Anda di halaman 1dari 26

Interaksi Farmasetik

Obat secara Fisika


dan Kimia
Iksen, S.farm., M.Si.
Inkompabilitas obat
• Inkompabilitas obat merupakan interaksi antara 2 atau lebih
substansi yang memicu perubahan sifat secara kimia, fisika dan
terapetik pada suatu sediaan farmasi

• Inkompabilitas obat ada 3 tipe yaitu


1. Inkompabilitas fisika
2. Inkompabilitas kimia
3. Inkompabilitas terapeutik
Inkompabilitas fisika
• Inkompabilitas fisika merupakan interaksi antara dua atau
lebih substansi yang menyebabkan perubahan warna, bau,
rasa, viskositas dan morfologi.

• Inkompabilitas fisika disebabkan karena:


1. Ketidaklarutan obat dalam pembawa
2. Ketidakcampuran dua atau lebih cairan
3. Peleburan antara campuran padatan dalam keadaan kering
(eutektik)
• Ketidaklarutan
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kelarutan obat
yaitu:
1. Perubahan pH
2. Penggilingan
3. Surfaktan
4. Pembentukan kompleks
5. Kosolven
• Ketidakcampuran Dua atau Lebih Cairan
Faktor yang mempengaruhi ketidakcampuran adalah
1. Pencampuran yang tidak sempurna
2. Penambahan surfaktan dengan:
- konsentrasi yang tidak sesuai
- kesalahan waktu pada saat penambahan
- tipe emulsi yang tidak sesuai
3. Adanya keberadaan mikroorganisme
4. Suhu
• Eutektik
terjadi apabila dua jenis padatan dicampur bersama akan
menyebabkan perubahan titik lebur.

Hal ini terjadi karena:


1. Pembentukan campuran cair: ketika suatu substansi padat
bercampur dengan substansi padatan yang lain dapat
menurunkan titik lebur dan terjadi perubahan ke bentuk
cairan.
2. Exit of crystalline water : dengan mencampur kristal
terhidrasi dengan kristal kering, air kristalin akan berdifusi ke
kristal kering.
• Pengendapan yang disebabkan oleh inkompabilitas obat
merupakan hal yang paling sering terjadi dalam selang infus
ICU kompleks.

• Selain itu juga terjadi inkompabilitas fisika yang tidak terlihat


seperti reaksi antara obat dengan material plastik. Hal ini yang
menyebabkan obat menjadi tidak mengalir dalam wadah infus
atau selang infus sehingga konsentrasi obat secara drastis
menurun ketika diberikan kepada pasien.
Contoh
inkompabilitas fisika
Inkompabilitas kimia
• Inkompabilitas kimia merupakan reaksi antara dua atau lebih
substansi yang menyebabkan perubahan kimia pada sediaan
farmasi.
• Tipe perubahan kimia:
1. Oksidasi
2. Hidrolisis
3. Polimerisasi
4. Isomerisasi
5. Dekarboksilasi
6. Absorpsi gas CO2
7. Kombinasi
8. Pembentukan kompleks yang tidak larut
Oksidasi
• Oksidasi  proses pengurangan elektron atau penambahan oksigen
• Autooksidasi adalah suatu reaksi dengan oksigen dari udara yang
terjadi secara spontan tanpa pengaruh faktor lain
• Preoksidan adalah zat yang mengkatalisis proses oksidasi seperti
metal, atau pengotor lainnya

• Gugus fungsi yang mengalami oksidasi:


1. Gugus Fenolik : Phenylephrine
2. Turunan Catechol : Adrenaline dan noradrenaline
3. Beberapa antibiotik : Tetracycline
4. Minyak (jenuh dan menguap)
5. Vitamin (larut air dan lemak)
• Ciri-ciri terjadinya oksidasi pada sediaan farmasetik:
1. Perubahan warna, bau, viskositas dari sediaan
2. Pada minyak jenuh dan menguap : perubahan warna, rasa,
bau, dan viskositas

• Pencegahan terhadap oksidasi dari sediaan dengan cara:


1. Penambahan antioksidan seperti Vitamin E, Vitamin C, dan
senyawa sulfur inorganik seperti thiosulfat
2. Penambahan zat kimia pembentuk kompleks dengan metal
seperti EDTA dan Benzalkonium klorida
3. Perlindungan dari cahaya:
• Menggunakan wadah gelap
• Penyimpanan di tempat gelap
• Pengemasan dengan zat yang dapat menyerap cahaya
seperti oksibenzen
4. Pemilihan bentuk sediaan farmasi yang tepat yang
mengurangi kemungkinan dari oksidasi
5. Penggunaan larutan dapar untuk mempertahankan pH
6. Pemilihan pelarut yang sesuai (selain air)
7. Penyimpanan pada temperatur rendah
8. Perlindungan dari udara dengan:
• Pemakaian wadah yang tertutup rapat
• Penghilangan oksigen dengan memasukkan nitrogen
Hidrolisis
 Suatu reaksi kimia dimana air digunakan untuk memecahkan
suatu senyawa; yang dapat dicapai dengan memecahkan ikatan
kovalen dari senyawa dengan penambahan suatu molekul air di
ikatan itu.

 Gugus fungsi yang mengalami hidrolisis:


• Ester :
Mis : Benzocaine, Procaine
• Amida:
Mis : Chloramphenicol, Sulfonamide, Procainamide
• Nitril :
(NO3, N2O, NO2)
• Tipe hidrolisis:
1. Hidrolisis ionik:
 Terjadi apabila senyawa dipecahkan menjadi ion oleh air.
 Ikatan kovalen di antara ion dari senyawa pecah
 Bersifat reversibel, mis: Codein fosfat Codein + Fosfat
 Tipe ini terjadi secara spontan
 Mudah terjadi pada basa lemah dan garam

2.Hidrolisis Molekuler
 Terjadi apabila molekul itu sendiri pecah
 Terjadi secara lambat dan tak reversibel sehingga harus dihindari
 Mis: Aspirin (Asam asetilsalisilat ) Asam salisilat +
Asam asetat)
 Jadi tidak ada bentuk sediaan larutan untuk aspirin
• Pencegahan terhadap hidrolisis dengan cara:
1. Perlindungan dari uap air dengan mengemas dengan zat yang
tak permeabel dengan uap air atau penambahan zat yang
menyerap air (CaCO3)
2. Penggunaan pelarut selain air
3. Penggunaan larutan dapar untuk mempertahankan pH
4. Pembentukan kompleks yang melindungi obat dari pengaruh
air
5. Penggunaan surfaktan (pembentukan misel)
6. Mengurangi kelarutan dari zat aktif (penggunaan suspensi
daripada larutan)
Polimerisasi
• Pada polimerisasi, monomer berikatan untuk membentuk rantai
panjang polimer

• Misalnya:
- Formaldehide Paraformaldehid (Polimer: Endapan putih )
Untuk mencegahnya, formaldehid harus disimpan pada temperatur
yang sesuai dan penambahan metanol 15%
- Ampicillin pada temperatur tinggi membentuk polimer yang dapat
menyebabkan alergi
Isomerisasi
• Konversi obat ke bentuk isomernya
• Isomer memiliki:
- Rumus molekul yang sama
- Susunan atom yang berbeda

• Tipe isomerisasi:
1. Isomerisasi optikal: Perubahan obat dari bentuk optis aktif menjadi
kurang aktif
Misalnya :
 L-Adrenalin diubah menjadi D-Adrenalin dengan adanya perubahan
pH atau suhu
 L-Adrenalin lebih aktif secara terapetik daripada D-Adrenalin,
walaupun memiliki sifat fisika yang sama tapi penyusunan atom
yang berbeda
 Ini tidak umum kepada obat lain: D-Tubokurarin lebih aktif dari
bentuk L
 Faktor yang mempengaruhi isomerisasi optikal:
1. Suhu
2. pH
3. Pelarut
4. Pengotor

2. Isomerisasi geometris:
• Satu tipe isomer (Bentuk cis atau trans)
• Bentuk cis lebih aktif secara terapetik dibandingkan bentuk
trans (misalnya Vitamin A)
Dekarboksilasi
• Misalnya :
NaHCO3 Na + CO2

• Semua obat yang mengandung bikarbonat tidak boleh


disterilisasi pada temperatur tinggi

• Faktor penyebab dekarboksilasi:


1. Suhu
2. pH
3. Pelarut
4. Pengotor
Absorbsi gas co2
• Ketika suatu bentuk sediaan farmasi mengandung gas CO2 ,
maka pengendapan akan terjadi.

• Misalnya :
Ca(OH)2 + CO2  CaCO3
Kombinasi
• Terjadi apabila bentuk sediaan farmasi mengandung zat
dengan muatan yang berbeda

• Misalnya:
Surfaktan dengan muatan positif dan negatif
Pembentukan
kompleks yang Tidak
Larut
• Misalnya:
Tetracycline + Logam  dapat menyebabkan pembentukan
khelat

Anda mungkin juga menyukai