berbasis masyarakat: sebuah pengalaman dari palangka raya, kalimantan tengah
a non institutional CBR story
Farid Wajdi, A.KS., MSW.
awalan • Pada tanggal 30 April 2014, beberapa koran di Kalimantan Tengah memberitakan bahwa di Kelurahan Kereng Bangkirai, Kota Palangka Raya terdapat 1 keluarga dimana 3 orang anggota keluarganya merupakan penyandang disabilitas yang memprihatinkan. • Berita tersebut membuat berbagai pihak kalang kabut. • Hari itu juga tim dari Dinas Sosial Kota Palangka Raya dan Dinas Sosial Provinsi ke TKP Sebagaimana yang diberitakan di koran dan hasil kunjungan awal ke TKP…
Keluarga PD itu terdiri dari 3 orang
• Abdul Hadi, 50 tahun, Kepala Keluarga, penyandang disabilitas laras (gangguan kejiwaan) dan beberapa penyakit fisik. • Jili, 24 tahun, anak, disabilitas grahita. • Rahim, 20 tahun, anak, disabilitas grahita dan fisik berat. Assesment lanjutan menemukan... • Istri Abdul Hadi meninggal satu tahunan lalu. • Dalam keluarga tersebut juga terdapat anak perempuan bernama Fitri, 30-an tahun dan adiknya Selvi, 27 tahun. • Fitri juga sedikit disabilitas grahita, sudah berkeluarga, tinggal 100 KM dari Kereng Bangkirai, dan sekarang sudah di rumah. • Hanya Selvi yang “normal” namun dia tinggal 250- n KM dari Kereng Bangkirai, dan jarang pulang. Abdul Hadi
Fitri Jili Rahim
Selvi Perjalanan permasalahan • Sejak istri Abdul Hadi meninggal sekitar setahunan yang lalu, kondisi keluarga ini semakin memprihatinkan. • Ke 3 PD tersebut dirawat oleh tetangganya dan sepengetahuan Lurah Kereng Bangkirai. • Tetangga belum berani bergerak membantu “lebih jauh” sebelum bertemu dengan keluarga mereka. • Sebulan sebelum kasus masuk koran, keluarga PD sudah bertemu dengan para tetangga PD dan karena mereka juga kurang mampu, maka keluarga menyerahkan penanganan/ perawatan PD kepada para tetangga. • Para tetangga mulai bergerak, dan dengan sepengetahun Lurah, mereka membuat permohonan bantuan kepada warga sekitar • Saat membawa permohonan tersebut, ada wartawan yang tau, dan munculan berita tersebut. Permasalahan • Abdul Hadi selalu menyendiri, selalu curiga pada orang, kemana-mana membawa golok sehingga membuat orang takut. • AH suka menyiksa anaknya, Rahim, dengan menyundut rokok ke tubuhnya. • Bila Rahim dirawat di rumah tetangga, maka AH akan meneror tetangga tersebut. • AH tidur di gubuk kecil di tengah kebun, menyediri • Sakit-sakitan (batuk dan kaki borokan) permasalahan • Jili secara fisik sehat, namun untuk melakukan sesuatu harus ada yang memerintah dan mengawasi. • Selama ini Jili bisa diperintah memandikan dan menyuapi Rahim.
• Rahim tidak bisa melakukan apa-
apa, dia hanya tergolek di lantai dan selalu tergantung pada orang lain diantara masyarakat yang peduli
Tanis Saiful Nurdin
Yang sudah dilakukan masyarakat • Merawat Jili dan Rahim, serta memberi makan Abdul Hadi. • Mengantar Abdul Hadi dan keluarganya ke Puskesmas/R.S • Menghubungi keluarganya dan membicarakan tentang perawatan keluarga Abdul Hadi • Mengumpulkan bantuan untuk permakanan dan perawatan keluarga Abdul Hadi. Yang dirasakan sebagai masalah oleh masyarakat
• Untuk merawat Keluarga AH biayanya dari mana?
• Keluarga AH tidak terdaftar sebagai penerima raskin. • Sejak berlakunya BPJS, mereka kesulitan mengantar keluarga AH berobat karena tidak terdaftar sebagai penerima BPJS. • Rumah tempat Rahim tinggal sangat tidak layak • Abdul Hadi membuat orang takut karena selalu membawa golok dan menunjukkan sikap tidak bersahabat. Dia meneror orang yang merawat Jili dan Rahim. • Abdul Hadi suka menyiksa Rahim Jalan keluar menurut masyarakat • Abdul Hadi harus dirawat di RSJ, dijauhkan dari Jili dan Rahim, sehingga para tetangga bisa merawat Jili dan Rahim. • Memperbaiki rumah Abdul Hadi sehingga mereka bisa tinggal secara layak. Masyarakat siap bergotong royong namun memerlukan bantuan bahan bangunan. • Fitri diminta tinggal di Kerang Bangkirai merawat adik- adiknya • Perlu bantuan dana dan bahan lainnya secara berkelanjutan untuk merawat keluarga AH. Langkah-langkah awal Tanggal 2 Mei 2013 dilaksanakan pertemuan di TKP antara Bidang Rehsos Dinsos Provinsi, Bid Rehsos dan Bid Jamsos Dinsos Kota Palangka Raya, Lurah Kereng beserta perangkatnya, RT dan warga sekitar dengan hasil: • Anggota keluarga AH (Abdul Hadi, Fitri, Jili dan Rahim) didaftarkan BPJS Kota, dan karena berita di koran, langsung disetujui Dinkes Kota • Rahim dimasukkan sebagai penerima ASODKB yang dianggarkan APBD Kota. • Warga siap kerja bakti namun memerlukan bantuan bahan • Abdul Hadi segera dibawa ke RSJ. Langkah-langkah berikutnya • Tanggal 5 Mei 2014, Abdul Hadi, Jili, dan Fitri diantar masyarakat ke RSJ untuk menjalani pemeriksaan. • Abdul Hadi dirawat di RSJ. Langkah-langkah
• Berbagai bantuan dari masyarakat untuk
keluarga AH diterima dan dikoordinir Pak Saiful baik berupa bahan pangan, peralatan masak, pakaian serta bahan bangunan. • Para tetangga gotong royong memperbaiki rumah AH. Setelah dinyatakan tidak agresif oleh RSJ, pada tanggal 19 Mei 2014 Abdul Hadi dirujuk dan dirawat di Panti Psikotik milik masyarakat yaitu Panti Joint Adulam Ministry (JAM) Palangka Raya. saat ini • Abdul Hadi mendapatkan perawatan di Panti Psikotik JAM dan sudah mulai bersosialisasi dengan baik. • Rahim dan Jili rirawat oleh Fitri dibantu oleh masyarakat. • Perbaikan rumah AH masih berlangsung Bukan bekerja untuk masyarat Tapi bekerja bersama masyarakat