Anda di halaman 1dari 48

BINKAR PNS POLRI

BERDASARKAN
PERKAP NO 16 TAHUN
2017
Sudah berkinerja-kah kita?
Sudah kompetitif-kah kita?
VISI dri PERKAP NO 16 THN 2017
PEGAWAI ASN

PNS PPPK
(Pasal 1 butir 3 & Pasal 7) (Pasal 1 butir 4 & Pasal 7)
• Berstatus pegawai tetap dan • Diangkat dengan perjanjian kerja
Memiliki NIP secara Nasional; sesuai kebutuhan instansi dan
ketentuan Undang-Undang.
• Menduduki jabatan pemerintahan.
• Melaksanakan tugas pemerintahan.

• berkedudukan sebagai unsur aparatur negara


• melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan
• harus bebas dari pengaruh/intervensi golongan & partai politik
BBRP PENGERTIAN
MANAJEMEN PNS

Manajemen
PNS
TUJ POLA KARIER PNS

1. Beri arah yg jelas bg bin Komptnsi mll penemptn scr prof,


bertggjwb & miliki kinerja sesuai standar kompt serta profil
kompt individu
2. Terlenggrnya pola karier scr t’renc, t’arah, prosedural, konsistn
& akuntabel ssuai kebut orgsi
3. T’penuhinya kepent orgsi di bid SDM PNS Polri yg prof, unggul
& kompetitif

PRINSIP POLA KARIER PNS


1. Legalitas : sesuai ketentuan per’uu
2. Transparan
3. Adil, miliki kesmptn & peluang yg sama
10
4. Akuntabel
5. Profesional : utamakan kompt & integritas
PANGKAT

Pangkat merupakan kedudukan yang menunjukan tingkatan Jabatan


berdasarkan tingkat kesulitan, tanggung jawab, dampak, dan persyaratan
kualifikasi pekerjaan yang digunakan sebagai dasar penggajian.

KENAIKAN PANGKAT
Penghargaan yg diberikan atas prestasi dan pengabdian PNS
ybs terhdp Negara, selain itu juga dimaksudkan sbg dorongan
kpd PNS utk lbh meningkatkan prestasi kerja &
pengabdiannya.
(Penjelasan Umum PP No.99/2000 Jo. PP No.12/2002)
• REGULER
KENAIKAN PANGKAT PNS • PILIHAN
• PENGABDIAN
• ANUMERTA

JENJANG PANGKAT 17 JENJANG


DAN GOLONGAN 4 GOLONGAN

1 GOLONGAN TERDAPAT 4 RUANG


KEC GOL IV ADA 5 RUANG

14
MATRIKS JENJANG PANGKAT PNS DAN GOLONGAN
NO PANGKAT GOL RUANG
1. JURU MUDA I a
2. JURU MUDA TK I I b
3 JURU I c
4 JURU TK I I d
5 PENGATUR MUDA II a
6 PENGATUR MUDA TK I II b
7 PENGATUR II c
8 PENGATUR TK I II d
9 PENATA MUDA III a
10 PENATA MUDA TK I III b
11 PENATA III c
12 PENATA TK I III d
13 PEMBINA IV a
14 PEMBINA TK I IV b
15 PEMBINA UTAMA MUDA IV c
16 PEMBINA UTAMA MADYA IV d
17 PEMBINA UTAMA UTAMA IV e
15
KENAIKAN PANGKAT REGULER
- Penghargaan yg diberikan kpd PNS yg tlh memenuhi syarat
yg ditentukan tanpa terkait pd jabatan sepanjang tdk
melampuai pangkat atasan langsungnya
- Masa kenaikan pangkat sekurang-kurangnya 4 tahun dalam
pangkat terakhir.

PENYESUAIAN DIK DGN PANGKAT TERTINGGI

LLLSN SD -----------------------------------------------------------------I A (PENGDA)


LLLSN SLTP-------------------------------------------------------- I c ( PENGATUR )
LLSN SLTP KEJURUAN-------------------------------------II A ( PENGATUR TK I)
LLSN SLTA , SEDERAJAT..........................................II A ( PENATA MUDA TK I )
LLSN DIPLOMA D3 ....................................................II C (PENATA)
LLSN S1 , D 4 -----------------------------------------------------III A ( PENATA TK I )
LLSN S2, DOKTER, APOTEKER ..................................III B ( PEMBINA)
LLSN S3 / DOKTOR --------------------------------------------III C (PEMBINA 16
TK I )
BKN

JABATAN PIMPINAN TINGGI

UTAMA
MADYA

PRATAMA

JABATAN FUNGSIONAL
JABATAN ADMINISTRASI
 Utama  Penyelia
ADMINSTRATOR
 Madya  Mahir
 Muda  Terampil
PENGAWAS  Pertama  Pemula
PELAKSANA
KEAHLIAN KETERAMPILAN
TINGKAT MABES POLRI
NO JPT Pratama & JF Utama Jbtn Adm & JF Madya setara
Setara dgn eselon II B 3 dgn eselon IIIA, meliputi :

1. Auditor 1. Kasubbag
2. Kabag 2. Kasubdit
3 Assessor utama 3. Kataud (kpl tata usaha)
4 Advokat Utama 4. Gadik Madya
5 Analisis Utama 5. Analisis madya
6 Legal Draafter Utama 6. Advokat madya
7 Penerjemah utama 7. Legal drafter Madya
8 Tutor utama
9 Dosen utama
10 Peneliti Utama
11 Gadik Utama
12 Ahli utama
13 WI Mud
14 Tim anaisis

18
TINGKAT MABES POLRI
NO Jbtn Adm & JF Muda Jbtn Pengawas setara dgn
Setara dgn eselon III B, eselon IV A, meliputi :
1. Kataud 1. Paur
2. Kaur 2. Pamin
3 Paur 3. Gadik pertama
4 Kasubbag 4. Patun Pertama
5 GadikMuda 5. Kaurkeu
6 Tutor Muda 6. Kaurtu
7 Pustakawan Muda 7. Karumgga
8 Ahli Muda
9 Dosen Muda Jbtn Pengawas setara dgn
10 Patun Muda eselon IV B, meliputi :
11 Arsiparis Muda
12 Ka Kntr Pos (kakanpos) 1. Pamin
13 Kaurtu 2. Paurmin (pa ur adm)
14 Ahli Bahasa Muda
15 Assesor pd tkt Mabes Polri

19
TINGKAT POLDA
NO Jbtn Adm Jbtn Pengawas setara dgn eselon
Setara dgn eselon III A 1 IV A, meliputi :
1. Kabag 1. Kaur, Paur, Gadik Pratama,
2. Kabid pd tingkat Polda tipe A
2. Kasubbag, Kaur, Paur, Pd
Jbtn Adm & JF Madya setara dgn Polda tipe B
eselon III A 2
Jbtn Pengawas setara dgn eselon
1 Kasubdit IV B, meliputi
2 Advokat Madya 1. Paur, Pamin, Gadik Pertama ;
3 Ahli Madya pd Polda tipe A khusus/ tipe
4 Gadik Madya A, dan
2. Kaur, Paur, Kapoli, Pamin ;
Jbtn ADM setara dgn eselon III B pd Polda tipe B
3. Patun Pertama
Kasubag 4. Kaurkeu
1 Kaur 5. Kaurtu
2 Kapoli 6. Karumgga
3 Gadik Muda
4 Pd tkt Polres Jbtn Pengawas
setara dgn eselon
20 IV
1. Kasi, Paur, Pamin
2. Rumkit Bhayangkara
TINGKAT POLDA
NO Jbtn Adm
Setara dgn eselon III B
1. Wakarumkit, Kasubag, kasubdit, Kakomite
Medik, Kakomite perawatan, Pd Rumkit
Bhayangkara tk II
Karumkit pd Rumkit Bhayangjara Tk IV
2.
Jbtn Pengawas setara dgn eselon IV A

Kasubag, Kaur pd Rumkit Bhayangkara tk III


Wakarumkit, Kasubbag, ksubdit, Kakomite
medik, komite perawatan, kaur pd rumkit
1 Bhyangkara tk IV.

2 Jbtn Pengawas setara dgn eselon IV B

1 Kaur pd tk Rumkit Bhayangkara tk III


Kasubbag, Kaur pr tk rumkit Bhaynagara tk IV
2
21
Pengecualian Persyaratan
Kualifikasi & Pendidikan
Batas Usia Pensiun

a) 58 (lima puluh delapan) tahun bagi pejabat administrasi, pejabat


fungsional ahli muda, pejabat fungsional ahli pertama, dan pejabat
fungsional keterampilan;

b) 60 (enam puluh) tahun bagi pejabat pimpinan tinggi dan pejabat


fungsional madya; dan

c) 65 (enam puluh lima) tahun bagi PNS yang memangku pejabat


fungsional ahli utama.

* Kecuali yang ditentukan Undang-Undang tersendiri


PENGEMBANGAN KARIER, PENGEMBANGAN KOMPETENSI,
POLA KARIER, PROMOSI DAN MUTASI
• Dilakukan dengan menerapkan prinsip sistem merit untuk meningkatkan
kompetensi, kinerja dan profesionalitas PNS.
• Setiap instansi wajib memiliki Sistem Informasi Manajemen Karier yg
merupakan bagian terintegrasi dari Sistem Informasi ASN
• Setiap PNS harus dinilai melalui uji kompetensi
PENILAIAN KINERJA
Disiplin PNS

 Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib


dalam kelancaran pelaksanaan tugas, PNS wajib
mematuhi disiplin PNS
 Instansi pemerintah wajib melaksanakan
penegakan disiplin terhadap PNS serta
melaksanakan berbagai upaya peningkatan
disiplin
 PNS yang melakukan pelanggaran disiplin
dijatuhi hukuman disiplin
 Hukuman disiplin dijatuhkan oleh pejabat yang
berwenang menghukum
PENGHARGAAN

Didasarkan atas kesetiaan, pengabdian, kecakapan, kejujuran,


kedisiplinan, dan prestasi kerja dalam melaksanakan tugasnya

Penghargaan berupa :
a. Tanda Kehormatan
b. Kenaikan pangkat istimewa
c. kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi
d. kesempatan menghadiri acara resmi dan/atau acara kenegaraan

• Kenaikan pangkat istimewa diberikan kepada PNS berdasarkan pada


penilaian kinerja dan keahlian yang luar biasa dalam menjalankan
tugas jabatannya
• Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi diberikan
kepada PNS yang mempunyai nilai prestasi kerja yang sangat baik,
memiliki dedikasi dan loyalitas yang tinggi pada organisasi
PERLINDUNGAN

diberikan on
top dari
program
jaminan sosial
nasional

dalam perkara yang dihadapi di


pengadilan terkait pelaksanaan
tugasnya
PEMBERHENTIAN

1.Pemberhentian atas Permintaan Sendiri


2.Pemberhentian Karena Mencapai Batas Usia Pensiun
3. Perampingan Organisasi atau Kebijakan Pemerintah
4. tidak Cakap Jasmani dan/atau Rohani
5. Meninggal Dunia, Tewas, atau Hilang
6. Melakukan Tindak Pidana/Penyelewengan
7. Pelanggaran Disiplin
8. Menjadi anggota/pengurus parpol
9. Tidak Menjabat Lagi Sebagai Pejabat Negara
10. Selesai menjalankan cuti di luar tanggungan negara
11. Menggunakan ijazah palsu
PEMBERHENTIAN SEMENTARA
PNS YANG DIANGKAT MENJADI PEJABAT NEGARA DAN
PIMPINAN ATAU ANGGOTA LEMBAGA
NONSTRUKTURAL
• Ketua, Wakil Ketua, dan
Anggota MA, MK, BPK, KY,
KPK
• Menteri dan jabatan setingkat
menteri,
• Kepala perwakilan Republik
Indonesia di Luar Negeri
yang berkedudukan sebagai
Duta Besar Luar Biasa dan
Berkuasa Penuh

• Presiden dan Wakil Presiden,


• Ketua, Wakil Ketua, dan
Anggota DPR, DPD;
• Gubernur dan Wakil
Gubernur;
• Bupati/Walikota dan Wakil
Bupati/Wakil Walikota.
PNS yg mjadi Pejabat Negara &
Pimpinan atau angtt lmbg Nonstruktural

• PNS dapat diangkat, dicalonkan, atau mencalonkan diri menjadi


pejabat negara dan pimpinan atau anggota lembaga nonstruktural.
• PNS dapat diangkat menjadi pejabat negara dan pimpinan atau
anggota lembaga nonstruktural.
• PNS yang diangkat menjadi pejabat negara dan pimpinan atau
anggota lembaga nonstruktural, diberhentikan sementara sebagai
PNS.
• Selama menjadi pejabat negara dan pimpinan atau anggota lembaga
nonstruktural, masa kerja sebagai pejabat negara dan pimpinan atau
anggota lembaga nonstruktural tidak diperhitungkan sebagai masa
kerja PNS.
PNS yang Mencalonkan Diri atau Dicalonkan
Mjadi Pejabat Negara

• PNS dapat mencalonkan diri atau dicalonkan menjadi pejabat negara.


• PNS yang mencalonkan diri atau dicalonkan menjadi pejabat negara wajib
mengundurkan diri secara tertulis sebagai PNS sejak ditetapkan sebagai
calon oleh lembaga yang bertugas melaksanakan pemilihan umum.
• Pernyataan pengunduran diri tidak dapat ditarik kembali.
• PNS yang mengundurkan diri secara tertulis diberhentikan dengan hormat.
• PNS yang tidak mengajukan pengunduran diri diberhentikan tidak dengan
hormat sebagai PNS.
• Pemberhentian dengan hormat sebagai PNS dan pemberhentian tidak
dengan hormat sebagai PNS berlaku terhitung mulai akhir bulan sejak PNS
yang bersangkutan ditetapkan sebagai calon oleh lembaga yang bertugas
melaksanakan pemilihan umum.
Hak Kepegawaian PNS yang diangkat
Menjadi Pejabat Negara dan Pimpinan atau
Anggota Lembaga Nonstruktural

• PNS yang diangkat menjadi pejabat negara dan


pimpinan atau anggota lembaga nonstruktural
berhak atas penghasilan sebagai pejabat negara
dan pimpinan atau anggota lembaga nonstruktural
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
• PNS yang diangkat menjadi pejabat negara dan
pimpinan atau anggota lembaga nonstruktural
tidak dibayarkan penghasilan sebagai PNS.
Masa Persiapan Pensiun
• PNS yang akan mencapai BUP, sebelum diberhentikan dengan
hormat sebagai PNS dengan hak pensiun, dapat mengambil
masa persiapan pensiun dan dibebaskan dari Jabatan ASN.
• Masa persiapan pensiun untuk jangka waktu paling lama 1
(satu) tahun.
• Selama masa persiapan pensiun, PNS yang bersangkutan
mendapat uang masa persiapan pensiun setiap bulan sebesar
1 (satu) kali penghasilan PNS terakhir yang diterima.
• Dalam hal ada alasan kepentingan dinas mendesak,
permohonan masa persiapan pensiun PNS dapat ditolak atau
ditangguhkan.
CUTI
CUTI SAKIT
 1 hari : keterangan sakit tertulis dilampirkan surat keterangan dokter

 2 s/d 14 hari : Surat keterangan dokter

 > 14 ≤ 1 thn : Surat keterangan dokter pemerintah

dapat ditambah ≤ 6 bln atas surat ket tim penguji kesehatan

Jika blm sembuh diuji kembali kesehatannya dan hasilnya blm sembuh

diberhentikan dg hormat dr jabatan dg diberikan uang


tunggu
Cuti Melahirkan (CM)
• Untuk kelahiran anak pertama s.d ketiga pada saat menjadi PNS, berhak atas
CM.
• Untuk kelahiran anak keempat dst., kepada PNS diberikan CB.
• CM untuk kelahiran anak keempat dst. berlaku ketentuan sbb:
a. permintaan cuti tersebut tidak dapat ditangguhkan;
b. mengesampingkan ketentuan telah bekerja paling singkat 5 tahun secara terus-
menerus; dan
c. lamanya cuti besar tersebut sama dengan lamanya cuti melahirkan
• Lamanya CM adalah 3 bulan.
• Dalam hal tertentu PNS dapat mengajukan permintaan CM kurang dari 3 bulan.
PNS yang mengalami gugur kandungan, berhak atas
cuti sakit untuk paling lama 1 ½ bulan, mengajukan
permintaan secara tertulis kepada PYBMC dengan
melampirkan surat keterangan dokter atau bidan.

Cuti Karena Alasan Penting (CAP)


Sakit keras
ibu, bapak, isteri atau suami, anak, adik, kakak, dibuktikan
mertua, atau menantu sakit keras atau meninggal dengan
dunia melampirka
salah seorang anggota keluarga yang dimaksud pada huruf nsurat
a meninggal dunia, dan menurut peraturan perundang- keterangan
undangan PNS ybs harus mengurus hak-hak dari anggota rawat inap
keluarganya yang meninggal dunia dari Unit
Pelayanan
Melangsungkan perkawinan Kesehatan
LANJUTAN
CAP
• CAP juga dapat diberikan bagi:
a. PNS laki-laki yang isterinya melahirkan/operasi caesar dengan
melampirkan surat keterangan rawat inap dari Unit Pelayanan
Kesehatan.
b. PNS mengalami musibah kebakaran rumah atau bencana alam
dengan melampirkan surat keterangan paling rendah dari
Ketua RT.
c. PNS yang ditempatkan pada perwakilan RI yang rawan
dan/atau berbahaya guna memulihkan kondisi kejiwaan PNS
ybs.
• Lamanya CAP ditentukan oleh PYBMC paling lama 1 bulan.
Cuti di Luar Tanggungan Negara
(CLTN)
PNS YANG TLH BEKERJA 5 THN SECARA BERTURUT-TURUT

mengikuti atau
mendampingi suami/ mendampingi
isteri tugas negara/tugas suami/isteri bekerja di
belajar di dalam/luar dalam/luar negeri
ALASAN negeri
PRIBADI
DAN menjalani program untuk mendampingi anak yang
MENDESAK mendapatkan keturunan berkebutuhan khusus

mendampingi
Mendampingi/merawat
suami/isteri/anak
orang tua/mertua yang
yang memerlukan
sakit/uzur
perawatan khusus
PALING LAMA
3 THN
PERPANJANG 1 THN
LANJUTAN CLTN 1

• PPK atau pejabat lain yang ditunjuk mengajukan permintaan persetujuan


kepada Kepala BKN/Kepala Kakanreg BKN yang dibuat rangkap tiga.
• Apabila disetujui, Kepala BKN/Kepala Kakanreg BKN menandatangani
persetujuan. Apabila ditolak, Kepala BKN/Kepala Kakanreg BKN
mengembalikan secara tertulis usul persetujuan disertai alasan penolakan.
• CLTN hanya diberikan dengan surat keputusan PPK setelah mendapat
persetujuan dari Kepala BKN/Kepala Kakanreg BKN yang dibuat rangkap tiga.
• PPK tidak dapat mendelegasikan kewenangan pemberian CLTN.
• Permohonan cuti di luar tanggungan negara atau perpanjangan CLTN dapat
ditolak berdasarkan pertimbangan PYBMC.
• Perpanjangan CLTN harus disertai dengan alasan-alasan yang penting dan
harus sudah diajukan paling lambat 3 bulan sebelum CLTN berakhir.
• Selama menjalankan CLTN, tidak menerima penghasilan PNS & tidak
diperhitungkan sebagai masa kerja PNS.
LANJUTAN CLTN 2

• PNS wajib melaporkan diri kepada instansi induknya secara tertulis


paling lama 1 bulan setelah selesai menjalankan CLTN.
• PPK wajib mengusulkan persetujuan pengaktifan kembali PNS ybs
kepada Kepala BKN/Kakanreg BKN.
• Jika disetujui, Kepala BKN/Kakanreg BKN menandatangani persetujuan
tsb.
• Berdasarkan persetujuan tsb, PPK menetapkan keputusan pengaktifan
kembali PNS dalam jabatan.
• Jika tidak ada lowongan jabatan, PNS tsb disalurkan pada instansi lain
yg dilakukan oleh PPK setelah berkoordinasi dengan Kepala BKN dengan
mengajukan permintaan penyaluran pegawai.
• PNS yang tidak dapat disalurkan dalam waktu paling lama 1 tahun
diberhentikan dengan hormat sebagai PNS.
• PNS yang tidak melaporkan diri secara tertulis dalam waktu paling lama
1 bulan, diberhentikan dengan hormat sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
• PNS yang diberhentikan dengan hormat diberikan hak kepegawaian
sesuai peraturan perundang-undangan
Ketentuan Lain-lain - Cuti
• PNS yang sedang menggunakan hak atas CT, CB, CAP dan Cber dapat
dipanggil kembali bekerja apabila kepentingan dinas mendesak.
• Dalam hal PNS dipanggil kembali bekerja, jangka waktu cuti yang
belum dijalankan tetap menjadi hak PNS ybs.
• Hak atas CT, CB, CS, CM, CAP yang akan dijalankan di luar negeri,
hanya dapat diberikan oleh PPK.
• Dalam hal yang mendesak, sehingga PNS ybs tidak dapat menunggu
keputusan dari PPK, pejabat yang tertinggi di tempat PNS ybs
bekerja dapat memberikan izin sementara secara tertulis untuk
menggunakan hak atas cuti.
• Pemberian izin sementara harus segera diberitahukan kepada PPK.
• PPK setelah menerima pemberitahuan memberikan hak atas cuti
kepada PNS ybs.
Ketentuan Lain-lain - Cuti

• Ketentuan mengenai CS, CM, CAP, berlaku secara mutatis


mutandis terhadap Calon PNS.
• PNS yang sedang menjalankan CLTN pada saat diberlakukannya PP
11/20I17, setelah selesai menjalankan CLTN wajib melaporkan diri
secara tertulis kepada instansi induknya paling lama 1 bulan
setelah selesai menjalankan CLTN.
• PNS yang telah selesai menjalankan CLTN dan telah diaktifkan
kembali sebagai PNS, dapat mengajukan CT apabila telah bekerja
secara terus-menerus paling singkat 1 tahun sejak diaktifkan
kembali sebagai PNS.
• Penghasilan lain yang antara lain berupa tunjangan kinerja,
tunjangan perbaikan penghasilan dibayarkan kepada PNS yang
sedang menjalankan cuti sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai