UAS Design Pelatihan - Tarinda Afridatul Muafatika
UAS Design Pelatihan - Tarinda Afridatul Muafatika
Disusun untuk memenuhi UAS Design Pelatihan yang diampu oleh dosen Pak Dwi Yulis
Susanto, S.Psi., M.A
Disusun Oleh:
Capaian pelatihan:
Peserta mampu memahami bagaimana gambaran mengenai Service Excellence dan
Effective Communication, mampu mengombinasikan Service Excellence dan Effective
Communication dengan mengasah kemapuan pada pribadi masing-masing, serta mampu
melakukan dan mempraktikkan bagaimana melakukan Service Excellence dan Effective
Communication terhadap pelanggan.
C. Penetapan Kemampuan Akhir yang Direncanakan dan Indikator
SERVICE EXCELLENCE
Kalau diurut berdasar mata rantai, maka proses korelasi / hubungan keempat tujuan
pelayanan prima tersebut adalah sebagai berikut:
Pelayanan yang optimal dan prima akan menumbuhkan rasa puas sekaligus
kepercayaan konsumen. Jika perusahaan mampu memberikan kualitas layanan serta
produk sebaik yang diiklankan, konsumen akan meletakkan kepercayaan mereka
sepenuhnya terhadap perusahaan. Dari sini, reputasi baik perusahaan akan terbangun
dan tersebar luas di masyarakat.
Hal yang sama juga akan berlaku sebaliknya. Jika pelanggan Anda memiliki
pengalaman negatif saat menggunakan jasa atau produk Anda, mereka akan
menyebarkan testimoni buruk ke orang lain. Alhasil, reputasi perusahaan Anda akan
terlihat buruk di masyarakat.
2. Mengungguli Kompetisi
Perusahaan yang namanya sudah terkenal baik dan terpercaya akan lebih mudah
untuk mendapatkan pelanggan dibandingkan perusahaan lainnya. Konsumen lebih
mudah diyakinkan untuk berbelanja di tempat yang sudah terjamin kualitas
pelayanannya.
Perusahaan yang bertanggung jawab tidak akan keberatan untuk menerima kritik
serta mencarikan solusi terbaik untuk mengembalikan kenyamanan konsumen
terhadap pelayanan mereka.
Sikap ini pun akan menolong Anda dari potensi terlibat masalah yang lebih besar
di kemudian hari dengan konsumen ataupun tuntutan hukum yang dapat menodai
nama baik perusahaan.
Manfaat terakhir dari pelayanan prima adalah mampu mendorong konsumen untuk
membeli produk. Hal ini sering terjadi saat konsumen memerlukan bantuan atau
pertimbangan terhadap produk sebelum berbelanja.
1. Credibility
Kredibilitas berkaitan erat dengan kepercayaan. Seorang komunikator yang baik
harus memiliki kredibilitsa agar pesan yang disampaikan dapat tersasar dengan baik.
beberapa hal yang berhubungan dengan kredibilitas misalnya kualifikasi atau tingkat
keahlian seseorang.
2. Context
Konteks berupa kondisi yang mendukung ketika berlangsungnya komunikasi.
Supaya komunikasi berjalan efektif, konteks yang tepat menjadi hal yang menarik
perhatian komunikan.
3. Content
Isi pesan merupakan bahan atau materi inti dari apa yang hendak disampaikan keada
audiens. Komunikasi menjadi efektif apabila isi pesan mengandung sesuatu yang
berarti dan penting untuk diketahui oleh komunikasn.
4. Clarity
Pesan yang jelas alias tida menimbulkan penafsiran yang bermacam-macam adalah
kunci keberhasilan komunikasi. Kejelasan informasi adalah hal penting yang bisa
mengurangi dan menghindari risiko kesalahpahaman pada komunikan
Menurut Ron Ludlow & Fergus Panton, ada hambatan-hambatan yang menyebabkan
komunikasi tidak efektif yaitu adalah:
1. Status effect
Adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia.Misalnya
karyawan dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah
yang diberikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan
aspirasinya atau pendapatnya.
2. Semantic Problems
Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai alat
untuk menyalurkan pikiran dan perasaanya kepada komunikan. Demi kelancaran
komunikasi seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan sematis ini,
sebab kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah
pengertian (misunderstanding) atau penafsiran (misinterpretation) yang pada gilirannya
bisa menimbulkan salah komunikasi (miscommunication). Misalnya kesalahan
pengucapan bahasa dan salah penafsiran seperti contoh : pengucapan demonstrasi menjadi
demokrasi, kedelai menjadi keledai dan lain-lain.
3. Perceptual distorsion
Perceptual distorsion dapat disebabkan karena perbedaan cara pandangan yang sempit
pada diri sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap
orang lain. Sehingga dalam komunikasi terjadi perbedaan persepsi dan wawasan atau cara
pandang antara satu dengan yang lainnya.
4. Cultural Differences
Hambatan yang terjadi karena disebabkan adanya perbedaan kebudayaan , agama dan
lingkungan sosial. Dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan bahasa yang
berbeda. Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda di tiap suku. Seperti
contoh : kata “jangan” dalam bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku jawa
mengartikan kata tersebut suatu jenis makanan berupa sup.
5. Physical Distractions
Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses
berlangsungnya komunikasi. Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara
hujan atau petir, dan cahaya yang kurang jelas.
6. Poor choice of communication channels
Adalah gangguan yang disebabkan pada media yang dipergunakan dalam melancarkan
komunikasi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari misalnya sambungan telephone yang
terputus-putus, suara radio yang hilang dan muncul, gambar yang kabur pada pesawat
televisi, huruf ketikan yang buram pada surat sehingga informasi tidak dapat ditangkap dan
dimengerti dengan jelas.
7. No Feed back
Hambatan tersebut adalah seorang sender mengirimkan pesan kepada receiver tetapi
tidak adanya respon dan tanggapan dari receiver maka yang terjadi adalah komunikasi satu
arah yang sia-sia. Seperti contoh : Seorang manajer menerangkan suatu gagasan yang
ditujukan kepada para karyawan, dalam penerapan gagasan tersebut para karyawan tidak
memberikan tanggapan atau respon dengan kata lain tidak peduli dengan gagasan seorang
manajer.
Lampiran Outbound
1. MENYUSUN BALOK
Cara :
a. Terdiri dari 10 orang atau lebih peserta dan waktunya 15 menit
b. Balok dipegang oleh peserta paling akhir
c. Peserta paling depan menuju ke pemberi instruksi untuk menerima instruksi dan melihat
hasil akhir balok yang berbentuk rumah
d. Instruksinya yaitu menysun beberapa balok menjadi bentuk rumah dengan bagian
bagian tertentu yang sudah ditentukan dan diberi nama, peserta hanya boleh
memberikan clue kepada temannya dengan menggunakan gerakan tangan tanpa
berbicara
e. Peserta pertama memberi instruksi kepada peserta selanjutnya dengan menggunakan
gerakan tangan tanpa bersuara, dilanjutkan ke peserta selanjutnya sampai menuju ke
peserta terakhir yang membawa balok
Alat :
a. Balok yang terdiri dari bentuk: segitiga, jajaran genjang, kotak, tabung, dan persegi
panjang
Teaching Point :
a. Mengasah kekompakan antar angota kelompok
b. Mengasah daya berpikir kreatif masing-masing anggota kelompok
c. Mengasah keorisinalitas informasi pada anggota satu dengan anggota yang lain
2. Tebak kata
Cara :
a. Terdiri dari 10 orang atau lebih dan waktunya sekitar 5-6 menit
b. 1 orang yang ditunjuk pemberi instruksi maju ke depan (bergiliran) dan melihat kata
kerja yang telah ditulis di kertas sebelumnya
c. Kata tersebut tidak boleh dibacakan, melainkan harus diperagakan kepada anggota
kelompok dengan menggunakan gerakan tangan tanpa bersuara
d. Anggota yang bisa menebak terlebih dahulu mendapatkan giliran untuk maju dan
berganti peran untuk melakukan demonstrasi
Alat :
a. Kertas
b. Pena
Teaching Point :
a. Mengasah cara berkomunikasi efektif terhadap orang lain maupun anggota kelompok
b. Mengasah daya berpikir kreatif masing-masing anggota
3. Clue kata
Cara :
a. Terdiri dari 10 orang atau lebih dan waktunya 5 menit setiap orang
b. Peserta secara bergiliran maju ke depan untuk menebak kata kerja yang ada pada sebuah
kertas berukuran F4 yang diletakkan di atas kepala yang dipegang oleh salah satu
panitia
c. Peserta menebak kata tersebut dengan bersuara keras, yang menjadi penilainya ialah
teman-teman satu kelompoknya
d. Ketika peserta yang tampil tadi bisa menebak kata yang ada di atas kepalanya, kertasnya
akan di ganti oleh panitia
e. Yang dinilai ialah ketepatan dan jumlah kata yang di dapat setiap orang
Alat :
a. Kertas
b. Pena
Teaching Point :
a. Mengasah kekompakan antar angota kelompok
b. Mengasah daya berpikir kreatif masing-masing anggota kelompok
4. Transfer tepung
Cara :
a. Terdiri dari 10 atau lebih anggota dan waktunya 10-15 menit
b. Peserta paling depan mengambi tepung dari tempat yang telah disediakan dan
membawanya menggunakan wadah untuk di transfer ke peserta yang dibelakangnya
c. Cara melakukan transfer tepung yaitu dengan memberikan wadah berisi tepung pada
peserta yang dibelakangnya lewat atas kepala dan mejaga agar tepung tersebut tidak
jatuh ke tanah
d. Yang dilihat adalah kecepatan dan banyaknya tepung yang dihasilkan ketika berada di
akhir
Alat :
a. Tempeh bulat
b. Tepung
c. Wadah bulat
Teaching Point :
a. Mengasah kekompakan antar angota kelompok
b. Meningkatkan kemampuan untuk memberikan treatmen atau pelayanan terhadap
anggota kelompok
5. Stranger Hunt
Cara :
a. Terdiri dari 10 atau lebih anggota per kelompok
b. Setiap kelompok menyebar ke titik yang telah ditentukan dengan berjalan bersama sama
serta membawa beberapa produk minuman yang harus dipasarkan terhadap orang asing
c. Kemudian menuju pos penjagaan dan menceritakan bagaimana caranya produk
minuman tersebut bisa terjual
Alat :
a. Produk minuman
b. Tempat untuk meletakkan minuman
Teaching Point :
a. Mengasah kekompakan antar angota kelompok
b. Meningkatkan kemampuan untuk memberikan treatmen atau pelayanan terhadap
pelanggan
c. Mengasah cara berkomunikasi anggota kelompok terhadap orang baru