Anda di halaman 1dari 8

INTERAKSI OBAT DAN

MAKANAN

Kelompok 1 :
Ainun Jariyah
Asnatul Khaerah
Desnita Oktaviani
Dwiyanti Wulandasari

FARMASETIKA
jusni
Lili Sarmita
M. Tajil Arifin
Muhammad Ade Z.A
Nurul Hikmah
Siti Atiqah Mahdiyyah Syam
Yuliani Maulidya
PENGERTIAN FARMASETIKA

Farmasetika adalah ilmu yang mempelajari tentang cara penyediaan obat, yang
meliputi pengumpulan, pengenalan, pengawetan dan pembakuan bahan obat-obatan; seni
peracikan obat serta pembuatan sediaan farmasi menjadi bentuk tertentu sehingga siap
digunakan sebagai obat, serta pengembangan obat yang meliputi ilmu dan teknologi
pembuatan obat dalam bentuk sediaan yang dapat digunakan dan diberikan kepada pasien.
Interaksi farmasetika atau disebut juga inkompatibilitas farmasetik bersifat langsung
dan dapat secara fisik atau kimiawi, misalnya terjadinya presipitasi, perubahan warna, tidak
terdeteksi (invisible), yang selanjutnya menyebabkan obat menjadi tidak aktif.
MEKANISME FARMASETIKA
Mekanisme kerja interaksi obat fase farmasetika merupakan
interaksi yang terjadi karena adanya perubahan atau reaksi
kimia fisika antara 2 obat atau lebih yang dapat dikenal/dilihat
yang berlangsung diluar tubuh dan mengakibatkan aktivitas
farmakologik obat tersebut hilang/ berubah.

TANDA-TANDA INTERAKSI FARMASETIKA

Presipitat/endapan Perubahan Warna

Kekeruhan/Kekaburan Pengeluaran Gas


INTERAKSI OBAT
OBAT PRECIPITANT OBAT OBJECT
NO. MEKANISME KERJA EFEK SOLUSI
(A) (B)
Larutan RL Terbentuknya senyawa Penicillin tidak aktif obat tidak
1. Penicilin (Ringer Laktat) kompleks dan endapan (endapan) dicampur
bersamaan
Gentamisin menghambat kerja Gentamisin tidak aktif, Tidak dicampur
gentamisin kabenisilin rusak secara bersamaan
2. Karbenisilin
 

Isoniazid (INH) Digerus bersamaan, INH mengalami Pemberian


menurunkan aktifitas penurunan aktifitas obatnya dipisah,
INH karena sifat tidak digerus
3. Rifampisin rifampisin yang   bersama.
higroskopis.
 
INTERAKSI OBAT
Larutan garam Membentuk senyawa Amfoterisin akan Amfoterisin tidak
fisiologis/ larutan kompleks sehingga terjadi mengendap dalam larutan dicampr bersamaan
4. Amfoterisin Ringer proses pengendapan garam fisiologis/larutan dengan cairan infus
Ringer

Larutan dextrose Terjadinya interaksi antara Fenitoin akan mengendap Fenitoin tidak
5% fenitoin dengan larutan dalam larutan dextrose 5% dicampur bersamaan
dextrose 5 % jika diberikan dengan cairan infus
5. Fenitoin secara bersamaan

Cairan Infus Terjadinya interaksi antara Diazepam akan Diazepam diberikan


diazepam dengan cairan mengendap dalam cairan secara terpisah
6. Diazepam infus jika diberikan secara infus dengan cairan infus
bersamaan

Aspirin Natrium Dalam udara terdapat H2O Aspirin Terhidrolisis Pemakaian wadah
7. bikarbonat kemungkinan terjadinya ampul yang berwarna
hidrolisis gelap
INTERAKSI OBAT

1. Magnesium Stearat Dengan Aspirin Tidak kompatibel dengan asam kuat, alkali, dan garam
besi. Hindari pencampuran dengan bahan
pengoksidasi kuat. Magnesium stearat tidak dapat
digunakan pada produk yang mengandung aspirin,
beberapa vitamin, dan kebanyakan garam alkaloid
(Rowe et al., 2009).

Sebuah studi in vitro menemukan bahwa


chlordiazepoxide, yang dapat eksis dalam bentuk
2. SLS (Sodium Laureth Sulfate) kationik, membentuk pasangan ion dengan SLS
Dengan Chlordiazepoxide – Antidiabetic Dan anionik, yang mengakibatkan permeabilitas membran
Clopidogrel – Antikoagulan menurun. Obat anti-koagulan, clopidogrel besylate
juga ditemukan tidak kompatibel dengan SLS
(Bharate et al., 2010).
INTERAKSI OBAT
3. Laktosa dengan Asam Amino, Reaksi kondensasi tipe Maillard kemungkinan terjadi antara
Amfetamin, Dan Lisinopril laktosa dan senyawa dengan kelompok amina primer untuk
membentuk produk berwarna coklat atau kuning kecoklatan.
Interaksi Maillard juga telah terbukti terjadi antara amina
laktosa dan amina sekunder. Namun, urutan reaksi berhenti
dengan pembentukan imina, dan tidak ada pewarnaan warna
kuning-coklat (Rowe et al., 2009).

Larutan Mannitol, 20% b/v atau lebih kuat, dapat diasamkan


4. Manitol dengan Infus Xylito Dan dengan kalium klorida atau natrium klorida. Pengendapan terjadi
Simetidin bila larutan manitol 25% b/v kontak dengan plastik. Natrium
cephapirin pada konsentrasi 2 mg mL dan 30 mg/mL tidak sesuai
dengan larutan mannitol 20% b/v. Mannitol tidak kompatibel
dengan infus xylitol dan dapat membentuk kompleks dengan
beberapa logam seperti aluminium, tembaga, dan besi. Mannitol
dapat mengurangi bioavailabilitas oral simetidin dibandingkan
dengan sukrosa (Rowe et al., 2009).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai