Anda di halaman 1dari 9

Peran aktif Bangsa Indonesia pada masa

Perang Dingin dan dampaknya terhadap


politik dan ekonomi

• PERAN INDONESIA PADA ASEAN DALAM


MASA PERANG DINGIN
• Kerjasama Kawasan Utara dan Kawasan Selatan
PERAN INDONESIA PADA ASEAN DALAM MASA
PERANG DINGIN
1. Peran Indonesia dalam
mewujudkan perdamaian di
kawasan Asia Tenggara pada
masa perang dingin
Pada era 1960-an dunia dihadapkan
pada situasi rawan konflik, yaitu
perebutan pengaruh ideologi(Perang
Dingin) yang apabila dibiarkan dapat
mengganggu stabilitas kawasan sehingga
menghambat pembangunan. untuk
menciptakan kawasan Asia Tenggara
yang damai, aman, stabil dan sejahtera
maka didirikanlah organisasi ASEAN
yang merupakan perhimpunan Bangsa
bangsa Asia Tenggara. Indonesia adalah
salah pendiri organisasi ASEAN
Association of Southeast Asian
Nations (ASEAN) merupakan sebuah
2. Pendirian ASEAN sebagai bukti organisasi geopolitik dan ekonomi dari
peran aktif bangsa Indonesia negara-negara di kawasan Asia
pada masa perang dingin Tenggara, yang didirikan di Bangkok, 8
Agustus 1967 berdasarkan Deklarasi
Perbara oleh Indonesia, Malaysia,
Filipina, Singapura, dan Thailand.
Organisasi ini bertujuan untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi,
kemajuan sosial, dan pengembangan
kebudayaan negara-negara anggotanya,
memajukan perdamaian dan kestabilan
di tingkat regional, serta meningkatkan
kesempatan untuk membahas perbedaan
di antara anggotanya dengan damai.
Keberadaan ASEAN ternyata sejalan dengan sikap politik Indonesia yang mengacu politik
bebas-aktif, Peran Indonesia dalam mewujudkan perdamaian di kawasan Asia Tenggara antara
lain:
• Pada tahun 1988 sampai 1989, Indonesia menjadi tuan rumah sekaligus penenggah Jakarta
Informal Meeting (JIM) untuk menyelesaikan konflik antara Kamboja dan Vietnam. Indonesia
berhasil memfasilitasi kedua negara untuk mendiskusikan dan menyelesaikan konflik.
• Indonesia menjadi penengah dalan konfil Filipina dan Moro National Front Liberation (MNFL)
KERJASAMA ANTARA NEGARA UTARA DAN
NEGARA SELATAN
Istilah kawasan Utara dan Selatan ini
lebih memiliki makna ekonomis bukan
geografis. dalam kedua kawasan tersebut,
terdapat pengelompokan beberapa negara.
Seperti kawasan Utara, negara-negara yang
masuk ke dalam kawasan itu adalah negara-
negara maju (Group of Seven (G-7)) yang
secara geografis terletak di Eropa Barat,
Amerika, dan Kanada. Sedangkan beberapa
negara yang masuk ke dalam kawasan
Selatan(G-77) adalah negara-negara
berkembang yang secara geografis terletak di
wilayah Asia, Afrika, dan Amerika Latin.
• Group of Seven (G-7):Amerika Serikat,
Inggris, Kanada, Prancis, Italia, Jerman,
dan satu negara Asia yang masuk ke
dalamnya adalah Jepang.
• Kelompok 77 (G-77), yaitu negara-negara
kerja sama kawasan Utara dan Selatan itu adalah kerja
sama antara negara maju dan negara berkembang, Hubungan
kerjasamanya diawali saat Amerika Serikat dan Prancis
melaksanakan pertemuan antara negara produsen minyak
dengan negara-negara konsumennyapada tanggal 7 April
tahun 1975 di kota Paris, Prancis. dilanjutkan dengan
Konferensi Kerja Sama Ekonomi Internasional yang diadakan
pada tanggal 16-18 Desember 1975 di kota yang sama.
Pertemuan inilah yang kemudian dikenal sebagai kerja
sama Utara-Selatan. Tujuan kerja sama ini adalah:
• Menghormati hubungan antara negara-negara industri
(kawasan Utara) dengan negara-negara berkembang
(kawasan Selatan)
• Mengikutsertakan negara-negara berkembang dalam
perundingan perekonomian dunia.
• Membagi keuntungan secara adil dari diadakannya
perdagangan internasional
Kemudian pada tahun 1979,negara yg bergabung mencapai
150 negara. PBB kemudian membentuk United Nations
Conference on Trade and Development (UNCTAD).
Organisasi tersebut dibentuk untuk menjalin kerja sama dalam
kebijakan ekonomi ataupun perdagangan antara negara-negara
di dunia agar menguntungkan semua pihak.
Pada saat Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non-Blok yang ke-X di Jakarta pada 1-7 September 1992,
Indonesia menjadi tuan rumah sekaligus ketua dari Gerakan Non-Blok. Pada saat itu, Indonesia
mendorong kembali diadakannya dialog antara kawasan Utara dan Selatan. Tujuannya itu difokuskan
pada masalah perdagangan barang komoditas internasional. Negara-negara di kawasan Selatan juga
menginginkan komposisi yang adil, sehingga dapat saling menguntungkan dari penjualan komoditas
tersebut. hal itu terangkum dalam kerangka New Partnertship for Development atau kemitraan bagi
perkembangan. Sehingga, perlu juga diadakannya dialog antara Selatan dengan Selatan

Anda mungkin juga menyukai