Anda di halaman 1dari 22

PSIKOLOGI KONSUMEN

Kelompok 1 :
• Sayful Rifandi (18610009)
• Adiyat Zacky El R (18610026)
• Felga Rohmatul L (18610027)
• Tarinda A.M (18610011)
TOPIK 14
PEMBELANJAAN KOMPULSIF
DAN
SISTEM PEMBAYARAN

2
14.01
10 The urge to buy : A uses and gratifications
perpective on compulsive buying “Ronald J.
Fraber”

Penelitian ini menunjukkan keterkaitan seseorang


menjadi pembeli kompulsif. Pembelian sesuatu yang
berlebihan tidak serta merta untuk mencari kebutuhan
melainkan sebagai kebutuhan akan harga dirinya,
kepuasan pribadi, sebagai identitas diri, pelampiasan
diri, hubungan pribadi, pengalihan, dan hubungan
interpersonal. Seseorang akan merasa bahagia, damai
dan dihargai ketika mereka berbelanja. Pembeli
kompulsif umumnya perlu pengarahan, motivasi dan
control diri sebagai dasar penekana pada diri sendiri
untuk berhenti melakukan perbelanjaan yang berlebihan.

03
14.02
“Re-Inquiry : Revisting the effect of Positive Mood
on Variety Seeking”
Harper A. Roehm JR. and Michelle L. Roehm

Penelitian kali ini untuk menguji tingkat suasana


hati dengan variasi produk yang diberikan.
Semakin tinggi suasana hati seseorang maka
akan menentukan berbagai macam variasi suatu
prosuk yang diinginkan begitu pula sebaliknya
dengan suasa hati yang rendah tingkat
pemilihan variasi juga akan semakin rendah.
Tetapi berbeda dengan orang yang memiliki
tingkat suasana hati yang ekstrem mereka akan
cenderung menghindari variasi tetapi lebih ke
sesuatu yang menarik. Hasil lain juga
menyebutkan orang yang memiliki tingkat
stimulus optimal rendah dengan suasan hati
tinggi akan merusak variasi.
14.03
A New Look at “Compulsive Buying” : Self-
Discrepancies and Materialistic Values as
Predictors of Compulsive Buying Tendency.
Helga Dittmar
Pembeli kompulsif didorong oleh 2 faktor yakni nilai-nilai
materialistic dan ketidaksesuaian diri. Kecenderungan
pembelian kompulsif mencerminkan rasa identitas yang
kurang stabil atau sosialisasi budaya konsumen yang lebih
kuat. Pada temuan kali ini wanita lebih dominan sebagai
pembeli kompulsif ketimbang pria, namun tidak menutup
kemungkinan pria juga bisa sebagai pembeli kompulisf. Nilai
ketidaksesuaian diri merujuk pada wanita ketimbang pria
muda namun disisi lain pria muda juga bisa muncul sebagai
pembeli kompulsif. Bantuan perawatan dan pendekatan
pengobatan mampu mengatasi masalah pada pembeli
kompulsif yang difokuskan pada motivsi yang mensadari,
selain gejala juga untuk memberikan bantuan jangka
panjang” 05
14.05
Reflections and Reviews : Yielding to Temptation: Self-
Contro Failure, Impulsive Purchasing, and Consumer
Behavior
Roy F. Baumeister

Pengendalian diri merupakan konsep yang


menjanjikan untuk penelitian konsumen namun jika
pengendalian diri gagal makan akan menjadi
penyebab pembelian impulsive. 3 penyebab
kegagalan itu diantaranya tujuan dan standar yang
bertentanfan, kegagalan untuk memantau diri
sendiri membuat sulit dikontrol, kurangnya
kekuatan dan energy dalam mengendalikan diri.
Pengendalian diri untuk menahan dari godaan
terutama yang relevan dengan pembelian impulsive
dan pengeluaran lain yang kemungkinan besar
akan disesali.
6
14.06
Effects of Payment Mechanusm on Spending
Behaviour : The Role of Rehearsal and Immediacy of
Payments
Dilip Soman
Penelitian kali ini ditujukan kepada konsumen yang aktif
melakukan pembelanjaan. Ada 2 sistem yang sering digunakan
konsumen dalam melakukan transaksi yaitu sitem uang cash dan
sitem kartu. Dalam beberapa penelitian menyebutkan system
pembelanjaan menggunakan kartu terhitung efektif dan banyak
digunakan terutama pada kartu kredit. Namun disisi lain efek
terbesar pada penggunaan kartu kredit banyak yang tidak
menyadarinya. Pengeluaran dimasa lalu akibat pembelanjaan
kartu kredit akan mempengaruhi pengeluaran dimasa depan.
Penggunakan kartu kredit hanya dapat menyebabkan realokasi
sementara dari memori dan dampak yang tidak menyenangkan
dari pembayaran sebelumnya. Ketika pembayaran dimasa lalu
selesai makan akan menimbulkan rasa sakit akibat pengeluaran
dimasa lalu dan karenanya menyebabkan emosi negative. Efek
lain jika pembayaran dimasa lalu tidak menonjol07 akan
mengakibatkan perkiraan kekayaan ang sangat tinggi.
14.07
The Effect of Credit on Spending
Decisions: The Roke of the Credit Limit
and Credibility
Dilip Soman and Amar Cheema
Dalam penelitian ini menunjukkan pengaruh kredit terhadap
pengeluaran serta peran serta batasan kredit dan kredibiltas yang
ada. Setiap konsumen yang memiliki batasan kredit yang tinggi maka
cenderung menyimpulkan bahwa pendapatan seumur hidup mereka
akan tinggi. Sebaliknya jika batasan kredit rendah maka cenderung
menyimpukan pendapatan seumur hidup mereka rendah. Secara
khusus, penelitian ini berpendapat bahwa pengaruh ketersediaan
kredit di atas akan sangat kuat bagi konsumen yang percaya bahwa
batas kredit secara kredibel menandakan potensi pendapatan mereka
di masa depan. Namun, ketika konsumen mendapatkan pengalaman
dengan kredit, mereka mulai mendiskontokan ketersediaan kredit
sebagai prediksi masa depan mereka dan mulai mempertanyakan
validitas proses yang digunakan untuk menetapkan batas kredit. Oleh
karena itu, dengan pengalaman, pengaruh batas kredit terhadap
kesediaan untuk menggunakan kredit harus dikurangi
08
14.08
Credit Cards as Spending Facilitating
Stimuli: A Conditioning Interpretation
Richard A. Feinberg

Sebuah penelitian dengan Empat eksperimen dan satu


studi dilakukan untuk menguji hipotesis bahwa
rangsangan yang terkait dengan pembelanjaan dapat
memperoleh respons pembelanjaan. Dalam semua
percobaan, rangsangan kartu kredit ada atau tidak ada
dalam situasi di mana subjek diberi kesempatan untuk
berbelanja. Stimulus kartu kredit mengarahkan
pembelanjaan sedemikian rupa sehingga probabilitas,
kecepatan, atau besaran pembelanjaan ditingkatkan
dengan adanya isyarat kartu kredit.

09
14.11
Payment Depreciation: The Behavioral Effects of
Temporally Separating Payments from Consumption
Richard A. Feinberg

Penelitian menunjukkan bahwa individu secara mental melacak


biaya dan manfaat dari transaksi konsumen untuk tujuan
rekonsiliasi biaya dan manfaat tersebut pada penyelesaian
transaksi (Prelec dan Loewenstein 1998; Thaler 1980,1985). Dalam
artikel ini, dengan mempertimbangkan pertukaran ekonomi di
mana biaya secara signifikan mendahului manfaat, seperti halnya
banyak jenis pembayaran di muka dari transaksi konsumen.
Dengan memperkirakan konsumen secara bertahap akan
beradaptasi dengan biaya historis dengan berlalunya waktu,
dengan demikian mengurangi dampak sunk-cost pada konsumsi
manfaat yang tertunda. Pemberian label proses adaptasi bertahap
pada biaya sebagai "depresiasi pembayaran. '' Dalam serangkaian
eksperimen
0
10
14.12
Transaction Decoupling: How Price Bundling
Affects the Decision to Consume
Richard A. Feinberg
Dalam artikel ini, membangun literatur sunk cost
(misalnya, Thaler 1980, 1985) dan memprediksi
bahwa bundling harga mengarah pada
disassociation atau "decoupling" dari biaya dan
manfaat transaksi, sehingga mengurangi
perhatian pada sunk cost dan mengurangi
kemungkinan konsumen dari mengonsumsi
layanan berbayar (misalnya, pertunjukan teater).
Empat studi menunjukkan hal ini menjadi
kasusnya. Dalam studi akhir, menunjukkan bahwa
penurunan perhatian pada sunk cost yang
disebabkan oleh bundling harga dapat didorong
secara kognitif (yaitu, sulit untuk mengalokasikan
pembayaran tunggal untuk berbagai manfaat)
atau didorong secara motivasi (yaitu, ada dasar
yang mendasari keinginan untuk menghindari
konsumsi).
TOPIK 17

Penelitian dan Pengalaman


Konsumen

12
17.01

Comparing Journal of Consumer Psychology


and
Journal of Consumer Research
Anat Alon, Maureen Morrin, Nada Nasr Bechwati

Dibandingkan dengan JRK, misi JPK oleh banyak orang dianggap


lebih homogen secara metodologis, dengan fokus yang lebih besar pada
eksperimentalisme tradisional, dibandingkan dengan pendekatan lain
seperti postmodernisme. Karena salah satu tujuan yang dinyatakan
JPK adalah untuk menarik peneliti dari berbagai disiplin ilmu, afiliasi
penulis telah diperiksa dalam 7 tahun pertama adalah peneliti
akademis (97,5%). Mayoritas akademisi ini memegang posisi dalam
pemasaran atau departemen bisnis (76,7%), dengan psikologi sebagai
afiliasi departemen paling umum berikutnya (15,0%). Area lain, seperti
komunikasi (1,7%) dan periklanan (1,7%) direpresentasikan ke tingkat
yang jauh lebih rendah. Disiplin non-pemasaran kurang terwakili
dengan baik di JRK selama periode waktu yang sama. Hampir semua
peneliti yang dipublikasikan di JRK memegang posisi di departemen 0
pemasaran atau bisnis (91,0%). Departemen lain, seperti psikologi 13

(2,6%), direpresentasikan ke tingkat yang jauh lebih rendah daripada


17.03-17.04
Hermeneutics And Consumer Research
Feminist Thought: Implications for
Consumer Research
Stephen J. Arnold; Eileen Fischer
Julia M. Bristor; Eileen Fischer

Filsafat hermeneutik mendasari pemilihan teknik metodologis, konteks


penerapan, dan bentuk ekspresi. Eksposisi filosofi hermeneutik ini
berusaha menjelaskan apa yang merupakan istilah yang ada di mana-
mana dan merupakan istilah yang ilusif hal ini memungkinkan para
peneliti untuk lebih sadar, kritis, dan kuat pada pemahaman mereka
sendiri tentang fenomena sehari-hari yang kita pelajari.
Kita sering memperlakukan perilaku biasa seperti berburu barang
murah, pemilihan merek, dan penggunaan kupon seolah-olah kita sendiri
bukanlah konsumen. Untuk lebih eksplisit, memanfaatkan dan
menantang pemahaman kita sehubungan dengan fenomena ini, dan
tentang apa yang kita pelajari sebagai wawasan tidak hanya tentang
perilaku konsumen tetapi kehidupan kita sendiri sebagai konsumen,
harus berfungsi untuk mempertajam naluri kita, dan meningkatkan rasa
17.05
Hedonic Consumption:
Emerging Concepts, Methods and Propositions
Elizabeth C. Hirschman & Morris B. Holbrook

konsumsi hedonis mengacu pada citra multisensori


konsumen, fantasi dan gairah emosional dalam
menggunakan produk. Konfigurasi efek ini dapat
disebut respons hedonis.
Dalam penelitian tentang konsumsi hedonis, Pencarian
gairah emosional dianggap sebagai motivasi utama
untuk konsumsi kelas produk tertentu, misalnya,
novel, drama, dan acara olahraga Lebih lanjut,
keterlibatan emosional terkait dengan asumsi produk
bahkan sederhana seperti pakaian, makanan dan
pakaian

0
15
17.06
Alternative Ways of Seeking Knowledge in
Consumer Research
Hudson, Laurel Anderson; Ozanne, Julie L.

- Paradigama positivis berpendapat bahwa manusia


adalah individu yang rasional diatur oleh hukum
sosial. Perilaku individu dapat dipelajari melalui
observasi.

- Paradigma interpretif adalah pendekatan dimana


kebenaran dilihat sebagai sesuatu yang subjektif dan
diciptakan oleh partisipan, dan peneliti sendirilah yang
bertindak sebagai partisipan.

16
17.07

Positivism and Paradigm Dominance in


Consumer Research: Toward Critical
Pluralism and Rapproachment
Shelby D. Hunt

- Pemulihan hubungan dapat dilakukan untuk


mengarahkan konsumen, selain dari sasaran
pemeriksaan kritis Tujuannya di sini adalah untuk
memindahkan perdebatan ke tingkat yang lebih
produktif, berdasarkan informasi historis, bukan
untuk mengakhirinya; untuk mengklarifikasi
masalah

0
17
17
17.09

Consumer Research and Semiotics: Exploring


the Morphology of Sign, Symbols and
Significance
David Glen Mick

- Masa depan dapat


memperngaruhi pola investasi
dan pembelian, resiko yang
dirasakan dalam perilaku
pembeli, dan interaksi antara
pembeli dan penjual di seluruh
budaya
- Proses keseluruhan semiosis ini
adalah subjek dasar semiotika
dan mekanisme yang dengannya
makna diciptakan, dipelihara,
dan diubah.
0
0
18 18
18
17.10

Consumer Research : In Search of Identity

Itamar Simonson, Ziv Carmon, Ravi Dhar, Aimee Drolet, and Stephen M. Nowlin

- Kognisi sosial dan penelitian konsumen cenderung


dibangun di atas model yang mendasari perilaku
pembeli dan proses komunikasi.
- Fenomena substansial cenderung mengacu pada
cara di mana konsumen memproses informasi
atribut, yang bertentangan dengan jenis informasi
yang berbeda

0
0
19 19
19
17.11

Putting Consumer Experience Back into


Consumer Research: The Phylosophy and
Method of Existential Phenomenology
Craig J. Thompson, Willian B. Locander, Howard R. Pollio

- Interpretasi memiliki dasar asumsi meta dari


fenomenologi eksistensial, situasi yang berbeda
dapat dialami dengan cara yang sama, ataupun
sebaliknya di perspektif orang ketiga
- Peneliti konsumen yang menggunakan metode
asumsi dapat memungkinkan adanya pengalaman
untuk mengembangkan dan memiliki perspektif
terhadap deskripsi orang pertama terhadap
pengalaman hidup
17.12

Discovery-Oriented Consumer
Research

William D. Wells

Perilaku konsumen dimulai dengan anteseden


keputusan dan diakhiri dengan efek ekologis.
Pilihan konsumen mulai dari pilihan yang dapat
mengubah hidup, rute paling pasti menuju
penemuan penting adalah memulai dengan tujuan
pasti dan bekerja mundur. Peneliti yang bekerja
mundur melestarikan sumber daya,
mempertahankan motivasi, dan menghasilkan hasil
yang berharga. pedoman menawarkan tujuan
langsung pada keadaan nyata- Perilaku konsumen
penting dalam dirinya sendiri, dan memiliki
konsekuensi yang luas

21
TERIMA KASIH

0
22

Anda mungkin juga menyukai