Sebuah mesin dengan cost
Rp7.000.000 yang telah disusutkan Rp4.600.000 ditukar dengan mesin
baru sejenis yang memiliki harga pasar Rp3.000.000. Jurnalnya:

Karena laba tidak diakui, maka nilai dari mesin baru tersebut didapat dari
pengurangan harga aset tetap dikurangi akumulasi penyusutannya.
PENGADAAN – PAPARAN INFOGRAFI
S
CONTOH PBJ DESA BATANG JATENG
MANAJEMEN GUDANG
Aktivitas Pergudangan
Receiving-Storage-Delivery
Pengantar

• Adalah rangkaian proses receiving (penerimaan)


dan identification (identifikasi kiriman)
• Pada tahapan proses ini akan diuraikan proses
penerimaan barang, proses pembongkaran
kiriman barang dan identifikasi kiriman.
• Terdapat berbagai model penerimaan maupun
identifikasi yang bisa dipergunakan sesuai
dengan kebutuhan dan potensi yang dimiliki.

Versi / Revisi : 1/0


RECEIVING (penerimaan barang)

Pengecekan transportasi

Pembongkaran muatan dari truck

Memastikan jaminan
bahwa kuantitas dan
kualitas barang sesuai
dengan dokumen yang
diorder
1. Receiving

• Proses penerimaan barang dibedakan menjadi dua kategori


umum, yaitu :
– Pengiriman Melalui Jasa Pengangkutan
– Pengiriman Oleh Pemasok
• Kekurangan dan kesalahan yang sering kali terjadi adalah :
– Kerusakan di tempat penerimaan (dock area)
– Kekurangan barang, baik sejak waktu pemuatan, maupun karena
hilang selama dalam perjalanan
– Ketidak cocokan dalam berat maupun ukuran
– Ketidak cocokan dalam spesifikasi menurut hasil pengujian para
ahli, yang diminta untuk menganalisis barang kiriman.

Versi / Revisi : 1/0


a. Pengiriman Melalui Jasa Pengangkutan
Pada kategori ini pada saat proses penerimaan barang pada umumnya terdapat
hal-hal yang harus diperhatikan yaitu :
– Surat pengiriman barang dikirimkan melalui :
• Dikirim lewat pos/kurir
• Disertakan pada barang

– Terdapat aturan untuk menuntut ganti rugi atas kerusakan, kekurangan atau
kehilangan barang.
– Terdapat tiga pihak yang terlibat dalam tuntutan ganti rugi, yaitu pemasok, penerima
dan pengangkut. Pihak pemasok dan pengangkut keduanya harus diberitahu.
– Pemasok pada dasarnya adalah pelanggan dari pengangkut, dan sering
berkepentingan untuk mencoba melimpahkan tanggung jawab kepada penerima
barang.
– Tanda tangan pada umumnya diberikan atas jumlah barang bukan isinya.

Versi / Revisi : 1/0


b. Pengiriman Oleh Pemasok
Pada kategori ini pada saat proses penerimaan barang pada
umumnya terdapat hal-hal yang harus diperhatikan yaitu :
– Surat pengiriman biasanya disertakan dengan barang
– Dalam hal terjadi kerusakan atau kekurangan barang, dapat langsung
berhubungan dengan pemasok, sehingga penyelesain tuntutannya
berjalan lebih mudah
– Biasanya pemasok akan memasok pelanggannya sendiri. Oleh karena
itu ia akan berusaha keras agar penerima barang merasa puas
– Tuntutan ganti rugi sering kali dapat dilakukan dengan
mempergunakan fasilitas telepon. Penyelesaian dapat dilakukan jauh
lebih cepat
– Tanda tangan meliputi isi kiriman, disamping kuantitas sering
termasuk juga kualitas barang.
Versi / Revisi : 1/0
2. Product Staging Concepts

Beberapa model yang umum dipakai di Indonesia


• Floor Stack Design; Pada model desain ini, barang
setelah dibongkar ditumpuk di lantai dock area
ataupun dibagian dalam gudang
• Standars Rack; Berupa rak yang diletakkan di antara
dock area dengan ruang gudang, pada umumnya
dipergunakan untuk meletakkan pallet atau kardus.
• Carton Conveyor Method; Conveyor dipergunakan di
dock area apabila bongkar muatan barang langsung
dinaikkan ke conveyor.

Versi / Revisi : 1/0


a. Floor Stack Design
• Adalah model penumpukan barang yang umum dipakai
diberbagai gudang
• Pada model desain ini, barang setelah dibongkar ditumpuk
di lantai dock area ataupun dibagian dalam gudang.
• Model ini memiliki beberapa kelemahan yaitu :
– Membutuhkan area lantai yang cukup luas.
– Tidak memperhitungkan tinggi ruang, sehingga ketinggian ruang
kurang termanfaatkan.

Versi / Revisi : 1/0


b. Standars Rack
• Berupa rak yang diletakkan di antara dock area dengan ruang gudang, pada umumnya dipergunakan
untuk meletakkan pallet atau kardus.
• Keuntungan penggunaan alat ini adalah bahwa:
– Hanya membutuhkan area yang relatif tidak terlalu luas
– Memudahkan melakukan akses terhadap pallet maupun kontainer
• Kelemahan penggunaan alat ini adalah:
– Diperlukan biaya untuk pembelian rak
– Kebutuhan sarana untuk menaikkan dan menurunkkan pallet/kardus (ex : Forklift)
– Semua barang/komoditi harus ditempatkan diatas pallet atau didalam kontainer
– Terdapat proses peningkatan waktu bongkar barang.

Versi / Revisi : 1/0


c. Carton Conveyor Method
• Model conveyor seperti ini umumnya dipergunakan di dalam area
gudang atau dipergunakan di dock area.
• Dipergunakan dalam area gudang apabila proses bongkar dan
staging barang dilakukan di dock area.
• Conveyor dipergunakan di dock area apabila bongkar muatan
barang langsung dinaikkan ke conveyor.

Versi / Revisi : 1/0


DIRECT SHIPPING
Distribution
Central

Logistics Provider Customers


Vendor
receiving
shipping

Catatan :
• Barang – barang yang besar.
• Untuk barang pesanan.
• Untuk barang kombinasi yang volumenya satu truck penuh
Cross-Dock

Combine inventory from multiple origins into an assortment for


specific customer

Produk A Customer X

Distribution Customer Y
Produk B
Warehouse

Produk C Customer Z
CROSS DOCKING
Apa sih……….. Cross Docking ?
Pemindahan barang dari truck …
Penerimaan barang langsung ke dalam truck pengiriman

Adapted from Dr. Richard Wilding, KPis in The Supply Chain.


CROSS DOCKING

Datang kirim

Adapted from Dr. Richard Wilding, KPis in The Supply Chain.


Persyaratan dalam Cross Docking

1. Muatan dijadwal utk kedatangan truck dan pengirimannya.


2. Barang diterima = barang dikirim (dlm kondisi ideal)
3. Tersedia lokasi yang memadai.
4. Kuantitas jenis barang lebih baik terbatas.
5. Jenis truck sebaiknya/ harus sepadan.
6. Dokumentasi harus mantap

Apa keuntungannya Cross Docking ?

Adapted from Edwarr H Frazelle, PhD. World – class Warehousing and material Handling
Cross-Dock

Kesimpulannya

1. Cross Docking adalah satu pola pengiriman dgn


cara langsung memindahkan brg dr truck penerimaan
ke truck pengiriman.

2. Cross Docking dapat dilakukan selama kordinasi


penerimaan dan pengiriman barang dilakukan dgn baik

3. Untuk mencapai efisien yg lebih tinggi, direct delivery


akan memberikan tantangan yg lebih menarik

Adapted from Edwarr H Frazelle, PhD. World – class Warehousing and material Handling
Receiving Principles

1. Aktifitas transportasi
2. Pengecekan dokumen vs dokumen
3. Pengecekan dokumen vs barang
4. Aktifitas barang vs lokasi (space)
5. Aktifitas dokumen vs system
Receiving Barrier

1. Jika tidak ada jadwal pengiriman


2. Parkir kendaraan sempit
3. Loading dock tidak ada/ penuh
4. Sarana unloading kurang
5. Warehouse penuh/ Lokasi penyimpanan jauh

6. Registrasi produksi : batch no, exp date


7. Dokumentasi
Bagaimana Mengukur Kinerja
Waktu tunggu – diukur semenjak truck masuk ke dalam lokasi
perusahaan sampai truck parkir di dock/ barang-barang siap
diturunkan
Contoh:
Jam 08-10 30 menit, Jam 10-12 55 menit, Jam 13-15 30 menit
Unloading truck/tipe/jam – diukur waktu mulai truck turun brg
hingga dokumen pengiriman selesai di proses
Contoh:
CDE 30-45 menit, CDD 50-75 menit, Fuso 60-75 menit, Tronton 90 menit

Pallet (karton)/jam – banyaknya pallet (atau yang setara dengan


1 pallet) yang diturunkan dari truck
Contoh:
12 pallet/jam, 140 karton/jam
PUT AWAY – LET DOWN

Penempatan adalah Menempatkan barang di area penyimpanan


Penanganan barang, verifikasi lokasi dan penempatan barang

Penempatan

Pengambilan
Put away

Direct Put away

Batched and Sequenced Put Away


Put Away Principles

1. Aktifitas transportasi
2. Pengecekan dokumen vs barang
3. Aktifitas barang vs lokasi
4. Aktifitas dokumen vs system
Put Away Barrier

1. Jarak rak yang relatif jauh


2. Ketinggian pallet yang beragam
3. Lokasi barang yang kurang jelas
4. Sarana yang terbatas
Bagaimana Kinerja Put Away

Pallet/jam – banyaknya pallet (atau yang setara dengan 1 pallet)


yang diturunkan dari truck
Contoh: 12 pallet/jam

Akurasi – mengukur akurasi antara lokasi pallet yang di put away kan
dengan data yang di masukan kedalam system
Contoh:
Tanggal 1 – 98%, tanggal 2 – 99%, tanggal 3 – 99%

Waktu process key in – diukur waktu mulai mencetak instruksi


put away hingga dokumen dimasukan
kembali ke dalam system
Put Away
3. Unloading Concepts

• Model unloading yang dipilih sangat ditentukan oleh tipe,


klasifikasi dan karakteristik produk, dengan kata lain kebutuhan
alat ditentukan oleh arah kebijakan bisnis.
• Model-model unloading yang akan dijelaskan berikut adalah
pilihan-pilihan yang dapat dilakukan dengan mendasarkan pada
arah kebijakan bisnis logistik, yaitu:
– Manual Unloading
– Mechanical Unloading
– Automatic Unloading
Versi / Revisi : 1/0
a. Manual Unloading
• Sarana yang dipergunakan terdapat beberapa jenis diantaranya:
– Employee carry
– Two wheel hand truck
– Roller pallet
– Manual pallet truck
– Semilive skid
– Garment trooley cart
– Four wheeled and hanging garment carts
– Extendible trolley boom
Versi / Revisi : 1/0
b. Mechanical Unloading
• Sarana model kedua adalah sarana mekanik, yang digerakan oleh
kekuatan gravitasi, elektrik, atau bahan bakar minyak. Beberapa model
yang biasa dipergunakan adalah:
– Electric pallet truck
– Electric pallet truck with slip sheet device
– Lift truck
– Lift truck with slip sheet device
– Gravity conveyor
– Powered extendible belt or roller conveyor
– Pallet claw design

Versi / Revisi : 1/0


c. Automatic Unloading

Model sarana ini terdiri dari:


– Truck lift design
– Strad-o-lift
– Pallet flow device

Versi / Revisi : 1/0


4. Product Identification Activity
• Proses pemberian identitas pada SKU (stock keeping unit) barang,
baik pada item, carton ataupun pada pallet.
• Proses identifikasi barang ini penting untuk memudahkan proses
distribusi maupun pembedaan secara fisik antara barang yang
satu dengan yang lain.
• Identifikasi barang pada dasarnya terdiri dari tiga jenis, yaitu:
– no identification method
– identification system
– automatic system
Versi / Revisi : 1/0
a. No Identification Method
• Model identifikasi ini lebih menekankan pada kepercayaan terhadap
kode-kode identifikasi yang telah dipergunakan pada kemasan atau
barang itu sendiri, tanpa dilakukan proses penandaan secara spesifik
sesuai dengan kebutuhan proses pergudangan yang dilakukan
• Kelemahan model ini adalah bahwa :
– Produktivitas pekerja berkurang karena terdapat pekerjaan yang
seharusnya dilakukan tetapi tidak dilaksanakan.
– Terdapat kemungkinan hilangnya produk akibat tidak adanya proses
identifikasi.
– Terdapat kemungkinan kesalahan pendistribusian, penyimpanan ataupun
sortasi barang.
– Identifikasi yang kurang jelas dapat berakibat rendahnya volume pekerjaan,
akibat dari kurang jelasnya proses alokasi barang.
• Sedangkan kelebihannya adalah tidak terdapat biaya yang
dikeluarkan untuk proses tersebut.

Versi / Revisi : 1/0


b. Identification System (Written Label)
• Dimana pada barang tersebut dituliskan dan ditempelkan dengan label
tertentu, dengan ditulis tangan
• Metoda ini sering dipergunakan pada perusahan-perusahaan yang
melaksanakan kegiatannya secara manual dalam skala volume yang relatif
tidak terlalu tinggi
• Kelemahan metoda ini adalah:
– Tulisan sering sulit dibaca
– Potensi besar terjadi kesalah penulisan
– Tulisan tangan cukup melelahkan dan relatif memakan waktu
• Kelebihan dari metoda ini adalah:
– Biaya pekerja untuk proses ini relatif rendah
– Tidak terdapat biaya investasi peralatan identifikasi
– Pengurangan tingkat kesalahan alokasi dan sortasi maupun distribusi.
– Perbaikan kendali persediaan

Versi / Revisi : 1/0


b. Identification System (Marking On The Product)

• Proses identifikasi ini dilakukan pada kemasan produk dengan


mempergunakan tulisan tangan.
• Berbagai metoda yang dapat dilakukan adalah sbb:
– Sticker label, yang ditempel pada barang
– Label yang digantung, terutama produk pakaian
– Label berwarna untuk kode pengaturan proses FIFO
– Printed label
– Penempatan label pada lokasi di mana barang disimpan.

Versi / Revisi : 1/0


c. Automatic Identification Method
• Metoda otomatis yang dipergunakan ini adalah dengan dukungan teknologi dalam
pengendaliannya.
• Kode-kode identifikasi di proses scanning, sehingga akan memberikan input pada alat pemeriksaan
untuk dipergunakan sebagai alat kontrol lebih lanjut, baik berupa pendistribusian, pengalokasian
dan sortasi barang. Beberapa jenis model yang dipergunakan adalah:
– Wire prong identification
– Photoreflective
– Barcode
– Magnetic strip
– Optical character recognition
– Radio frequency
– Machine vision
– Voice recognition
– Surface acoustic wave

Versi / Revisi : 1/0


Versi / Revisi : 1/0
Versi / Revisi : 1/0
Versi / Revisi : 1/0
Versi / Revisi : 1/0
Versi / Revisi : 1/0
Principles of Profitable RFID Use
• Enterprise value of data collection
– Example: a big retailer working with a small supplier

• The data collection process is relatively chaotic


– Example: Battlefield
– Making libraries chaotic

• The exact configuration of goods must be


maintained
– Example: Auto industry
Inventory tracking
• RFID tag data capacity is big enough that any tag will have a unique code, while
current bar codes are limited to a single type code for all instances of a particular
product.
• The uniqueness of RFID tags means that a product may be individually tracked as it
moves from location to location, finally ending up in the consumer's hands. This may
help companies to combat theft and other forms of product loss.
• the visibility provided by RFID allows an accurate knowledge on the inventory level by
eliminating the discrepancy between inventory record and physical inventory.
– In an academic study performed at Wal-Mart, RFID reduced Out of Stocks by 30 percent
for products selling between 0.1 and 15 units a day.
• It has also been proposed to use RFID for POS store checkout to replace the cashier
with an automatic system which needs no barcode scanning. However, this is not
likely to be possible without a significant reduction in the cost of current tags
Some applications
• Transportation payments
• High-frequency RFID tags are used in library tracking, pallet tracking, building
access control, airline baggage tracking, and apparel and pharmaceutical items
tracking.
• High-frequency tags are widely used in identification badges, replacing earlier
magnetic stripe cards. These badges need only be held within a certain
distance of the reader to authenticate the holder.
• UHF RFID tags are commonly used commercially in case, pallet, and shipping
container tracking, and truck and trailer tracking in shipping yards.
• Since the 1990s RFID tags have been used in car keys. Without the correct
RFID, the car will not start. The driver can open the doors and start the car
with the key in a purse or pocket.
A business example
• The most notable business advantage to RFID is the ability for enabling quicker location of
product and faster turn-around getting the product onto the shop floor for people to buy.
• Take one business example: Items shipped to a store come in brown boxes. Big boxes, small
boxes, and all of them brown boxes.
• When pallets arrive at a store, they get placed in the store room waiting for the evening shift
to come place the items onto the shop floor.
• By using RFID, it’s possible to do something rather special. When an item is no longer on the
shelf, an associate can use a mobile reader to find new stock in the back room without having
to read the labels on all of those brown boxes.
• In essence, the non line-of-site advantage of RFID significantly assists in locating products.
Alternative techniques rely on additional labor and negate the sales advantage of ensuring
the shelf is always full, but RFID reduces the burden on labor and provides a tangible, positive
ROI.
Standards
• The manufacturer, distributor and retailer must all have systems that are compatible
with one another.
• This doesn’t just apply to back-end systems, but to the tags themselves if RFID is to be
effective.
• Some of the early compatibility issues were very fundamental — such as the
frequency the tags operate on.
• For the most part, the 869 to 915 MHz tags prevailed, but still left the hurdle of the
actual tag content.
• It became obvious that tag formats, just like barcode formats, needed
standardization.
• This was addressed through the Electronic Product Codes (EPCglobal), an industry
body that sets these electronic standards.
Standards
• However, having the frequency and tag format agree only buys so much
if the air protocol to get the data isn’t established.
• Until recently it was difficult to guarantee that a reader from one
manufacturer would work with a tag from another, until the EPC
Generation 2 air specification.
• Now, both tag and reader vendors all signed up to make their equipment
compatible
• All manufacturers has cross compatible offerings.
Standards
• While the EPC now has a standard adopted by the vendors in the US and Europe,
there continue to be difficulties with international compatibility. Almost all of the
participants in EPC are from the U.S. and Europe, while a significant portion of
manufactured goods are no longer made in those member countries.
• As respected as EPC may be, it would require a higher authority to mandate a world-
wide standard.
• That’s where the International Standards Organization (ISO) comes in.
• The EPC Generation 2 specification was submitted to ISO and just recently it became
an approved standard with the designation ISO/IEC 18000 to 6C.
• With ISO approval, it’s now possible to buy a compliant Reader and tag that works the
world over.
Regulations
• Europe faces significant problems with reader
performance degradation in environments where
high numbers of readers are used together.
• This performance degradation issue originates
from the fact that the EU has a more limited
range of spectrum that’s legally assigned for RFID
use compared to the USA.
Regulations
• In North America, UHF can be used unlicensed for 902 – 928 MHz
(±13 MHz from the 915 MHz center frequency), but restrictions
exist for transmission power.
• In Europe, RFID and other low-power radio applications are
regulated by ETSI recommendations EN 300 220 and EN 302 208,
and ERO recommendation 70 03, allowing RFID operation with
somewhat complex band restrictions from 865–868 MHz.
• Readers are required to monitor a channel before transmitting
("Listen Before Talk"); this requirement has led to some restrictions
on performance, the resolution of which is a subject of current
research.
• The North American UHF standard is not accepted in France as it
interferes with its military bands.
• For China and Japan, there is no regulation for the use of UHF. Each
application for UHF in these countries needs a site license, which
needs to be applied for at the local authorities, and can be revoked.
• For Australia and New Zealand, 918 – 926 MHz are unlicensed, but
restrictions exist for transmission power.
Privacy
• Since the owner of an item will not necessarily be aware of
the presence of a RFID tag and the tag can be read at a
distance without the knowledge of the individual, it becomes
possible to gather sensitive data about an individual without
consent. (Ex. Scanning your home, medical records)
• A number of products are available on the market in the US
that will allow a concerned carrier of RFID-enabled cards to
shield their data
• Shielding is again a function of the frequency being used.
– Low-frequency tags, like those used in implantable devices for
humans and pets, are relatively resistant to shielding, though
thick metal foil will prevent most reads.
– High frequency tags (13.56 MHz — smart cards and access
badges) are more sensitive to shielding and are difficult to read
when within a few centimetres of a metal surface.
• Wireless sensor networks
– Sensor (vibration, temparature – ex. wildfire, etc)
– Processor
– Anthena (to nearest motes)
GPS Tracker with RFID
Tracker Multiplied

Now, successfully integrated with eTechSchool

Copyright (c) Techlead Software Engg. Pvt.


Ltd.
GPS Tracker Introduction

• What is Tracking:
– Locating the current geographic position of the object (person, vehicle, asset
etc)
– Tracking the object of your desire 24x7 around the world
– Obtaining current location information and viewing it on the Maps

– GPS Tracking Unit:


– A Device that uses the Global Positioning System satellites to determine the
precise location of a vehicle, person, or other asset
– Records the position of the asset at regular intervals
– Light weight, easy to install and runs on car battery consuming very little power
Copyright (c) Techlead Software Engg. Pvt.
Ltd.
RFID Introduction
• RFID : Radio Frequency Identification
– A small chip or a smart card
– Thin enough to stick on boxes or carry in wallets
– Carries information to uniquely identify item or user
– Secure - Unauthorized person can not get personal information from this card

• RFID : Latest pervasive technology to


identify individual items
– Fast replacing the older and less efficient ‘bar code’ system of identifying package information
– RFID electronic tags do not require a visual scan and can carry significantly more information
– Along with tracking packages, persons can also be tracked
– All major offices have already allotted their employees with RFID cards for security concerns

Copyright (c) Techlead Software Engg. Pvt.


Ltd.
RFID Utility
• RFID as an access control method
• RFID has been in use as an access control mechanism for a long time
now
• Employees use their allotted RFID cards at the Entrance to the office
• Can avoid trespassing in restricted areas by allotting different Privileges
• Can also be used as an Attendance System by capturing the time
information each time the user flashes his RFID card in front of the
reader

RFID has proved its capability in these static environments. The same
technology can be made to work in similar manner in moving assets as
well. In the next slide Copyright
we present(c) Techlead Software Engg.
this situation and Pvt.
the merits.
Ltd.
Tracker + RFID : Complete Solution

• Tracker as a way to know geographical position


• RFID as a way to identify individual item/persons
• RFID + Tracker :
Whereabouts of the individual items/person
can be determined where
Person : Carrying RFID (No Tracker needed)
Vehicle : Fitted with Tracker

• RFID combined with Tracker has a diversified utility as will be evident in the subsequent
slides
Copyright (c) Techlead Software Engg. Pvt.
Ltd.
Application : Overview

Copyright (c) Techlead Software Engg. Pvt.


Ltd.
Application : Overview
• RFID : Applications in the following fields
– Offices :
To identify persons
– Shopping Malls :
To identify items/products
– Logistics :
To identify cargo shipments

• RFID + Tracker : Several Solutions such as


– Cabs – For security of passengers
– School Buses – For children’s safety and Parents’ Concern
– Cargo Tracking – For better control over cargo and
distribution management
Copyright (c) Techlead Software Engg. Pvt.
– Public Transport System Ltd.
Application : School Buses
• Problem:
– Guardians always concerned of the safety of
children
– School children are not allowed to carry cell
phones to school
– Not feasible for the school authorities to call
each parent
– For working parents another situation of
concern is whether their children have
reached home inTechlead
Copyright (c) timeLtd.
after
Software the
Engg. Pvt. school or not
Application : School Buses
• Solution with RFID enabled Tracker
– Tracking + RFID is an effective solution in relieving the
parents of this worry
– School buses fitted with RFID enabled tracker and
children carrying RFID nametags can let parents track
where their children are
– The system can be configured to alert the parents of
their child getting out of or getting onto the bus in real
time
– The Tracker unit can be interfaced with external sensor
hardware to make bus more safe or to call for help
during crisis
– Many moreCopyright
alerts(c)can be configured
Techlead with system in cases
Software Engg. Pvt.
such as: Ltd.
RFID School Bus System

Copyright (c) Techlead Software Engg. Pvt.


Ltd.
RFID School Bus System
EMAIL to
Alica’s Father

SMS To Tom’s
Mother

Tom :

Entered bus MH 1234 at


10:20am near Main Junction

Reached School at 11:15 am

Copyright (c) Techlead Software Engg. Pvt.


Ltd.
RFID School Bus System: Alerts

To John’s Mother: To Garry’s Father: To All Parents & School


Admin:
John did not enter the Garry got out of the
scheduled school bus Bus at Bremen Point. Bus delayed by 30
at Post Office Point Scheduled Stop was mins. Currently at
set as Natile Bridge Bernard square

Copyright (c) Techlead Software Engg. Pvt.


Ltd.
Application : Pickup Cabs
• Problem:
– A lot of incidences where passengers were victimized

– Main Reason - the increasing popularity of small vehicles (cabs) for pick ups and drops, which are
intrinsically less secure

– Such small vehicles are easy target for miscreants because of ease in hijacking

– Many firms have tried assigning security personnel to escort lady commuters, but it is an infeasible solution
considering the large number of private cabs

Copyright (c) Techlead Software Engg. Pvt.


Ltd.
Application : Pickup Cabs
• A Feasible and Effective Solution:
– All Major offices already using RFID’s
– Cabs owners are highly interested in knowing where their cabs are
– Tracking and RFID together will serve the above two purposes well
– The system sends SMS alerts to predefined numbers when a commuter with RFID tag enters a cab fitted with
reader
– Receive SMS alerts when the commuter gets down from cab
– Receive alert if the cab leaves its predefined path
– An Emergency button inside car can trigger an alert to Police

In all above cases one can easily find the exact location of the person travelling
in the cab. This can help reduce the crimes where cabs are concerned.

Copyright (c) Techlead Software Engg. Pvt.


Ltd.
To Pooja’s
Pooja left the cab at Parents
W. River: Cab Late.
Suresh, Pooja & Neha entered
Neha
Suresh
left left
the the
cabcab
at Club
at Club
Road
Cab Near Highwat
Road at 10:45PM. Late by 45 Exit No. 13
Estimated Time of Arrival : 1 hr the cab near office at 7 : 30 PMRoad at at
8:15PM
9:15PMc
mins

Copyright (c) Techlead Software Engg. Pvt.


Ltd.
Application: Cargo Tracking
• Cargo tracking is advancing very fast, with new modes of travel and
better connectivity between cities the turn around time is getting shorter
• With increasing competition various players are looking for making their
service faster and more reliable
• Web services like Gmail have already entered into online cargo tracking
business, indicating the promise that this area shows
• Cargo and shipment tracking is of prime importance to the logistics
companies for management, billing, reporting and invoicing etc.
• Customer satisfaction is the main business driving factor

Copyright (c) Techlead Software Engg. Pvt.


Ltd.
Application: Cargo Tracking

LPN: License Plate Number

Copyright (c) Techlead Software Engg. Pvt.


Ltd.
Application : Future
• Public Transport System
– Public Bus System
– Municipal Corporations looking for new technologically advanced equipment to enhance services
– Installing Tracking units in public buses will help users check the bus schedules and estimated times of arrival online or at
the bus stops
– By making Passengers carry their RFID cards during their transit using public buses, their loved ones can trace them and
be sure of their safety

– Metro trains
– After success of Delhi Metro, Metro projects have been scheduled in all major cities of India
– All passengers can carry their RFID tags and each Metro train compartment can have an RFID reader to enable tracking.
– Delhi Metros existing ticket tokens have an embedded RFID in it. By linking Delhi Metros ticket tokens and traveling users
Database with Tracking system a lot of hardware setup cost can be reduced and users will not have to carry extra RFID
cards.

• Railway Cargo Tracking


Government postal system using railway services for cargo transfer can provide their customers a value added service
by providing a check on the package location in real time.
Added customer satisfaction = Increased business

Copyright (c) Techlead Software Engg. Pvt.


Ltd.
Conclusion
• Tracker has a lot of potential in helping in many facets of our personal
and work environment. If we bring the RFID solution together with the
Tracker, it will open up a gateway to many more applications.

• Tracker + RFID solution can help provide safety to people and cargo.
Along with this it will also help in increasing the efficiency of a system.

• We are sure that investing such a solution will help in more ways than
are currently evident.
Copyright (c) Techlead Software Engg. Pvt.
Ltd.
Tracking & Controlling Assets Using
RFID & Bar Code

Presented by
Steve A. Doerfler, President
Julia Deets, Marketing & Internal Sales Manager
What This Presentation Will Cover
• Factors to consider in selecting tracking technology
– Bar Code or RFID…or both

• RFID Benefits
• Benefits of using both RFID and Bar Code
• Universal RFID Tag
• Searching for and selecting an Integrator
• Case Studies
– Boeing
– Motorola
Selecting Tracking Technology – Factors to Consider
• RF Technology – many different aspects
• Type (i.e., passive, active, semi-active)
• Frequency (i.e., LF, HF UHF)

• For the purpose of this presentation,


we refer to passive UHF RFID technology.
Selecting Tracking Technology – Factors to Consider

• What do we mean by an asset?


• Fixed asset – furniture, machinery,
computers, etc.
• Mobile assets – pallets, returnable
containers, etc.

• For the purpose of this presentation, we include both fixed and


mobile assets.
Selecting Tracking Technology – Factors to Consider

• Not RFID vs. Bar Code


• Objective is to collect and manage data;
technology shouldn’t dictate
– What is the best solution for
collecting and managing data?
Selecting Tracking Technology – Factors to Consider

Material composition of item being


tracked (i.e., metal, plastic, wood, etc.)

• RFID • Bar Code


• Metal – reflects RF, detunes • Surface composition not a factor
antenna – affects readability • Can be designed for radius or
• Liquids – absorb RF - affects curved surfaces
readability
• Radius or curved surfaces affect
RF, read-range
Selecting Tracking Technology – Factors to Consider

Environmental Conditions

• RFID • Bar Code


• May react differently in various • Can be designed to resist
environmental conditions exposure to harsh environments
• May not be economically
feasible for worst case scenarios
Selecting Tracking Technology – Factors to Consider

• Environmental Conditions
Asset ID Tags May Face
– Heat
– UV exposure
– Abrasion
– Chemicals
–Important
Solventsfactors to consider when making
technology decision and product decision.
RFID Benefits
• Ability to read multiple items in a short period of
time (i.e., case lot unit containers, pallets, etc.)
– Increased efficiency in time savings
• Conduct more audits
• Increased ROI
• Line-of-sight not needed
• to read tag
RFID Benefits
• Longer read-range
– What is anticipated read-range?
• Near field: inches
• Short range: up to 2 ft.
• Medium range: >2 ft to 10 ft
• Long range: >10 ft to 40 ft
• Extended range: >40 ft
Benefits of Using Both
RFID & Bar Code
• Minimal additional investment for Bar Code
• Not all locations may be able to support RFID infrastructure
• Integrate Bar Code information into RFID inlay
Universal RFID Label
•Not always practical to use multiple types of labels in asset tracking
application
– More inventory, additional cost, and confusion
– Inefficiencies created if specific labels not used
for specific type of application (i.e., putting
metal mount tag on plastic surface)

• Need one RFID label style consistent with


• “One Label Solution” for Bar Code
Characteristics of Ideal
RFID Label for Asset ID
• Long read-range for mount-on-metal applications
– Approximately 10+ft. (using portable
reader)
– Approximately 20+ft. (using a fixed reader)
• Similar read-range on other materials such as plastic, wood,
liquids, etc.
• Abrasion/impact resistant
• Chemical resistant
Characteristics of Ideal
RFID Label for Asset ID

• Thin profile – minimal protrusion for resistance to


shearing forces
• Capable of surviving outdoor environments (i.e., UV
rays) for a number of years
• Size that will fit most assets
• Available in high volumes
• Incorporates custom printing
Universal RFID Label
•Universal RFID Label that provides a “One
Label Solution” for RFID
•is now available on the market.
Searching for & Selecting
an Integrator
• Why is an integrator necessary?

• Majority of end users not equipped


for RFID
 Insufficient expertise in RF and RFID technology
 Qualified resources not available within company
 Inexperience in integrating hardware and software for complete solution
 Limited contact for providers and limited knowledge of the products and
solutions on the market
 Time
Searching for & Selecting
an Integrator
What value does an integrator provide?

– Site survey and RF


analysis
– Expertise with specific
applications (i.e., asset
tracking, access control,
vehicle tracking)
Searching for & Selecting
an Integrator
What value does an integrator provide?

– Infrastructure installation
• Hardware
• Firmware
• Software
• Specify RFID tags (with
converter)
Searching for & Selecting
an Integrator
• What should you look for in an integrator?

– Area of expertise (i.e., asset tracking, access control,


vehicle tracking)
– Number of installations –
indicates experience
Searching for & Selecting
an Integrator
• What should you look for in an integrator?

– Services offered
• Site survey
• In-house testing
• System design
• Ongoing support
• Hardware installation
RFID Case Study – Boeing
• Problem
– Needed a solution to track more than
100,000 high value company-owned and
government-owned equipment between
three different locations
– More than 95% of the parts and equipment
have external movement or go back and
forth between Department of Defense
customers
RFID Case Study – Boeing
• Problem
– As many as 20 parts are collected
as a kit; each requiring manual
inventory
– Many parts do not have a surface
available to adhere a tag
RFID Case Study – Boeing
• Solution
– Double-sided RFID hang tag used to
fasten to a part
RFID Case Study - Boeing
• Result
– Time Savings – before system manufacturing
staging area spent a weekend of overtime
sorting and inventorying kits of parts
• Sorting 500 kits now takes five minutes!
– Real-time visibility in Boeing’s supply chain
• Reduces loss of high-value parts
• Misplaced tools or equipment can be “sniffed
out” with handheld RFID reader
RFID Case Study – Motorola
• Problem
– Engineering Shared Services electrical label uses
equipment worth more than $3 million –
oscilloscopes, function generators, multimeters,
calipers, power supplies, etc.)
– Equipment room attendant maintained inventory
manually signing equipment in and out
– Misplaced and “lost” equipment was common
RFID Case Study – Motorola
• Solution
– RFID tags assigned to each piece
of lab equipment with doorway
hosting data exchange – first
allowing access to the room and
then allocating equipment to
engineer
RFID Case Study – Motorola
• Result
– System provides automated issuance and
return of equipment and maintenance
– Initial ROI was $250,000; generated by
eliminating staff hours, cutting downtime
to check in and out of equipment room,
and securing equipment for maintenance
to avoid costly replacements
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai