SENGKETA KONSTRUKSI
Dosen Pengampu :
Abdul Karim, S.T., M.T.
Disusun Oleh:
Kelompok 1
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, serta kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidaya, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Serta tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam membuat makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susuna kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
kami akan menerima segala saran serta kritik agar kami dapat memperbaikinya.
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Metodologi
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi dan Jenis Sengketa Konstruksi
1. Definisi Sengketa Konstruksi
2. Jenis Sengketa Konstruksi
B. Penyebab Sengketa Konstruksi
1. Ketidakjelasan Perencanaan
2. Perubahan Lingkup Kerja
3. Keterlambatan Pekerjaan
4. Ketidaksesuaian Spesifikasi
5. Pembayaran yang Tidak Tepat Waktu
C. Penyelesaian Sengketa Konstruksi
1. Negosiasi
2. Mediasi
3. Arbitrase
4. Litigasi
D. Studi Kasus Sengketa Konstruksi
1. Kasus A: Sengketa Konstruksi pada Proyek Gedung Perkantoran
2. Kasus B: Sengketa Konstruksi pada Proyek Jalan Tol
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Industri konstruksi merupakan sektor yang kompleks dan melibatkan
berbagai pihak, termasuk pemilik proyek, kontraktor, konsultan, dan
subkontraktor. Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, tidak jarang terjadi
sengketa antara pihak-pihak yang terlibat. Sengketa konstruksi dapat
memiliki dampak yang signifikan terhadap proyek, baik dari segi waktu,
biaya, maupun kualitas. Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang
sengketa konstruksi menjadi hal yang penting dalam upaya mengurangi risiko
dan meningkatkan keberhasilan proyek.
Secara umum, sangketa konstruksi itu sendiri adalah suatu
klaim/sangketa yang terjadi pada saat pelaksanaan suatu usaha kegiatan jasa
konstruksi antara para pihak yang terikat dalam suatu kontrak kosntruksi.
Penyelesaian sangketa konstruksi dapat ditempuh melalui jalur pengadilan
ataupun diluar pengadilan. Penyelesaian sangketa konstruksi ini juga bersifat
pilihan, yang mana para pihak dapat memilih forum penyelesaian sangketa
dengan cara mengikatnya dalam suatu kontrak konstruksi yang mana kontrak
konstruksi tersebut bersifat mengikat dan menjadi pedoman dasar bagi para
pihak untuk memenuhi prestasinya maging-masing.
Hal ini seringkali tidak dapat dihindari namun juga tidak dapat dibiarkan
berlarut-larut sehingga perlu diselesaikan, karena apabila tidak diselesaikan,
maka perselisihan akan bertambah buruk dan mengakibatkan penurunan
kinerja pelaksanaan konstruksi secara keseluruhan. Oleh karena itu, sangketa
perlu diselesaikan, salah satunya dengan menggunakan hukum yang berlaku,
yang mana hukum yang berlaku dalam hal hukum perjanjian bersifat sistem
terbuka yang berbeda dengan hukum benda yang bersifat tertutup.
1
B. Tujuan
Tujuan dari bab ini adalah untuk memberikan gambaran umum tentang
sengketa konstruksi dan pentingnya mempelajari serta memahami aspek-
aspek yang terkait. Dalam bab ini, akan dijelaskan definisi sengketa
konstruksi, jenis-jenisnya, serta penyebab umum yang sering muncul. Selain
itu, bab ini juga akan membahas berbagai metode penyelesaian sengketa
konstruksi yang dapat digunakan dalam konteks yang berbeda. Melalui
pemahaman yang mendalam tentang sengketa konstruksi, diharapkan para
profesional di industri konstruksi dapat menghadapinya dengan lebih efektif
dan efisien.
C. Metodologi
Dalam menyelesaikan makalah ini, kami menggunakan beberapa
referensi dari buku yang berkaitan dengan permasalahan yang ada untuk
dijadikan landasan teoritis. Setelah itu, untuk menganalisisnya digunakan
metode kualitatif berupa serangkaian informasi yang didapat dengan
mengumpulkan Informasi-informasi yang digali.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
waktu paling lama 14 (empat belas) hari dan hasilnya dituangkan
dalam suatu kesepakatan tertulis.”
2. Mediasi
mediasi adalah pihak ketiga (baik perorangan atau lembaga independen),
tidak memihak dan bersifat netral, yang bertugas memediasi kepentingan
dan diangkat serta disetujui para pihak yang bersengketa. Sebagai pihak
luar, mediator tidak memiliki kewenangan memaksa, tetapi bertemu dan
mempertemukan para pihak yang bersengketa guna mencari masukan
pokok perkara. Berdasarkan masukan tersebut, mediator dapat
menentukan kekurangan atau kelebihan suatu perkara, kemudian disusun
dalam proposal yang kemudian dibicarakan kepada para pihak secara
langsung. Peran mediasi ini cukup penting karena harus dapat
menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif sehingga para pihak yang
4
besengketa dapat berkompromi dan menghasilkan penyelesaian yang
saling menguntungkan di antara para pihak yang bersengketa. Mediasi
juga merupakan salah satu alternatif penyelesaian sengketa.
Apabila mediasi gagal atau tidak mencapai kesepakatan, maka mediator
wajib menyatakan secara tertulis bahwa proses mediasi telah gagal dan
memberitahukan kegagalan tersebut kepada hakim. Apabila mediasi
gagal, pernyataan dan pengakuan para pihak dalam proses mediasi tidak
dapat digunakan sebagai alat bukti dalam proses persidangan.
Proses cepat.
Bersifat rahasia.
Tidak Mahal.
Adil.
Pemberdayaan individu.
Keputusan yang hemat.
Keputusan yang berlaku tanpa mengenal waktu.
5
3. Arbitrase
Arbitrase berasal dari kata arbitrare (bahasa latin) yang berarti kekuasaan
untuk menyelesaikan sesuatu perkara menurut kebijaksanaan, Menurut
UU No.30 tahun 1999, Arbitrase adalah cara penyelesaian satu perkara
perdata di luar peradilan umum yang didasarkan pada perjanjian arbitrase
yang dibuat secara tertulis oleh para pihak yang bersengketa.
Pasal 5 (1) DAN (2) UU NO.30/1999.
(1) Sengketa yang dapat diselesaikan melalui arbitrase hanya sengketa di
bidang perdagangan dan mengenai hak yang menurut hukum dan
peraturan perundang-undangan dikuasai sepenuhnya oleh pihak yang
bersengketa.
6
4. Litigasi
Litigasi adalah proses penyelesaian sengketa yang merupakan sarana
akhir (ultimum remidium) di hadapan pengadilan setelah alternatif
penyelesaian sengketa lain tidak membuahkan hasil. Litigasi
menempatkan para pihak saling berlawanan satu sama lain. Dengan
demikian bisa dikatakan, proses litigasi adalah penyelesaian sengketa di
antara para pihak yang dilakukan di muka pengadilan.
1. Pendaftaran Perkara
4. Mediasi
5. Sidang Putusan
7
Perbedaan Litigasi dan Non-Litigasi
Sifat dari proses mediasi pada asasnya tertutup kecuali para pihak menghendaki
lain. Kedua cara menyelesaikan masalah tersebut baik litigasi maupun non litigasi
diatur dan diakui oleh hukum perundangan di Indonesia.
8
D. Studi Kasus Sengketa Konstruksi
9
ditemukan bahwa perencanaan yang dilakukan oleh Kontraktor Design-Build
tidak menyesuaikan aspek sistem proteksi kebakaran yang ada pada regulasi
yang berlaku di Indonesia dan dokumen kontrak. Untuk mencegah terjadi
sengketa pada proyek konstruksi selanjutnya, melalui penelitian ini diberikan
beberapa usulan bahwa diperlukan kehati-hatian dalam membuat ruang lingkup
pada dokumen kontrak terutama terkait dengan perizinan dan perencanaan perlu
mengacu pada peraturan beserta regulasi yang berlaku di Indonesia disertai
adanya pengawasan dari Konsultan Manajemen Konstruksi dan Pemilik Proyek.
Studi kasus ini memberikan lesson learned bahwa pekerjaan pengurusan
perizinan berisiko untuk memberikan kerugian pada Penyedia Jasa dan/atau
Pengguna Jasa apabila memiliki ruang lingkup yang tidak jelas pada dokumen
kontrak.
10
ditetapkan dan konsinyiasi belum dilakukan karena belum tersedianya anggaran.
Perlindungan hukum terhadap masyarakat sebagai penggarap juga tidak
terwujud, hal ini dapat dilihat dari masyarakat sebagai penggarap yang memiliki
kerugian non-fisik belum terakomodasi dengan baik kepentingannya oleh
pemerintah.
11
BAB III
A. Kesimpulan
Dalam penulisan makalah ini, kami menggunakan berbagai referensi
yang relevan dan terpercaya untuk mendapatkan informasi yang akurat
tentang sengketa konstruksi dan penyelesaiannya. Referensi-referensi
tersebut mencakup buku, jurnal, dan artikel dari para ahli dan praktisi
industri konstruksi. Dengan demikian, makalah ini memberikan
pemahaman yang komprehensif tentang sengketa konstruksi dan
memberikan panduan bagi para profesional konstruksi dalam menangani
permasalahan ini secara efektif.
B. Saran
Kami berharap makalah ini dapat memberikan kontribusi dalam
pemahaman dan penyelesaian sengketa konstruksi, sehingga dapat
membantu meningkatkan kualitas proyek konstruksi secara keseluruhan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson, R., & Kong, D. (2018). Construction Claims and Disputes: Causes,
Prevention, and Resolution. Wiley.
Fenn, P., Gameson, R., & Cebon, P. (2016). Managing Risks in Construction
Projects. Wiley.
13
https://www.pelajaran.co.id/mediasi-adalah/
https://insights.abplawfirm.co.id/2020/06/12/mudahnya-menyelesaikan-sengketa-
dengan-negosiasi/
https://core.ac.uk/download/pdf/270201695.pdf
https://www.rumah.com/panduan-properti/litigasi-adalah-74987
14