Anda di halaman 1dari 40

Analisis Perencanaan Rute Alternatif Angkutan Wisata

Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process


dan Network Analysis
(Studi Kasus: Kabupaten Jember)

Disusun oleh: Dosen Pembimbing:


Avicenna Shafa Alifada Bachtiar Nurwatik, ST, M.Sc
03311840000039 Hepi Hapsari Handayani, ST, M.Sc, PhD
01
O PENDAHULUAN
Latar Belakang, Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan, dan Manfaat

U 02 METODOLOGI
T Lokasi Penelitian, Peralatan dan Data, Tahapan Pengolahan Data

L 03 HASIL DAN ANALISIS


Penyajian hasil dan analisis dari pengolahan data
I 04 KESIMPULAN DAN SARAN

N Kesimpulan dan saran

05 DAFTAR PUSTAKA
E Referensi yang digunakan dalam penelitian
01 PENDAHULUAN
04
Latar Belakang

Kurangnya informasi yang memadai September 2021 Bupati Jember


Dalam RTRW Kab. Jember 2015
terkait objek wisata setempat termasuk meresmikan angkutan wisata
– 2035, sektor pariwisata salah
aksesibilitasnya yaitu pada rute Kabupaten Jember yang memanfaatkan
satu sektor yang masih terus
perjalanannya (Suma, 2018). angkutan umum di Kabupaten Jember
dikembangkan.
dan diarahkan untuk wisata edukasi
05
Latar Belakang

Dengan AHP dapat diperoleh parameter Dengan Network Analysis dapat


Diperlukan analisis spasial untuk spasial yang mewakili kebutuhan masyarakat dilakukan pembuatan sebuah rute
memperoleh rute alternatif angkutan melalui pertimbangan pakar atau pemangku baru menuju suatu lokasi yang
wisata yang dapat menyesuaikan dengan kepentingan yang berwenang untuk menyertakan waktu tempuh (Sadhu,
potensi wisata edukasi sebagai tujuannya memperoleh bobot dalam Pemeringkatan Singh, dan Kanga, 2017)
Potensi Objek Wisata Edukasi
06
Latar Belakang

Rute angkutan wisata yang telah ada belum melibatkan sistem


informasi geografis dalam perencanaannya, belum ditampilkan pada
sebuah peta, serta belum memberikan pilihan alternatif untuk
penumpang yang dapat menjabarkan perkiraan waktu tempuh,
objek wisata yang dikunjungi, dan perkiraan lama berwisata

Pada penelitian ini dilakukan perencanaan rute alternatif angkutan


wisata dengan tujuan berdasarkan pemeringkatan potensi objek
wisata edukasi, waktu tempuh, dan skenario situasi objek wisata.
07
Rumusan Masalah
1. Bagaimana menentukan bobot parameter untuk Pemeringkatan Potensi Wisata Edukasi di
Kabupaten Jember?

2. Bagaimana pemeringkatan potensi wisata edukasi untuk perencanaan rute alternatif


angkutan wisata Kabupaten Jember menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP)?

3. Bagaimana merencanakan rute alternatif angkutan wisata Kabupaten Jember untuk wisata
edukasi menggunakan Network Analysis?
08
Batasan Masalah
01 Lokasi penelitian adalah wilayah Kabupaten Jember

02 Titik awal keberangkatan rute adalah di depan Masjid Jami’ Al – Baitul Amin Jember

Tujuan rute merupakan 6 objek wisata edukasi di Kabupaten Jember yaitu Jember Mini Zoo, Agrowisata Pusat
03 Penelitian Kopi dan Kakao Jember, Taman Botani Sukorambi, Museum Tembakau Jember, Situs Duplang, dan
Tanoker

Rute alternatif diperuntukkan bagi perjalanan menggunakan angkutan wisata yaitu angkutan kota roda empat
04 yang dikelola Dinas Perhubungan Kabupaten Jember
09
Batasan Masalah
05 Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software Expert Choice dan ArcGIS

Melakukan pemeringkatan potensi wisata edukasi berdasarkan kriteria aksesibilitas, amenitas, dan atraksi
06 menurut Peraturan Menteri Pariwisata No. 5 Tahun 2017 dengan metode Analytical Hierarchy Process
(AHP)

Penentuan rute alternatif berdasarkan hasil pemeringkatan potensi wisata edukasi, kecepatan rata-rata
07
kendaraan roda empat, waktu tempuh, serta skenario situasi untuk objek wisata seperti halnya jam buka dan
jam tutup dengan Route Analysis dari ekstensi Network Analyst ArcGIS.
10
Tujuan Manfaat
Menentukan bobot parameter untuk pemeringkatan potensi
01 wisata edukasi di Kabupaten Jember 01 Memberikan rekomendasi rute alternatif
angkutan wisata Kabupaten Jember untuk wisata
edukasi
Melakukan pemeringkatan potensi wisata edukasi untuk
perencanaan rute alternatif angkutan wisata Kabupaten
02 Jember menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP)
02 Mengembangkan informasi mengenai
aksesibilitas menuju objek wisata edukasi yang
Menganalisis rute alternatif angkutan wisata Kabupaten memiliki potensi tinggi dan kurang di Kabupaten
Jember untuk wisata edukasi menggunakan metode Network
Analysis dengan impedansi waktu tempuh dan skenario Jember sehingga pengembangannya dapat lebih
03 situasi objek wisata merata
02 METODOLOGI
Lokasi Penelitian 12

• Kabupaten Jember yang terletak


pada koordinat 759'6" -833’56”
LS dan 11316’28” - 113 03'42"
BT.
13
Data 13

Data hasil pengisian kuesioner Shapefile jaringan jalan Shapefile sebaran titik objek wisata
1 perbandingan berpasangan AHP 3 5
Kabupaten Jember skala edukasi Kabupaten Jember skala 1:5000
menggunakan expert judgement dengan 1:5000 diperoleh dari Open diperoleh dari Dinas Pariwisata dan
responden mengacu kepada instansi Street Map (OSM) Kebudayaan Kabupaten Jember

Shapefile batas administrasi Shapefile sebaran titik fasilitas


wilayah Kabupaten Jember skala umum skala 1:5000 Kabupaten
1:5000 diperoleh dari Dinas Jember diperoleh dari Open
2 KOMINFO Kabupaten Jember
4 Street Map (OSM)
14
Data
Data statistik jumlah pengunjung 6 objek wisata Data kuantitatif jumlah fasilitas menarik di 6 objek wisata
6 edukasi Kabupaten Jember tahun 2021 diperoleh 8
edukasi Kabupaten Jember tahun 2021 diperoleh dari Dinas
dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jember
Jember serta objek wisata terkait

Data statistik pemeringkatan reputasi destinasi 6 Data tabular kecepatan rata-rata


objek wisata edukasi Kabupaten Jember dari kendaraan roda empat tahun 2021
pengisian kuesioner oleh minimal 30 narasumber diperoleh dari Dinas Perhubungan
7 masyarakat umum 9 Kabupaten Jember
15
Peralatan

Laptop Asus Vivobook S430FN Intel Perangkat Keras Pendukung (Mouse,


Core i7 Charger, Hard disk)

Software Pengolah AHP Microsot Office 365


Software Pengolah Data Spasial
Tahapan Pemeringkatan Potensi Objek Wisata Edukasi 16

Metodologi
17

Tahapan Analisis
dan Perencanaan
Rute Alternatif
Angkutan Wisata
Kabupaten Jember
untuk Wisata
Edukasi
menggunakan
Network Analysis

Metodologi
03 HASIL DAN ANALISIS
19 Bobot Parameter Pemeringkatan
Potensi Wisata Edukasi

Inconsitency Ratio:
0,0096
20

Pemeringkatan
Potensi Objek
Wisata Edukasi
Kriteria
Aksesibilitas
21

Pemeringkatan
Potensi Objek
Wisata Edukasi
Kriteria
Amenitas
22

Pemeringkatan
Potensi Objek
Wisata Edukasi
Kriteria
Atraksi
23

Pemeringkatan
Potensi Objek
Wisata Edukasi
Potensi Tinggi (1) :
Agrowisata Pusat Penelitian Kopi
dan Kakao Jember, Taman Botani
Sukorambi, Jember Mini Zoo

Potensi Kurang (2) :


Tanoker, Museum Tembakau,
Situs Duplang
Rute Alternatif Angkutan Wisata untuk
24
Destinasi Wisata Edukasi Ke-1
Rute Alternatif Angkutan Wisata untuk
25
Destinasi Wisata Edukasi Ke-2
Rute Alternatif Angkutan Wisata untuk
26
Destinasi Wisata Edukasi Ke-3
27

Peta Sampel
Rute Alternatif
Angkutan
Wisata untuk
Destinasi
Wisata
Edukasi
04 KESIMPULAN
29
Kesimpulan
01 Berdasarkan hasil pengolahan Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk masing-masing parameter
pemeringkatan potensi objek wisata edukasi diperoleh bobot untuk kriteria aksesibilitas yaitu 0,60
dengan sub-kriteria dari aksesibilitas yaitu jarak ke jalan utama dengan bobot 0,71 dan jarak ke
fasilitas umum dengan bobot 0,29. Untuk kriteria amenitas dengan bobot 0,27 dan sub-kriteria
dari amenitas yaitu sebaran fasilitas umum dengan bobot 0,59 dan reputasi destinasi dengan
bobot 0,41. Sementara untuk kriteria atraksi memiliki bobot 0,13 dan sub-kriteria atraksi yaitu
jumlah fasilitas menarik objek wisata dengan bobot 0,79 dan jumlah pengunjung objek wisata
dengan bobot 0,21.
30
Kesimpulan
02 Berdasarkan bobot masing-masing parameter yang diperoleh dari pengolahan AHP serta proses
weighted overlay maka diperoleh dua kategori peringkat potensi objek wisata edukasi yaitu objek
wisata edukasi dengan potensi tinggi meliputi Agrowisata Pusat Penelitian Kopi dan Kakao
Jember, Taman Botani Sukorambi, dan Jember Mini Zoo serta untuk kategori objek wisata
edukasi dengan potensi kurang meliputi Tanoker, Museum Tembakau, dan Situs Duplang.
31
Kesimpulan
03 Berdasarkan pengolahan menggunakan network analysis dengan impedansi waktu tempuh dan menyesuaikan
skenario situasi objek wisata diperoleh 3 rute alternatif angkutan wisata untuk objek wisata edukasi.
a. Rute pertama: Masjid Jami’ Al-Baitul Amien – Museum Tembakau Jember – Agrowisata Pusat Penelitian Kopi dan Kakao
Jember - Masjid Jami’ Al-Baitul Amien dengan durasi total waktu tempuh perjalanan 1 jam 25 menit, jarak tempuh 41,5 Km,
asumsi lama berwisata 7 jam 7 menit dengan asumsi waktu berwisata dari pukul 09.00 hingga 16.07 WIB
b. Rute kedua: Masjid Jami’ Al-Baitul Amien – Situs Duplang – Jember Mini Zoo - Masjid Jami’ Al-Baitul Amien dengan
durasi total waktu tempuh perjalanan 1 jam 13 menit, jarak tempuh 39 Km, dan asumsi lama berwisata 7 jam 41 menit dari
pukul 08.00 hingga 15.41 WIB.
c. Rute ketiga: Masjid Jami’ Al-Baitul Amien – Tanoker – Taman Botani Sukorambi - Masjid Jami’ Al-Baitul Amien dengan
durasi total waktu tempuh perjalanan 1 jam 56 menit, jarak tempuh 59,9 Km, dan asumsi lama berwisata 7 jam 40 menit dari
pukul 08.00 hingga pukul 15.40 WIB.
32
Saran
Pada penelitian berikutnya yang sejenis sebaiknya digunakan data jumlah pengunjung
01 objek wisata edukasi yang lebih update dan detail sehingga hasil yang diperoleh juga lebih
baik.

02 Untuk ke depannya dapat dikembangkan rute alternatif angkutan wisata tidak hanya
dengan destinasi objek wisata edukasi namun juga objek wisata lainnya.
05 DAFTAR PUSTAKA
Daftar 34
Pustaka
• Adininggar, F., Suprayogi, A., & Wijaya, A. (2016). Pembuatan Peta Potensi Lahan Berdasarkan Kondisi Fisik Lahan
Menggunakan Metode Weighted Overlay. Jurnal Geodesi Undip, 5(2), 136–146.
• Agapito, D.; Valle, P.; Mendes, J. (2013). The cognitive-affective-conative model of destination image. Journal of Travel &
Tourism Marketing, 471–481.
• Aminah, S. (2018). Transportasi Publik dan Aksesibilitas Masyarakat Perkotaan. Jurnal Teknik Sipil, 9(1), 1142–1155.
• Astor, Y., Purwandhari, A., & Aprian, K. R. (2020). Determination of Effective Routes for Tourism Mass Transportation in
Bandung City using Network Analyst and GIS. Proceedings of the International Seminar of Science and Applied Technology
(ISSAT 2020). https://doi.org/https://doi.org/10.2991/aer.k.201221.045
• Azis, R., & Asrul. (2018). Pengantar Sistem dan Perencanaan Transportasi. Deepublish.
• Basak, I., & Saaty, T. (1993). Group decision making using the analytic hierarchy process. Mathematical and Computer
Modelling, 17(4–5), 101–109.
• Bhuiyan, M. A. H., Islam, R., Siwar, C., & Ismail, S. M. (2010). Educational Tourism and Forest Conservation: Diversification
for Child Education. Procedia Social and Behavioral Sciences, 19–23.
Daftar 35
Pustaka
• BPS Jember. (2021). Kabupaten Jember dalam Angka 2021.
• Buditiawan, K., & Harmono. (2020). Strategi Pengembangan Destinasi Pariwisata Kabupaten Jember. Jurnal Kebijakan
Pembangunan, 15(1), 37–50.
• Departemen Perhubungan. (2005). Sistem Transportasi Nasional (SISTRANAS). In Peraturan Menteri Perhubungan No:
Km. 49 Tahun 2005 (hal. 77).
• Dinas Perhubungan Kabupaten Jember. (2021). Angkutan Wisata Jember.
• ESRI. (2021). Route Analysis. Dikunjungi 15 November 2021, dari Desktop ArcGIS:
https://desktop.arcgis.com/en/arcmap/latest/extensions/network-analyst/route.htm
• ESRI. (2022). Weighted Overlay. Dikunjungi 4 Januari 2022, dari Desktop ArcGIS:
https://desktop.arcgis.com/en/arcmap/10.3/tools/spatial-analyst-toolbox/how-weighted- overlay-works.htm
• Fadhillah, G., Jupri, & Somantri, L. (2018). Evaluasi Rute Transportasi Angkutan Kota dengan Menggunakan Sistem
Informasi Geografis. Jurnal Pendidikan Geografi, 18(2), 163–180.
• Fendy, H., & Siwu, D. (2018). Permintaan dan Penawaran Jasa Transportasi. Jurnal Pembanguan Ekonomi dan Keuangan
Daerah, 19(2), 114–116.
Daftar 36
Pustaka
• Handoko, Y. H. B. (2020). Penentuan Rute Wisata Terbaik Menggunakan Metode Weighted Product. Institut Teknologi
Sepuluh Nopember.
• Hidayat, Y. M., Harlan, D., & Winskayati. (2012). Kajian Optimalisasi Penggunaan Air Irigasi Di Daerah Irigasi Wanir
Kabupaten Bandung. Institut Teknologi Bandung.
• Hutagalung, J., & Azlan. (2020). Penerapan AHP-GIS Berbasis Web. Lakeisha.
• Isa, S., & Ramli, L. (2014). Factors influencing tourist visitation in marine tourism: lessons learned from FRI Aquarium
Penang,Malaysia. International Journal of Culture, Tourism and Hospitality Research, 103–117.
• Latif, F., Kaharu, A., & Tuloli, M. Y. (2021). Perencanaan Jaringan Trayek Angkutan Umum Perkotaan dan Perdesaan
Kabupaten Boalemo (Studi Kasus di Zona Bagian Barat). Composite Journal, 1(2), 66– 72.
• Lestari, A. A. A., & Suharyanti, N. P. N. (2020). Kebijakan Pemerintah Indonesia dalam Pengembangan Pariwisata. Jurnal
Hukum Saraswati (JHS), 2(2), 169–181.
• Lopes, S. (2011). Destination image: Origins, Developments and Implications. Journal of Tourism and Cultural Heritage,
305–315.
Daftar 37
Pustaka
• Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia No. 5 Tahun 2017 tentang Pedoman Destinasi Penyelenggaraan Pertemuan,
Perjalanan Insentif, Konversi, dan Pameran, (2017).
• Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 117 Tahun 2018 tentang penyelenggaraan Angkutan Orang Tidak Dalam Trayek,
(2018).
• Morrison, A. M. (2013). Marketing and Managing Tourism Destinations. Routledge.
• Nugrahani, M., & Santosa, P. B. (2021). Drought Hazard Modelling of Klaten Regency Central Java Using AHP and
TOPSIS Method. Geomatics International Conference 2021 (GEOICON 2021), 1–14.
• Nurwatik, Cahyono, A. B., & Rachmandafitri, A. O. (2021). Integrating GIS and Analytical Hierarchy Process to Determine
Flood Vulnerability Level in Surabaya, Indonesia. Geomatics International Conference 2021 (GEOICON 2021), 1–11.
• Omobepade, B. P., Adelabu, S., Okello, T., & Adagbasa, E. (2020). Assessing Transportation Logistics for White Shrimp
(Nematopalaemon hastatus) Marketing. 4th International Conference on Science and Sustainable Development (ICSSD 2020).
• Park, S., Xu, Y., Jiang, L., Chen, Z., & Huang, S. (2020). Spatial Structures of Tourism Destinations: A Trajectory Data
Mining Approach Leveraging Mobile Big Data. Annals of Tourism Research, 84, 2–4.
Daftar 38
Pustaka
• Rohandi, M., Tuloli, M. Y., & Jassin, R. T. (2018). Priority Determination of Underwater Tourism Site Development in
Gorontalo Province using Analytical Hierarchy Process (AHP). ICIEVE, 1–6.
• Saaty, T. L. (1994). Fundamentals of Decision Making and Priority Theory with Analytic Hierarchy Process. Journal Vol. VI
of the AHP Series, 6.
• Saaty, T. L. (2008). Decision making with AHP. International Journal Services Sciences, 83–98.
• Sadhu, S., & Singh, Suraj Kumar Kanga, S. (2017). Optimum Path from Tourist Places to Railway Station and Hospitals &
Fire Services using GIS-Based Network Analysis: A Case Study of Jaisalmer and Sam Blocks of Jaisalmer District, Rajasthan
(India). International Journal of Technology Research and Management, 4(8), 1–5.
• Shafer, E. (2005). Network Analyst. Dikunjungi 9 Oktober 2021, dari ESRI.COM:
https://www.esri.com/content/dam/esrisites/sitecorearchive/Files/Pdfs/library/brochures/pdfs/a rcgis-networkanalyst.pdf
• Sidauruk, R. N. (2015). Perencanaan Pengoperasian Trayek Angkutan Wisata Pantai Wonosari. UAJY.
• Suma, N. N. (2018). Informasi Geospasial Untuk Membangkitkan Potensi Wisata Pesisir Pada Jalur Lintas Selatan (JLS)
Jember - Jawa Timur. Jurnal Geografi, 10(1), 26–41.
Daftar 39
Pustaka
• Susanta, F. F., & Aditya, T. (2018). Visualisasi Permintaan Penumpang Angkutan Umum Hasil Analisis Analytical Hierarchy Process
(AHP) di Kabupaten Kulon Progo. Prosiding Simposium Infrastruktur Informasi Geospasial 2018, 182–193.
• Suwena, I. K., & Widyatmaja, I. G. N. (2017). Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata. Pustaka Larasan.
• Tamin, O. Z. (2000). Perencanaan dan Pemodelan Transportasi Edisi Kedua. Institut Teknologi Bandung.
• Tamin, O. Z. (2007). Menuju Terciptanya Sistem Transportasi Berkelanjutan di Kota - Kota Besar di Indonesia. Jurnal Transportasi,
7(2), 87–104.
• Tang, C. F. (2020). The Threshold Effects of Educational Tourism on Economic Growth. Current Issues in Tourism, 2–16.
• Utami, F. N., & Baiquni, M. (2019). Pola Pergerakan Spasial Wisatawan yang Berkunjung ke Candi Borobudur. Jurnal Bumi
Indonesia, 8(4).
• Utami, S., Ekasari, K., & Saputra, R. M. (2020). Penggunaan AHP Guna Penentuan Prioritas Penanganan Permukiman Tangguh
Bencana Longsor. Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan, 4(2), 498– 512.
• Yadav, A., & Jayswal, D. S. . (2013). Using Geometric Mean Method of Analytical Hierarchy Process for Decision Making in Functional
Layout. International Journal of Engineering Research & Technology (IJERT), 2(10), 775–779.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai