Anda di halaman 1dari 18

ANGIOGRA

FI
FEMORALI
S
KELOMPOK 1
01 04
KELOMPOK 1

DIVO KALAMA MEGA UTAMI


1810505032 1910505004

02
NUR RIZKI CITRA P.
1910505001

03
NUR AMALIA
1910505003
Pengertian

Angiografi Femoralis
Angiografi Fermoralis disebut juga dengan
Arteriografi femoralis yaitu “pemeriksaan
radiografi untuk memperlihatkan pembuluh
arteri pada ekstremitas bawah dengan
memasukkan kontras media positif”. ( Glenda
J. Bryan ).
TUJUAN
PEMERIKSAAN

Pemeriksaan Arteriografi dilakukan


untuk memperlihatkan anatomi,
patologi, dan fisiologi pembuluh arteri
dari hip joint sampai dengan kaki.
ANATOMI

Arteri femoralis merupakan arteri utama


yang menyuplai darah ke ektremitas bawah. Arteri
ini dimulai dari arteri illiaca eksterna yang
merupakan cabang dari arteri illica komunis. Arteri
femoralis berjalan dari aligment inguinal inferior
kemudian turun sebagian anterior paha melalui
celah otot adductor magnus. Pada daerah lipat
paha terdiri dari arteri illiaca circumflex superficisial,
arteri epigastrik inferior superficial dan arteri genetal
externa superficial. Pada daerah sepertiga proximal
os femur kira-kira 3-5 cm dibawah ligament inguinal
terdapat cabang arteri yang disebut arteri femoralis
profuganda yang banyak memberikan
percabangannya pada otot-otot.
ANATOMI

Arteri poplitea adalah lanjutan dari arteri


femoralis pada adductor hiatus yang berjalan melalui
rongga poplitea dibelakang sendi lutut atau knee joint
dan berakhir pada batas bawah muskulus poplitea. Arteri
tibia anterior timbul pada bifurcation arteri poplitea.
Arteri tibia anterior mengalir kearah anterior antara dua
caput tibia posterior diatas bagian depan tungkai. Arteri
tibia posterior adalah cabang arteri poplitea yang
berjalan kebawah pada bagian posterior tungkai kedalam
gastro enemius dan otot-otot solei. Arteri plantar
medial adalah cabang arteri tibia posterior. Arteri ini
berjalan sepanjang telapak kaki medial dabn bercabang
kejari utama dan jari keempat. Arteri dorsalia pedis
adalah lanjutan dari arteri tibia posterior. Arteri ini
berjalan sepanjang daerah medial kaki kedasar os
metatarsal satu dan dua.
CONTRAINDICATI
ONS &
INDICATIONS

1. arterosklerosis obliterans, sering disebabkan


oleh oklusi kronis pada arteri
• Alergi terhadap kontras media
2. aneurisma, adalah pelebaran pembuluh
darah arteri
• Kelainan jantung
3. trauma, biasanya disebabkan oleh luka yang
............................................................... cukup luas pada jaringan lunak, fraktur
serta hipovelomik.

............................................................... 4. malformasi arteriovenous, ditandai dengan


pembesaran tungkai.

............................................................... 5. arteritis, adalah peradangan yang terjadi


pada pembuluh darah arteri.

............................................................... 6. Neoplasma adalah pertumbuhan jaringan


baru yang abnormal, seperti tumor.
ALAT DAN
BAHAN

BAHAN STERIL
o Jarum arteriogram o Mangkuk pelembab 2 buah
o Adaptor o Gallipot
o Spuit 50 ml sebanyak 2 buah o Kasa
o Spuit 10 ml sebanyak 1 buah o Handuk
o Spuit 2 ml sebanyak 1 buah o Baju pasien
o Drawing up canula
o Kateter
o Sponge forceps
ALAT DAN
BAHAN

BAHAN UNSTERIL
o Pembersih kulit
o Ampuls Kontras Media
o Saline
o Jarum Disposable
o Pembuka Ampuls
o Lokal Anestesi ( Omnopone atau Scopolamine )
TEKNIK
PEMERIKSAAN

KONTRAS MEDIA
Kontras media yang digunakan berjenis
water soluble organik iodine compounds
dengan konsentrasi bahan antara 50% sampai
76%. Jumlah kontras media yang dipunksi
sebanyak 20 ml sampai 30 ml untuk satu
proyeksi arteriografi femoralis dengan
kecepatan penyuntikan 8 ml/s dan 40 ml - 60 ml
untuk proyeksi bilateral dengan kecepatan
penyuntikan mencapai 10 sampai 15 ml/s.
TEKNIK
PEMERIKSAAN

Pramedikasi
Pemasukan bahan kontras kedalam pembuluh
darah akan menyebabkan rasa sakit selama
pemeriksaan dilakukan. Oleh karena itu, premedikasi
diberikan untuk mengurangi rasa sakit tersebut.

Premedikasi biasanya diberikan papaveretum


20 mg dan scopolamine 0,4 mg diberikan melalui
intramuskuler ¾ jam (45 menit) sebelum
pemeriksaan.
PEMASUKAN
BAHAN
KONTRAS

 Penyuntikan secara langsung (direct puncture)


Common femoral artery kanan merupakan arteri yang paling sering dijadikan akses
puncture oleh karena lumen yang cukup besar, pulsasi yang teraba lebih superficial, terdapat
caput femoris di bagian profunda sehingga mudah dilakukan penekanan arteri untuk
menghindari hematoma dan komplikasi lebih lanjut.

 Kateterisasi teknik seldinger


Pada pemeriksaan arteriografi femoralis, punksi dilakukan setelah anestesi lokal
pada daerah lipat paha (inguinal) dengan jarum no.18. Bila canul telah berada di dalam lumen
arteri, maka dimasukkan guide wire melalui jarum seldinger ke dalam lumen arteri.
Pemasukkan guide wire dilakukan di bawah kontrol fluoroskopi dan diarahkan ke bifurkartio
aorta abdominalis ( lumbal dua atau lumbal tiga ). Kemudian jarum atau canul dicabut secara
perlahan-lahan dan hati-hati agar guide wire tidak tercabut. Daerah punksi ditekan agar tidak
terjadi hematom. Kateter dimasukkan melalui guide wire sampai ke daerah pembuluh yang
dikehendaki dibawah kontrol fluoroskopi. Guide wire dicabut selanjutnya dimasukkan bahan
kontras (tes kontras) ke dalam kateter untuk melihat apakah kateter sudah berada didalam
pembuluh darah yang diinginkan.
TEKNIK
PEMERIKSAAN
1. Persiapan Pasien

a. Pasien mencukur rambut pada daerah yang akan dilakukan


punksi sekitar daerah inguinal (selangkangan) dan pubis
(kemaluan) untuk mensterilkan dan terhindar dari kuman-kuman
disekitar daerah punksi.

b. Pasien tidak boleh makan dan minum 6 jam sebelum


pemeriksaan.

c. Berikan dulcolax 2 tablet malam sebelum dan 2 jam sebelum


pemeriksaan di berikan saponis enema (agar abdomen bersih dari
kotoran).

d. Pasien buang air kecil (mixie) sebelum pemeriksaan dimulai


POSISI
PASIEN

1. Pasien diposisikan supine di atas meja pemeriksaan dengan jari-jari kaki


diputar 30° ke dalam.
2. Kedua tumit sedikit dijauhkan agar mudah untuk diputar.
3. Variasi posisi pasien juga dapat dilakukan untuk mendukung penglihatan
yang lebih baik pada daerah poplitea dan cabang-cabangnya.
TEKNIK
PENGAMBILAN
GAMBAR
a. Single Film Technique
i. Menggunakan film ukuran besar yaitu ukuran 35 cm x
43 cm.
ii. Membutuhkan dua kali penyuntikan kontras yang
masing-masing digunakan untuk menggambarkan
arteri femoralis dan arteri tibia sampai dorsalia.

b. Serial Film Technique


i. Menggunakan film ukuran 35 cm x 35 cm.
ii. Membutuhkan peralatan yang mempunyai variasi
kecepatan pergantian film, termasuk rol film, cut film,
dan kaset charger yang berkemampuan dua eksposi
dalam satu menit.
iii. Hanya memerlukan satu kali penyuntikan bahan
kontras.
Dengan Single Film Technique
• Pengambilan plan foto terlebih dahulu dari (femur,genu dan cruris) dengan posisi AP dan Lateral baik dextra maupun sinistra.
• Jika kontras sudah dimasukan maka barulah dilakukan foto lagi dari (femur,genu dan cruris) dengan posisi AP dan Lateral baik dextra
maupun sinistra.
• Batas atas bawah di setiap foto kontras baik Femur, genu dan cruris sama saja seperti foto tanpa kontras biasa.
• CR: tegak lurus menembus objek.
• CP: sama seperti foto Femur,genu dan cruris biasa.

Mercury is the smallest


planet in our Solar
System
PERAWATAN 1. Pada akhir pemeriksaan kateter
PASIEN 2.
dan introduccer sheet dicabut.
Tekan bekas suntikan sampai
pendarahan berhenti.

3. Setelah terjadi pendarahan,


bekas punksi diberi plester.
4. Pasien bed rest selama 24 jam
dan harus tetap dikontrol
tekanan darah dan nadi selam
15 menit selama 4 jam
pertama dan setelahnya
dilakukan 4 jam sekali selama
24 jam

5. Suhu tubu dan denyut nadi


dicatat tiap 4 jam sekali
selama 24 jam setelah
pemeriksaan arteriografi
femoralis.
6. Setelah 24 jam, plester pada
daerah bekas punksi bisa
dilepas.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai