Anda di halaman 1dari 11

HUKUM PEMERINTAH DAERAH

KELAS (F)
Dosen Pengampu : Antikowati, S.H., M.H.

Nurul Laili Fadhilah, S.H., M.H.


PERMASALAHAN IMPLEMENTASI OTONOMI DAERAH DALAM
MENCAPAI TUJUAN
DESENTRALISASI

Oleh Kelompok 30 :
1. Rayhan Fajar Abdillah(200710101276)
2. Renanda Siti Khatijah (200710101279)
OTONOMI DAERAH DAN DESENTRALISASI

Otonomi daerah merupakan hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus sendiri Uusan Pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem NKRI.

Desentralisasi merupakan Penyerahan urusan pemerintah oleh Pemerintah pusat kepada daerah otonom.
KEUNTUNGAN
a. memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan-tujuan politik;
b. meningkatkan efektifitas administrasi/ pemerintahan;
c. meningkatkan efisiensi ekonomi dan manajerial;
d. meningkatkan kepekaan pemerintah terhadap kebutuhan-kebutuhan dan tuntutan-tuntutan yang berbeda;
e. memperbesar kepercayaan diri (kemandirian) diantara kelompok-kelompok dan organisasi-organisasi daerah yang
mewakili kepentingan-kepentingan politik yang sah;
f. mengembangkan cara-cara yang tepat untuk merencanakan dan menjalankan program-program dan proyek-proyek
pembangunan daerah
Problematika di Dalam Penyelenggaraan Otonomi
Daerah di Indonesia
o Kurangnya pemanfaatan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam pelaksanaaan otonomi daerah
disebabkan :
a. Kurangnya Keahlihan/ Skill Sumber Daya Aparatur Pemerintah
b. Rendahnya Mentalitas Sumber Daya Aparatur Pemerintah
c. Inkonsistensi Aturan dan Organisasi Pemerintahan Daerah
d. Situasi Birokrasi Pemerintahan Yang Kurang Efisien

Akibatnya : Pelaksanaan sistem pelayanan publik yang tidak efisien serta tidak dapat terwujudnya
kesejahteraan masyarakat yang merata
Kurangnya Keahlihan/ Skill Sumber Daya Aparatur Pemerintah

Tidak dapat dipungkiri bahwa aparatur negara yang ideal merupakan suatu keniscayaan
hakiki bagi keberlangsungan pembangunan nasional khususnya daerah otonom. Pada
realitanya, keahlian sumber daya aparatur dalam memberikan pelayanan publik masih
banyak mengalami kekurangan. Setiap pemerintah daerah pada dasarnya membutuhkan
pegawai yang handal, berwawasan, dan mandiri, agar kedepannya pekerjaan pegawai
diharapkan dapat lebih profesional dan optimal. Pada kenyataannya, tingkat kemampuan
keahlian aparatur pemerintah daerah pasca otonomi daerah, tidak sepenuhnya berjalan
sesuai dengan yang diharapkan. Pada penyelenggaraan sistem pemerintahannya masih
banyak sumber daya aparatur yang kurang memahami tugas dan fungsinya.
Rendahnya Mentalitas Sumber Daya
Aparatur Pemerintah
Pemerintahan daerah masih dihadapkan pada rendahnyan mentalitas sumber daya aparatur
pemerintahan yang seharusnya menjunjung tinggi nilai kejujuran serta kedisiplinan, dalam
prakteknya aparatur pemerintah banyak mengabaikan nilai-nilai positif tersebut, yang secara
tidak langsung dalam hal ini akan menyebabkan munculnya penyakit birokrasi yang secara
umum telah menjangkit sistem tataran pemerintahan yakni KKN (Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme). Rendahnya mentalitas pegawai tersebut disebabkan karena kurangnya perhatian
dan komitmen pemerintah daerah terhadap profesionalisme aparatur Negara, akibatnya
sebahagian aparatur publik memanfaatkan setiap jabatan dan kebijakan yang ada bagi
kepentingan diri dan kelompoknya.
Inkonsistensi Aturan dan Organisasi Pemerintahan Daerah

Masih banyak peraturan perundang-undangan yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan
keadaan dan tuntutan pembangunan, sehingga seringkali menyebabkan tidak konsistennya
peraturan dengan tujuan yang ditetapkan akibatnya menjadikan pelayanan publik tidak sesuai
dengan tujuan dan harapan di daerah tersebut. Hal tersebut memperlihatkan adanya
kecenderungan para pejabat kepegawaian daerah dalam menetapkan keputusan/kebijakan yang
kurang selaras dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku secara nasional. Banyak
peraturan perundang-undangan yang tidak konsisten dengan penyelenggaraan pemerintahan
daerah dan pelaksana terkaitnya.
Situasi Birokrasi Pemerintahan Yang Kurang Efisien

Gemuknya struktur birokrasi juga menjadi kendala peningkatan sumber daya aparatur pada pemerintahan
daerah. Saat ini sistem pemerintahan daerah terkesan boros dalam penyelenggaraannya. Banyaknya
struktur yang ada bukannya memberikan produk pelayanan yang baik kepada masyarakat, akan tetapi
sebaliknya, menyebabkan kualitas penyelenggaraan administrasi negara semakin tidak teratur yang pada
akhirnya hanya akan menyebabkan pemborosan anggaran ditengah kondisi pendapatan asli daerah (PAD)
yang begitu minim jika dibandingkan dengan dana perimbangan dari pusat. Masih banyak pemerintah
daerah yang kurang memberikan perhatian terhadap penataan fungsi-fungsi kelembagaan pemerintahan
agar dapat lebih memadai, efektif dengan struktur lebih ramping, luwes dan responsif. Birokrasi berbelit
bisa jadi memang disengaja. Dengan rumitnya sistem dan prosedur dapat menimbulkan praktek-praktek
KKN sering terjadi dan sulit untuk dihapuskan.
SOLUSI
o Melaksanakan Otonomi daerah berdasarkan UU No. 23 Tahun 2014 Pasal 13 ayat (1)

1. Prinsip akuntabilitas

2. Prinsip efisiensi

3. Prinsip eksternalitas

4. Prinsip kepentingan stragis nasional

o Menggunakan konsep The Fair Technology : upaya pemberdayan masyarakat melalui pendidikan hukum
KESIMPULAN
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang penting dalam penyelenggaraan otonomi
daerah. dengan tingkat sumber daya manusia yang tinggi dapat menunjang perkembangan pembangunan
ekonomi yang optimal dalam perkembangan suatu daerah. perlu diingat tak hanya sumber daya
masyarakat saja yang penting dalam penunjang otonomi daerah, tetapi sumber daya aparatur juga
merupakan kunci bagi terselenggarakanya birokrasi pemerintahan yang bersih dan terstruktur sesuai
dengan prinsip otonomi daerah. jika dua hal tersebut dilakukan secara  seksama maka akan tercapainya
tujuan dari pelaksanaan otonomi daerah.

Anda mungkin juga menyukai