Anda di halaman 1dari 15

Journal Reading

Disusun oleh:

Mei Ribka Manurung


22010042
Deskripsi Jurnal

Judul A CR Appropriateness Criteria Recurrent Lower Urinary Tract Infections in Females


"

Penulis Aradhana M. Venkatesan, MD , Aytekin Oto, MD ,


a b

Brian C. Allen, MD

Kata Kunci Appropriateness Criteria, Appropriate Use Criteria, AUC, Complicated, Imaging, Radiology, Recurrent, Urinary

tract infection
Latar Belakang
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi pada sistem saluran kemih yang menyebabkan respon
inflamasi. ISK terjadi ketika flora normal daerah periuretra digantikan oleh bakteri uropatogenik, yang
naik, menyebabkan sistitis bakteri. Risiko ISK seumur hidup secara keseluruhan untuk wanita adalah>
50%.
ISK tanpa komplikasi diklasifikasikan sebagai ISK tanpa kelainan struktural atau fungsional saluran
kemih dan tanpa komorbiditas yang relevan.
ISK terkomplikasi adalah yang terjadi pada pasien dengan masalah struktural atau medis yang
mendasari. Kelainan anatomi termasuk sistokel, divertikula kandung kemih atau uretra, fistula, kateter,
obstruksi saluran kemih, dan kondisi yang mendasari seperti disfungsi berkemih, kehamilan, diabetes,
dan imunosupresi.

Pada wanita yang tidak mengalami obstruksi dan tidak hamil, ISK tanpa komplikasi biasanya diobati
secara empiris dan berespon terhadap terapi antimikroba yang tepat, ISK dianggap berulang ketika
mengikuti resolusi klinis lengkap dari ISK sebelumnya.
ISK bawah berulang biasanya didefinisikan sebagai setidaknya tiga episode infeksi dalam 12 bulan
sebelumnya. ISK berulang melibatkan infeksi ulang dari sumber di luar saluran kemih atau dari
persistensi bakteri. Dalam kebanyakan kasus, infeksi tersebut adalah akibat dari kebiasaan dan
kebersihan seksual (misalnya, wanita yang aktif secara seksual, terutama yang menggunakan
diafragma dan/atau spermatosida).
Special Imaging Considerations
CT urografi (CTU) adalah pencitraan yang dirancang untuk meningkatkan visualisasi saluran kemih bagian
atas dan bawah.
CT Pelvis dengan Kontras Kandung Kemih (CT Cystography) adalah pencitraan yang disesuaikan untuk
memvisualisasikan lesi trauma kandung kemih.
MR urografi (MRU) juga disesuaikan untuk meningkatkan pencitraan sistem kemih. MRU yang tidak
ditingkatkan bergantung pada pencitraan berat T2 dari intensitas sinyal tinggi intrinsik dari urin untuk
evaluasi saluran kemih.
US Abdomen with IV Contrast menunjukkan peran potensial USG kontras (US) untuk diagnosis awal dan
tindak lanjut pasien dengan pielonefritis akut. sensitivitas 98% dan spesifisitas 100% untuk USG dengan
kontras dalam diagnosis pielonefritis akut.
PROCEDURES BY VARIANT
Variant 1: Recurrent lower urinary tract infections in a female. Uncomplicated with no underlying risk factors.
CT Abdomen dan Pelvis : umumnya tidak dilakukan untuk evaluasi ISK tanpa komplikasi.
CT Pelvis dengan Kontras Kandung Kemih (CT Cystography) : umumnya tidak dilakukan untuk evaluasi
ISK tanpa komplikasi.
CT Urografi : umumnya tidak dilakukan untuk evaluasi ISK tanpa komplikasi.
Fluoroscopy Contrast Enema : Dapat melihat gambaran dugaan fistula vesicoenteric. Tetapi tidak
digunakan untuk pencitraan pada wanita dengan ISK berulang tanpa komplikasi tanpa adanya faktor
risiko.
Fluoroscopy Cystography : Kebanyakan wanita dengan ISK berulang tanpa komplikasi tanpa adanya
faktor risiko memiliki saluran kemih yang normal dan tidak secara rutin memerlukan pencitraan dengan
sistografi fluoroskopi.
Fluoroscopy Voiding Cystourethrography : tidak disarankan untuk ISK tanpa komplikasi.
MRI Abdomen dan Pelvis : ISK berulang tanpa komplikasi tanpa adanya faktor risiko memiliki saluran
kemih yang normal sehingga tidak memerlukan pencitraan dengan MRI.
MRU : ISK berulang tanpa komplikasi tanpa adanya faktor risiko memiliki saluran kemih yang normal
sehingga tidak memerlukan pencitraan MRU
Radiography Abdomen : ISK simtomatik berulang memiliki saluran kemih yang normal, sehimgga tidak
memerlukan pencitraan dengan radiografi perut.
Radiography Intravenous Urography : IVU tidak digunakan untuk evaluasi ISK tanpa komplikasi.
US Kidneys dan Bladder Retroperitoneal : ISK simtomatik berulang memiliki saluran kemih yang
normal, tidak memerlukan pencitraan dengan US ginjal, kandung kemih, dan retroperitoneum.
PROCEDURES BY VARIANT
Variant 2: Recurrent lower urinary tract infections in a female. Complicated, or patients who are nonresponders to
conventional therapy, develop frequent reinfections or relapses, or have known underlying risk factors

CT Abdomen dan Pelvis : unenhanced CT telah digunakan terutama untuk pasien darurat dengan kolik
ginjal dan/atau hematuria. Ini juga telah digunakan untuk mendefinisikan keparahan dan luasnya batu
saluran atas, yang dikaitkan dengan ISK berulang dengan komplikasi. CT dengan kontras digunakan
secara efektif untuk mengevaluasi berbagai kelainan saluran kemih, termasuk massa ginjal, trauma
genitourinari, dan aspek spesifik dari infeksi ginjal, termasuk adanya pielonefritis, abses ginjal, dan
obstruksi.

CT Pelvis dengan Kontras Kandung Kemih (CT Cystography) : CT cystography telah menggantikan
cystogram fluoroscopic untuk evaluasi cedera kandung kemih traumatis, termasuk intraperitoneal,
ekstraperitoneal, atau ruptur gabungan dan kontusio kandung kemih.

CT Urografi : CTU memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang sangat baik untuk identifikasi lesi ginjal
dan urothelial. Hal ini memungkinkan pasien dengan hematuria untuk dievaluasi secara komprehensif
dan dapat mengidentifikasi kelainan pada sistem pengumpulan, juga berguna untuk mendeteksi atau
menyingkirkan anomali kongenital atau obstruksi saluran kemih pada pasien ISK berulang dengan
komplikasi.
PROCEDURES BY VARIANT
Variant 2: Recurrent lower urinary tract infections in a female. Complicated, or patients who are nonresponders to
conventional therapy, develop frequent reinfections or relapses, or have known underlying risk factors

Fluoroscopy Contrast Enema : digunakan untuk kasus dugaan fistula enterovesikal, memiliki tingkat
deteksi yang lebih tinggi dan juga mampu mengidentifikasi etiologi yang mendasarinya.

Fluoroscopy Cystography : dapat menggambarkan divertikula kandung kemih dan fistula


vesikoenterika, namun secara umum CT telah menggantikan cystografi fluoroskopi.

Fluoroscopy Urethrography Double Balloon : dapat berguna untuk demonstrasi divertikula uretra,
namun secara umum MRI lebih baik menilai struktur dan kompleksitas divertikula uretra,
memungkinkan diagnosis yang akurat dan perencanaan bedah yang lebih baik.

Fluoroscopy Voiding Cystourethrography : Ketika divertikulum kandung kemih berada pada atau dekat
orifisium ureter, cystourethrography dapat dipertimbangkan untuk mengevaluasi kemungkinan refluks
vesikoureteral.

MRI Abdomen dan Pelvis : pencitraan yang optimal untuk penilaian struktur dan kompleksitas
divertikula uretra, memungkinkan diagnosis yang akurat dan perencanaan bedah yang lebih baik.
Mengingat kontras jaringan lunak yang sangat baik pada MRI.
PROCEDURES BY VARIANT
Variant 2: Recurrent lower urinary tract infections in a female. Complicated, or patients who are nonresponders to
conventional therapy, develop frequent reinfections or relapses, or have known underlying risk factors

MRU : berguna untuk mengevaluasi dugaan obstruksi saluran kemih, hematuria, dan anomali
kongenital, serta anatomi pasca operasi. Teknik MRU yang paling umum untuk menampilkan saluran
kemih dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu; MRU cairan statis dan MRU ekskretoris.
Manfaat tambahan untuk MRU adalah dalam mendokumentasikan infeksi saluran atas aktif versus
pembentukan bekas luka untuk menentukan apakah terapi telah efektif pada pasien berisiko tinggi.

Radiography Abdomen : untuk mendeteksi batu, kalsifikasi dinding kandung kemih intra mural, gas di
dinding atau lumen kandung kemih, dan/atau benda asing yang mungkin menjadi etiologi ISK

Radiography Intravenous Urography : IVU untuk evaluasi kelainan kemih.

US Kidneys dan Bladder Retroperitoneal : USG mungkin berguna pada wanita dengan ISK berulang,
terutama sebelum kehamilan untuk mengevaluasi hidronefrosis dan faktor risiko infeksi berulang.
RELATIVE RADIATION LEVEL INFORMATION
Kesimpulan
Pada wanita dengan ISK berulang tanpa komplikasi, sistoskopi dan pencitraan tidak dianjurkan dilakukan.
Pada wanita yang dicurigai mengalami ISK berulang dengan komplikasi, sistoskopi dan pencitraan harus
dipertimbangkan.
CT urografi atau MR urografi biasanya sesuai untuk evaluasi ISK bawah berulang dengan komplikasi atau
untuk wanita yang tidak menanggapi terapi konvensional, sering mengalami infeksi ulang atau kambuh,
atau telah mengetahui faktor risiko yang mendasarinya.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai