Nama Kelompok :
Pyro
Metallurgy
Hydro
Metallurgy Pyro Metallurgy
PYROMETALURGY
Merupakan salah satu metode dari Metalurgi
Ekstrakstif, yang dimana dalam penerapannya
menggunakan suhu yang tinggi pada mineral.
CALCINATION
ROASTING
SMELTING
REFINING
DRYING
Proses pengeringan yang merupakan proses
pemindahan panas kelembapan cairan dari suatu
material.
Biasanya suhu pengeringan diatur diatas nilai titik
didih air sekitar 120˚ C.
Contoh : Pengeringan air garam
CALCINATION
Proses dimana bijih dipanaskan
dalam pasukan udara yang
terbatas dengan suhu yang cukup
untuk melelehkannya.
Kalsinasi juga dilakukan untuk
menghilangkan air oksida
terhidrasi.
Selama kalsinasi, bahan organik,
pengotor volatile dan uap air yang
terdapat di bijih dikeluarkan dan
sisa massa menjadi keropos atau
berkurang.
contoh
Batu kapur diapanaskan sehingga:
CaCO3 --------> CaO + co2
Contoh :
2ZnS +3O2 2ZnO + 2SO2
2CuS +3O2 2CuO + 2SO2
SMELTING
Proses ini disebut peleburan, bijih dicampur
dengan jumlah karbon yang sesuai dan dipanaskan
hingga suhu tinggi diatas titik peleburan logam.
Karbon monoksida mengurangi oksida menjadi
logam bebas. Selama reduksi, zat tambahan yang
disebut fluks ditambahkan ke bijih.
Ini menggabungkan dengan kotoran untuk
membuat terak produk melebur.
Peleburan dilakukan dalam reverbretory atau
tanur tinggi dalam pasokan udara yang terkontrol.
CONTOH
Besi
Fe2O3 + 3CO 2Fe + 3CO2
Timbal
PbO + CO Pb + CO2
REFINING
Refining atau pemurnian ini
dilakukan degan cara
pemindahan kotoran dari
material dengan proses panas.
Diagram Proses Pirometalurgi
Untuk Logam Ferrous
Logam Ferrous
Diagram Proses Pirometalurgi
Untuk Logam NonFerrous
Alur proses yang ditunjukkan pada gambar diatas adalah dimulai dari
bijih chalcopirit digiling dan dicampur dengan batu kapur serta
bahan fluks silika.
Setelah tepung bijih dipekatkan, lalu dipanggang, sehingga terbentuk
campuran, dan, campuran inilah yang disebut: “Kalsin”. Kalsin
kemudian di lebur dengan batu kapur sebagai fluks nya di dalam
Dapur Reverberatory (reverberatory furnace) tujuan nya untuk
melarutkan besi (Fe) di dalam terak, sisanya adalah Tembaga-Besi
yang disebut “matte” di tuangkan kedalam konverter.
Dengan menghembuskan udara kedalam konverter untuk selama 4
s/d 5 jam, maka kotoran-kotoran teroksida dan besi akan membetuk
terak yang pada saat-saat tertentu, dikeluarkan dari konverter.
Karena panas oksidasi cukup tinggi, maka muatan akan
tetap cair yang akhirnya dapat merubah sulfida-tembaga
menjadi oksida-tembaga atau yang dikenal dengan
nama sulfat.
Bila kemudian aliran udara dihentikan, maka oksida
kupro akan bereaksi dengan sulfida kupro yang akan
membentuk tembaga blister dan dioksida belerang.
Tembaga blister dengan tingkat kemurnian antara 98 %
s/d 99 % ini kemudian dicor menjadi slab untuk
kemudian di olah secara elektolitik menjadi tembaga
murni
PROSES PEMBUATAN BESI DAN BAJA
Kompetensi : Teknologi Bahan Dan Teknik Pengukuran
DAFTAR PUSTAKA
Adnyana, 1993. Metalurgi Las (Welding Metalurgy), Institut Sain dan Teknologi
Nasianal, Jakarta. Bangyo Sucahyo, 1999. Ilmu Logam, PT. Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri, Surakarta.
Cubberly William H, 1983, Metals Handbook Ninth Edition Vol. 1 Properties and
Selection Iron and Steels. American Society For Metals, New York.
Hari Amanto dan Daryanto, 1999, Ilmu Bahan, Bumi Aksara, Jakarta.
Yanmar Diesel. 1980. Buku Petunjuk Mesin Diesel Yanmar. PT. Yanmar Indonesia.
Jakarta.
Suyanto, 2001. Bahan Bakar dan Minyak Lumas, Sekolah Tinggi Perikanan, Jakarta.
Tata Surdia dan Saito Shinroku, 1999, Pengetahuan Bahan Teknik, Pradnya Paramita,
Jakarta.
Warsowiwoho dan Gandhi Harahap, 1984. Bahan Bakar, Pelumas, Pelumasan dan
Servis, Pradnya Paramita, Jakarta.
Jurnal TERMODINAMIKA METALURGI
SUMBER
Dibagikan oleh Murti Handayani pada 10 Maret 2015
https://www.scribd.com/doc/258226038/pirometalurgi
https://www.scribd.com/doc/260186511/Perbandingan-Pirometalurgi-Dan-
Hidrometalurgi