Anda di halaman 1dari 16

Ilmu dan Kemuliannya

Pengertian Ilmu
Ilmu berasal dari kata ‘allama’ yang artinya
mengetahui, lawan dari kata ‘jahila’ yang
artinya bodoh.
Ilmu pengetahuan adalah terjemahan dari kata
bahasa Inggris ‘Science’, yang berarti pengetahuan.
Kata science itu sendiri berasal dari bahasa Yunani
‘Scientia’ yang berarti pengetahuan. Namun
pengertian yang umum digunakan ilmu
pengetahuan adalah himpunan pengetahuan
manusia yang dikumpulkan melalui proses
pengkajian dan dapat diterima oleh rasio.
Al Manawi dalam kitab At-taufiq berkata , “
ilmu adalah keyakinan kuat yang tetap sesuai
dengan realita.
Imam Raghib al- Ashfahani dalam kitabnya,
Mufradat Al –Qur’an, berkata, “ ilmu adalah
mengetahui sesuatu sesuai dengan hakikatnya.
Pengertian menuntut ilmu
Menuntut ilmu adalah suatu usaha yang dilakukan
oleh seseorang untuk merubah tingkah laku kearah
yang lebih baik, karena pada dasarnya ilmu
menunjukkan jalan menuju kebenaran dan
meninggalkan kebodohan.
Seseorang harus memulai dengan ilmu sebelum
beramal. Maksud dari beramal adalah melakukan
kegiatan atau melakukan suatu pekerjaan. Dalam
melakukan pekerjaan manusia dituntut mengetahui
ilmunya dari pekerjaan tersebut. Karena dengan
mengetahui ilmunya pekerjaan akan lebih terarah dan
tidak berantakan.
Mu’adz bin Jabbal berkata : “Tuntutlah ilmu,
karena mempelajari ilmu karena mengharapkan
wajah (ridha) Allah itu mencerminkan rasa
Khasyyah (rasa takut) kepada Allah, mencarinya
adalah ibadah, mengkajinya adalah tasbih,
menuntutnya adalah Jihad, mengajarnya untuk
keluarga adalah Taqarrub.”
Kewajiban Menuntut Ilmu
Di dalam Islam, menuntut ilmu merupakan perintah
sekaligus kewajiban. Manusia diperintahkan untuk
menuntut ilmu, karena dengan ilmu pengetahuan kita
bisa mencapai apa yang dicita-citakan baik di dunia
maupun di akhirat. Apalagi sebagai seorang muslim itu
wajib hukumnya, seperti dalam sebuah hadits
disebutkan bahwa : nabi Muhammad bersabda:
“Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap
muslim.” (Hadits sahih, diriwayatkan dari beberapa
sahabat diantaranya: Anas bin Malik, Ibnu Abbas, Ibnu
Umar, Ali bin Abi Thalib, dan Abu Sa’id Al-Khudri
Radhiallahu Anhum. Lihat: Sahih al-jami: 3913)
Maka jelas kiranya bahwa menuntut ilmu
pengetahuan memang diwajibkan. Dengan ilmu
kita bisa meraih dunia, dengan ilmu kita dapat
meraih akhirat dan dengan ilmu pula kita bisa
meraih kedua-duanya.
Firman Allah pada surat Al-Alaq ayat 1-5 ,
berbunyi :
َ ُّ‫ب‬9‫ َو َر‬9‫ ۡٱق َر ۡأ‬9‫ق‬
9‫ ُم‬9‫ ٱَأۡل ۡك َر‬9‫ك‬ ٍ َ ‫ل‬ ‫ع‬
َ 9
‫ن‬ ۡ ‫م‬
ِ ‫ن‬
َ 9
‫س‬ َ ٰ ‫ن‬ ‫ِإۡل‬ ‫ٱ‬ 9
‫ق‬
َ َ ‫ل‬‫خ‬َ 9
‫ق‬
َ َ ‫ل‬‫خ‬َ ‫ي‬ ‫ذ‬
ِ َّ ‫ٱل‬ 9
‫ك‬َ ِّ ‫ب‬ ‫ر‬
َ ‫م‬
ِ 9
‫س‬ ۡ ‫ٱ‬ِ ‫ب‬ 9
‫أ‬ۡ ‫ر‬
َ ۡ
‫ٱق‬
ۡ‫ٱلَّ ِذي َعلَّ َم بِ ۡٱلقَلَ ِم َعلَّ َم ٱِإۡل ن ٰ َس َن َما لَمۡ يَ ۡعلَم‬
Pendengaran, penglihatan dan hati atau akal adalah
merupakan perangkat atau alat untuk menuntut ilmu.
Perangkat ilmu yang Allah berikan kepada manusia
merupakan sebuah potensi yang tiada ternilai harganya,
dengan penglihatan, pendengaran dan hati (akal) manusia
mampu menggali ilmu. Karena kemampuannya menalar dan
mempunyai bahasa untuk mengkomunikasikan hasil
pemikiran yang abstrak..
Pengetahuan itu diperoleh manusia bukan hanya dengan
penalaran, melainkan juga dengan kegiatan berfikir lainnya,
dengan perasaan dan intuisi. Lain halnya dengan hewan yang
tidak memiliki potensi tersebut karena hewan tidak mampu
berbuat seperti apa yang dapat dicapai oleh manusia. Maka
sangat beralasan jika Allah memerintahkan manusia untuk
menggali lautan ilmu-Nya.
Dalam mencari ilmu pengetahuan, hendaklah
yang dapat memberikan manfaat bagi kebaikan di
dunia dan di akhirat baik untuk diri kita sendiri
maupun untuk orang lain. Mengajarkan ilmu
kepada orang lain merupakan sadaqoh, sesuai
dengan sabda Nabi, “Selagi ada kesempatan untuk
mencari ilmu dan sebelum Allah mencabut atau
mengangkat ilmu dari manusia”, maka carilah ilmu
sebanyak-banyaknya untuk kita manfaatkan serta
kita amalkan di jalanNya. Sebab ilmu yang
bermanfaat merupakan salah satu amal jariyah yang
tak akan terputus.
Keutamaan ilmu
 kelebihan ilmu dibanding ibadah.
Salah satu fadhilah ilmu dari ibadah adalah bahwa
kebanyakan manfaat ibadah terbatas pada pelakunya.
Berbeda dengan ilmu, ia bermanfaat jauh melampui
si pilaku itu sendiri, sampai pada orang yang
mendengarnya, atau membacanya. Ilmu tidak mengenal
ikatan, tidak pula mengakui adanya dinding dan jurang
pemisah. Lebih-lebih pada zaman kita sekarang, ketika
ilmu tersebar luas melalui media elektronik bahkan
yang dapat ditangkap dalam beberapa detik dan
seketika itu juga para pendengar dan para pemirsa yang
ada diberbagai tempat dapat mempelajarinya.
 Ilmu tidak terputus lantaran berakhirnya hayat.
Ilmu tidak terputus lantaran berakhirnya
hayat, dan ilmu tidak mati dengan kematian
pemiliknya. Tetapi bagi orang yang shalat, atau
berpuasa, atau membayar zakat, berhaji,
berumroh, bertasbih, bertahlil, berzikir, dan
bertakbir, semua amal ini mendapat balasan dari
Allah, tetapi balasan itu terputus lantaran selesai
atau berakhirnya amalan tertentu. Adapun ilmu,
ia terus mengalir dan berpengaruh selama orang
masih memanfaatkanya.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu dari
Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam,
bersabda: "Apabila seorang keturunan Adam
(manusia) meninggal dunia maka terputuslah
amalnya kecuali dari tiga hal: shadaqah jariyyah,
atau ilmu yang bermanfaat, atau seorang anak
shalih yang mendo'akannya." (HR. Muslim
no.1631)
 Ilmu merupakan tanda kebaikan seorang hamba.
Ketika seorang hamba diberi kemudahan untuk
memahami dan mempelajari ilmu syar’i, itu menunjukkan
bahwa Allah menghendaki kebaikan bagi hamba tersebut,
dan membimbingnya menuju kepada hal-hal yang diridhai-
Nya.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: “Siapa
yang Allah kehendaki kebaikan kepada seorang hamba
maka Ia akan difahamkan tentang agamanya.” (Muttafaq
Alaihi dari Muawiyah bin Abi Sufyan Radhiallahu anhuma).
 Orang yang berilmu akan ditinggikan derajatnya.
Sesungguhnya Allah akan meningkatkan derajat
orang-orang yang mau menuntut ilmu sebagaimana
firmanNya: Artinya :”Hai orang orang yang beriman
apabila dikatakan kepadamu: “ Berlapang lapanglah
dalam majelis”, maka lapangkanlah niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila
dikatakan berdirilah kamu maka berdirilah, niscaya
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman
diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. ( Q.S Al-
Mujaadalah:11)
 menuntut ilmu merupakan ibadah dan akan dipermudah
jalan menuju syurga.
Menuntut ilmu adalah ibadah, bahkan merupakan Ibadah
yang paling agung dan paling utama, sehingga Allah
menjadikannya sebagai bagian dari jihad fisabilillah,
sebagaimana firmanNya dalam surat At Taubah 122,
Artinya :tidak sepatutnya bagi mu’min itu pergi semuanya
(medan perang), mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan
diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam
pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi
peringatan pada kaumnya apabila mereka telah kembali
kepadanya supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.
Rosulullah saw bersabda “barang siapa
menempuh jalan demi mengharapkan suatu ilmu,
maka allah akan mempermudah jalan baginya
menuju surga. Sesungguhnya malaikat akan
meletakkan sayap-sayapnya karena
keridhaannya akan pencari ilmu. Sesungguuhnya
semua yang ada di langit dan di bumi dan
bahkan hewan di lautan sekalipun, akan selalu
memintakan ampunan bagi orang yang berilmu.
Syarat-syarat menuntut ilmu
 Cerdas
 Semangat dan kemauan yang tinggi
 Sabar
 Bekal/modal/biaya
 Petunjuk guru
 waktu

Anda mungkin juga menyukai