Anda di halaman 1dari 18

Morning Report

“LUKA BAKAR”

KEPANITERAN KLINIK STASE ILMU BEDAH - RSIJ CEMPAKA PUTIH - FKK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA - TAHUN 2022
DEFINISI
Luka bakar atau combustion adalah suatu bentu kerusakan dan kehilangan
jaringan disebabkan kontak dengan sumber suhu yang sangat tinggi seperti
kobaran api di tubuh (flame), jilatan api ke tubuh (flash), terkena air panas
(scald), tersentuh benda panas (kontak-panas), akibat serangan listrik, akibat
bahan-bahan kimia, serta sengatan matahari (sunburn) dan suhu yang sangat
rendah.

▪ Kurniawan, S W. Susianti. 2017. Luka Bakar Derajat II-III 90% karena Api pada Laki-laki 22 Tahun di Bagian Bedah Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Moeloek Lampung. Lampung: [Internet] Journal Medula Unila Volume 7
Nomor 2. Available: https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php /medula/article/view/734

▪ Sjamsuhidajat, R & Wim de Jong. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 3, EGC, Jakarta
ETIOLOGI

▪ Terbakar api langsung yang dapat dipicu atau diperparah dengan adanya
cairan yang mudah terbakar
▪ Pada anak, kurang lebih 60% luka bakar disebabkan oleh air panas.
▪ Penyebab luka bakar lainnya adalah pajanan suhu tinggi dari matahari,
listrik, maupun bahan kimia (Asam, basa, kosmetik)

Sjamsuhidajat, R & Wim de Jong. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 3, EGC, Jakarta
PATOFISIOLOGI Luka Bakar

Hilangnya fungsi kulit sebeagai barrier Pembuluh kapiler dan area


dan penahan penguapan sekitar rusak

Permeabilitas kapiler meningkat


Kontak dengan
mikroorganisme
Kebocoran cairan intravascular
ke intersitisial
Infeksi

Edema dan bula yang mengandung banyak


protein dan elektrolit

Luka bakar <20% LPT Berkurangnya cairan intravaskular Luka bakar >20% LPT

Kompensasi tubuh Syok hipovolemik


Sjamsuhidajat, R. (2017). Buku Ajar Ilmu Bedah Sistem Organ dan Tindak Bedahnya. In Egc (Vol. 3, Issue 9).
DERAJAT LUKA BAKAR

Thorne CH. Grabb and Smith’s Plastic Surgery. 7th Edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Willkins;
2014.
DERAJAT 1

DERAJAT 2
DERAJAT 4

DERAJAT 3
Luas Luka Bakar
(rule of nine)

Palmar Method 🡪 1% = luas telapak tangan


penderita

Thorne CH. Grabb and Smith’s Plastic Surgery. 7th Edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Willkins; 2014.
Primary Survey
Airway Breathing

Cek Tindakan Cek Tindakan


• Patensi jalan nafas • Berbicara dengan pasien • Periksa tanda-tanda hipoksia dan • Inspeksi dada, pastikan
• Bersihkan jalan nafas dari hiperventilasi atau hipoventilasi pergerakan dinding dada adekuat
benda asing • Hati-hati pasien dengan dan simetris.


Lakukan chin lift, jaw thrust
Hindari melakukan hiperfleksi
 intoksikasi carbon monoksida, •
tampak cherry pink dan tidak
Berikan oksigen 100% high flow
10-15 liter per menit melalui
atau hiperekstensi kepala dan bernafas masker nonrebreathing.
leher • Hati-hati luka bakar yang • Jika tetap sesak, lakukan bagging
• Kontrol tulang cervical melingkar pada dada (jika ada atau ventilasi mekanik
dengan rigid collar pertimbangkan eskarotomi)
Primary Survey
Circulation
Disability
Cek Tindakan

• Tanda – tanda syok • Lakukan penekanan luka jika Cek Tindakan


• Cek nadi sentral terdapat perdarahan aktif Derajat kesadaran: • Periksa derajat kesadaran
• Cek Tekanan darah • Pasang 2 jalur IV ukuran A (Alert) : Sadar penuh V (Verbal) : • Periksa respon pupil terhadap
• Cek Capillary refill besar, lebih disarankan pada merespon terhadap rangsang verbal cahaya
(normal kembali <2 daerah yang tidak terkena luka P (Pain) : merespon terhadap • Hati – hati pada pasien dengan
detik) bakar rangsang nyeri hipoksemia dan syok karena dapat
• Cek luka bakar • Jika pasien syok, berikan  
U (Unresponsive) : Tidak ada respon terjadi penurunan kesadaran dan
melingkar pada bolus ringer lactat hingga nadi gelisah.
ekstremitas radial teraba
(pertimbangkan • Ambil sampel darah untuk
eskarotomi) pemeriksaan darah lengkap,
analisis gas darah arteri
• Cari dan tangani tanda – tanda
klinis syok lainnya yang
disebabkan oleh penyebab
lainnya.
Primary Survey Fluid (Resusitasi Cairan)

Cek Tindakan
Exposure
Resusitasi cairan yang adekuat dan • Parkland Formula: 3-4 ml x Berat
monitoring Badan (kg) x % TBSA Luka Bakar
Cek Tindakan (Parklend Formula) (+ Rumatan untuk pasien anak)
• Setengah dari jumlah cairan
• Exposure dan kontrol • Melepas semua pakaian dan diberikan pada 8 jam pertama dan
lingkungan aksesoris yang melekat pada setengah cairan sisanya diberikan
tubuh pasien dalam 18 jam selanjutnya
• Lakukan log roll untuk • Gunakan cairan Kristaloid
melihat permukaan posterior (Hartmann solution) seperti Ringer
pasien   Lactat
• Jaga pasien tetap dalam • Hitung Urine Output tiap jam
keadaan hangat • Lakukan pemeriksaan EKG, nadi,
• Menghitung luas luka bakar tekanan darah, respiratory rate,
dengan metode Rules of Nine pulse oximetry, analisis gas darah
arteri
• Berikan cairan resusitasi sesuai
indikasi
Secondary Survey
B. Mekanisme Trauma
A. Riwayat Penyakit
▪ A (Allergies) : Riwayat Alergi 1) Luka bakar :
▪ M (Medications) : Obat-obat yang dikonsumsi ▪ Durasi paparan
▪ P (Past Illness) : Penyakit sebelum terjadi trauma ▪ Jenis pakaian yang digunakan
▪ L (Last Meal) : Makan terakhir ▪ Suhu dan kondisi air, jika penyebab luka bakar adalah air
▪ E (events) : Peristiwa yang terjadi saat trauma panas
▪ Kecukupan tindakan pertolongan pertama

2) Trauma tajam
▪ Kecepatan proyektil
▪ Jarak
C. Pemeriksaan Survei Sekunder ▪ Arah gerakan pasien saat terjadi trauma
▪ Lakukan pemeriksaan head to toe examination ▪ Panjang pisau, jarak dimasukkan, arah
▪ Monitoring / hasil resusitasi tercatat
▪ Persiapkan dokumen transfer
3) Trauma tumpul
▪ Kecepatan dan arah benturan
▪ Penggunaan sabuk pengaman
Status imunisasi Tetanus pasien harus di evaluasi dan diberikan jika ada ▪ Jumlah kerusakan kompartemen penumpang
indikasi ▪ Jatuh dari ketinggian
▪ Jenis letupan atau ledakan dan jarak terhempas
Perawatan Luka
 Jika pasien datang ke fasilitas kesehatan tanpa mendapat pertolongan
pertama, basahi luka bakar secara menyeluruh dengan air dingin untuk
mencegah kerusakan lebih lanjut dan lepaskan semua pakaian yang terbakar.

 Jika luka bakar luas, setelah disiram air dingin, bungkus area yang terbakar
(atau seluruh pasien) untuk mencegah kehilangan panas dan hipotermia.

 Luka bakar dermal superfisial (misalnya air panas melepuh, di mana apakah
ada kulit melepuh di atas dermis yang basah, merah muda, dan nyeri)
membutuhkan dressing untuk menyerap cairan, menghindari maserasi dan
menutup luka dari lingkungan luar untuk mengurangi rasa sakit dan infeksi.

Helen E Douglas. 2017. Burns Dressings. The Royal Australian College of General Practitioner 2017. WHO. 2003. Management of Burns.
Perawatan Luka
Pembalutan Luka Bakar  Luka bakar pada kulit yang dalam atau seluruh bagian kulit akan
membutuhkan pembalutan untuk menghilangkan dan mengangkat kulit
mati jika itu adalah area kecil atau operasi jika areanya lebih besar

• Luka bakar dermal superfisial (misalnya air panas melepuh, di mana ada
kulit melepuh di atas dermis yang basah, merah muda, dan nyeri)
membutuhkan pembalutan untuk menyerap cairan, menghindari maserasi
dan menutup lukadari lingkungan luar untuk mengurangi rasa sakit dan
infeksi.

Helen E Douglas. 2017. Burns Dressings. The Royal Australian College of General Practitioner 2017. WHO. 2003. Management of Burns.
Perawatan Luka

 Bersihkan luka bakar secara perlahan dengan


larutan klorheksidin 0,25%, larutan setrimid 0,1%
atau antiseptik berbahan dasar air lainnya.

 Gosok lembut untuk menghilangkan jaringan


nekrotik yang longgar. Oleskan lapisan tipis krim
antibiotik (silver sulfadiazine).

 Balut luka bakar dengan kasa petroleum dan kasa


kering yang cukup tebal untuk mencegah
rembesan ke lapisan luar dalam 48 jam.

 Setelah 48 jam lepas balutan dan lakukan


penilaian pada luka bakar

Helen E Douglas. 2017. Burns Dressings. The Royal Australian College of General Practitioner 2017. WHO. 2003.
Management of Burns.
Kriteria Rujukan

1. Pasien dengan luka bakar luas dan dalam harus mendapatkan


perawatan lebih intens yaitu dengan merujuk ke RS yang
memiliki fasilitas sarana pelayanan luka bakar yang memadai.
2. Sebelum dilakukan transfer pasien, harus dilakukan assessment
segera dan stabilisasi di rumah sakit yang terdekat.
3. Tata laksana awal mencakup survei primer dan sekunder serta
evaluasi pasien untuk kemungkinan rujukan.
4. Seluruh assessment dan tata laksana yang diberikan harus
dicatat sebelum dilakukan transfer pasien ke unit luka bakar.
5. Lakukan komunikasi via telepon segera dengan unit tujuan
rujuk sebelum transfer pasien.
6. Sesuaikan dengan protokol rujukan masing- masing rumah
sakit
Komplikasi – Prognosis

Komplikasi

▪ Infeksi bakteri yang dapat menyebabkan infeksi aliran


darah (sepsis) Prognosis
▪ Kehilangan cairan, termasuk volume darah rendah
(hipovolemia) ▪ Dalam dan luasnya permukaan luka bakar
▪ Suhu tubuh yang sangat rendah (hipotermia) ▪ Penanganan sejak awal hingga penyembuhan
▪ Letak daerah yang terbakar
▪ Masalah pernapasan akibat menghirup udara panas
▪ Usia dan keadaan kesehatan penderita
atau asap bekas luka atau area bergerigi yang ▪ Penyulit juga mempengaruhi prognosis pasien. Penyulit yang
disebabkan oleh pertumbuhan berlebih dari jarinagn timbul pada luka bakar: gagal ginjal akut, edema paru, SIRS,
parut (keloid) infeksi dan sepsis serta parut hipertrofik dan kontraktur
▪ Masalah tulang dan sendi, seperti ketika jaringan
parut menyebabkan pemendekan dan pengencangan
kulit, otot atau tendon (kontarktur)

▪ Noorbakhsh. Seth I, Bonar. Eric S, Polinski. Rachel, Amin. Md Sahrier, 2021, educational case : burn injury – pathopysiology, classification and treatment.https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8637691/.

▪ Jesckhe. Marc G, Baar. Vann, Choudhry. MA, et all, 2020, burn injury,https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7224101/.
Terima kasih!

Your Footer Here

Anda mungkin juga menyukai