Anda di halaman 1dari 81

MANAJEMEN TERAPI

KANKER DAN PERANAN


APOTEKER DALAM
PELAYANAN KEMOTERAPI

Program Profesi Apoteker


Fakultas Farmasi Universitas Jember
2019
EPIDEMIOL
OGI

International Journal of Cancer, Volume: 136, Issue: 5, Pages: E359-E386, First published: 13 September 2014, DOI: (10.1002/ijc.29210)
Tumor

DEFINIS  Setiap benjolan yang tumbuh pada tubuh


yang tidak seharusnya ada
I  Jaringan baru yang timbul dalam tubuh
akibat pengaruh berbagai penyebab
tumor yang mengakibatkan jaringan
setempat pada tingkat gen kehilangan
kendali normal atas pertumbuhannya
 Penyakit pada gen
 Mutasi gen yang berbeda,
menghasilkan jenis tumor berbeda
TUMOR JINAK
 Daya tumbuh terbatas
 Tumbuh ekspansif lokal
 Pertumbuhan lambat
 Tumbuh mendesak organ tapi tidak infiltratif
 Bahaya nya relatif kecil

TUMOR GANAS
 Kanker
 Tumbuh pesat
 Bersifat invasif dan bermetastasis

 Darah/ Hematologi
TUMOR GANAS/KANKER :
 Padat/ Solid
SIKLUS HIDUP
SEL NORMAL
- Fase G0 → fase istirahat
- Fase G1
→ Sel siap membelah diri yang diperantarai oleh beberapa
protein penting untuk berproduksi. Berlangsung 18-30 jam
- Fase S (fase sintesis)
→ DNA sel akan dicopy, berlangsung 18-20 jam
- Fase G2
→ Sintesa sel terus berlanjut. Berlangsung 2-10 jam
- Fase M
→ Sel dibagi menjadi 2 sel baru. Berlangsung 30-60 menit
KARAKTERISTIK
KARAKTERISTIK SEL
SEL
NORMAL
NORMAL
 Metabolisme: Terkendali dan dapat diprediksi
 Maturasi dan Spesialisasi: Sebelum mitosis,
terkendali
 Reproduksi: Sel mati tetapi menjadi 2 sel
yang baru
 Contact Inhibition: mekanisme seluler
untuk mencegah sel aktif membelah ketika
bersinggungan dengan sel lain disekitarnya
 Recognition: Sel yang sama akan
cenderung berkumpul
 Apoptosis: Kematian sel yang terprogram
KARAKTERISTIK SEL
KARAKTERISTIK SEL
KANKER
KANKER
 Pertumbuhan dan pembelahan yang tidak
terkendali
 Hilangnya contact inhibition
 Hilangnya kemampuan untuk
berdifferensiasi
 Fraksi yang aktif membelah meningkat
 Chromosomal Instability
 Hilangnya sifat recognition (Metastase)
 Metabolisme yang cepat
 Terganggunya fungsi apoptosis
ETIOLOGY
A cancer, or neoplasm, is thought to develop from a cell in
which the normal mechanisms for control of growth and
proliferation are altered.
The first step in this process is initiation, which requires
exposure of normal cells to carcinogenic substances. These
carcinogens produce genetic damage that, if not repaired,
results in irreversible cellular mutations. This mutated cell has
an altered response to its environment and a selective growth
advantage, giving it the potential to develop into a clonal
population of neoplastic cells.
During the second phase, known as promotion, carcinogens or other factors alter the environment to
favor growth of the mutated cell population over normal cells. The primary difference between
initiation and promotion is that promotion is a reversible process.
The final stage of neoplastic growth, called progression, involves further genetic changes leading to
increased cell proliferation. The critical elements of this phase include tumor invasion into local
tissues and the development of metastases.
DRUG INDUCED
CANCER IN
HUMAN
GENETIC AND MOLECULAR
BASIC
OF CANCER
Oncogenes develop from normal genes, called
protooncogenes, and may have important roles in all phases
of carcinogenesis.
Protooncogenes are present in all cells and are essential
regulators of normal cellular functions, including the cell
cycle.
Genetic alteration of the protooncogene through point
mutation, chromosomal rearrangement, or gene amplification
activates the oncogene.
Once activated, the oncogene produces either excessive
amounts of the normal gene product or an abnormal gene
product.
The result is dysregulation of normal cell growth and
proliferation, which imparts a distinct growth advantage to
the cell and increases the probability of neoplastic
KLASIFIKASI
Carcinoma – kanker yang dimulai di kulit atau
pada jaringan yang mencakup garis atau organ
internal.
Sarcoma – kanker yang dimulai di tulang, tulang
rawan, lemak, otot, pembuluh darah, atau lainnya
atau mendukung jaringan penghubung.
Leukemia – kanker yang dimulai di jaringan
pembentuk darah seperti sumsum tulang dan
menyebabkan sejumlah besar sel darah abnormal
diproduksi dan masukkan darah.
Lymphoma and myeloma – kanker yang dimulai
di sel-sel sistem kekebalan tubuh.
Central nervous system cancers – kanker yang
dimulai di jaringan otak dan sumsum tulang
belakang.
SCREENING GUIDELINES
TANDA-TANDA DINI KANKER
(PROF. SOEBANDIRI)
P : Pendarahan dan lender abnormal
A : Alat Pendengaran Terganggu, Sulit Menelan
T : Tumor, dimana saja
O : Obstipasi, perubahan kebiasaan defekasi dan kencing
K : Koreng yang tidak mau sembuh
A : Andeng-andeng yang berubah sifat
N : Nada Suara serak, sengau (bindeng)
PERJALANAN
KANKER
Agen perusak DNA yang Sel normal
didapat: Bahan kimia, radiasi, Repair DNA yang
virus berhasil
Kerusakan DNA
Mutasi yang diturunkan
Gaga pada:
l - Gen DNA repair
Mutasi pada genom - Gen yang
sel somatik mempengaruhi
pertumbuhan sel dan
apoptosis
Aktivasi onkogen Perubahan Inaktivasi
gen tumor
apoptosis suppressor gen
Ekspresi perubahan produk gen
dan hilangnya regulator produk
Ekspansi klonal
gen
Mutasi
tambahan
Neoplasma Malignant Heterogenitas

Scaltriti et al,
HALLMARKS
OF CANCER
1. Mempertahankan proliferative
signaling
2. Menghindari growth
suppressor
3. Menolak apoptosis
4. Angiogenesis berkelanjutan
5. Invasi jaringan dan metastasis
6. Memungkinkan replicative
immortality
7. Tumor-promoting
inflammation
8. Ketidakstabilan genom
9. Deregulasi energetika selular
10. Menghindari kerusakan imun
Scaltriti et al,
PENATALAKSANAAN
KANKER
 Pembedahan: kuratif, paliatif
 Radioterapi : kuratif, paliatif
 Kemoterapi: kuratif, paliatif
KEMOT
ERAPI
• Obat antikanker yang ideal harus mampu membunuh sel kanker dan
tidak berbahaya untuk sel normal apa pun
• Hanya kecepatan pembelahan sel yang membuat sel tumor lebih
rentan terhadap efek kemoterapi
• Hambatan klinis:
• Sel normal dengan laju pembelahan yang cepat juga sangat
rentan terhadap kemoterapi  Efek samping!
• Setelah putaran kemoterapi dan penyusutan kanker berhasil
dan/atau sel Kanker remisi menjadi resisten terhadap
pengobatan  Efek samping lebih besar dari manfaat  Dokter
harus menghentikan pengobatan dan tumor mulai tumbuh lagi 
• Rejimen lini kedua atau Salvage
TUJUAN KEMOTERAPI
SISTEMIK
• Menyembuhkan
Kanker menghilang dan tidak kembali

• Kontrol
Jika penyembuhan tidak memungkinkan,
tujuannya adalah untuk mengendalikan
penyakit (hentikan pertumbuhan &
penyebaran)

• Palliatif
Untuk kanker lanjut, di mana kontrol tidak
mungkin. Obat digunakan untuk
meredakan
gejala  Meningkatkan kualitas hidup,
memperpanjang kelangsungan hidup
JENIS – JENIS KEMOTERAPI
Berdasarkan waktu terhadap terapi utama:

1. Adjuvant : Kemoterapi yang diberikan untuk menghancurkan


sel-sel tumor yang mungkin masih ada setelah tumor diangkat
melalui operasi/radiasi. Tujuannya agar kanker tidak kambuh.
Ex. Kemoterapi setelah pembedahan pada kanker payudara
2. Neoadjuvant : Kemoterapi yang diberikan sebagai pendahuluan
sebelum operasi/radiasi dilakukan. Tujuannya untuk
mengecilkan tumor sehingga area operasi tidak meluas
3. Palliatif: kemoterapi untuk meningkatkan kwalitas hidup
pasien, menghilangkan rasa sakit. Biasanya kanker telah
metastasis
4. Terapi kombinasi : meningkatkan efektivitas dan mencegah
resistensi pengobatan, ex. kemoradiasi
TUMOR GROWTH
KINETICS
plateau growth
1 12
phase
Debilitating0
Clinically 1010
detecabl Tumor reduction
e necessary:
1. Surgery
108 Gompertzian curve 2. Radiation
3. Chemothera
py
Clinically 10
6

undetecabl
e tumor Log-linear growth phase
104

Micrometastati
c disease
10
2
HIPOTESIS LOG
KILL
Dr. Howard Skipper
• 1960an
• Hipotesis: kematian sel
mengikuti kinetika
obat antikanker
pertama
• Percobaan: mengobati leukemia
tikus dengan cytosine arabinose
– 24 jam ara-C  tikus mati
– 3 treatment setiap 4 hari 
tikus hidup
• Mengembangkan konsep Log Kill
HIPOTESIS LOG KILL
(LANJUTAN)
• Setiap rangkaian kemoterapi
persentase sel kanker tertentu 1000 cells
(bukan angka absolut ) akan
90
mati.
%
cell
• Menurut hipotesis ini, kill
kemoterapi tidak pernah dapat
mengurangi beban tumor 100 cells
menjadi nol (dgn asumsikan
semua sel kanker sama 90
responsifnya dan tidak %
terjadi resistensi obat dan cell
metastasis). kill

10 cells
ACTUAL CELLS
KILLED
Chemotherapy

12
10
Number of cancer
9
10
Resistant
Regrowth!!
cells
Hypothesis
10
cells

6 Actual

tim
e
KETERBATASAN
SITOREDUKSI
• Setelah tercapai jumlah sel kritis, kemoterapi
tidak dapat lagi mengurangi populasi sel kanker

• Model kinetika kanker menduga keterbatasan pengobatan


sitotoksik adalah pertumbuhan kembali sel yang lebih
cepat dari residu sel ganas.

• Masalah ini tidak dapat diatasi dengan tindakan


menaikkan dosis obat.

• Hal ini menjelaskan mengapa hasil HDCT pada kanker


payudara sangat konsisten, walaupun banyak kombinasi
obat yang berbeda telah digunakan selama bertahun-tahun.
FAKTOR KANKER YANG
MEMPENGARUHI
KEMATIAN SEL KANKER
A. Heterogenitas
• Sel-sel tumor secara genetik tidak stabil dan cenderung
bermutasi untuk membentuk klon sel yang berbeda
(Hipotesis Goldie Coldman)

B. Site

C. Ukuran
• Semakin besar tumor, semakin besar
heterogenitasnya
• Tumor besar memiliki vaskularisasi yang buruk
• Semakin besar tumor, semakin kecil fraksi pertumbuhan
(Gompertz)
FAKTOR KANKER YANG
MEMPENGARUHI
KEMATIAN SEL KANKER
D. Resistensi obat: ada banyak mekanisme
• Mengurangi akumulasi obat
• Perubahan jumlah "enzim target”
• Perubahan metabolisme obat
• Peningkatan DNA repair (glutathion /glutathion S-
transferase)
• Peningkatan drug efflux (gen MDR)
• Defective apoptosis (p53, mutasi bcl-2)
MODALITAS PENGOBATAN KANKER
• Tujuan: Menyembuhkan, Kontrol, Palliation
• Pengobatan:
– Kemoterapi
– Imunoterapi
– Targeted therapy
– Terapi radiasi
– Biologic Response Modifiers
– Pembedahan
SITE OF ACTION CONVENTIONAL CHEMOTHERAPY
KLASIFIKASI AGEN
KEMOTERAPI
ALKYLATING ANTI- MITOTIC ANTIBIOTICS OTHERS
AGENTS METABOLITES INHIBITORS

busulfan cytosine- etoposide bleomycin L-


Asparaginase
carmustine arabinoside teniposide dactinomycin hydroxyurea
chlorambucil floxuridine vinblastine daunorubicin procarbazine
cisplatin fluorouracil vincristine doxorubicin
cyclophos- mercaptopurine vinorelbine mitomycin-c
phamide methotrexate taxoids mitoxantrone
Ifosfamide gemcitabine eribulin melphalan
INDIKASI
KEMOTERAPI
 Kemoterapi diberikan utamanya pada
pasien dengan tumor solid metastatik,
tumor solid non-operable dan keganasan
hematologi
 Dapat diberikan pada kasus solid tumor
untuk indikasi lain (kemoterapi
salvage, kemoterapi adjuvan,
kemoterapi neoadjuvan, dan
radiosensitizer)
TUJUAN
KEMOTERAPI
Kemoterapi dapat diberikan dengan tujuan:
 Kuratif
 Memperpanjang harapan hidup
 Palliatif

Williams, CB.,2003. Evidence Based Oncology. London: BMJ book


OBAT KEMOTERAPI
OBAT
KEMOTERAPI
Ada lebih dari 50 jenis obat kemoterapi

Dapat diberikan pada pada pasien rawat inap maupun rawat jalan
yang disesuaikan dengan

Rute pemberian kemoterapi:


 Per Oral: Methotrexate, Hydroxyurea, Merkaptopurin
 Intravena: I.V Canula, Central Venous Catheter
 Sub Cutan
 Intracavity: Pelvic cavity, bladder
 Intrathecal: Dapat berakibat fatal bila salah memberikan
 Intra Arteri: Doksorubicin intrahepatika, TACE
 Intramuskular
 Intrapleural
 Intrapericardial
 Intraperitoneal
 Isolated organ perfusion : vena porta, ekstremitas
TOKSISITAS
KEMOTERAPI
Acute toxicity • Myelosuppression
• Mual, muntah, dan efek G.I lainnya
• Ulserasi membran mukosa
• Alopecia
Late toxicity • Jantung
• Paru
• Nefrotoksisitas
• Neurotoksisitas
• Kerusakan hematologis dan
imunologis
• Hepatotoksisitas
• Menopause dini, masalah endokrin
• infertilitas
TOKSISITAS
OBAT-OBATAN
SELEKTIF TOKSISITAS

Anthracyclines Kardiomiopati
Asparaginases Anafilaksis, pankreatitis
Cisplatin Toksisitas renal dan neurotoksisitas
Cyclophosphamide Sistitis hemoragik
Mitomycin Cedera sel endotel
Monoclonal Antibodies Reaksi hipersensitivitas
Paclitaxel Neurotoksisitas, reaksi hipersensitif akut
Perforasi gastrointestinal, gangguan
VEGF inhibitors
penyembuhan luka
Vinca alkaloids Neurotoksisitas
PENGATURAN PENGGUNAAN
KEMOTERAPI
Sebagai modalitas tunggal
• Radikal/definitif
• Paliatif
Dalam terapi kombinasi (multimodalitas)
• Sebelum perawatan lokal (induksi, neoadjuvant)
• Selama pengobatan lokal (bersamaan)
• Bergantian dengan pengobatan lokal
• Setelah perawatan lokal (adjuvant)
PERSIAPAN
KEMOTERAPI
• Mulai proses persiapan fisiologis. Termasuk hidrasi.
Mendapatkan tanda vital awal, dan status performance.
• Review diagnosis dan staging
• Review rencana pengobatan untuk setiap individu
diperlukan pemeriksaan laboratorium pretreatment,
pemeriksaan radiologi untuk evaluasi organ tertentu.
• Periksa rencana pengobatan, mengikuti setiap perubahan
dan pembaruan terapi, yang dapat mengubah keputusan
terapi
• Selalu perhatikan komorbiditas
• Ikuti kebijakan institusional yang memverifikasi
kemoterapi
• Perjelas ketidaksesuaian apa pun
SYARAT PASIEN DAPAT DIBERIKAN
SYARAT PASIEN DAPAT DIBERIKAN
KEMOTERAPI
KEMOTERAPI
 Tampilan Karnofsky >70 – 80, pada penderita dengan PS < 70 atau usia
lanjut, dapat diberikan obat antikanker dengan regimen tertentu dan/atau
jadwal tertentu
 Hb ≥ 10 g%, pada penderita anemia ringan tanpa perdarahan akut, meski Hb
< 10 g% tidak perlu transfusi darah segera, cukup diberi terapi sesuai
dengan penyebab anemia
 Granulosit ≥ 1500/mm3
 Trombosit ≥ 100.000/mm3
 Fungsi hati baik
 Fungsi ginjal baik
Crooks, V, Waller S, et al. The use of the Karnofsky Performance Scale in determining
outcomes and risk in geriatric outpatients. J Gerontol. 1991; 46: M139-M144.
PRINSIP DASAR PEMBERIAN
KEMOTERAPI
• penggunaan pulsed intermittent therapy untuk
memungkinkan sel-sel normal pulih

• Sel-sel normal (sel-sel sumsum tulang) pulih lebih cepat


dibandingkan sel-sel kanker

• Jaringan normal yang rusak karena kemoterapi - seperti


sumsum tulang & sel-sel lapisan epitel biasanya pulih dalam
2-3 minggu

• Atas dasar ini, sebagian besar kemoterapi diberikan


dengan interval 2-3 minggu
PULSED
PULSED THERAPY
THERAPY
Course of treatment Bone
Marrow
Cells
Tumour
Cells

Limit of
detectio
n
Relapse

0 3 6
Time
(Weeks)
EVALUASI
Evaluasi EfektivitasEFEKTIVITAS
KEMOTERAPI
Kemoterapi PADA
Pada Kanker KANKER
Solid
SOLID
 Complete Response( CR ): tumor primer
hilang, semua metastasis hilang secara
objektif (secara laboratorium,imaging,dan
histopatologis.)
 Partial Respon (PR): pengecilan masa
tumor lebih dari 50 %
 No change (NC): tidak ada perubahan atau
pengecilan tumor kurang dari 50 %
 Penyakit memburuk (Progresive
disease/PD): Terjadi pembesaran
tumor, muncul metastasis baru
Evaluasi
EvaluasiEfektivitas Kemoterapi
Efektivitas Kemoterapi Pada
Pada Keganasan
Keganasan Hematologi
Hematologi
 Terdapat kriteria pada masing-masing
penyakit
 Secara umum, evaluasi berdasarkan
adanya sel muda pada hapusan darah
tepi
 Kemoterapi yang efektif akan
menurunkan sel-sel muda (Blast) >50%
PELAKSANAAN
EVALUASI
 Pemeriksaan Fisik setiap 10-14 hari
setelah kemoterapi dan pada saat akan
kemoterapi lanjutan
 Pemeriksaan laboratorium setiap 10-14
hari setelah kemoterapi
 Pemeriksaan Imaging (USG) setiap 3-4
siklus
EVALUASI EFEKTIVITAS
(SURVIVAL RATE AND TIME TO
EVALUASI EFEKTIVITAS
PROGRESSION)
(SURVIVAL RATE AND TIME TO PROGRESSION)

Pada kemoterapi, salah satu tujuan yang diharapkan adalah untuk


memperpanjang harapan hidup dan menghambat progresivitas
penyakit
EFEK SAMPING
KEMOTERAPI
 Setiap obat kemoterapi memiliki efek
samping yang spesifik yang harus
diwaspadai
 Dapat ditentukan berdasarkan sistem
organ yang terkena, beratnya, dan waktu
terjadinya
KLASIFIKASI ESO
KLASIFIKASI ESO SITOSTATIKA
SITOSTATIKA
I. MENURUT ORGAN SASARAN YANG TERKENA
1. ESO pada sistem kardiovaskuler
2. ESO pada sistem respirasi
3. ESO pada sistem gastrointestinal
4. ESO pada sistem hepatobilier
5. ESO pada sistem darah
6. ESO pada sistem uropoetika
7. ESO pada sistem integument (rambut, kulit, kuku)
8. ESO pada sistem locomotorius
9. ESO pada sistem endokrin dan metabolisme
10. ESO pada sistem immunologis
11. ESO pada sistem reproduksi dan lain-lain.
KLASIFIKASI
KLASIFIKASI ESO
ESO SITOSTATIKA
SITOSTATIKA
II. MENURUT BERAT RINGANNYA ESO
A. Grade 0 s/d 2, cukup aman (tolerable),
biasanya belum perlu diterapi
B. Grade 3, harus diwaspadai, kadang
perlu terapi.
C. Grade 4, tanda bahaya, bisa timbul
kematian, perlu terapi dini
adekuat
D. Grade 5, penderita meninggal
KLASIFIKASI ESO
KLASIFIKASI ESO SITOSTATIKA
SITOSTATIKA
III. MENURUT SAAT TIMBULNYA ESO
1. ESO yang segera timbul (immediate):
< 1 jam sesudah pemberian.
2. ESO yang dini (early) : timbul 1- 48
jam sesudah pemberian.
3. ESO yang tertunda (delayed): 2 hari-
2 bulan sesudah pemberian.
4. ESO yang lambat (late): sesudah 2
bulan pemberian.
PEMANTAUAN ESO SITOSTATIKA
GRADE
No. JENIS ESO
0 1 2 3 4
1. Sistim Hematologi
Hemoglobin (g/dl) > 11,0 9,5-10,9 8,0-9,4 6,5-7,9 < 6,5
Lekosit ( x 1000/cmm) > 4,0 3,0-3,9 2,0-2,9 1,0-1,9 < 1,0
Granulosit ( x 1000/cmm) > 2,0 1,5-1,9 1,0-1,4 0,5-0,9 < 0,5
Trombosit ( x 1000/cmm) > 100,0 75-99 50-74 25-49 25
Perdarahan - petechiae ringan gross massif
2 Sistim G.I.
Nausea / muntah - nausea muntah kadang2 muntah perlu obat muntah membangkang
Diare - < 2 x dd >2 x dd tidak perlu sering perlu terapi Dehidrasi
terapi
Mucositis - ringan sedang tidak berat perlu terapi Membangkang terapi
perlu resisten
terapi
3 Sistim Hepatobilier
Bilirubin < 1,25 (1,26- (2,6-5)N (5,1-10)N > 10 N
2,5)N
SGOT / SGPT X N sda sda sda sda Sda
4 Sistim Uropoetik
BUN sda sda sda sda Sda
S. Creatinin sda sda sda sda Sda
Proteinurea - 1+(0,3 ) 2-3+0,3-1 4+7 Sindroma nefrotik
Hematuria - Microsc gross Gross+clots Obstructive urophaty
5 Sistim Respirasi - Ringan DOE Sesak in rest Bedrest total
6 Sistim Integumen
Complete alopecia
Rambut - minimal Patchy alopecia Irreversibel
reversible
7 Sistim Immunologis
Alergi - Edema Bronchospasm no Bronchospasm perlu Rx Anafilaksis
Rx
Alergi Kulit - eritem Deskuasnasi Ulserasi Necrosis berat
vesicula
PEMANTAUAN ESO SITOSTATIKA

GRADE
No. JENIS ESO
0 1 2 3 4

8 Sistim Kardiovaskular

Ritme Normal Tachycardi Unifocal PVC Mutivocal PVC Ventricular Tachycardi


atrial aritmia

Function Normal > 110/mnt Keluhan Rx - Keluhan ++ dapat Decomp cordis refrakter
keluhan diterapi tamponade perlu surgical
-
Abnormal
Pericarditis - effusion Keluhan punksi Perlu tap tap
(+) keluhan (-)
(-)

9 Sistim saraf
Somnolen 50%
Kesadaran Alert Somnolen Somnolen Coma
waking house
Parestesi 50% parestesi
Periferal - reflek tolerable Parestesi intolerable Paralisis

ringan
Membangkang Rx.
Konstipasi - Sedang Rx (-) Berat Rx (+) meteorisme
Resistent ileus
10 Sistim Lain
Panas - < 38oC 38-40oC > 40oC Panas

Pain - Ringan Sedang Rx (-) Berat perlu Rx Hipotensi


membangkang
Rx. Resistent
Infeksi (sebut tempat)
Keterangan :
N = Harga normal Rx = Resep / terapi dokter
Referensi : Soebandiri, Pemantauan yang tepat hasil dan efek samping pengobatan sitostatika, PKB XII
UPF Penyakit Dalam – RSU Dr. Soetomo, 1997
ESO
ESO KEMOTERAPI
KEMOTERAPI
Immediate Toxicities Early onset toxicities
1. Ekstravasasi 1. Hematologi
2. Reaksi alergi dan 2. Mucositis
anafilaksis 3. Nefrotoksisitas
4. Konstipasi
5. Nausea & vomiting
6. Alopecia
ESO
ESO KEMOTERAPI
KEMOTERAPI
Delayed onset Late onset toxicities :
toxicities : 1. Gonodal dysfunction
1. Pulmonary 2. Drug induced
toxicity leukemia
2. Cardiotoxicity 3. Secondary
3. Neurotoxicity malignancy
4. Hepatotoxicity
STRATEGI
STRATEGI PENANGANAN
PENANGANAN ESO
ESO
REGIMEN
REGIMEN KEMOTERAPI
KEMOTERAPI
Regimen kemoterapi umumnya diberikan dengan kombinasi
beberapa yang memiliki mekanisme kerja berbeda dengan
siklus yang telah ditetapkan. Terkenal dengan singkatan yang
mencerminkan nama obat.
 Regimen TAC (Taxol, Adriamycin, Cyclophosphamide) untuk
Ca.
Mammae diberikan dengan siklus setiap 3 minggu
 Regimen RCHOP (Rituximab, Cyclophosphamide,
Hydroxydaunorubicin, Oncovin, Prednison) untuk Limfoma
Non- Hodgkin diberikan dengan siklus setiap 3 minggu
 Regimen A7D3 (Arabinose-Cytosin 7 Days, Daunorubicin 3
Days) untuk Leukimia Akut Mielositik diberikan dengan siklus
setiap 3 minggu
PEMILIHAN REGIMEN
PEMILIHAN REGIMEN
KEMOTERAPI
KEMOTERAPI
 Pemilihan regimen kemoterapi disesuaikan
dengan jenis kanker, hasil pemeriksaan
patologi anatomi, kondisi keuangan pasien
dan ketersediaan obat
 Kanker jenis tertentu seperti adenocarcinoma
sangat sensitif terhadap kemoterapi dengan 5-
fluorouracyl (Kanker kolorektal, Kanker
kandung kemih, kanker nasofaring, dan
kanker genitalia)
DOSIS
DOSIS KEMOTERAPI
KEMOTERAPI
 Ada hubungan yang kuat antara dosis
kemoterapi dengan respon obyektif dan efek
samping kemoterapi
 Oleh karenanya, penentuan dosis kemoterapi
sangat berhubungan dengan keberhasilan
terapi ataupun kemungkinan terjadinya efek
samping obat
 Intensitas dosis kemoterapi adalah dosis obat
yang diberikan dalam periode waktu
tertentu, baik secara periodik ataupun
kumulatif
PERHITUNGAN DOSIS
PERHITUNGAN DOSIS
KEMOTERAPI
KEMOTERAPI
 Kemoterapi umumnya diberikan dalam regimen tertentu
dengan protokol pemberian yang telah ditetapkan
 Dosis kemoterapi disesuaikan dengan luas permukaan tubuh
(Body Surface Area) dan kondisi klinis pasien
 Luas permukaan tubuh pasien ditentukan berdasarkan
Rumus Mosteller atau Nomogram Du Bois
Body Mass Index
BSA (M2) = BB (kg) x TB (cm)
(Mosteller) 3600
BMI = BB (Kg)
Tinggi (m2)

BMI ≥ 30  obese
NOMOGRAM DU
BOISNOMOGRAM DU BOIS
Tinggi Badan Body Surface Area Berat Badan
Inch/cm m2 Lbs/Kg

Pasien dengan BB 50 Kg dan TB 150 mg memiliki BSA = 1,45


CREATININE CLEARANCE (CRCL)
25

Creatinine Clearance (CrCl) Cockcroft and


Gault, *untuk wanita dikalikan 0,85
CrCl female = [140-Umur(th)] x BB(kg) x 0.85
72 x Scr
CrCl ~ GFR
Salazar-Corcoran jika pasien obese

Wt dlm kg ; Ht dlm m
(Bauer LA., 2008)

Jelliffe  jika px tidak diketahui BB/tinggi nya
CrCl = (98 - 0.8[umur – 20]) x 0.9
Scr
Scr sebaiknya ≥ 0.6 mg/dL.
If < 0.6 mg/dL  gunakan 0.6 mg/dL

Menghitung dosis cARBOplatin  Calvert Formula


Dosis cARBOplatin = AUC x [CrCl + 25].5

Di SMF Obgin Disepakati


AUC = 5  Ca Endometrium, Ca Ov Yg menggunakan (Gemci-
cARBO ; DOCE-cARBO)
AUC = 6  Ca Cervix, Ca Ov
PROTOKOL
PROTOKOL KEMOTERAPI
KEMOTERAPI
 Kemoterapi diberikan dengan sebuah alur
yang sering disebut protokol kemoterapi
 Isi protokol kemoterapi mencakup
 Pemberian obat premedikasi
kemoterapi
 Urutan dan lama pemberian
kemoterapi
 Pemberian obat pasca kemoterapi
PREMEDIKASI
PREMEDIKASI KEMOTERAPI
KEMOTERAPI
 Untuk mencegah terjadinya efek samping
karena kemoterapi (profilaksis)
 Diberikan untuk mencegah efek samping obat
yang frekuensinya tinggi/sering terjadi seperti
mual dan muntah karena kemoterapi
cisplatin
 Diberikan juga untuk mencegah efek samping
yang jarang terjadi, tetapi bersifat serius
seperti reaksi alergenik karena paklitaksel
atau dosetaksel
37
MENGHITUNG RISIKO MUAL DAN
MENGHITUNG RISIKO MUAL DAN
MUNTAH PADA REGIMEN
KEMOTERAPI
MUNTAH PADA REGIMEN KEMOTERAPI
 Obat dengan level emetogenik 1 dianggap tidak
meningkatkan risiko mual dan muntah
 Penambahan satu atau lebih obat dengan level
emetogenik 2 akan meningkatkan 1 level
risiko mual dan muntah karena kemoterapi
 Penambahan satu atau lebih obat dengan level
emetogenik 3 atau 4 akan meningkatkan 1 level
risiko mual dan muntah karena kemoterapi
untuk setiap obatnya

38
REGIMEN
BEP
 Bleomisin 30 mg/m2 (Level 1) pada hari
ke-1 dan ke-8
 Etoposide 100 mg/m2 (Level 2) pada
hari ke 1-5
 Cisplatin 20 mg/m2 (Level 4) pada hari
ke 1-5

Berapa level emetogenik-nya ???


OBAT UNTUK PROFILAKSIS MUAL
DAN MUNTAH
Acute Nausea & Vomiting Deleyed Nausea & Vomiting
(24 Jam Pertama) (Hari ke 2-5)
Risiko emetogenik: Tinggi (level5)/frekuensi mual & muntah >90%
Cisplatin agent Cisplatin agent
5HT-3 antagonis + Steroid + 1. Aprepitant + Steroid
aprepitant (30-60 menit sebelum kemoterapi)
Noncisplatin agent
Noncisplatin agent 1. Aprepitant + Steroid (Jika aprepitant
5HT-3 + Corticosteroid ± aprepitant (30- digunakan pada hari pertama)
60 menit sebelum kemoterapi) 2 Steroid
3. Metoclopropamid + Steroid
4. 5HT-3 antagonis + Steroid
Risiko emetogenik: Tinggi (level 4)/frekuensi mual & muntah 60-90%
5HT-3 antagonis + Steroid ± aprepitant (30- 1. Aprepitant + Steroid (Jika aprepitant
60 menit sebelum kemoterapi) digunakan pada hari pertama)
2. Steroid
3. Metoclopropamid + Steroid
4. 5HT-3 antagonis + Steroid
5. Metoklopramid/5HT-3 antagonis
tanpa
steroid
OBAT UNTUK PROFILAKSIS MUAL
DAN MUNTAH
Acute Nausea & Vomiting Delayed Nausea & Vomiting
(24 jam pertama) (hari ke 2-5)

Risiko emetogenik: sedang (level 3)/frekuensi mual & muntah > 30 - 60 %


5HT-3 antagonis + Steroid 1. Steroid
2. Metoclopropamid + Steroid
3. 5HT-3 antagonis + Steroid
Risiko emetogenik: rendah (level 2)/frekuensi mual & muntah 10 - 30 %
1. Steroid (30-60 menit sebelum Tidak diperlukan
kemoterapi)
2. Metoklopramid(30-60 menit
sebelum
kemoterapi)

Catatn : seringkali tidak diperlukan


Risiko emetogenik: minimal (level 1)/frekuensi mual & muntah <10 %
Seringkali tidak diperlukan Tidak diperlukan
PEMBERIAN
PEMBERIAN
KEMOTERAPI
KEMOTERAPI
 Harus disesuaikan dengan karakteristik obat
kemoterapi
 Dosis Obat harus disesuaikan dengan luas
permukaan tubuh pasien
 Mencakup volume obat kemoterapi, lama
pemberian, dan obat lainnya yang perlu
diberikan selama kemoterapi
 Harus dipastikan bahwa aliran pembuluh
darah lancar untuk mencegah kejadian
phlebitis
OBAT
OBATPASCA
PASCA
KEMOTERAPI
KEMOTERAPI
 Obat ini diberikan dengan tujuan hidrasi
ataupun mencegah terjadinya efek
samping yang bersifat early onset
ataupun delayed onset
 Beberapa diantaranya meliputi cairan
hidrasi, diuretik, antiemetik dan
terapi suportif lainnya
PEMBERIAN OBAT
KEMOTERAPI
 Harus diberikan oleh perawat atau petugas kesehatan
yang sudah diberikan pelatihan tentang kemoterapi
 Cara penanganan kemoterapi harus dilakukan secara
aman dan benar karena bersifat mutagenik,
karsinogenik dan teratogenik.
 Paparan kemoterapi dapat terjadi saat penyiapan,
pemberian obat, dan penanganan cairan tubuh pasien
serta limbah alat kesehatan yang telah digunakan
 Penanganan kasus kebocoran dan tumpahan
sitostatika secara benar.
 Gunakan prinsip-prinsip “KEWASPADAAN
UNIVERSAL”
CONTOH PROTOKOL
KEMOTERAPI
MEDICATION ERROR IN
CHEMOTHERAPY

Arife Ulas et al. Medication Errors in Chemotherapy Preparation and Administration. Asian
Pacific Journal of Cancer Prevention, Vol 16, 2015. p.1699-1705
KESIMPUL
KESIMPUL
AN AN
 Kemoterapi adalah salah satu modalitas pengobatan
kanker yang terbukti meningkatkan angka
kesembuhan pasien ataupun memperpanjang
harapan hidup pasien
 Kemoterapi memiliki banyak efek samping yang harus
diwaspadai dan bila perlu dicegah dengan pemberian
obat
 Protokol kemoterapi diperlukan saat sedang dilakukan
kemoterapi untuk mencegah terjadinya kesalahan
pengobatan dan mencegah terjadinya efek samping
 Apoteker memiliki peran dalam telaah protokol
kemoterapi yang telah dibuat oleh dokter untuk
mencegah terjadinya medication error pada pasien
kanker
THERAPEUTIC TARGETING OF THE
HALLMARKS OF CANCER

Anda mungkin juga menyukai