Anda di halaman 1dari 5

MEDIA TAYANG

SPB 9.2
KORDINASI SEKTORAL

Modul Pelatihan Pra Tugas Pendamping Desa

DIREKTORAT JENDRAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA


KEMENTRIAN DESA PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
DAN TRANSMIGRASI
2016
TUJUAN SESI
Setelah sesi ini peserta diharapkan dapat :

1 •Mengidentifikasi masalah dan kebutuhan sektoral di tingkat


kecamatan;

2 •Menguraikan strategi membangun kordinasi lintas sektoral


(engagement).
Koordinasi Struktural SKPD/UPTD

1. Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah


pada pasal 209, Perangkat Daerah Kabupaten/Kota terdiri atas: a) sekretariat
daerah; b) sekretariat DPRD; c) inspektorat; d) dinas; e) badan; dan f) Kecamatan.

2. Kedudukan Kecamatan berdasarkan Pasal 221 UU No. 23/2014:


 Daerah kabupaten/kota membentuk Kecamatan dalam rangka meningkatkan
koordinasi penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan publik, dan
pemberdayaan masyarakat Desa/kelurahan.
 Kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk dengan Perda
Kabupaten/Kota berpedoman pada peraturan pemerintah.
 Rancangan Perda Kabupaten/Kota tentang pembentukan Kecamatan yang telah
mendapatkan persetujuan bersama bupati/wali kota dan DPRD kabupaten/kota,
sebelum ditetapkan oleh bupati/ wali kota disampaikan kepada Menteri melalui
gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat untuk mendapat persetujuan.
PP No. 19/2008 tentang Kecamatan
• Organisasi kecamatan terdiri dari 1 (satu) sekretaris, paling banyak 5 (lima)
seksi, dan sekretariat membawahkan paling banyak 3 (tiga) subbagian.
Seksi paling sedikit meliputi: 1) seksi tata pemerintahan; 2) seksi pemberdayaan
masyarakat dan desa; dan 3) seksi ketenteraman dan ketertiban umum. (Pasal 23)
• Tata dan Hubungan Kerja (Pasal 27): 1) Camat mengoordinasikan unit kerja
di wilayah kerja kecamatan; dan 2) Camat melakukan koordinasi dengan
satuan kerja perangkat daerah di lingkungan pemerintah kabupaten/kota.
• Dalam Pasal 28: 
 Hubungan kerja kecamatan dengan perangkat daerah kabupaten/kota
bersifat koordinasi teknis fungsional dan teknis operasional.
 Hubungan kerja kecamatan dengan instansi vertikal di wilayah kerjanya,
bersifat koordinasi teknis fungsional.
 Hubungan kerja kecamatan dengan swasta, lembaga swadaya
masyarakat, partai politik, dan organisasi kemasyarakatan lainnya di
wilayah kerja kecamatan bersifat koordinasi dan fasilitasi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai