Seiring dengan laju pertumbuhan jumlah penduduk yang terus meningkat, maka kebutuhan energi listrik juga semakin meningkat. Pemanfaatan potensi panas bumi sangat diperlukan mengingat Indonesia mempunyai potensi panas bumi yang sangat besar (40% energi panas bumi dunia). Salah satu lokasi terdapatnya potensi panas bumi ini adalah Blawan-Ijen, Menurut data dari Badan Geologi pada tahun 2019 Indonesia memiliki potensi panas bumi sebesar 23,9 GW. Kegiatan eksplorasi panas bumi di Indonesia telah banyak dilakukan, tetapi eksplorasi tersebut tentunya membutuhkan biaya yang besar, dan memakan waktu yang sangat lama. Oleh karena itu, perlu dilakukan survei komprehensif menggunakan aplikasi penginderaan jauh untuk memetakan daerah yang memiliki potensi panas bumi. ENERGI PANAS BUMI Energi panas bumi adalah energi yang diekstraksi dari panas yang tersimpan di dalam bumi dan berasal dari aktivitas tektonik di dalam bumi. Energi panas bumi adalah energi yang tidak akan habis, dan energi ini merupakan energi yang ramah lingkungan. Sedangkan dalam proses Pada umumnya wilayah prospek panas bumi berada pada daerah vulkanik yang dikelilingi oleh hutan lindung, hutan konservasi, dan cagar alam. Kawasan potensi panas bumi biasanya diindikasikan oleh manifestasi panas bumi yang muncul di sekitaran wilayah potensi seperti mata air panas, fumarol, kubangan lumpur panas (mud pools), dan manifestasi lainnya. Manifestasi panas bumi diperkirakan terjadi karena adanya rekahan atau patahan yang memungkinkan fluida (uap dan air panas) panas bumi mengalir ke permukaan. DELINEASI STRUKTUR GEOLOGI DAN MANIFESTASI PANAS BUMI
Manifestasi panas bumi merupakan gejala di
permukaan yang merupakan ciri terdapatnya potensi energi panas bumi. Manifestasi panas bumi diperkirakan terjadi karena adanya rekahan atau patahan yang memungkinkan fluida (uap dan air panas) panas bumi mengalir ke permukaan (Saptadji, 2002). Rekahan atau patahan tersebut merupakan struktur geologi. Delineasi struktur geologi dan manifestasi panas bumi dilakukan untuk mengetahui letak PENENTUAN DAERAH PROSPEK PANAS BUMI Dalam menentukan daerah prospek, terlebih dahulu dilakukan penggabungan data hasil pengolahan dan dilanjutkan dengan proses analisis data. Proses penggabungan data dilakukan pada perangkat lunak ArcGIS. Data yang digabungkan meliputi distribusi suhu kecerahan, SUHU KECERAHAN Dari hasil pengolahan data suhu kecerahan, diperoleh informasi sebaran nilai suhu kecerahan yang diklasifikasikan menjadi 10 kelas. Suhu paling rendah yaitu 12,8° C dan suhu paling tinggi yaitu 42,8° C. Secara umum dapat dipahami bahwa semakin tinggi elevasi suatu wilayah maka suhu kecerahan akan semakin turun. Pada peta suhu kecerahan hasil pengolahan data dapat dilihat bahwa terdapat anomali suhu pada wilayah dengan elevasi tinggi. Gambar : Peta Suhu Kecerahan Untuk membuktikan bahwa Panas yang dihasilkan kemungkinan daerah dengan suhu kecerahan tinggi berasal dari aktivitas manusia. Hasil (anomali) ini merupakan wilayah survei lapangan berikutnya yaitu pada yang memiliki manifestasi panas koordinat (804232,924 m; bumi, maka dilakukan survei 9196616,624m) di Desa Pamulihan lapangan. Dari hasil survei lapangan dengan suhu antara 34°C-43°C. Pada pada koordinat (810687,905 m ; lokasi tersebut terbukti tidak terdapat 9195534,089 m) di Desa Simpangsari manifestasi panas bumi. Lokasi dengan suhu antara 37°C-43°C tersebut merupakan daerah ternyata terbukti pada wilayah ini perkebunan dan ladang. Panas yang tidak terdapat manifestasi panas dihasilkan kemungkinan berasal dari bumi. Lokasi ini merupakan daerah pembakaran lahan kebun atau dari pasar dan pemukiman. lahan yang kering dan tandus. Hasil survei lapangan berikutnya yaitu pada koordinat (801334,230 m; 9190074,666 m) di Desa Karamatwangi dengan suhu antara 16°C-43°C. Pada lokasi tersebut banyak ditemukan manifestasi panas bumi seperti mata air panas, fumarol, dan solfatara. Lokasi tersebut merupakan daerah pegunungan yaitu Gambar : Manifestasi Panas Bumi Kesimpulan Landsat 8 pada kanal termal band 10 dapat memberikan informasi suhu kecerahan yang kemudian dapat dijadikan acuan dalam identifikasi daerah prospek panas bumi. Suhu tertinggi pada daerah penelitian mencapai 42,8° C dan suhu terendah mencapai 12,8° C. Sumber https://ejurnal.itenas.ac.id/index.php/re kageomatika/article/view/2661/1935 http://jurnal.lapan.go.id/index.php/jurn al_inderaja/article/view/2932 https://drive.google.com/file/d/1JsXe2 4X0TY0LBWvCmiSRrhqrOumqR42K /view TERIMA KASIH