I. PENDAHULUAN
Tujuan utama dari penelitian ini adalah membantu para pihak yang terlibat dalam proses
kontrak bisnis untuk mengidentifikasi, memahami, dan mengelola permasalahan yang
mungkin muncul sebelum penandatanganan kontrak, guna mencapai kesepakatan yang
saling menguntungkan dan mengurangi potensi konflik di masa mendatang.
Hal. 1
Pradana Brio Laksono
Tugas Aspek Hukum dan Manajemen Kontrak
Prodi Magister Teknik Sipil Manajemen Konstruksi -Universitas Brawijaya
II. PEMBAHASAN
Menurut Direktur Penanganan Permasalahan Hukum Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), Patria Susantosa, terdapat 15 isu penyusunan kontrak
yang selama ini kerap menimbulkan sengketa atau menjadi permasalahan di kemudian
hari. Ke-15 isu tersebut adalah rancangan kontrak tidak dianggap sebagai instrumen yang
menentukan minat, strategi penawaran penyedia, dan “market sounding” sehingga sering
tidak dianggap penting; pemilihan Jenis Kontrak yang Tidak Tepat; tidak cermat membuat
rancangan kontrak, copy/paste kontrak sebelumnya tanpa penyesuaian; ruang lingkup
pekerjaan kurang jelas; rancangan kontrak tidak “market friendly” atau sesuai dengan
bisnis model; ketentuan serah terima parsial atau toal tidak jelas; dan mekanisme
pembayaran: uang Muka, termin, akhir, lintas tahun, terlambat (Novia Heriani, Fitri.
2020).
Kemudian terkait milestone dan perhitungan prestasi; kriteria dan mekanisme kahar;
ketentuan subkontrak; ketentuan adendum kontrak; pemutusan kontrak; sanksi/denda
keterlambatan (sebagian/seluruhnya); penyesuaian harga, dan material on Site (Novia
Heriani, Fitri. 2020).
Pada kesempatan ini, penulis akan membahas sekilas mengenai contoh dalam klausul
kontrak yang menjadi salah satu dari 15 isu penyusunan kontrak yang selama ini kerap
menimbulkan sengketa atau menjadi permasalahan yaitu strategi penawaran penyedia,
dan “market sounding” sehingga sering tidak dianggap penting; pemilihan Jenis Kontrak
yang Tidak Tepat; tidak cermat membuat rancangan kontrak. Masalah ini dialami
langsung oleh penulis pada saat mengerjakan suatu proyek di kota X.
1. Identifikasi Risiko
Pasal 8. “Kelalaian Pihak Kedua”, sesuai dengan gambar 1. Diatas menjadi faktor
kelemahan salah satu pihak yaitu PIHAK KEDUA atau dalam hal ini adalah
Penyedia Jasa, karena terdapat tulisan “tanpa batas”.
2. Masalah Potensial
Masalah pontensial yang dapat terjadi dalam hal ini adalah
a. Pihak Pertama dapat dengan bebas memberikan instruksi yang diluar skope
item pekerjaan dalam kontrak.
b. Pihak Pertama dapat dengan langsung mengeluarkan 3x (tiga kali) instruksi
dalam 1 (satu) minggu kepada Pihak Kedua untuk melaksanakan instruksi dari
Pihak Pertama tanpa mempertimbangkan Waktu Pelaksanaan dan Biaya
Pekerjaan.
c. Dapat berdampak pada mundurnya Waktu Pelaksanaan dan kerugian atas
bertambahnya Biaya Pekerjaan.
Hal. 2
Pradana Brio Laksono
Tugas Aspek Hukum dan Manajemen Kontrak
Prodi Magister Teknik Sipil Manajemen Konstruksi -Universitas Brawijaya
3. Strategi Mitigasi
Mitigasi yang dapat dilakukan oleh Pihak Kedua apabila Kontrak telah disepakati
oleh Kedua Belah Pihak berdasarkan identifikasi Risiko pada ketiga Masalah
Potensial (poin 2) tersebut diatas adalah
a. Jika ditinjau dengan Bahasa yang terdapat pada Pasal 8. “Kelalaian Pihak
Kedua”, Pasal 8.1 “Apabila Pihak Kedua lalai dan /atau tidak mengindahkan
instruksi……” maka penggunaan kata “mengindahkan” jika dilihat dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah memedulikan;
memperhatikan; meresapkan ke dalam hati.
b. Jadi apabila Pihak Pertama melakukan instruksi secara tertulis kepada Pihak
Kedua maka Pihak Kedua harus membalas instruksi tersebut, dapat berupa
balasan dengan penolakan ataupun kesanggupan.
c. Upaya yang ke-3 adalah dengan mediasi antar Pimpinan Kedua Entitas untuk
dapat diajukan sebagai Amandemen Pasal Kontrak yang mana disepakati
sebagai pasal yang berimbang atau tidak memberatkan salah satu Pihak.
Mitigasi yang dapat dilakukan jika Kontrak belum disepakati Kedua Belah Pihak
sebaiknya masing-masing Pihak dapat melakukan mediasi supaya isi dari pasala-
pasal kontrak dapat berimbang satu sama lain dan tidak memeberatkan salah satu
Pihak. Pihak Kedua juga dapat berkonsultasi dengan ahli Legal untuk tata Bahasa
yang lebih baik sehingga ke depannya tidak menimbulkan dispute atau sengketa.
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Pentingnya Penanganan Awal:
Sebelum penandatanganan kontrak, identifikasi dan tangani permasalahan potensial
dengan baik, karena kesalahan dalam penyusunan kontrak dapat menyebabkan
sengketa di masa mendatang.
b. Ketelitian Dalam Penyusunan Kontrak:
Penyusunan kontrak harus dilakukan dengan hati-hati dan cermat. Hindari 'copy-
paste' dari kontrak sebelumnya tanpa penyesuaian yang tepat.
c. Strategi Mitigasi yang Diperlukan:
Penting untuk mengembangkan strategi mitigasi yang efektif untuk mengatasi risiko
yang diidentifikasi. Perhatikan strategi untuk mengelola instruksi yang ambigu dalam
kontrak.
d. Pentingnya Komunikasi yang Efektif:
Komunikasi yang jelas dan efektif antara kedua belah pihak kontrak sangat penting
untuk memastikan pemahaman yang tepat mengenai kewajiban dan tanggung jawab
masing-masing.
3.2 Saran
a. Melakukan Revisi Kontrak:
Saran untuk melakukan revisi dan peninjauan menyeluruh terhadap klausul-klausul
kontrak yang memiliki potensi risiko atau ketidakjelasan.
b. Konsultasi dengan Ahli Hukum:
Disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli hukum atau konsultan kontrak untuk
memastikan bahasa kontrak yang digunakan jelas, tepat, dan memadai.
Hal. 3
Pradana Brio Laksono
Tugas Aspek Hukum dan Manajemen Kontrak
Prodi Magister Teknik Sipil Manajemen Konstruksi -Universitas Brawijaya
Hal. 4
Pradana Brio Laksono
Tugas Aspek Hukum dan Manajemen Kontrak
Prodi Magister Teknik Sipil Manajemen Konstruksi -Universitas Brawijaya
Novia Heriani, Fitri. 2020. 15 Isu yang Menimbulkan Sengketa Kontrak di Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah. Diakses pada 24 September 2023 pukul 14.00 WIB dari
https://www.hukumonline.com/berita/a/15-isu-yang-menimbulkan-sengketa-kontrak-di-
pengadaan-barang-jasa-pemerintah-lt5f924147e90e8/
Hal. 5