Anda di halaman 1dari 20

INTERAKSI

OBAT
OBAT TIDAK
TERCAMPURKAN
(INKOMPATIBILITAS)
DEFINISI

Obat tidak tercampurkan

INKOMPATIBILITAS

Reaksi ketidak tercampuran yang terjadi ketika obat dicampurkan


dengan satu atau beberapa obat yang berpotensi bereaksi satu sama
lain secara kimia atau fisika
Efek klinis dari partikel obat
Jika partikel terdistribusi ke dalam aliran darah maka dapat menyebabkan efek
negatif yang bermakna secara klinis:
• 1. Embolisasi Langsung
• 2. Trauma Sel Endotel
• 3. Trombogenesis
• 4. Reaksi Radang
Embolisasi Langsung Trauma Sel Endotel
• Emboli adalah kondisi di mana benda atau • Partikel yang lebih besar dan bertepi tajam
zat asing seperti gumpalan darah atau atau runcing dapat menyebabkan
gelembung gas tersangkut dalam trauma/luka langsung terhadap
pembuluh darah dan menyebabkan endothelium vaskuler setelah partikel
penyumbatan pada aliran darah. masuk ke dalam aliran darah sehingga
menyebabkan inflamasi/peradangan
• Partikel dengan diameter lebih besar dari
pembuluh darah yang terdapat pada cairan
infus, secara langsung dapat menyebabkan
embolisasi pembuluh darah.
Trombogenesis Reaksi Radang
• Beberapa partikel yang terdapat di • Partikel ditemukan bisa memicu reaksi
dalam infus dikenali sebagai benda radang. Iritasi mekanis endothelium
asing oleh sistem imun, hal tersebut bisa menyebabkan pelepasan mediator
memicu reaksi pertahanan yang radang, yang kemudian merangsang
menyebabkan terbentuknya thrombus inflamasi (radang) local.
(gumpalan darah yang terbentuk pada
dinding pembuluh darah). Trombus
tersebut akan menghambat aliran
darah.
INKOMPATIBILITAS

TERAPETIK

FISIK

KIMIA
INKOMPATIBILITAS TERAPETIK
• Bila obat satu dicampur dengan obat lain akan mengalami perubahan
sedemikian rupa hingga sifat kerjanya dalam tubuh (in vivo) berlainan dengan
yang diharapkan. Hasilnya kadang menguntungkan, namun banyak juga yang
merugikan
• Inkompatibilitas ini sering terjadi pada terapi penggunaan dua antibiotik.
Misalnya, dengan penggunaan kloramfenikol dan penisilin, kloramfenikol
telah dilaporkan antagonis terhadap aktivitas bakteri penisilin. Penisilin atau
kortison juga mempunyai efek antagonis terhadap heparin dan menyebabkan
heparin tidak bekerja sebagai antikoagulan
INKOMPATIBILITAS FISIKA
• Terjadinya perubahan-perubahan yang tidak diinginkan pada percampuran 2
obat atau lebih tanpa ada perubahan susunan kimianya
CONTOH INKOMPATIBILITAS

Penggaraman
(salting out)
Tak dapat
bercampur Adsorpsi
dan tidak (adsorption)
dapat larut

Meleleh atau
menjadi basah Pembentukan
campuran FISIKA gel
serbuk
INKOMPATIBILITAS KIMIA
• Perubahan-perubahan yang terjadi pada waktu pencampuran obat
yang disebabkan oleh berlangsungnya reaksi kimia/interaksi pada
waktu mencampurkan bahan obat-obatan.
CONTOH INKOMPATIBILITAS
Pengendapan

Asam dengan basa (reaksi

KIMIA
penggaraman)

Oksidasi atau reduksi

Terjadinya perubahan warna

Terbentuknya gas
INKOMPATIBILITAS
• Absorpsi dari tetrasiklin akan terhambat bila diberikan bersama-sama
dengan suatu antasida (yang mengandung kalsium, aluminium,
magnesium atau bismuth) (terapetik)
• Asam mefenamat memiliki kelarutan dalam air yang kecil yaitu 0,0041 g/100
ml pada suhu 25°C dan 0,008 g/100 ml pada suhu 37°C . Sehingga asam
mefenamat memiliki karakteristik sukar larut dalam air (fisik)
• CaBr dengan Na salisilat akan membentuk Ca yang salisilat nya tidak
larut/mengendap (kimia)
PENANGANAN INKOMPATIBILITAS
1. Penambahan bahan yang tidak mengubah nilai terapis (seperti penambahan suatu
bahan untuk mengubah daya larut suatu agen)
2. Penghilangan agen yang tidak memiliki nilai terapi atau yang dapat diberikan secara
terpisah
3. Perubahan bahan (misalnya penggantian bahan yang tidak dapat larut dengan
bahan yang dapat larut)
4. Mengubah zat pelarut
5. Penggunaan teknik-teknik khusus dalam pencampuran
MEKANISME OBAT TIDAK TERCAMPURKAN

1. Obat-obatan yang mengendap saat dilusi

2. Presipitasi obat akibat perubahan pH setelah pencampuran

3. Reaksi ion yang membentuk zat-zat tidak larut

4. Denaturasi molekul-molekul biologi

5. Pembentukan Gas
OBAT-OBATAN YANG MENGENDAP
SAAT DILUSI
• Masalah yang sering terjadi ketika injeksi diazepam dicairkan. Diazepam tidak
dapat larut dengan baik dalam air sehingga diformulasi dengan propilen
glikol 50% dan etanol 10%. Awalnya pengenceran menimbulkan sedikit
kekeruhan namun akan bersih kembali setelah pencampuran, namum jika
dilakukan pengenceran lebih dari 4 kali dapat menimbulkan pengendapan
berwarna putih keruh dan tidak jernih hingga pengenceran dalam jumlah
besar selanjutnya
Presipitasi obat akibat perubahan pH setelah
pencampuran
• Masalah yang sering terjadi adalah pengenceran injeksi fenitoin natrium.
Obat ini diformulasi dengan pelarut tidak encer dan larutan disesuaikan
dengan pH 12. Pengenceran fenitoin dapat disuntikan dengan
memasukkannya kedalam sebuah kantong infus akan menurunkan pH
sehingga menurunkan daya larutnya dan akhirnya menimbulkan
pengendapan obat
Reaksi ion yang membentuk zat-zat tidak larut

• Garam kation tunggal seperti natrium dan kalium umumnya lebih mudah
larut daripada garam kation divalent seperti kalsium dan magnesium.
Pencampuran yang mengandung kalsium dan magnesium menimbulkan
risiko pembentukan garam kalsium atau magnesium yang tidak larut.
Denaturasi molekul-molekul biologi
• Zat-zat biologi termasuk produk-produk darah dan insulin rentan terhadap
denaturasi Ketika bercampur dengan variasi pH dan osmolatilitas
Pembentukan gas
• Penambahan larutan obat yang bersifat asam ke dalam larutan yang
mengandung karbon atau bikarbonat bisa menimbulkan produk gas
karbondioksida
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai