Anda di halaman 1dari 34

RINGKASAN PEDOMAN

PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN COVID-
19 (REVISI KE-5)
Bidang Penanganan
Gugus Tugas Percepatan Penanganan
Covid-19
Kota Depok
UPDATE
COVID-19
Data per 26 Juli 2020
Update COVID-19 per 26 Juli 2020

Angka Kesembuhan
Nasional :57.35%
Angka Kematian
Nasional :4,8%

Angka Kesembuhan
Kota Depok :79.79%
Angka Kematian
Depok 3.67%
Angka Rt Minggu Ke-21 Pandemi Covid-19 Kota Depok

Ro : 3.35

Rt: 0.84

Per 26 Juli 2020


(Minggu ke-21)
Angka Reproduksi Efektif (Rt) COVID-19 Kota Depok
Hari Ke- Minggu ke- Angka Rt Hari Ke- Minggu ke- Angka Rt
Angka Rt Kota Depok
8 – 14 II 3.35 71-77 XI 1.25 Berdasarkan Minggu
(8-14 Maret) (10-16 Mei) Kejadian Kasus COVID-
15-21 III 1.46 78-84 XII 1.27 19 fluktuatif sejak awal
22-28 IV 1.54 85-91 XIII 0.78 hingga minggu ke-21
(per 26 Juli 2020).
29-35 V 1.08 92-98 XIV 0.62
• Penurunan Angka Rt
36-42 VI 1.21 99-105 XV 1.29 <1 sejak minggu ke-8
43-49 VII 1.05 106-112 XVI 1.37 (19-25 April)
50-56 VIII 0.85 113-119 XVII 1.07 • Kembali fluktuatif
(19-25 April) sejak minggu ke-11
120-126 XVIII 0.92
(10-16 Mei)
57-63 IX 0.89 127-133 XIX 0.70 • Penurunan kembali
64-70 X 0.87 134-140 XX 1.15 minggu ke-21 (19-25
141-147 XXI 0.84 Juli) dengan Angka
(19-25 Juli) Rt : 0.84
Distribusi Kasus Konfirmasi
Terbanyak berdasarkan
Kecamatan :
1. Tapos
2. Sukmajaya
3. Cilodong
4. Pancoran Mas
5. Cipayung
Kelurahan yang Tidak terdapat
Kasus Konfirmasi Aktif :
1. Cisalak Pasar
2. Kukusan
3. Cisalak
4. Grogol
5. Pangkalan Jati
6. Pasir Putih
7. Beji Timur
8. Harjamukti
9. Cimpaeun
10.Pangkalan Jati Baru
11.Cilodong
12.Kedaung
13.Bojongsari Lama
14.Bojongsari Baru
Distribusi Penyebaran
Kasus Konfirmasi
berdasarkan Jenis
Kelamin terbanyak pada
Perempuan daripada
Laki-laki dengan sebaran
terbanyak pada kelompok
usia produktif
REVISI PEDOMAN
COVID-19 TERBARU
Berdasarkan KMK No.01.07/MENKES/413/2020
Tampilan Lama Tampilan Baru

Terdapat Perubahan NOMENKLATUR dan DEFINISI OPERASIONAL


Terdapat Perubahan ALUR MANAJEMEN KESEHATAN MASYARAKAT
PERUBAHAN
NOMENKLATUR
Berdasarkan KMK No.01.07/MENKES/413/2020
PERUBAHAN ISTILAH (NOMENKLATUR)

PDP & ODP SUSPEK

KONTAK
OTG ERAT

ISTILAH BARU:
KASUS KONFIRMASI: - KASUS PROBABLE
 ASIMTOMATIK (TIDAK BERGEJALA) - DISCARDED
 SIMTOMATIK (BERGEJALA)

12
Tata Laksana
Kasus
Berdasarkan KMK No.01.07/MENKES/413/2020
SUSPEK POSITIF = KONFIRMASI
- RINGAN : DILAKUKAN ISOLASI MANDIRI, PEMANTAUAN SD 10 HR
SEJAK MULAI GEJALA DITAMBAH 3 HARI BEBAS DEMAM, DIPANTAU
OLEH PUSKESMAS, TANPA PEMERIKSAAN PCR ULANG DAPAT
ORG DG : DINYATAKAN SELESAI/SEMBUH SETELAH SELESAI PEMANTAUAN
• ISPA DI DILAKUKAN - SEDANG : DIRAWAT DI RS DARURAT, DILAKUKAN PEMANTAUAN SD
WILAYAH PEMERIKSA 10 HR SEJAK MULAI GEJALA DITAMBAH 3 HARI BEBAS DEMAM, OLEH
TRANSMISI AN RT-PCR RS, TANPA PEMERIKSAAN PCR ULANG DAPAT DINYATAKAN
HAS
LOKAL, PADA HARI SELESAI/SEMBUH SETELAH SELESAI PEMANTAUAN
IL
• ISPA DG 1 & 2 UTK - BERAT : DIRAWAT DI RS RUJUKAN, DILAKUKAN PCR SETELAH 7 HARI
RT-
RIWAYAT DIAGNOSTI KONDISI KLINIS PERBAIKAN, DINYATAKAN SEMBUH JIKA HASIL PCR
PCR
KONTAK DG K, DAN SUDAH NEGATIF 1 X DITAMBAH 3 HARI SETELAH BEBAS DEMAM
KASUS DILAKUKAN
KONFIRMASI, PEMANTAU
• ISPA BERAT AN SAMBIL
- KONDISI BERAT : DIRAWAT RS RUJUKAN DIPANTAU PETUGAS RS,
TANPA SEBAB MENUNGG
JIKA SEBELUM ADA HSL SWAB MENGALAMI ARDS/MENINGGAL
LAIN U HASIL
MENJADI KASUS PROBABEL
PCR

NEGATIF : DISCARDED (DATANYA BISA DISINGKIRKAN DARI KASUS


COVID
KONTAK ERAT FOLLOW UP DR
PEMANTAUAN, JIKA :
POSITIF :
ORG RIW KONTAK DILAKUKAN TERDAPAT KONFIRMASI
ERAT : KASUS RT-
PEMANTAUAN GEJALA
• TATAP MUKA, SUSPEK PCR
SELAMA 14 HARI ISPA NEGATIF :
BERBICARA DG OLEH DISCARDED
JARAK < 1 M PUSKESMAS TIDAK ADA
TANPA MASKER (DARI TGL 2 HR SELESAI
GEJALA ISPA
SELAMA 15 MNT, SBLUM KONTAK), PEMANTAUAN
SAMPAI 14 HR
• ATAU BERJABAT RT-PCR → DISCARDED
PEMANTAUAN
TANGAN,
SENTUHAN FISIK, NAKES YG
DGN KASUS MERAWAT PASIEN HASIL RT- PCR
KONFIRMASI ATAU KONFIRMASI ATAU
PROBABEL, PROBABEL TANPA POSITIF :
• ATAU NAKES YG MENGGUNAKAN KONFIRMASI
MERAWAT KASUS APD LGS
KONFIRMASI ATAU DILAKUKAN NEGATIF :
PROBABEL TANPA PEMERIKSAAN RT- DISCARDED
MENGGUNAKAN PCR
APD.
KASUS PROBABEL FOLLOW UP DR
PEMANTAUAN, JIKA :

DILAKUKAN TERDAPAT
PERAWATAN HASIL KASUS
ORG DG STATUS
DI RS SWAB KONFIRMASI
SUSPEK BERAT YG
RUJUKAN POSITIF
MENGALAMI
ARDS/MENINGGAL DAN
(DG GEJALA SEGERA
DILAKUKAN TERDAPAT SELESAI
GAMBARAN KLINIS
PEMERIKSA HASIL SWAB PEMANTAUAN
COVID-19)
AN RT-PCR NEGATIF → DISCARDED
SEBELUM ADA
HASIL SWAB SERTA
DIPANTAU
MENINGGAL
OLEH
SEBELUM PROBABEL
PETUGAS RS
ADA HASIL MENINGGAL
SWAB
KASUS KONFIRMASI FOLLOW UP DR
PEMANTAUAN, JIKA : SEMBUH, SRT
KETERANGAN SEMBUH
TANPA GEJALA JIKA SELAMA PEMANTAUAN TIDAK DR PETUGAS
(ASIMTOMATIS), DILAKUKAN ADA GEJALA APAPUN MAKA PEMANTAU/PUSKESMAS
ISOLASI MANDIRI DAN DINYATAKAN SELESAI SETELAH 10
DIPANTAU PUSKESMAS HR DARI HSL SWAB POSITIF
SELAMA 10 HR SEMBUH, SRT
KETERANGAN SEMBUH
PEMANTAUAN DILAKUKAN SEJAK TGL
ORG DG GEJALA RINGAN, DR PETUGAS
TIMBUL GEJALA SAMPAI DENGAN 10
HASIL DILAKUKAN ISOLASI PEMANTAU/PUSKESMAS
HARI DITAMBAH MINIMAL 3 HARI BEBAS
PEMERIK MANDIRI DAN DIPANTAU DEMAM & GANGGUAN PERNAFASAN
SAAN RT- PUSKESMAS SEMBUH, SRT
PCR PEMANTAUAN DILAKUKAN SEJAK TGL KETERANGAN SEMBUH
POSITIF GEJALA SEDANG, DIRAWAT TIMBUL GEJALA SAMPAI DENGAN 10 DR PETUGAS
DI RS DARURAT DAN HARI DITAMBAH MINIMAL 3 HARI BEBAS PEMANTAU/RS
DIPANTAU PETUGAS RS DEMAM & GANGGUAN PERNAFASAN
SEMBUH, SRT
KETERANGAN SEMBUH DR
GEJALA PEMANTAUAN DILAKUKAN SEJAK TGL TIMBUL GEJALA PETUGAS PEMANTAU/RS
BERAT, SAMPAI DENGAN HSL SWAB NEGATIF 1 X DITAMBAH
DIRAWAT DI MINIMAL 3 HARI BEBAS DEMAM & GANGGUAN MENINGGAL →
RS RUJUKAN PERNAFASAN KONFIRMASI MENINGGAL
Evaluasi Akhir Status Klinis Pasien COVID-19
Kasus konfirmasi dg gejala berat/kritis

* Pasien konfirmasi dengan gejala berat/kritis dimungkinkan memiliki hasil pemeriksaan


follow up RT-PCR persisten positif, karena pemeriksaan RT-PCR masih dapat mendeteksi
bagian tubuh virus COVID-19 walaupun virus sudah tidak aktif lagi (tidak menularkan lagi)
 Terhadap pasien tersebut, maka penentuan sembuh berdasarkan hasil asesmen yang
dilakukan oleh DPJP.
Perawatan di Rumah Sakit
Perawatan pasien Covid-19 di RS
Kota Depok
• apabila tidak bisa dibiayai oleh pusat
ataupun BPJS Kesehatan maka akan
dibiayai oleh Pemda Kota Depok.

Kriteria perawatan
• Mengacu pada panduan pada pedoman
penatalaksanaan Covid-19 revisi ke-5.
PENANGANAN JENAZAH PASIEN COVID-19
Kriteria jenazah pasien:
1. Jenazah Pasien Suspek dari dalam rumah sakit sebelum keluar hasil
swab.
2. Jenazah pasien dari dalam rumah sakit yang telah ditetapkan sebagai
kasus konfirmasi COVID-19.
3. Jenazah dari luar rumah sakit, dengan riwayat Suspek. Hal ini
termasuk pasien DOA (Death on Arrival) rujukan dari rumah sakit
lain.
PPI Untuk Pemulasaraan Jenazah COVID-19
 Dikelola dengan etis dan layak sesuai dengan agama,  nilai, norma dan
budaya.  Referensi dari fatwa MUI
 Jenazah dianjurkan dengan sangat untuk dipulasaran di kamar jenazah
Prinsip utama:
seluruh petugas  Pemandian jenazah dilakukan setelah tindakan desinfeksi
wajib menjalankan  Petugas pemandi jenazah dibatasi hanya sebanyak dua orang.
kewaspadaan  Keluarga yang hendak membantu memandikan jenazah hendaknya juga
standar dan dibatasi serta menggunakan APD sebagaimana petugas pemandi jenazah.
didukung dengan  Setelah jenazah dimandikan dan dikafankan/diberi pakaian, jenazah
dimasukkan ke dalam kantong jenazah atau dibungkus dengan plastik dan
sarana prasarana diikat rapat.
yang memadai. ­  Bila diperlukan pemetian, maka dilakukan cara berikut: jenazah dimasukkan
ke dalam peti jenazah dan ditutup rapat; pinggiran peti disegel dengan
sealant/silikon; dan dipaku/disekrup sebanyak 4-6 titik dengan jarak masing-
masing 20 cm. Peti jenazah yang terbuat dari kayu harus kuat, rapat, dan
ketebalan peti minimal 3 cm.
Pemulasaran Jenazah
• Jenazah pasien suspek atau terkonfimasi COVID-19 dapat dimandikan, ditutupi
dengan kain kafan sebelum dilapisi kantong jenazah dan dimasukkan dalam peti
jenazah
• Jenazah dapat disholatkan walaupun hanya dengan 1 orang
• Jenazah tidak dianjurkan untuk di bawa ke rumah dan harus segera dikuburkan
atau di kremasi
• Rumah duka: Hindari kerumunan dengan sebaiknya membatasi pelayat di ruang
duka tidak lebih dari 30 orang
• Jenazah dapat dikubur di pemakaman umum
• Pemakaman dapat dihadiri oleh keluarga terdekat dengan jumlah terbatas dan
tetap menjaga jarak minimal 2 meter
Layanan Kedukaan
• Persemayaman jenazah dalam waktu lama sangat tidak dianjurkan
• Jenazah yang akan ditransportasikan sudah menjalani prosedur desinfeksi
dan telah dimasukkan ke dalam kantong jenazah atau dibungkus dengan
plastik yang diikat rapat, serta ditutup semua lubang-lubang tubuh.
• Jenazah yang disemayamkan di ruang duka, harus telah dilakukan
tindakan desinfeksi dan dimasukkan ke dalam peti jenazah serta tidak
dibuka kembali.
• Jenazah hendaknya disegerakan untuk dikubur atau dikremasi sesuai
dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya dalam waktu tidak lebih
dari 24 jam.
Pemakaman

• Penguburan dapat dilakukan di pemakaman umum


• Penguburan beberapa jenazah dalam satu liang kubur dibolehkan pada
kondisi darurat, peti, harus dipastikan peti tersebut telah ditutup
dengan erat.
• Penguburan jenazah dengan cara memasukkan jenazah bersama peti
kedalam liang kubur tanpa harus membuka peti, plastik dan kain kafan
• Petugas pemakaman harus menggunakan APD standar terdiri dari
masker bedah dan sarung tangan tebal.
PEMAKAIAN APD SESUAI PROSEDUR YANG DILAKUKAN

HAND SARUNG MASKER RESPIRATOR/ GOWN TANGAN FACE


 PROSEDUR
HYGIENE TANGAN BEDAH N.95 PANJANG KEDAP AIR SHIELD

Penanganan jenazah
V V V   V V
diruang isolasi

Memindahkan jenazah dari


V V V   V V
ruang rawat/ruang isolasi
Pemulasaran /perawatan
V V V   V V
jenazah
Otopsi jenazah V V   V V V
Petugas pemakaman   V V      
Pengambilan
Spesimen
Berdasarkan KMK No.01.07/MENKES/413/2020
Jadwal Pengambilan Swab Untuk Pemeriksaan RT-PCR
Semula :

Menjadi : dilakukan hanya kepada kasus suspek dan nakes


ODP,
PDP, OTG RDT SWAB kontak erat/merawat pasien konfirmasi /probabel

Hasil Swab

Positif Negatif

Sembuh :

2x Swab
Negatif
Pemeriksaan Dengan Rapid Test
• Penggunaan Rapid Test tidak digunakan untuk diagnostik.
• Pada kondisi dengan keterbatasan kapasitas pemeriksaan RT-PCR, Rapid Test
dapat digunakan untuk
- skrining pada populasi spesifik dan situasi khusus, seperti pada pelaku perjalanan
(termasuk kedatangan Pekerja Migran Indonesia, terutama di wilayah Pos Lintas Batas Darat
Negara (PLBDN),
- penguatan pelacakan kontak (skrining di sini lebih baik melihat dari gejala klinisnya dulu)
seperti di lapas, panti jompo, panti rehabilitasi, asrama, pondok pesantren, dan pada
kelompok-kelompok rentan.
• WHO merekomendasikan penggunaan Rapid Test untuk tujuan penelitian
epidemiologi atau penelitian lain.
• Penggunaan Rapid Test selanjutnya dapat mengikuti perkembangan teknologi
terkini dan rekomendasi WHO.
28
Pelayanan Kesehatan
Esensial
Berdasarkan KMK No.01.07/MENKES/413/2020
Program Kesehatan Yg Tetap Dijalankan
Pemeriksaan BIAS (Bulan
Kesehatan bagi Imunisasi Anak
Siswa-siswi sekolah Sekolah)

Bulan Penimbangan
Posyandu Balita dan pemberian
WAKTU PELAKSANAAN DAN TEKNISNYA MENUNGGU INSTRUKSI GUBERNUR

vitamin A
KESIMPULAN &
REKOMENDASI
Kesimpulan dan Rekomendasi

Kesimpulan

• Kasus Covid-19 masih terjadi di masyarakat, namun Kegiatan upaya kesehatan esensial tetap diselenggarakan
• Penyesuaian Pedoman terbaru dilaksanakan sesegera mungkin
• Pencatatan dan Pelaporan mengacu Pedoman terbaru

Rekomendasi

• Monev Protokol Kesehatan di berbagai tatanan oleh seluruh pihak secara terintegrasi
• Sosialisasi berjenjang Prosedur terbaru ke Satgas Kelurahan dan Kampung Siaga Covid-19 bekerjasama dengan Puskesmas setempat
• Penyesuaian Tampilan Data di Halaman ccc-19.depok.go.id sesegera mungkin
Terima kasih

@pemkotdepok pemkotdepok

Anda mungkin juga menyukai