Anda di halaman 1dari 12

SENGKETA (DISPUTE)

PROYEK KONTRUKSI
Mata Kuliah : Aspek Hukum Dalam Pelaksanaan Proyek
Dosen Pengampu : Rahma Ramadhani, S.Pd., M.Pd.

FAKULTAS TEKNIK
PRODI TEKNIK SIPIL
UNIVETSITAS HASYIM ASY’ARI
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Kelompok 01 NUR RIZKA AMALIA
6: 1994094021

02 ALIF ROFI’UL IQBAL


1994094025

03 TAH SIN HAL


1994094039

04 WAFI SOFWAN NADI


1994094061
SENGKETA KONTRUKSI

1. 2. 3. 5.
Pengertian Penyebab Mitigasi Penyelesaian
Sengketa Terjadinya Sengketa Sengketa
Sengketa Hukum Dalam Kontruksi di
Kontruksi Kontrak Kerja Indonesia
Konstruksi
1. PENGERTIAN SENGKETA
(Perselisihan)

Sengketa dalam kontrak kerja konstruksi atau construction dispute adalah kejadian yang


terkadang timbul dan tidak dapat dihindari dalam pelaksanaan kontrak. Sengketa merupakan
perbedaan kepentingan antar individu atau lembaga pada objek yang sama yang
dimanifestasikan dalam hubungan-hubungan diantara mereka.
2. PENYEBAB TERJADINYA
PERSELISIHAN
(Sengketa)
Sumber Penyebab Klaim

• Informasi desain tidak tepat


• Informasi desain tidak sempurna
• Investigasi lokasi tidak sempurna Tuntutan Perselisihan
• Reaksi klien yang terlambat Tidak
• Komunikasi yang buruk atau Klaim Disetujui
atau Sengketa
• Sasaran waktu yang tidak realistis (Claim) (Dispute)
• Administrasi kontrak yang tidak
sempurna
• Kejadian eksternal yang tidak
terkendali
• Informasi tender yang tidak lengkap
• Alokasi resiko yang tidak jelas
• Keterlambatan pembayaran
• Keterlambatan waktu pelaksanaan
• Keterlambatan kedatangan material
Sengketa yang terjadi di sektor konstruksi tidak semata-mata disebabkan manusia.
Selain faktor kualitas manusia, sengketa konstruksi juga dipengaruhi oleh faktor di
luar kekuasaan manusia. Misalnya faktor politik, ekonomi dan keamanan yang tidak
stabil, lingkungan (budaya), perubahan regulasi hukum serta kondisi geografis.
Dengan demikian, sengketa di sektor kontruksi disebabkan oleh dua faktor, yaitu
faktor kualitas manusia dan faktor di luar kekuasaan manusia.
3. Mitigasi Sengketa Hukum Dalam
Kontrak Kerja Konstruksi
1. Identifikasi Sengketa Hukum

Selama penyelenggaraan pekerjaan konstruksi kemungkinan timbulnya perselisihan


atau disputes tersebut adalah sangat besar.

Sengketa hukum pada umumnya dapat diidentifikasikan atas dasar waktu terjadinya
sengketa, atas dasar penyebabnya yaitu yang terdiri atas faktor eksternal dan force
majeure, faktor internal lingkup kerja, hak dan kewajiban dan cidera janji atau
wanprestasi, serta sengketa hukum atas dasar pemilihan cara penyelesaian sengketa.
2. Konsep Mitigasi Sengketa
Hukum

Sengketa hukum dalam pelaksanaan kontrak


kerja konstruksi ini dapat
mengakibatkan kerugian waktu, biaya, tenaga
dan kemungkinan pula mendapatkan
hukuman sanksi denda.
Konsep mitigasi terjadinya sengketa dalam
bidang hukum ini yaitu mencari langkah-
langkah yang dilakukan untuk mengurangi
kemungkinan terjadinya sengketa hukum,

Tujuan strategisnya adalah mengurangi kerugian-kerugian yang terjadi akibat terjadinya sengketa
hukum kepada pihak-pihak yang bersengketa, dan tujuan-tujuan sekunder adalah mengatasi dampak
yang terjadi akibat terjadinya sengketa hukum dalam suatu kontrak kerja konstruksi, seperti contoh
terhentinya atau tidak diselesaikannya proyek yang menjadi objek kontrak tersebut.
4. Penyelesaian Sengketa Hukum
di Indonesia
Penyelesaian sengketa konstruksi selama ini banyak dilakukan lewat jalan
peradilan dengan hakim yang bukan ahli konstruksi dan oleh karenanya
putusannya dirasa tidak adil untuk pihak-pihak yang berselisih.
Oleh karena itu, proses penyelesaian sengketa konstruksi dilakukan di luar
pengadilan melalui konsiliasi, mediasi, dan arbitrase. Penyelesaian tersebut juga
sudah diatur pada Pasal 47 ayat (1) UU Jasa Kontruksi.

MEDIASI
KONSILIASI ARBITRASE
Berasal dari kata latin
Berasal dari kata latin Berasal dari kata latin
mediatio yang memiliki
conciliatio atau perdamaian, arbitrium yang memiliki
arti suatu cara
yang memiliki arti suatu cara arti melalui pengadilan,
menyelesaikan pertikaian
dalam menyelesaikan konflik dengan seorang hakim,
dengan menggunakan
dengan mempertemukan atau arbiter sebagai
seorang perantara atau
pihak-pihak yang berselisih. pengambil keputusan.
mediator.
Pasal 47 ayat(1) UU Jasa Konstruksi terkait dengan penyelesaian sengketa
berbunyi :
“Penyelesaian perselisihan memuat ketentuan tentang tatacara penyelesaian
perselisihan yang diakibatkan antara lain oleh ketidaksepakatan dalam hal
pengertian, penafsiran, atau pelaksanaan berbagai ketentuan dalam Kontrak Kerja
Konstruksi serta ketentuan tentang tempat dan cara penyelesaian. Penyelesaian
perselisihan ditempuh melalui antara lain musyawarah, mediasi, arbitrase, ataupun
pengadilan”.
KESIMPULAN
Sengketa hukum pada umumnya dapat diidentifikasikan atas dasar waktu terjadinya
sengketa, atas dasar penyebabnya yaitu yang terdiri atas faktor eksternal dan force
majeure, faktor internal lingkup kerja, hak dan kewajiban dan cidera janji atau
wanprestasi, serta sengketa hukum atas dasar pemilihan cara penyelesaian
sengketa.
Penyebab sengketa tersebut pada umumnya tidak semua dapat dihilangkan akan
tetapi untuk sengketa tertentu penyebab sengketa tersebut dapat dihilangkan atau
dikurangi.Pada prinsipnya mitigasi dalam bidang hukum berdasarkan definisi di atas
dan dalam arti luas dapat diartikan sebagai upaya untuk melakukan preventif atau
korektif atas suatu kejadian perkara dalam bidang hukum baik yang belum terjadi,
sedang terjadi atau setelah terjadinya kejadian hukum tersebut.
TERIMA KASIH
Any question?

Anda mungkin juga menyukai