Anda di halaman 1dari 11

Bentuk virial gas ideal

dan gas van der waals


Mata Kuliah : Termodinamika
Kelas : PSPF 2021 C
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Makmur Sirait, M.Si
Eviyona Laurenta Br Barus, S.Pd., M.Sc
KELOMPOK 3

ELAZABETH
01 03
ANANDHITA MAHARANI MARBUN
(4211121005) (4213121065)
FLORENCE JEAN
ANDREAS
PATRICIA
02 SILITONGA 04 (4213121028)
(4212421002)
Gas merupakan satu dari tiga wujud zat dan walaupun wujud
ini merupakan bagian tak terpisahkan dari studi kimia, bab ini
terutama hanya akan membahas hubungan antara volume,
temperatur dan tekanan baik dalam gas ideal maupun dalam
gas nyata, dan teori kinetik molekular gas, dan tidak secara
langsung kimia.
DEFINISI GAS
IDEAL
Gas ideal atau gas sempurna adalah gas yang dengan tepat memenuhi
hukum Boyle dan hukum Gay-Lussac, yaitu: P V= n R T. Disini P =
Tekanan, V = Volume ruang untuk gas bergerak secara bebas, n = jumlah
mol gas, T = temperatur absolut (mutlak), dan R = konstanta universal
gas. Telah kita ketahui pula bahwa sebenarnya tidak ada gas nyata yang
tepat memenuhi hukum Boyle dan Gay-Lussac. Tetapi bila tekanannya
tidak terlalu besar dan temperaturnya tidak terlalu rendah, gas nyata akan
mirip dengan gas ideal, dan sifatnya dapat dilukiskan oleh persamaan: P
V=n R T.
Dalam sudut pandang mikroskopik, yang dinamakan teori kinetik gas, tekanan
gas adalah hasil tumbukan antara molekul gas dan dinding-dinding bejana
dimana gas berada. Kita dapat menghitung tekanan ini dengan menghitung
laju perubahan momentum molekul gas karena tumbukan dengan dinding
bejana. Berdasarkan hukum kedua Newton, laju perubahan momentum sama
dengan gaya yang diberikan oleh dinding pada molekul-molekul gas:
=
Berdasarkan hukum ketiga Newton, gaya ini sama dengan gaya yang
diberikan oleh molekul-molekul pada dinding. Gaya persatuan luas sama
dengan tekanan.
Kita akan mulai dengan membuat asumsi-asumsi model teori kinetik
berikut ini : (1) Gas ideal terdiri atas partikel (atom atau molekul)
dalam jumlah yang sangat banyak, (2)Partikel itu tersebar merata dan
bergerak secara acak (sembarang),
(3) Jarak antar partikel jauh lebih besar dibandingkan dengan ukuran
partikelnya itu sendiri, sehingga ukuran partikel diabaikan (dalam hal
ini gerak partikel benar-benar hanya translasi saja, gerak rotasi dan
vibrasi diabaikan), (4) Tidak ada gaya interaksi antar partikel satu
dengan yang lainnya, kecuali bila kedua partikel itu bertumbukan, (5)
Semua tumbukan yang terjadi, baik antara partikel-partikel penyusun
gas maupun antara partikel dengan dinding bejana, berlangsung elastis
sempurna dan terjadi dalam selang waktu yang sangat singkat, (6)
Hukum-hukum Newton tentang gerak berlaku,(7) tanpa adanya gaya
eksternal (partikel-partikel bergerak cukup cepat sehingga kita dapat
mengabaikan gravitasi), tidak ada posisi yang dicenderungi oleh
molekul dalam bejana, dan tidak ada kecenderungan arah vektor
kecepatan.
Asumsi ketiga menyatakan bahwa molekul-moekul atau partikel-partikel
gas secara rata-rata jauh terpisah. Pengertian ini ekivalen dengan
mengasumsikan kerapatan gas yang sangat rendah. Karena momentum
konstan, maka tumbukan yang dilakukan oleh molekul-molekul satu
sama lain tidak berpengaruh pada momentum total dalam arah manapun,
sehingga kita dapat mengabaikan tumbukan-tumbukan ini.
Bentuk Virial Gas Ideal
Dan Gas Van der Waals
Persamaan gas Van der Waals tidak dapat menggambarkan perilaku gas pada tekanan
tinggi. Suatu persamaan yang dapat menggambarkan perilaku gas pada tekanan tinggi
adalah persamaan keadaan virial yang dikembangkan oleh Kammerlingh Onnes. Bentuk
umum dari persamaan ini adalah :
𝐵 𝐵 𝐵
𝑃𝑉ത= 𝑅𝑇 ቀ1 + ഥ + ഥ2 + ഥ3 + ⋯ ቁ (1)
𝑉 𝑉 𝑉
dengan B, C, D, …. adalah koefisien virial kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya.
Koefisien-koefisien tersebut ternyata merupakan fungsi temperatur dan bergantung pada
jenis gas. Dalam bentuk lain persamaan tersebut dinyatakan dengan

ത= 𝑅𝑇(1 + 𝐵 ′ 𝑃 + 𝐶 ′ 𝑃 2 + 𝐷′ 𝑃 3 + ⋯ )
dengan B’, C’, D’, dan seterusnya merupakan fungsi(2)
𝑃𝑉 temperatur.
Untuk gas van der Waals, nilai-nilai koefisien virial tersebut dapat ditentukan dengan cara
membandingkan persamaan (1) terhadap persamaan gas van der Waals. Persamaan (1)
dapat diubah menjadi bentuk seperti ini.

𝑃𝑉 𝐵 𝐶
𝑍= 𝑅𝑇
= 1 + 𝑉ഥ + 𝑉ഥ2 (3)

Sedangkan persamaan van der Waals dapat dinyatakan dalam bentuk



𝑃𝑉 1 𝑎
𝑍 = 𝑅𝑇 = 1−𝑏/𝑉ഥ − 𝑅𝑇𝑉ഥ (4)

Persamaan 3 dan 4 adalah persamaan dalam bentuk Z sebagai fungsi volume. Pada suku
yang lebih tinggi harga 1 V memiliki harga yang sangat kecil, sehingga dapat diabaikan.
Pada tekanan rendah, volume gas sangat besar dan nilai b / V kecil dibandingkan dengan
satu, sehingga suku pertama pada ruas kanan Persamaan (4) dapat diselesaikan dengan
menggunakan deret. Dalam deret dinyatakan bahwa bila x lebih kecil daripada satu maka,
1
= 1 + 𝑥 + 𝑥2 + 𝑥3 + ⋯
1−𝑥
Dengan demikian, persamaan (3) dapat dituliskan menjadi
𝑏 𝑏 2
𝑍 = 1 + ഥ + ቀഥቁ + ⋯ − 𝑎/𝑅𝑇𝑉ത
𝑉 𝑉

𝑎 1 𝑏 2
𝑍 = 1 + ቀ𝑏 − 𝑅𝑇 ቁ𝑉ഥ + ቀ𝑉ഥቁ +⋯ (5)

Dengan membandingkan persamaan (3) dan (5) maka didapat


𝑎
𝐵=𝑏−
𝑅𝑇
dan
𝐶 = 𝑏2
THANK
YOU!

Anda mungkin juga menyukai