1. Identifikasi Klien
Mikro
a. Identitas diri klien
Nama : Juminten
Usia : 78 tahun
Agama : Islam
Tanggal lahir : 11 Juli 1942
Hobi : Memasak
Riwayat Pendidikan : SD
Status Pernikahan : Menikah
Alamat : Panti Pelayanan Sosial, Jl. Sisingamangaraja,
Pematangsiantar, Sumatera Utara
Riwayat Kesehatan : Klien menderita penyakit maag mulai dari empat tahun yang
lalu, dan pernah dirawat di rumah sakit karenanya. Kemudian
tiga tahun yang lalu klien menderita pengapuran tulang
(bagian bokong) dan kini klien harus meminum obat setiap
hari dan setidaknya disuntik satu bulan sekali. Selain itu, klien
juga memiliki riwayat penyakit asam urat yang terkadang
dapat kambuh.
= Laki-laki = Meninggal
= Perempuan
= Menikah
= Anak keturunan
= Bercerai
= Hubungan dekat
= Hubungan renggang
Awal masuk Panti : Sebelum tinggal di panti, klien tinggal dengan anak ke-4 dan
menantunya. Namun, 3 tahun lalu anaknya tersebut meninnggal
dunia, sejak saat itu klien sering berpindah tempat tinggal dari
anaknya yang satu ke anaknya yang lain. Pada suatu waktu,
karena cekcok dengan salah satu anaknya, klien memilih tinggal
dengan salah satu temannya sewaktu kerja dahulu, namun
karena istri temannya merasa tidak nyaman akhirnya temannya
menyarankan klien dan suaminya untuk tinggal di panti lansia
milik dinsos. Pada awalnya klien tidak diterima oleh panti
dikarenakan kondisi kesehatan klien, dan secara fisik klien dan
suaminya sudah memakai tongkat sehingga jika diterima oleh
panti maka tidak akan ada yang bisa merawat mereka selama 24
jam penuh. Namun setelah peksos berdiskusi dengan kepala
staff lanjut usia, klien dan suaminya diterima di panti atas dasar
rasa kemanusiaan. Anak-anak klien pada awalnya tidak tahu
mengapa klien bisa sampai masuk ke panti lansia, klien dan
suaminya baru memberitahu mereka setelah klien berada di
panti selama beberapa hari.
b. Data Biologis
Kondisi fisik klien masih lengkap, tetapi beberapa bagian tidak lagi dapat
berfungsi dengan baik. Seperti lansia pada umumnya, semakin bertambahnya usia
maka fungsi-fungsi organ tubuh akan semakin mengalami penurunan. Pada klien,
pendengarannya masih cukup bagus dan hanya terkadang merasa terganggu
pendengarannya. Untuk mata, klien menderita rabun jauh yang cukup parah, klien
dapat melihat jelas hanya dalam jarak 1m di depannya dan ini sudah berlangsung
selama kurang lebih 4 tahun. Indra pengecap, perasa, dan penciuman klien masih
sangat baik. Tangan klien masih berfungsi dengan baik, masih dapat digunakan untuk
mencuci dan memegang tongkat.
Klien memiliki kulit sawo matang, mata yang sayu dan bibir tipis. Klien selalu
menggunakan daster dan songkok (penutup kepala nenek-nenek) ketika di panti.
Tinggi klien +- 140cm dengan berat badan 40kg.
Klien memiliki riwayat penyakit maag dan pengapuran tulang. Penyakit maag
membuat klien harus selalu makan tepat waktu agar tidak kambuh. Pengapuran tulang
klien berada pada bagian pinggang hingga bokong klien, sehingga ketika kambuh
maka klien akan merasa sangat sulit untuk duduk ataupun berbaring. Klien rutin
meminum obat pengapuran tulang 2 kali sehari, dan jika sedang kambuh dan rasa
sakitnya tidak tertahankan maka klien akan meminta dokter untuk menyuntiknya.
Kondisi ini pula yang menjadikan klien sulit berjalan (membutuhkan tongkat untuk
berjalan) dan tidak dapat duduk berlama-lama di tempat yang keras maupun tidak.
c. Data Psikologis
Klien adalah seorang yang senang berbagi dan tidak pelit. Ketika memiliki
sesuatu yang lebih, maka klien tidak segan akan menawarkannya kepada tetangga
bahkan kepada pegawai staff lanjut usia yang sedang bertugas. Klien juga ramah
kepada siapa saja, klien cukup dekat dengan seluruh pegawai staff lanjut usia bahkan
satpam.
Ketika ada suatu masalah maka klien akan memikirkan dan membahasnya
terus menerus. Bukan hanya permasalahannya, tetapi juga permasalahan anak-
anaknya. Oleh sebab itu klien cenderung dikenal sebagai orang yang cerewet bagi
anak dan cucunya. Klien paling dekat dan merasa paling disayang oleh anaknya yang
telah meninggal. Ketika bercerita tentang anaknya tersebut, klien selalu merasa sedih
hingga kemudian menangis.
Klien tidak mudah tertarik terhadap berbagai hal, ia mencintai pekerjaannya
pada jaman dahulu yaitu memasak dan berdagang. Dan pernah berkata bahwa jika
fisiknya masih sehat maka ia akan memilih untuk berjualan daripada berdiam diri
dirumah.
Mezzo
Saat ini panti menampung 25 orang lanjut usia yang terdiri dari berbagai suku,
agama dan latar belakang yang berbeda-beda pula. Mayoritas suku di panti adalah
suku Batak, Jawa, India, dan terakhir Cina. Sedangkan mayoritas agamanya adalah
Islam, Kristen, dan terakhir Hindu. Dari tempat asal warga panti juga berbeda-beda,
tidak hanya dari kota Pematangsiantar saja, ada yang datang dari Sulawesi, Jawa, dan
lain sebagainya. Oleh karena keadaan perbedaan tersebut, tak jarang konflik dapat
terjadi di lingkungan panti.
Makro (Panti)
a. Sumber Daya Alam : Bagian belakang panti dikelilingi oleh pohon sawit.
Terdapat pula sungai kecil yang memisahkan antara asrama lanjut usia dengan
asrama anak tuna rungu wicara. Di sepanjang aliran sungai terdapat pohon durian,
rambutan, dan beberapa pohon sawit. Pada bagian depan panti terlihat banyak
bunga pucuk merah dikelilingi rumput hijau yang rapih. Selain itu di dekat asrama
lanjut usia terdapat beberapa pohon sawit dan berbagai pohon buah seperti pohon
belimbing, mangga dan sawo. Pada bagian luar pagar panti terdapat beberapa
pohon mahoni yang tinggi.
b. Sumber Daya Manusia : Beberapa tahun yang lalu, sebelum pergantian kepala
panti, terdapat kegiatan-kegiatan keterampilan bagi warga binaan lanjut usia
maupun anak tuna rungu wicara. Kegiatannya antara lain adalah menyulam dan
menganyam bagi lansia, serta menjahit untuk anak tuna rungu wicara (masih ada
sampai sekarang). Setelah pergantian kepala panti (tahun 2018), kegiatan bagi
lansia antara lain bimbingan agama islam setiap hari senin, bimbingan agama
Kristen setiap hari selasa, pemeriksaan kesehatan oleh dokter setiap hari rabu, dan
bimbingan jasmani (senam) dan bimbingan sosial setiap hari jum’at. Masing-
masing kegiatan berdurasi sekitar satu sampai dua jam. Ada seorang lansia yang
keadaan fisiknya masih kuat dan sehat, dan panti mengizinkan dan memfasilitasi
lansia tersebut untuk berternak lele dan bebek.
c. Sumber Daya Ekonomi : Panti menerima segala bentuk bantuan yang diberikan
oleh perseorangan ataupun perusahaan. Bantuan biasanya berupa makanan
ataupun kebutuhan sehari-hari seperti sabun mandi, sabun cuci, sikat gigi, pasta
gigi, dan juga pakaian. Bantuan yang datang akan langsung diserahkan kepada
warga binaan. Banyaknya bantuan yang masuk membuat barang-barang yang
dimiliki lansia menumpuk, karena takut tidak terpakai seringnya lansia akan
menjual sebagian barang-barangnya kepada pegawai untuk kemudian uang hasil
penjualan tersebut dapat ditabung ataupun digunakan untuk membeli barang lan
yang lebih dibutuhkan pada saat itu.