Anda di halaman 1dari 15

Memulai Membangun Wira Usaha

Baru
Dimas Bayu A 185150600111015
Memasuki Usaha Baru
1. Mendirikan usaha baru.
Merintis usaha baru dilakukan dengan membentuk dan mendirikan
usaha baru dengan menggunakan modal, ide, organisasi, dan
manajemen yang dirancang sendiri
2. Membeli perusahaan (buying).
Membeli perusahaan orang lain, yaitu dengan membeli
perusahaan yang telah didirikan atau dirintis dan diorganisasikan
oleh orang lain dengan nama (goodwill) dan organisasi usaha
yang sudah ada.
3. Waralaba (franchising).
Waralaba (franchising) ialah kerja sama antara terwaralaba
(franchisee) dengan pewaralaba (franchisor/parent company)
dalam mengadakan persetujuan jual-beli hak monopoli untuk
menyelenggarakan usaha (waralaba)
Wirausahawan harus memiliki
1. Sikap kerja keras.
2. Berserah diri kepada Allah
3. Kerjasama yang Baik
4. Jujur dan Disiplin
5. Percaya Diri
Pendekatan utama dengan mendirikan usaha baru

1. Pendekatan "inside-out" atau "idea generation“


Pendekatan yang berdasarkan pada gagasan sebagai kunci
yang menentukan keberhasilan usaha. Mereka melihat
keterampilan sendiri, kemampuan, latar belakang, dan
sebagainya yang menentukan jenis usaha yang akan dirintis.
2. Pendekatan "out-side in" atau "opportunity recognition“
Pendekatan yang menekankan pada basis ide, suatu
perusahaan akan berhasil apabila menanggapi atau
menciptakan suatu kebutuhan di pasar. Opportunity
recognition tidak lain adalah pengamat lingkungan, yaitu alat
pengembangan yang akan ditransfer menjadi peluang peluang
ekonomi.
Pilihan Jenis Usaha
1. Dagang, meliputi usaha perdagangan kecil (ritel), grosir, agen, dan ekspor-
impor.
2. Jasa finansial , meliputi usaha perbankan, asuransi, dan koperasi.
3. Usaha perorangan, meliputi usaha potong rambut, salon, laundry/penatu,
katering.
4. Jasa umum, meliputi usaha pengangkutan, pergudangan, wartel, dan
distribusi.
5. Jasa pariwisata , meliputi berbagai kelompokPertanian, meliputi usaha
pertanian, kehutanan, perikanan, dan perkebunan.
6. Eksplorasi partambangan, meliputi usaha galian pasir, galian tanah, batu,
dan bata.
7. Pabrikasi meliputi usaha industri, perakitan, dan sintesis.
8. Arsitek, meliputi usaha konstruksi bangunan, jembatan, pengairan, dan
jalan raya.
Pilihan Jenis Usaha
Berdasarkan Undang-Undang (UU) No. 9/1990 tentang Kepariwisataan, terdapat 86
jenis usaha wisata yang bisa dirintis yang terbagi dalam tiga kelompok usaha wisata,
yaitu sebagai berikut.
1. Usaha Jasa Pariwisata
a. Jasa konvensi perjalanan intensif dan pameran;
b. Jasa impresariat;
2. Usaha Objek dan Daya Tarik Wisata
a. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata budaya;
b. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata minat khusus.
3. Usaha sarana wisata
a. Penyediaan akomodasi;
b. Penyediaan makanan dan minuman;
Bentuk Kepemilikan
1. Perusahaan perorangan
Perusahaan yang dimiliki dan diselenggarakan oleh satu orang
2. Persekutuan
Asosiasi yang didirikan oleh 2 orang atau lebih yang menjadi
pemilik bersama dari suatu perusahaan.
3. Perseroan
Perusahaan yang anggotanya terdiri atas para pemegang
saham, yang mempunyai tanggung jawab terbatas terhadap
utang-utangperusahaan sebesar modal disetor
4. Firma
Persekutuan yang menjalankan perusahaan di bawah nama
bersama.
Lingkungan Bisnis
1. Lingkungan Mikro
Lingkungan mikro adalah lingkungan yang ada kaitan langsung dengan
operasional perusahaan, seperti pemasok, karyawan, pemegang saham,
majikan, manajer, direksi, distributor, pelanggan/konsumen. Lingkungan mikro
adalah pemangku kepentingan yang berhubungan langsung dengan
perusahaan, terutama dalam mengambil keputusan
2. Lingkungan Makro
Lingkungan makro adalah pemegang saham di luar perusahaan yang
berpengaruh tidak langsung terhadap jalannya perusahaan. Lingkungan makro
adalah lingkungan di luar perusahaan yang dapat memengaruhi daya hidup
perusahaan secara keseluruhan
Barrier Entering Industry
Menurut Peggy Lambing (2000:95,) ada beberapa hambatan
untuk memasuki industri baru, yaitu yang meliputi hal-hal
sebagai berikut.
1. Respons dari pesaing yang secara agresif akan
mempertahankan pangsa pasar yang ada.
2. Attitudes and habits pelanggan. Loyalitas pelanggan
kepada perusahaan baru masih kurang. Sebaliknya,
perusahaan yang sudah ada justru lebih bertahan karena
telah lama mengetahui sikap dan kebiasaan
pelanggannya.
3. Biaya perubahan (cost of change) yaitu biaya yang
diperlukan untuk pelatihan kembali para karyawan dan
penggantian alat serta sistem yang lama.
Pertanyaan
1. Bagaimana perintisan dan cara memasuki dunia usaha baru?
2. Pendekatan apada dalam mencari peluang dalam pendirian perusahaan
baru!
3. Bagaimana waralaba adalah kerja sama manajemen untuk menjalankan
perusahaan cabang/penyalur. Inti dari waralaba adalah memberi hak
monopoli untuk menyelenggarakan usaha dari perusahaan induk?
4. Legal base dari penyelenggaran waralaba adalah kontrak antara kerja
sama antara perusahaan franchisor (perusahaan induk/pewaralaba)
dengan franchisee (perusahaan penyalur/terwaralaba). Perusahaan induk
dapat saja membatalkan perjanjian tersebut apabila perusahaan yang
diajak kerja sama melanggar persyaratan yang telah ditetapkan dalam
persetujuan?
Pertanyaan
5. Bagaimana kerja sama waralaba ada keuntungan dan kerugian dari, di
antaranya bantuan awal yang memberi kemudahan, yaitu berupa jasa
nasihat pemilihan lokasi, analisis tata letak fasilitas, bantuan keuangan,
pelatihan manajemen, seleksi karyawan, dan bantuan pelatihan.
Sementara itu, kerugiannya adalah program latihan tidak sesuai dengan
yang diinginkan, pembatasan kreativitas penyelenggaraan usaha
franchisee. Franchisee jarang memiliki hak untuk menjual perusahaannya
kepada pihak lain tanpa menawarkan terlebih dahulu kepada pihak
franchisor dengan harga yang sama.
6. Bagaimana prosedur pembelian perusahaan, mulai analisis, pertimbangan,
dan kemampuan?
7. Jelaskan proses waralaba dan dasar hukumnya.
8. Dalam merintis usaha baru harus diperhatikan beberapa hal penting.
Jelaskan hal-hal apa saja yang harus diperhatikan?
Jawaban
1. Cara merintis usaha baru harus diawali dengan ide. Setelah
ide, langkah berikutnya adalah mencari sumber dana dan
fasilitas, baik barang, uang maupun orang/pemodal. Sumber
dana tersebut adalah berasal dari badan-badan keuangan,
seperti bank dalam bentuk kredit atau orang yang bersedia
menjadi penyandang dana. Barang dan jasa, tentu saja,
yang akan dijadikan objek bisnis tersebut harus memiliki
pasar. Oleh karena itu, mengamati peluang pasar
merupakan langkah yang harus dilakukan sebelum produk
barang dan jasa diciptakan. Apabila peluang pasar untuk
barang dan jasa sudah tersedia, barang dan jasa akan
mudah laku dan segera mendatangkan keuntungan.
2. Pendekatan "inside-out" atau "idea generation“ dan
Pendekatan "the out-side in" atau "opportunity recognition"
Jawaban
3. Persetujuan lisensi menurut hukum antara suatu perusahaan
(pabrik) penyelenggara dengan penyalur atau perusahaan
lain untuk melaksanakan usaha. Perusahaan yang diberi hak
monopoli dalam waralaba, menyelenggarakan perusahaan
seolah-olah merupakan bagian dari perusahaan pemberi
lisensi yang dilengkapi dengan nama produk, merek dagang,
dan prosedur penyelenggaranya secara standar.
4. Ya,jika franchisee melanggar perjanjian yang sudah
ditetapkan maka franchisor bisa saja membatalkan perjanjian
yang sudah ditetapkan
5. A
6. Memulai dari analisis mengapa perusahaan dijual,laku
tidaknya produk dan jasa yang dijual,kondisi finansial
kemudian mempertimbangkan lokasi dan gaya hidup
Jawaban

7. Proses waralaba diawali dengan adanya kesepakatan antara


franchisee dan franchisor,membuat perjanjian dengan
jelas,metode pembayaran yang jelas Dasar hukum waralaba di
Indonesia adalah Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31
Tahun 2008 tentang Waralaba
8. Berikut hal yang perlu diperhatikan:
> Lokasi usaha yang akan dipilih.
> Bentuk organisasi usaha yang akan digunakan.
> Macam dan jenis usaha yang dimasuki.
> Bentuk kepemilikan yang akan dipilih.
> Adanya jaminan usaha yang mungkin diperoleh.
> Lingkungan usaha yang akan mndukung
Thank You...

Anda mungkin juga menyukai