Anda di halaman 1dari 53

Chapter 02

Conceptual Framework
for Financial Reporting

diterjemahkan oleh
Agus Arianto Toly
Program Akuntansi Pajak
Universitas Kristen Petra

dari versi asli


Coby Harmon
University of California
Santa Barbara
Westmont College
Tujuan Pembelajaran
1. Menggambarkan kegunaan dari Conceptual Framework.
2. Menggambarkan usaha-usaha IASB untuk membuat sebuah
Conceptual Framework.
3. Memahami tujuan dari Financial Reporting.
4. Mengidentifikasi karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi.
5. Mendefinisikan elemen-elemen dasar Laporan Keuangan.
6. Menggambarkan asumsi-asumsi dasar akuntansi.
7. Menerangkan aplikasi dari prinsip-prinsip dasar akuntansi.
8. Menggambarkan pengaruh dari kendala-kendala yang dimiliki pada
pelaporan informasi akuntansi.
Pengantar
Seorang investor memiliki dana Rp100.000.000,00 dalam sebuah
rekening tabungan di bank.

Bank mengadakan program undian berhadiah sebesar


Rp1.000.000.000,00 untuk satu orang pemenang.

Setiap nasabah yang memiliki rekening dengan kelipatan


Rp1.000.000,00 berhak atas satu kupon yang akan diundi. Biaya
administrasi sebesar Rp10.000,00 per kupon akan dikenakan kepada
setiap nasabah yang bersedia diundi.

Bank dapat membatalkan program tersebut apabila akumulasi biaya


adminstrasi tidak mencapai jumlah Rp1.000.000.000,00.

Dapatkah investor mengakui kupon undian di atas sebagai asset?


Berapa nilai asset yang diakui investor tersebut?
Conceptual Framework for
Financial Reporting

Pengakuan,
Conceptual Konsep Pengukuran,
Assumptions
Framework Fundamental dan Konsep
Pengungkapan

Kebutuhan Karakteristik Economic Entity


Going Concern Prinsip-prinsip
Pengembangan Kualitatif
Monetary Unit Dasar
Tinjauan Elemen-elemen Periodicity Constraints
Tujuan Dasar Dasar Accrual Basis
Conceptual Framework

sistem yang koheren atau menyatu;

atas berbagai tujuan dan dasar yang saling


berhubungan;

yang dapat mengarahkan pada standar yang konsisten;

dan menentukan sifat, fungsi, dan batas-batas dari


akuntansi keuangan dan laporan keuangan.
Conceptual Framework

konsep sebagai terkait tujuan batasan financial


acuan financial reporting reporting

bagaimana
transaksi, kejadian,
bagaimana pelaporan pengakuan dan
dan situasi apa saja
transaksi pengukuran
yang harus disajikan
transaksi
Conceptual Framework

kebutuhan akan
Conceptual
Framework

memampukan IASB konsep yang mapan


untuk menghasilkan yang dihasilkan dan
terbitan yang berguna sekaligus diacu oleh
dan konsisten pembentuk standar
Conceptual Framework

Pengembangan Conceptual Framework

IASB dan FASB bekerjasama dalam sebuah joint


project untuk mengembangkan conceptual framework
yang sama;

framework harus dibangun dari framework IASB dan


FASB yang sudah ada sebelumnya;

project telah mengidentifikasi Objective of Financial


Reporting dan Qualitative Characteristics of Decision-
Useful Financial Reporting Information.
Tujuan Conceptual Framework

Conceptual aturan standar


Framework akuntansi akuntansi
Tujuan Conceptual Framework

masalah
pelaporan
masalah
pelaporan

masalah
pelaporan

Conceptual Framework sebagai


dasar teori akuntansi
Tujuan Conceptual Framework

current issue

move toward from “rules-based”


to “principles-based”
Tujuan Conceptual Framework

“rules-based”
(contoh)

mesin yang diperoleh dari sebuah transaksi


sewa akan dikategorikan sebagai aset oleh
lessee (penyewa) apabila ada statement resmi
dalam kontrak bahwa hak milik telah
berpindah
Tujuan Conceptual Framework

“principles-based”
(contoh)

mesin yang diperoleh dari sebuah transaksi


sewa akan dikategorikan sebagai aset oleh
lessee (penyewa) apabila menurut kontrak
lessee harus menanggung kerugian atas
mesin walaupun tidak disebutkan adanya
perpindahan hak milik
Tujuan Conceptual Framework

Principles Based Rules Based

belum tentu cocok


internalisasi etika; dengan semua situasi;
luas, mencegah celah; sulit untuk up-to-date;
fleksibel kompleksitas karena
terlalu banyak aturan

memungkinkan
jelas;
interpretasi yang salah;
mudah dipastikan
sulit dipastikan
Pengembangan Conceptual
Framework FASB

FASB sampai saat ini telah menerbitkan tujuh


Statements of Financial Accounting Concepts (SFAC)

sebagian besar berkaitan dengan issue-issue


recognition dan reporting

terdapat satu Statement yang terkait dengan pelaporan


non-business entities (organisasi nirlaba)

enam Statement lainnya terkait dengan pelaporan


business enterprises (perusahaan bisnis)
Pengembangan Conceptual
Framework FASB

SFAC 6
SFAC 1 SFAC 2
Elemen-elemen
Tujuan Financial Karakteristik
Laporan Keuangan
Reporting (oleh Kualitatif Informasi
(menggantikan
Perusahaan Bisnis) Akuntansi
SFAC 3)

SFAC 7
SFAC 4
Penggunaan SFAC 5
Tujuan Financial
Informasi Cash Flow Pengakuan dan
Reporting (oleh
dan Present Value Pengukuran dalam
Perusahaan Non-
dalam Pengukuran Laporan Keuangan
bisnis)
Akuntansi
Pengembangan Conceptual
Framework IASB

Chapter 1
The Objective of Chapter 2
General-Purpose The Reporting Entity
Financial Reporting

Chapter 3
Qualitative
Chapter 4
Characteristic of
The Framework
Useful Financial
Information
Pengembangan Conceptual
Framework IASB
Chapter 4

Underlying Recognition of the


Assumption The Elements of
Elements of
Financial
The Going Concern Financial
Statements
Assumption Statements

Measurement of
Concepts of Capital
the Elements of
and Capital
Financial
Maintenance
Statements
Level Conceptual Framework
Level Kedua
menjelaskan
Elemen-elemen
dan
Karakteristik
dari Informasi Level Ketiga
memasukkan
Level Pertama
Kriteria-kriteria
terdiri atas
Recognition dan
Tujuan (why)
Measurement
(how)

Conceptual
Framework
Conceptual Framework untuk
Financial Reporting

Illustration 2-7
Conceptual
Framework for
Financial Reporting
Level Pertama
Tujuan dari Financial Reporting
menghasilkan informasi keuangan terkait entitas
yang berguna bagi investor, lembaga pemberi
pinjaman, dan kreditor saat ini maupun potensial
untuk pengambilan keputusan dalam kapasitas
mereka sebagai capital provider

dihasilkan melalui penerbitan general-purpose financial statements

asumsi yang dimunculkan


para user memiliki pemahaman yang memadai atas berbagai hal
terkait bisnis dan akuntansi keuangan untuk memahami informasi
tersebut
Level Kedua
Karakteristik Kualitatif
Bagaimana sebuah perusahaan memilih metode
akuntansi yang dapat diterima, jumlah dan tipe
informasi yang akan diungkapkan, dan bentuk
penyajian keduanya?

dengan menentukan alternatif mana yang


menyediakan informasi yang paling berguna untuk
tujuan pengambilan keputusan
(decision usefulness)
Level Kedua
Karakteristik Kualitatif

IASB mengidentifikasi Qualitative Characteristics dari


informasi akuntansi

yang membedakan informasi yang lebih baik (better


atau more useful)

dengan informasi yang kurang baik (inferior atau less


useful)

untuk tujuan pengambilan keputusan


Level Kedua
Karakteristik Kualitatif

Illustration 2-2
Hierarchy of
Accounting
Qualities
Level Kedua
Karakteristik Kualitatif

Faithful Fundamental
Relevance
Representation Qualities
Level Kedua
Karakteristik Kualitatif
informasi dikatakan relevance apabila mampu membuat perbedaan
dalam sebuah konteks keputusan

Confirmatory
Value

Predictive
Materiality
Value

Relevance
Level Kedua
Karakteristik Kualitatif

unsur-unsur dari informasi yang relevance


Predictive Value
pengguna dapat memprediksi hasil yang mereka
inginkan di masa depan menggunakan input yang
diperoleh dari peristiwa masa lalu dan saat ini
Confirmatory Value
pengguna dapat mengoreksi perkiraan semula
Level Kedua
Karakteristik Kualitatif
unsur-unsur dari informasi yang relevance

Materiality

informasi dipandang material jika kelalaian untuk mencantumkan


atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut
dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai yang diambil
berdasarkan laporan keuangan; atau jumlahnya cukup signifikan

pos-pos yang material (5-10%) disajikan terpisah di laporan


keuangan, sedangkan yang tidak material digabungkan dengan
jumlah yang sifat atau fungsinya sejenis
Level Kedua
Karakteristik Kualitatif
informasi dikatakan faithful representation ketika jumlah dan
deskripsi informasi menunjukkan apa yang benar-benar ada dan
terjadi

completeness
free from error
neutrality (unbiased)
Level Kedua
Karakteristik Kualitatif

unsur-unsur dari informasi yang faithful


representation

completeness
seluruh informasi yang diperlukan tersedia
free from error
bebas dari kesalahan
neutrality (unbiased)
informasi tidak dapat dipilih hanya untuk
menguntungkan kepentingan sekumpulan pihak atas
pihak yang lain
Level Kedua
Karakteristik Kualitatif

sebuah trade-off

faithful
representation

relevance
Level Kedua
Karakteristik Kualitatif
Enhancing Qualities
membedakan informasi yang more-useful
information dengan yang less-useful
Level Kedua
Karakteristik Kualitatif

• pengukuran dan pelaporan yang sama atas suatu


Comparability informasi yang digunakan untuk perusahaan yang berbeda
• bersifat eskternal dan internal (consistency)

• informasi yang diukur dengan metode pengukuran yang


Verifiability sama, walaupun dilakukan oleh pihak yang berbeda,
hasilnya akan sama

• dapat digunakan oleh pengambil keputusan selama masih


Timeliness memiliki pengaruh bagi keputusan yang akan diambil
• bersifat formal (riil) dan persepsional

• agar informasi dapat berguna, maka harus terdapat


“penghubung” antara pengguna dan keputusan yang
Understandability mereka buat
• kualitas informasi yang dipahami siginifkansinya oleh
pengguna
Level Kedua
Elemen Dasar
Financial Statement
Statement of
Financial
Position

Income
Notes to the Statement and
Financial Comprehensiv
Statement e Income
Statement

Statement of
Statement of
Changes in
Cash Flow
Equity
Level Kedua
Elemen Dasar

Financial terdiri
elements
Statements atas
Level Kedua
Elemen Dasar

Assets
Liabilitie
s

Equities

“Moment in Time”
Elements
Level Kedua
Elemen Dasar

“Period of Time” Elements

Revenues
Expenses
Gains
Losses
Comprehensive Income
Investment by Owners
Distribution to Owners
Level Kedua
Elemen Dasar

terdiri
element pos
atas
Level Kedua
Elemen Dasar

Pos (contoh)

 Cash, Short-Term Investments, Receivables, Inventories, Prepaid


Expenses, Long-Term Investments, Fixed Assets, Intangible
Assets, Other Assets
 Current Liabilities, Non-Current Liabilities
 Share Capital, Share Premium, Retained Earnings
 Revenue
 Gross Profit
 Selling Expense
 Income Tax Expense
Level Kedua
Elemen Dasar

terdiri accounts
pos
atas (rekening)
Level Kedua
Elemen Dasar

Rekening - tertera di jurnal (contoh)

Cash
Petty Cash, Cash on Bank

Receivables
Account Receivable, Notes Receivable

Share Capital
Ordinary, Preference
Level Kedua
Elemen Dasar
Level Ketiga
Konsep Pengakuan, Pengukuran, dan Pengungkapan

Asumsi Dasar Prinsip Dasar Constraints

Economic Entity Measurement

Going Concern Revenue


Recognition
Monetary Unit Cost
Expense
Periodicity Recognition

Accrual Basis Full Disclosure


Level Ketiga
Asumsi Dasar
ECONOMIC ENTITY
aktivitas ekonomi dapat diidentifikasi dengan unit akuntabilitas
tertentu
aktivitas perusahaan bisnis dapat dipisahkan dan dibedakan antara
Pemilik dan Unit Bisnis yang dimiliki

GOING CONCERN

perusahaan diasumsikan memiliki umur yang panjang untuk


memenuhi semua tujuan dan komitmennya

Laporan Keuangan disusun berdasarkan asumsi bahwa perusahaan


akan melanjutkan usahanya di masa depan sehingga perusahaan
tidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau mengurangi
secara material skala usahanya
Level Ketiga
Asumsi Dasar
MONETARY UNIT

uang adalah pengukur paling tepat dari aktivitas ekonomi


uang menghasilkan dasar yang tepat untuk pengukuran dan analisis
akuntansi

PERIODICITY

cara paling akurat untuk mengukur hasil aktivitas perusahaan


adalah dengan saat perusahaan akhirnya dilikuidasi

banyak Pihak yang tidak mungkin menunggu selama itu untuk


menunggu informasi keuangan perusahaan

sehingga informasi harus disajikan secara periodik


aktivitas ekonomi perusahaan dibagi menjadi periode waktu tertentu
(bulanan, triwulanan, tahunan)
Level Ketiga
Asumsi Dasar
ACCRUAL BASIS OF ACCOUNTING

transaksi harus dicatat dalam periode terjadinya


Level Ketiga
Prinsip Dasar
Measurement
pengukuran yang paling umum digunakan adalah berdasarkan
historical cost dan fair value

historical cost menghasilkan tolok ukur yang reliable untuk mengukur


trend historical;
informasi fair value mungkin lebih bermanfaat;
saat ini, IASB mengambil langkah untuk memberikan pilihan kepada
perusahaan dalam menggunakan fair value sebagai dasar untuk
pengukuran atas financial asset dan liability;
pelaporan informasi fair value meningkat

fair value
harga yang seharusnya diterima saat menjual aset atau seharusnya
dibayar untuk melunasi liabilitas dalam sebuah transaksi yang
dilakukan pelaku pasar pada tanggal pengukuran
Level Ketiga
Prinsip Dasar
Measurement
IASB menetapkan hierarki fair value yang memberikan wawasan atas
prioritas dari teknik penilaian yang digunakan untuk menentukan fair
value
Level 1
input yang dapat diobservasi, yang menggambarkan harga terkuotasi untuk
aset atau liabilitas identik di pasar aktif

Level 2
input yang dapat diobservasi tetapi tidak menggunakan input Level 1, yang
dapat diobeservasi untuk aset atau liabilitas baik secara langsung maupun
melalui konfirmasi terhadap data yang dapat diobservasi

Level 3
input yang tidak dapat diobservasi
Level Ketiga
Prinsip Dasar
REVENUE RECOGNITION

ketika perusahaan setuju untuk memberikan jasa atau menjual


produk ke pelanggannya, perusahaan memiliki performance
obligation

revenue diakui pada periode akuntansi saat perusahaan telah


memenuhi performance obligation-nya

syarat pengakuan revenue


probable bahwa keuntungan ekonomis di masa depan akan mengalir
ke perusahaan, dan
reliable measurement atas jumlah revenue bersifat possible

pengecualian
selama produksi, saat produksi selesai, atau setelah cash diterima
Level Ketiga
Prinsip Dasar
EXPENSE RECOGNITION

arus keluar atau penggunaan asset atau terjadinya


liability atau kombinasi keduanya sepanjang periode
berjalan sebagai hasil distribusi atau produksi barang
dan/atau pemberian jasa

“let the expense follows the revenue”

Illustration 2-6
Expense Recognition
Level Ketiga
Prinsip Dasar
FULL DISCLOSURE
menyediakan informasi yang dianggap cukup untuk
mempengaruhi judgment dan keputusan dari seorang
informed user

informasi tersebut disediakan melalui


Financial Statements
Notes to the Financial Statements
Supplementary Information

trade-off
detailed information overload
condensed information
Constraints

COST

asumsi pengguna
informasi adalah komoditas bebas biaya

kenyataan
penyajian dan pembuatan informasi butuh biaya

biaya untuk menyajikan informasi harus mempertimbangkan


keuntungan yang diperoleh dari penggunaan informasi tersebut
Copyright

Copyright © 2019 John Wiley & Sons, Inc. All rights reserved.
Reproduction or translation of this work beyond that permitted in
Section 117 of the 1976 United States Copyright Act without the
express written permission of the copyright owner is unlawful.
Request for further information should be addressed to the
Permissions Department, John Wiley & Sons, Inc. The purchaser
may make back-up copies for his/her own use only and not for
distribution or resale. The Publisher assumes no responsibility for
errors, omissions, or damages, caused by the use of these
programs or from the use of the information contained herein.

Anda mungkin juga menyukai