Anda di halaman 1dari 81

KEBIJAKAN INTEGRASI LAYANAN ISR/IMS, IVA

DAN CBE/SADANIS

Dr. GERDA ANGELA K


DIT.P2PTM, DITJEN P2P
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
OUTLINE

 Pengendalian ISR/IMS di Indonesia


 Pengendalian Kanker di Indonesia
 Integrasi Layanan ISR/IMS, IVA dan
CBE/SADANIS
PENGENDALIAN ISR/IMS DI
INDONESIA
ESTIMASI INFEKSI BARU HIV
PER SUBPOPULASI

Waria
Pelanggan waria
LSL
WPS
Pelanggan WPS
Penasun
Laki-laki pop umum
Perempuan pop
umum

Sumber: Pemodelan HIV 2012, Ditjen PP&PL


KASUS IMS GLOBAL DAN REGIONAL

WHO, 2008

Diperkirakan 499 juta kasus baru IMS yang dapat disembuhkan


(gonore, klamidia, sifilis dan trikomoniasis) terjadi setiap tahun
KONDISI YANG MEMPERCEPAT PENULARAN?
Jumlah Penduduk Indonesia: 240 juta

230 000
Wanita
75 000
Penjaja
Penasun
Sex

6,7 Juta Pria


4,9 Juta
membeli Sex menikah
(2-20% dari Pria dg pria risiko
Dewasa) tinggi

1.13 Jt
GWL
Anak
anak

LAKI-LAKI PEREMPUAN
Estimasi Populasi Rawan Tertular HIV/IMS Tahun 2012, Kemenkes
ILLUSTRASI

1 Pekerja seks = 5 pelanggan/hari


60% pelanggan adalah pria beristri
10% perempuan hamil

30 PS 150 laki laki 90 IRT 10 IH 10 bayi


PREVALENSI SIFILIS
BERDASARKAN POPULASI BERISIKO,
25.0
STBP 2009 & 2013
20.0 2009
2013
15.0
12.0 11.3
9.7
% 10.0
8.0
6.3
5.0 4.0 3.6 3.4 3.5
3.0 2.9
1.8 1.0
0.0
WPSL WPSTL Pria Waria LSL Penasun WBP
Risti

(9 Kota) (9 Kota) (4 Kota) (4 Kota) (3 Kota) (4 Kota) (3 Kota)

STBP 2013 | Survei Terpadu Biologis Perilaku


PREVALENSI GONORE
BERDASARKAN POPULASI BERISIKO
50.0
STBP 2009 & 2013
40.0 2009 2013

30.0

%
20.0

10.0

34.5 32.0 21.6 17.0 0.7 8.5 29.0 19.6 17.0 21.2
0.0
WPSL WPSTL Pria Risti Waria LSL
(9 Kota) (9 Kota) (1 Kota) (4 Kota) (3 Kota)

STBP 2013 | Survei Terpadu Biologis Perilaku


PREVALENSI KLAMIDIA
BERDASARKAN POPULASI BERISIKO
50.0 STBP 2009 & 2013
40.0 2009
2013

30.0

%
20.0

10.0
3.3

42.4 40.0 39.5 30.8 11.5 34.0 19.8 17.0 23.0


0.0
WPSL WPSTL Pria Risti Waria LSL

(9 Kota) (9 Kota) (1 Kota) (4 Kota) (3 Kota)

STBP 2013 | Survei Terpadu Biologis Perilaku


IMS PADA LAYANAN KESEHATAN
TAHUN 2014

600,000

500,000
537,366
400,000

300,000

200,000
313,444
262,403
100,000

-
Jumlah kunjungan Jumlah pasien IMS Jumlah kasus IMS
layanan IMS yang ditemukan yang diobati
Fenomena Gunung Es
Infeksi Menular Seksual

Bergejala
(symptomatic)

Tanpa Gejala
(asymptomatic)
KONSEKUENSI IMS
• Penyakit Radang Panggul, Kanker serviks,
Wanita infertilitas
• Pd Kehamilan: IUFD, IUGR, BBLR &Kecacatan

• Infeksi Mata, Kebutaan, Kematian


Bayi • 90% bayi terinfeksi HIV tertular dari
ibu HIV positif

Pria Infertilitas

IMS meningkatkan risiko tertular HIV s.d 3 - 6 kali lipat


KEBIJAKAN PENGENDALIAN IMS

“Program pengendalian IMS


bertujuan untuk menurunkan
angka kesakitan dan kematian
yang berkaitan dengan IMS”
 
PRINSIP UMUM PENGENDALIAN IMS

Memutuskan mata rantai penularan
 Mencegah berkembangnya IMS dan
komplikasinya
 Obat harus dikonsumsi dengan tepat
 Instruksi aktifitas seksual selama
pengobatan harus dipatuhi
 Pasangan seksual harus diobati
Pelayanan berkualitas di FKTP,
mengutamakan
promotif & preventif

Penguatan
1 Memutus rantai
manajemen penularan pd populasi
program kunci
7 2
STRATEGI
Advokasi & Deteksi dini dan
kemitraan dalam
PENGENDALI tatalaksana
mobilisasi sumber AN 3 pengobatan pd
Bumil dan bayi
daya
6 IMS untuk eliminasi
sifilis kongenital

Melibatkan seluruh
Fasyankes (pemerintah Penggunaan informasi
& swasta
5 4 yang terpercaya
UPAYA PENGENDALIAN IMS

Upaya pengendalian IMS Upaya :


pada populasi umum • penapisan pada
populasi kunci,
• penapisan pada ibu
hamil,
Upaya pengendalian IMS • upaya pencegahan
pada populasi kunci mel penyuluhan,
konseling, dan
penyediaan
kondom

Pengembangan Layanan IMS


STRATEGI PENCEGAHAN
• Perluasan layanan untuk pemeriksaan IMS
dan Konseling Tes HIV
• Menempatkan layanan IMS sebagai layanan
dasar yang harus ada di Puskesmas, sesuai
Permenkes no. 75 Tahun 2014 tentang
PUSKESMAS
• Kondom sebagai bagian dari pengobatan
IMS di Layanan kesehatan
• Penapisan rutin IMS dan Tes HIV berkala di 18
lokasi-lokasi Hotspot
PENELITIAN OPERASIONAL / UJI RESISTENSI PENGOBATAN GO
 Penelitian Uji Resistensi GO terhadap Antibiotika pada WPS di 3 Kota
(Jakarta, Tangerang dan Palembang)
 Berdasarkan hasil yang didapatkan, bahwa pilihan pengobatan dalam
Pedoman 2011 masih cukup baik
 Pola Resistensi terhadap antibiotika gol. Quinolon di ketiga kota (Jakarta.
Palembang dan Tangerang cukup tinggi sehingga tidak direkomendasikan
lagi
100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%

ll in in
e
i ne m
e ne ci
n m
e in m
e in in i ne
ci l yc
i o
xa
i yc i
xa
c
xa
c
yc
i cy fix ax ox m id
en t ra o m
Ce ftr
i flo o d
hr
o
fta
z
Of
lo
of
lo a m
yl
p Te in Ce ro fp t n
z e ct i p
Ce Az
i Ce Le
v Ka
en C
B Sp
Jakarta Tangerang Palembang
PEDOMAN TATALAKSANA IMS
DELAPAN
DIAGNOSIS IMS
SINDROM KLINIS IMS
1. Pendekatan Sindrom
YANG SERING DIJUMPAI
2. Pendekatan Lab
Sederhana
KEGIATAN INTEGRASI LAYANAN IMS DI
PUSKESMAS
• Pada saat Pemasangan
• Ibu hamil dengan keluhan IMS KB ditemukan IMS
• Saat ANC ditemukan IMS • Kondom sebagai Dual
• Konseling Pasangan Protection
• Pemberian Kondom • Konseling Pasangan
• Penawaran Tes HIV bagi
bumil dengan IMS
IVA
KIA/KB • Penemuan kasus IMS
• Pengobatan IMS
• Konseling IMS
• Kondom sebagai paket
pengobatan
• Penawaran Tes HIV
• Edukasi gejala IMS pada remaja yang
REMAJA bagi seluruh pasien
seksual aktif IMS IMS
• Promosi kondom bagi remaja yang • Pemeriksaan Deteksi dini
seksual aktif Ca Servix bagi setiap ps
• KIE Kesehatan Reproduksi IMS yang berisiko,
dengan metode IVA

22
RENCANA PENGEMBANGAN LAYANAN IMS
2015-2019
Jumlah layanan IMS Total
2015-2019
Tingkat
Baseline 2015 2016 2017 2018 2019

Provinsi 34 - - - - - 34

Kabupaten 167 66 16 49 100 110 508

RS yang menyediakan layanan IMS - 377 70 70 70 182 769

PKM yang menyediakan layanan 1.029 571 1.583 2.000 2.000 2.536 9719
diagnosis dan pengobatan IMS

Layanan IMS dengan pemeriksaan 83 100 1.000 1.000 669 500 3.352
laboratorium

Layanan lain (termasuk Fasyankes 19 40 100 200 200 90 649


Swasta, Klinik Swasta, NGO,
BUMN, Lapas/Rutan)

Total Pengembangan Layanan IMS 1.048 988 1.753 2.270 2.270 2.808 11.137
di tahun tsb
FAKTA KANKER
 Berdasarkan data Globocan tahun 2012, kasus baru kanker tertinggi
pada laki-laki adalah kanker paru (25.8 per 100.000) dengan rate
kematian 23,2 per 100.000. Diikuti oleh kanker kolorektal (15.9 per
100.000) dengan rate kematian 10.8 per 100.000.
 Sedangkan pada perempuan, kasus baru kanker tertinggi pada
perempuan adalah kanker payudara (40.3 per 100.000) dengan rate
kematian 16.6 per 100.000. Diikui oleh kanker leher Rahim (17.3
per 100.000) dengan rate kematian 8.2 per 100.000.
 Berdasarkan Riskesdas tahun 2013, prevalensi kanker di Indonesia
sebesar 1.4 per 1000 penduduk. Di tingkat provinsi, prevalensi
tertinggi kanker tertinggi pada provinsi DIY dengan prevalensi
sebesar 4.1 per 1000 penduduk.
Beban Kanker Serviks
DI DUNIA, SETIAP 2 MENIT
SEORANG WANITA MENINGGAL
KARENA KANKER SERVIKS

• Almost 70% of advanced stage


( > stage IIB) 2, low survival rate
• 15.000 new cases, 8.000 death 3;
40 – 45 new cases,
20 – 25 dies/day,1 woman dies/hour
Ferlay J et al. GLOBOCAN 2002. IARC 2004.
BEBAN BIAYA KANKER
4,791,207,762,681
Jantung
4,408,777,379,149
1,971,535,366,941
Gagal Ginjal
1,626,298,803,849
1,638,517,591,981
Kanker
1,537,693,938,976
801,836,467,803
Stroke
741,969,032,547
299,884,058,459
Thalasemia
215,122,989,388
180,770,772,528
Sirosis Hati
179,775,071,844
124,635,836,349
Leukimia
126,447,549,192
68,382,404,846
Hemofilia
47,890,244,073

*) Sampai dengan triwulan Sumber: BPJS Kesehatan, 2015


III tahun 2015
Perubahan Beban Penyakit

STROKE STROKE
Kecelakaan Lalin
Kecelakaan Lalin Jantung Iskemik
STROKE
Kanker
Kecelakaan Lalin
Jantung Iskemik Diabetes
Diabetes

Jantung Iskemik
Diabetes
27
TUJUAN PENGENDALIAN KANKER
DI INDONESIA

• Meningkatkan deteksi, penemuan dan tindak lanjut dini


kanker
• Meningkatkan kualitas hidup penderita kanker
• Menurunkan angka kematian akibat kanker
DINI
KANKER LEHER RAHIM DAN
PAYUDARA
( 2007- 2016)
Provinsi Kab/Kota PKM Trainer Provider (dokter
(Spesialis, dan bidan)
dokter,
bidan)

34 377 2.895 460 7.207


(100%) (4.845 bidan
dan 2.362
dokter umum)

Sumber: Subdit kanker, 2016


JML WUS 30-
NO PROVINSI Target 2015 Target 2016
50 TAHUN
1 Aceh 685.175 68.518 137.035
2 Sumatera Utara 1.853.941 185.394 370.788
3 Sumatera Barat 685.565 68.557 137.113
4 Riau 899.417 89.942 179.883
5 Kep. Riau 325.234 32.523 65.047
6 Jambi 499.520 49.952 99.904
7 Sumatera Selatan 1.145.622 114.562 229.124
8 Bengkulu 273.822 27.382 54.764
9 Lampung 1.165.939 116.594 233.188
10 Bangka Belitung 195.565 19.557 39.113
11 DKI Jakarta 1.665.148 166.515 333.030
12 Jawa Barat 6.838.318 683.832 1.367.664
13 Jawa Tengah 4.964.317 496.432 992.863
14 DIY 539.404 53.940 107.881
15 Jawa Timur 6.012.729 601.273 1.202.546
16 Banten 1.822.567 182.257 364.513
17 Bali 645.583 64.558 129.117
JML WUS 30-
NO PROVINSI Target 2015 Target 2016
50 TAHUN
18 NTB 722.347 72.235 144.469
19 NTT 638.355 63.836 127.671
20 Kalimantan Barat 665.354 66.535 133.071
21 Kalimantan Tengah 367.946 36.795 73.589
22 Kalimantan Selatan 601.850 60.185 120.370
23 Kalimantan Timur 509.706 50.971 101.941
24 Kalimantan Utara 87.409 8.741 17.482
25 Sulawesi Utara 343.290 34.329 68.658
26 Sulawesi Tengah 414.645 41.465 82.929
27 Sulawesi Selatan 1.219.200 121.920 243.840
28 Sulawesi Tenggara 331.931 33.193 66.386
29 Sulawesi Barat 180.443 18.044 36.089
30 Gorontalo 162.490 16.249 32.498
31 Maluku 215.097 21.510 43.019
32 Maluku Utara 155.967 15.597 31.193
33 Papua 461.724 46.172 92.345
34 Papua Barat 119.863 11.986 23.973
 
 
TOTAL 37.415.483 3.741.548 7.483.097
PENCAPAIAN PROGRAM DETEKSI DINI KANKER
PAYUDARA DAN LEHER RAHIM

No Provinsi Target Pencapaian Jumlah Jumlah Tenaga Terlatih


Diperiksa Puskesmas
tahun 2015 Data Data (IVA) Dokter Bidan
Manual Portal

1 Aceh 65.025 - 4 59 58 84

2 Sumatera Utara 188.548 - 648 231 221 587

3 Sumatera Barat 67.930 3.573 613 148 178 162

4 Sumatera Selatan 114.844 2.526 613 117 64 123

5 Riau 89.519 8.341 - 15 8 13

6 Kepulauan Riau 32.812 2.403 88 34 31 31

7 Jambi 49.980 645 167 64 52 55

8 Banten 181.600 116 622 109 102 142

9 Lampung 114.690 8.260 3.448 162 115 242

10 Bangka Belitung 19.788 2.817 4 39 26 28

11 Bengkulu 27.560 - - 69 15 55
Pencapaian Program Deteksi Dini Kanker
Payudara dan Leher Rahim
No Provinsi Target Pencapaian Jumlah Jumlah Tenaga Terlatih
Diperiksa Puskesmas
tahun 2015 Data Data (IVA) Dokter Bidan
Manual Portal

12 DKI Jakarta 167.065 8.510 7.754 122 103 260

13 Jawa Barat 690.860 21.559 876 237 141 349

14 Jawa Tengah 493.674 2.885 16.514 330 239 690

15 Jawa Timur 609.923 2.309 10.667 181 150 323

16 DIY 53.952 4.134 2.276 63 201 414

17 Kalimantan Timur 51.139 1.924 5 57 36 102

18 Kalimantan Barat 65.791 8.413 3 85 77 101

19 Kalimantan Utara 8.969 - - 20 13 52

20 Kalimantan 49.196 3.290 - 13 8 5


Selatan
21 Kalimantan 36.959 1.623 1.617 65 41 44
Tengah
Pencapaian Program Deteksi Dini
Kanker Payudara dan Leher Rahim
No Provinsi Target Pencapaian (Tahun 2015) Jumlah Jumlah Tenaga Terlatih
Diperiksa Puskesmas
tahun 2015 Data Data (IVA) Dokter Bidan
Manual Portal

23 Nusa Tenggara 72.203 34.009 2 73 67 133


Barat
24 Nusa Tenggara 64.580 - 137 44 33 77
Timur
25 Sulawesi Utara 34.258 1.141 13 28 26 9

26 Sulawesi Selatan 126.421 7.454 3.135 87 62 128

27 Sulawesi Barat 17.893 556 - 49 11 55

28 Sulawesi Tengah 40.805 4.748 68 51 14 84

29 Sulawesi Tenggara 55.614 67 184 104 61 153

30 Gorontalo 16.401 148 - 46 6 46

31 Maluku Utara 15.367 - - 24 12 18

32 Maluku 21.732 1.635 - 5 7 0

33 Papua 46.133 - 182 12 12 4


Dari 37.4 juta (3,34%)
Deteksi Dini Kanker
KANKER PAYUDARA KANKER LEHER RAHIM

Pemeriksaan SADARI
&
SADANIS (Pemeriksaan
payudara klinis)
Metode IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)

Menemukan IVA (+) & suspect kanker


DOWN STAGING
KANKER PAYUDARA
PENCEGAHAN
KANKER LEHER RAHIM36

Integrasi dengan IMS, KB dan PKK


UPAYA DETEKSI DINI
KANKER LEHER RAHIM

------------------- 3-17 tahun -----------------------


Lesi Pra Kanker Kanker

Karsinoma Kanker
Displasia Displasia Displasia
Insitu Serviks
Ringan Sedang Keras
Ditemukan lesi prakanker dengan metoda IVA
di Puskesmas diobati/tatalaksana dengan Krioterapi

FASE SEBELUM KANKER JIKA DITEMUKAN & IVA = Serviks dioles dengan
DITATALAKSANA DENGAN BAIK 99% SEMBUH Asam Cuka 5%
Faktor Risiko
Kanker Leher Rahim :

merokok
Sistem imun menurun

Berganti-ganti
Pasangan seksual

Ibu & saudara perempuan


terkena kanker leher
rahim
Usia hub sex <20 tahun

Penyakit menular Riwayat papsmear sblmnya abN


seksual
PELAKSANAAN DETEKSI DINI KN
KANKER PAYUDARA DAN KANKER
LEHER RAHIM

• Deteksi dini kanker leher rahim dan payudara pada


wanita usia 30 – 50 tahun melalui metoda IVA / Pap
Smear dan SADANIS
• IVA positif dilakukan krioterapi dan pengobatan
segera yang dilakukan secara berjenjang
• Penemuan dini kanker
• Integrasi dengan program lain ( IMS dan KB)
ALAT / BAHAN IVA
 Meja pemeriksaan
 Cahaya yang cukup
 Asam asetat 3 - 5 %
 Lidi kapas
 Sarung tangan bersih
( lebih baik steril)
 Spekulum vagina
LANGKAH SINGLE VISIT APPROACH
Langkah 1 – Konseling SADARI & IVA
Langkah 2 – Pemeriksan payudara klinis, bila (+) rujuk
Langkah 3 – Pemeriksaan ginekologis & IVA
Langkah 4 – Bila (+) motivasi untuk pengobatan dg cryoterapi
Langkah 5 – Lakukan cryoterapi selama 3’5’3’
Langkah 6 – Pasca pengobatan dan petunjuk tindak lanjut
ALAT KRIOTERAPI DAN GAS N2O
PENCATATAN PELAPORAN

 Melalui aplikasi web PPTM

Pembiayaan melalui BPJS


• Pemeriksaan IVA
• Tatalaksana IVA (+) dengan Krioterapi
• Pemeriksaan Papsmear
• Rujukan Kasus suspect Kanker
LAPORAN BERBASIS IT
 Menggunakan aplikasi surveilans Faktor Risiko
PTM
 Akses di www.pptm.depkes.go.id

1. masuk menu surveilans FR PTM berbasis


Posbindu (untuk Posbindu utama)
2. Masuk menu surveilans PTM berbasis
FKTP (untuk Puskesmas)
LANGKAH SURVEILANS FR PTM

Kegiatan Buku monitoring


Posbindu PTM

Tindak
lanjut

Buku register

Pengolahan data
(otomatis)
Input dalam software SIS
PTM Posbindu
METODE PENGUMPULAN DATA

Online Web Base

Android Base (Online/Offline)

Desktop Base (Offline)


1 SURVEILANS IVA DARI SIS FR PTM BERBASIS POSBINDU
DIAKSES DARI PORTAL WEB PPTM:
WWW.PPTM.DEPKES.GO.ID (ONLINE)
OFFLINE
Data Offline Surveilans PTM berbasis FKTP

IDENTITAS DIAGNOSA

No Tanggal No Rekam Jenis


No KTP Nama Pasien Tanggal Lahir Alamat No Telp/ HP Diagnosa 1 Diagnosa 2 Diagnosa 3 Diagnosa 4 Diagnosa 5
Pemeriksaan Medis Kelamin

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
WAWANCARA IMT Tekanan Darah Gula Darah
Arus
Kurang Kurang Benjolan
Konsumsi Tinggi Berat Lingkar Gula Darah Gula Darah Puncak
Merokok Aktivitas Makan Sistol Diastol Abnormal Positif IVA Krioterapi
Alkohol Badan Badan Perut Sewaktu Puasa Ekspirasi
Fisik Sayur Payudara
(L/menit)
PEDOMAN NASIONAL PENGENDALIAN
PENYAKIT KANKER
KONSELING IVA DIGITAL (KHUSUS)
UPLOAD GAMBAR
KONFIRMASI OLEH TIM IVA DIGITAL
DUKUNGAN REGULASI

1. Standar Pelayanan Minimal Kabupaten/ Kota :


Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim masuk ke
dalam skrining kesehatan dan pelayanan kesehatan
reproduksi sesuai SKRINING
2. PELAYANAN standar di puskesmasn
KESEHATAN PADA JKN

(PERMENKES NO 71 TAHUN 2013 PASAL 28:


 Diabetes Mellitus tipe 2
 Hipertensi,

 Kanker Leher Rahim (IVA atau Pap’ Smear)

 Kanker Payudara

 Penyakit lain yang ditetapkan oleh Menteri


3.PMK NO.59 TAHUN 2014 tentang Standar Tarif
Pelayanan Kesehatan dalam Penyelenggaraan
Program Jaminan Kesehatan

1. Tarif IVA maksimal Rp 25.000


2. Tarif Pap’smear maksimal Rp 125.000,-
3. Tarif Krioterapi Rp 150.000,-
PENCANANGAN PROOGRAM NASIONAL GERAKAN
PENCEGAHAN DAN DETEKSI DINI KANKER
PEREMPUAN INDONESIA

 Dicanangkan oleh Ibu Negara pada tanggal 21 April


2015
 Pada saat pencanangan telah dilakukan teleconference
berpusat di Puskesmas Nanggulan, Kab Kulonprogo, DI
Yogyakarta dengan 10 provinsi lainnya yaitu : Sumut,
Sumsel, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jabar, Jateng,
Jatim, Sulsel dan NTT
Pencanangan Program Percepatan Peran serta
Masyarakat dalam Pencegahan dan Deteksi dini
Kanker Pada Perempuan di Indonesia

Launching oleh Ibu Negara tanggal 21


April 2015
PETA TELECONFERENCE PUSKESMAS
PENYELENGGARA DETEKSI DINI KANKER LEHER
RAHIM DAN KANKER PAYUDARA
PKM Tanjung Morawa,
Kab Deli Serdang

PKM Jatinegara,
Jakarta TImur
PKM Batua
PKM Klari Kab
Karawang

PKM Sako, Kota


Palembang

PKM Panjang, Kota PKM Wiradesa,


Bandar Lampung Kab Pekalongan
PKM Pulolor, PKM Bakunase,
PKM Serang Kota, Kab. Jombang Kupang
Kota Serang
INTEGRASI YANG SUDAH DILAKUKAN
 Deteksi Dini Kanker
Payudara
 Program Posbindu
 Program PKK
 Pemeriksaan ISR/
IMS
 Layanan Kontrasepsi
(IUD)
INTEGRASI
PROGRAM
INTEGRASI LAYANAN
ISR/IMS, IVA DAN CBE /
PENGERTIAN LAYANAN INTEGRASI
ISR/IMS, IVA DAN SADANIS
 Upaya Promotif, preventif (termasuk
deteksi dini) dan kuratif yang mencakup
semua bentuk layanan ISR/IMS, IVA dan
SADANIS yang dilakukan secara
terintegrasi pada klinik-klinik kesehatan
reproduksi dan klinik ISR/IMS yang
melakukan pemeriksaan ISR/IMS dan
melanjutkan dengan pemeriksan deteksi
dini kanker leher rahim dan payudara.
TUJUAN
1. Meningkatkan akses dan cakupan pengendalian
ISR/IMS kepada masyarakat berisiko yang
menjadi target cakupan pemeriksaan deteksi dini
kanker payudara dan kanker leher rahim.
2. Meningkatkanpenemuan kasus ISR/IMS, lesi
prakanker leher rahim dan suspek kanker
payudara dan leher rahim
3. Menurunkan angka kejadian kanker payudara
dan leher rahim pada kelompok berisiko
IMS/populasi kunci.
SASARAN PEMERIKSAAN IMS-IVA

 Perempuan yang telah melakukan hubungan seksual


 Perempuan yang menjadi target pemeriksaan IMS

 Perempuan dari pasangan lelaki yg menjadi target pemeriksaan


IMS
FAKTOR RISIKO DAN SIAPA YANG BERISIKO
Hampir semua (99,7%) kanker leher rahim
berkaitan dengan human papillomavirus
(HPV),
HPV merupakan salah satu IMS yang paling
sering terjadi di dunia (Judson 1992;
Walboomers et al.1999 ).
ISR/IMS dan kanker leher rahim memiliki faktor
risiko yang sama yaitu berganti-ganti pasangan,
sehingga wanita dengan IMS mempunyai
risiko tinggi terhadap kanker leher rahim.
MENGAPA DILAKUKAN INTEGRASI
 Faktor kesamaan Penyebab (HPV)
 Faktor risiko tinggi pada wanita seksual aktif (usia 30-50
th)
 Faktor risiko pada wanita dengan kejadian IMS yang
berulang
 Faktor kesamaan metoda pemeriksaan / deteksi IMS
dan Ca cervix
 Kebutuhan sarana/fasilitas yang hampir sama

 Pada pemeriksaan ISR/IMS mempunyai tahapan yang


hampir sama dengan deteksi dini kanker leher rahim.
Agar lebih efektif dan efisien kedua program ini dapat
dilakukan integrasi 66
SIAPA YANG MELAKUKAN LAYANAN
INTEGRASI DAN TEMPAT PELAKSANAAN
INTEGRASI

Penyelenggaraan kegiatan integrasi


dilakukan dalam kegiatan pemeriksaan di
puskesmas dan unit-unit layanan yang
menyediakan pemeriksaan ISR/IMS,
klinik pelayanan IVA dan klinik yang
menyediakan layanan kesehatan
reproduksi
LANGKAH-LANGKAH PEMERIKSAAN IMS-
IVA TERINTEGRASI
1. Konseling mengenai pemeriksaan IMS, CBE dan IVA
kepada pasien
2. Lakukan anamnesa lengkap (sesuai status IMS dan IVA)
3. Ajarkan SADARI dan lakukan pemeriksaan SADANIS (nilai
kondisi payudara)
4. Pasien pada posisi litotomi nilai kondisi Genitalia Eksterna
dan jaringan sekitarnya (inspeksi dan palpasi jika ada
discharge ambil hapusan sesuai prosedur IMS)
5. Pasang spekulum sterile cari mulut rahim
LANGKAH-LANGKAH LANJUTAN…
6. Nilai mulut rahim jika ada tanda-tanda kanker serviks pemeriksaan tidak
dilanjutkan dan siapkan rujukan
7. Jika aman lanjutkan prosedur pemeriksaan sesuai pemeriksaan IMS,
a. Dari serviks : bersihkan daerah endoserviks dengan kasa steril, kemudian
ambil spesimen duh tubuh…….sesuai prosedur
b. Dari forniks posterior:……
c. Dari dinding vagina:……..
d. Dari uretra :……
8. Yakinkan pengambilan spesimen IMS sdh memadai
9. Lanjutkan kepemeriksaan IVA dengan membersihkan mulut rahim dengan
kapas lidi bersih
10. Identifikasi ostium uteri, SSK dan Zona transformasi (jika ssk tdk tampak
lanjut kepemeriksaan pap smear (biasanya pada usia >50 th)
11. Oleskan asam cuka 3-5% pada seluruh permukaan mulut rahim dengan kapas
lidi
LANGKAH-LANGKAH LANJUTAN…

12. Nilai mulut rahim setelah ditunggu 1 menit jika terdapat


bercak putih disekitar daerah SSK yakinkan itu lesi
prakanker (IVA+), jika kurang yakin dapat dioleskan asam
cuka lagi dan dinilai 1 menit kemudian
13. Jika pemeriksaan sdh selesai bersihkan dengan kapas lidi
bersih
14. Catat hasil pada lembar status dan diskusikan hasil dengan
pasien
15. Diskusikan hasil pemeriksaan IMS dan IVA pd pasien.
PEMBACAAN HASIL…

1. Hasil IMS ikuti prosedur IMS

2. Hasil pemeriksaan Payudara dan leher rahim ikuti prosedur


berikut :
a) Jika hasil pemeriksaan payudara dan test IVA negative,
jelaskan kapan waktu kunjungan ulang (pada pasien Risiko
Tinggi sebaiknya setiap tahun sekali)
b) Jika payudara terdapat benjolan atau curiga kanker siapkan
rujukan ke dokter bedah di RS untuk penilaian
c) Jika IVA +/bercak putih dimana lesi dibawah 75% motivasi
utuk pengobatan dengan krioterapi, jika >75% rujuk ke RS
d) Jika suspek kanker leher rahim rujuk ke dokter spesialis
Obgin atau onkologi kebidanansaan IMS dan IVA pd pasien.
Perempuan Laki-laki/perempuan (IMS suspek)

Istri/pasangan
Perempuan
suspek

Konseling Ca Payudara Pemeriksaan IMS


dan Ca Cervix

Pemeriksaan Payudara
Klinis

Jika IMS (+) tatalaksana


sesuai kasus IMS
Pemeriksaan Ginekologis

Pemeriksaan Ginekologis
(Inspeksi Visual Asam
Asetat)

Suspek Kanker mammae


atau Cervix rujuk.

IVA (+) motivasi untuk


pengobatan dengan
krioterapi
ALUR PEMERIKSAAN IMS - IVA

Ditemukan portio dengan


Pemeriksaan IMS dengan Inspekulo IMS/Displasia/lesi pra kanker

BILA ADA Lanjutkan Pulas As.Asetat 3-5%


IMS, Ambil Pemeriksaan IVA
sampel dulu 73
ALUR LAYANAN INTEGRASI ISR/IMS, IVA DAN
CBE
PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI DETEKSI
DINI CA.CERVIX (IVA), SADANIS DAN IMS

 Buku Panduan Integrasi IMS – IVA


dan CBE sudah cetak 2014
Pembuatan Modul Pelatihan Integrasi
IMS – IVA dan CBE  Uji Coba
Pembuatan Media KIE Integrasi IMS –
IVA dan CBE  sudah cetak 2014
75
TAMPILAN LEHER
Anatomi
Serviks

Normal
Normal Kanker Serviks
PENYELENGGARAAN KEGIATAN
 Dapat dilakukan di : Puskesmas, Klinik
Pelayanan ISR/IMS , Klinik pelayanan IVA dan
Rumah Sakit
 Syarat melaksanakan kegiatan integrasi :
 Memiliki sarana dan prasarana untuk pelayanan
ISR/IMS, IVA dan SADANIS
 Memiliki tenaga yang kompeten dalam
pelayanan integrasi
PENCATATAN DAN PELAPORAN
 Menggunakan form yang telah digunakan pada
masing-masing program
 Untuk pencatatan ISR/IMS menggunakan SIHA
(Sistem Informasi HIV/AIDS)
 Pemeriksaan IVA dan SADANIS
 Menggunakan formulir register deteksi dini
kanker payudara dan kanker leher rahim
Portal Web PTM berbasis FKTP (
www.pptm.depkes.go.id)
 Bila jaringan internet terbatas gunakan FKTP
Offline
PENUTUP
 Infeksi HPV penyebab 99,7% terjadinya Ca. leher
rahim, merupakan salah satu ISR/IMS. Sehingga
program lebih efektif dan meningkatkan cakupan
 Dalam satu pemeriksaan, waktu dan tempat yang sama
klien mendapat beberapa layanan sekaligus dan tenaga
medis juga dapat menjalankan 3 program
 Semua ♀ dengan ISR/IMS dan ♀ pasangan lelaki
dengan ISR/IMS dianjurkan diperiksa IVA dan
SADANIS.
 ♀ yang diperiksa IVA dan SADANIS jika ada keluhan
dan ditemukan curiga ISR/IMS juga diharapkan
diperiksa ISR/IMS.
 Program Integrasi ini diharapkan dapat diterapkan di
semua fasilitas layanan ISR/IMS, SADANIS dan IVA
sehinggameningkatkan kenyamanan dan kesehatan
reproduksi bagi perempuan di Indonesia
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai