Anda di halaman 1dari 11

INTERAKSI OBAT

DI LUAR TUBUH
INTERAKSI OBAT – A

• Nia Khana Kallista 14330007


• Marsha C.D. 14330030
• Dianita Apriani 14330067
• Winda Wahyuningsih 14330122
• Abdul Rahman 16330749
INTERAKSI OBAT DI LUAR TUBUH

Inkompatibilitas

Obat tidak tercampur

Suatu perubahan yang tidak diinginkan


pada saat mencampurkan bahan obat
dengan bahan obat lainnya
MEKANISME KERJA INTERAKSI
OBAT DI LUAR TUBUH

Interaksi yang terjadi karena adanya perubahan atau


reaksi kimia dan fisika antara 2 obat atau lebih yang dapat
dikenal/dilihat yang berlangsung diluar tubuh dan
mengakibatkan aktivitas farmakologik obat tersebut
hilang/berubah.
INKOMPATIBILITAS FARMASETIK

INKOMPATIBILITAS FISIKA INKOMPATIBILITAS KIMIA

Peristiwa terjadinya Peristiwa terjadinya


perubahan-perubahan yang perubahan-perubahan yang
tidak diinginkan pada waktu tidak diinginkan pada waktu
mencampurkan obat atau mencampurkan obat atau
bahan obat karena reaksi
bahan obat secara fisika kimia sehingga terjadi
tanpa ada perubahan perubahan susunan kimia.
susunan kimianya. Bahan Bahan obat yang
obat yang dicampurkan tidak dicampurkan tidak
menghasilkan suatu campuran memberikan hasil yang
yang homogen dan efek homogen dan efek yang
yang tidak sesuai dengan tidak sesuai dengan tujuan
tujuan terapi. terapi.
INKOMPATIBILITAS Inkompatibilitas Kimia

Inkompatibilitas Fisika 1. Asam dengan basa

1. Obat tidak dapat larut 2. Oksidasi atau reduksi


(insolubility)
2. Obat tidak dapat campur 3. Terjadinya peruraian
(immiscibility)
4. Reaksi dengan sediaan
3. Terjadinya pengendapan
secara fisika (precipitation) galenik

4. Terjadinya pencairan zat 5. Adsorpsi


padat (liquifaction)
5. Pemadatan (solidification)
CONTOH INTERAKSI OBAT DI LUAR TUBUH

No. Obat Precipitant Obat Object Mekanisme kerja Efek Solusi


(A) (B)

1. Penicilin Larutan RL Membentuk senyawa Inaktivasi Obat tidak


kompleks sehingga penicillin dicampur
terjadi proses bersamaan
pengendapan
2. Oleum Sesami Aqua destillata Membentuk 2 fase yang Fase minyak Penambahan
sukar homogen berada emulgator
dipermukaan
air
3. Rifampisin Isoniazid (INH) Menurunkan aktivitas INH Pemberian
INH karena sifat mengalami obatnya
rifampisin yang penurunan dipisah, tidak
higroskopis sehingga aktivitas digerus
serbuk lembab bersama
4. Amfoterisin Larutan RL Membentuk senyawa Inaktivasi Amfoterisin
kompleks sehingga amfoterisin tidak
terjadi proses dicampur
pengendapan bersamaan
dengan
cairan infus
5. Fenitoin Larutan Membentuk senyawa Inaktivasi fenitoin Fenitoin tidak
dextrose 5 % kompleks sehingga dicampur
terjadi proses bersamaan
pengendapan dengan cairan
infus

6. Kaolin Codein HCl Terjadi proses Inaktivasi codein Penggantian


(Sebagai bahan adsorbsi yang HCl bahan
pengisi) seringkali diikuti oleh tambahan lain
reaksi kimia lain seperti
seperti pertukaran ion lactosum

7. Natrii Carbonat Asetosal Terjadi penguraian, Asetosal terurai, Dapat


karena asetosal asam, mengeluarkan dicampur
dan Na. carbonat basa asam salisilat secara tidak
yang langsung,
menyebabkan misalnya
nyeri lambung dibuat M1 dan
M2 lalu zat
baru bisa
dicampurkan
8. Camphor Oleum Cacao Camphor Penurunan titik Dapat
(fase minyak merupakan lebur oleum ditambahkan
dalam oinment) bahan yang cacao cera 4-6% atau
dapat larut spermacetin
dalam lemak 18-28%

9. Vitamin C Aminophillin Mempercepat Vitamin C Vitamin C


terjadinya berubah warna dikeluarkan,
oksidasi menjadi kuning dibuat serbuk
aminophillin terpisah

10 Kreosot Lactosum Merusak Sediaan rusak Pengenceran


dinding kapsul dengan minyak
(kapsul biasa) lemak atau
karena kreosot dibuat pil
merupakan
gugus fenol
tinggi diatas
40%
REVIEW JURNAL
“STABILITAS RESEP RACIKAN YANG BERPOTENSI MENGALAMI
INKOMPATIBILITAS FARMASETIKA YANG DISIMPAN PADA
WADAH TERTUTUP BAIK”

3
• Metode pengumpulan data menggunakan metode pengamatan terhadap bahan
penelitian, selanjutnya dilakukan pencatatan data obat yang mengalami perubahan
selama penyimpanan pada WTB.
• Pengamatan dilakukan dari bulan September – Oktober 2012
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai