Sejarah Seni Rupa Di Indonesia
Sejarah Seni Rupa Di Indonesia
Seni Rupa di
Indonesia
Rafi Daffa
XI IPA 3
Masyarakat nusantara tidak memiliki tradisi pencatatan sejarah yang kuat. Apalagi catatan historis
mengenai sejarah seni rupa. Sehingga sebagian besar sumber sejarah yang diperlukan harus digali
dari dokumentasi zaman kolonial.
Karena alasan itu pula benda-benda prasejarah seni rupa Indonesia sendiri merupakan material
yang sangat penting sebagai sumber sejarah. Para arkeolog memegang peranan sangat penting
untuk menguak sejarah seni rupa Indonesia.
Seni rupa murni di Indonesia banyak dijumpai melalui karya seni budaya yang ada di dalam adat
masyarakatnya. Karya seni yang mengiringi kepentingan masyarakatnya pada acara tertentu.
Keberadaan seni rupa diawali pada masa prasejarah dan berkembang pesat hingga sekarang.
1. Seni Rupa Zaman
Prasejarah
Zaman prasejarah di Indonesia terbagi atas zaman batu dan zaman logam. Pada
waktu itu karya-karya seni umumnya sebagai media upacara dan bersifat simbolis
Dikutip dari buku Seni Rupa Indonesia Dalam perspektif Sejarah (2017) karya
Purwo Prihatin, seni rupa pada zaman prasejarah diciptakan sangat terkait dengan
kepercayaan atau keyakinan yang diyakini pada waktu itu.
Zaman batu merupakan zaman karya seni rupa yang banyak ditemkan terbuat dari
batu. Pada zaman batu terdiri dari zaman batu tua (Paleolitik) yang karya seni
rupanya berupa serpihan batu, alat-alat tulang. Pada zaman batu tengah (Mesolitik)
karya seninya berupa lukisan di gua, kapak pendek dan serpihan batu yang sudah
halus. Sedangkan zaman batu muda (Neolitik) karya seninya berupa tembikar,
kapak persegi, atau kapak lonjong. Kehidupan pada zaman tersebut membuat alat
yang bisa digunakan untuk berburu dan menggali.
Batu yang dipecahkan, tulang binatang diasah dan yang lainnya menjadi bentuk
seni rupa murni pada masa ini.
1. Seni Rupa Zaman
Prasejarah
Bentuk karya seni rupa prasejarah yang ditemukan di Indonesia antara lain:
a. Kriya batu (Kapak genggam)
b. Kriya tanah liat atau gerabah (Mesolitik-Neolitik)
c .Lukisan dinding gua (Mesolitik-Megalitik)
d. Bangunan megalitik (menhir, dolmen, sarkopak)
e. Ragam hias prasejarah yang menyatu dengan benda kriya
f. Peninggalan Seni Rupa Prasejarah di Sulawesi Selatan
g. Tradisi Megalitik (bangunan batu besar, menhir, meja batu)
h. Zaman perunggu (Kria Perunggu atau Seni Dongson (genderang perunggu),
kapak perunggu, patung perunggu, ragam hias Prasejarah atau tradisi pada karya
perunggu).
2. Seni Rupa Indonesia
Hindu-Buddha
Para pedagang dari Arab dan Gujarat, India yang masuk ke wilayah Nusantara
membawa pengaruh terhadap perkembangan Ajaran Islam. Kedatangan mereka
tidak hanya menyebarkan Agama Islam, tapi juga memperkenalkan budaya masing-
masing. Sehingga memengaruhi motif-motif pada karya seni yang sudah ada.
Sebelum masuknya Islam, motif karya seni beragam, seperti binatang dan
kepercayaan memenuhi ragam karya seni. Setelah Islam datang, motif berubah
menjadi digantikan oleh ragam pola hias geometris dan bentuk-bentuk alam.
Ragam motif banyak dijumpai pada pola batik yang sudah ada di wilayah
Nusantara. Selain itu, ada pahatan makam dan arsitektur juga mengalami pengaruh.
Pada pahatan makam ditemukan kaligrafi islam, dan pada arsitektur bisa dijumpai
pada arsitektur bangunan masjid. Arsitektur masjid Indonesia berbeda dengan
negara Islam lainnya. Masjid kuno dibangun dengan mengikuti prinsip dasar
bangunan kayu disertai dengan pembangunan pendapa di bagian depan.
4. Seni Rupa Indonesia
Modern
Seni rupa modern di Indonesia di dominasi dengan banyaknya pelukis yang lahir
dan karyanya dikenal. Seni rupa modern merupakan bentuk dan perwujudan seni
yang terjadi akibat pengaruh dari kaidah seni rupa barat. Pada periode awal
Indonesia modern ini diawali oleh seniman legendaris Indonesia bernama Raden
Saleh pada masa Periode Perintis (1826-1880). Lukisannya beraliran romantisisme
dan berkembang cukup baik kala itu. Setelah Raden Saleh yang telah wafat, dengan
pergantian periode menjadi masa Indonesia Jelita karena banyak seniman yang
melukis tentang kemolekan atau keindahan alam Hindia-Belanda.
Lembaga Pendidikan yang bernama ASRI berdiri tahun 1948 kemudian secara
formal tahun 1950 lembaga mulai membuat rumusan-rumusan untuk mencetak
seniman-seniman dan calon guru seni rupa di Indonesia.
Pada tahun 1959 di Bandung, program Seni Rupa ITB dibuka, kemudian jurusan
pendidikan seni rupa disemua IKIP (Institut keguruan dan ilmu pendidikan)
diseluruh Indonesia juga dibuka.
Terima Kasih