Anda di halaman 1dari 6

KEPULAUAN ARU DAN INTEGRASI KEBANGSAAN

DALAM PERSPEKTIF SEJARAH DAN BUDAYA1

The Aru Islands and Nation Integrity in the Cultural


Schofield, John. 2007. Heritage management , and Historical Perspective
. Springfield.
Mezak Wakim
Balai Pelestarian Nilai Budaya Ambon
mwakim@gmail.com

Naskah diterima: 10-01-2014; direvisi: 21-04-2014; disetujui: 09-05-2014

Abstract
National integration is a central issue in the context of the management of the foremost
islands in Indonesia. Aru Islands is one of the areas in Moluccas which became the
region’s leading Indonesian island. This paper aims to address issues related to the Aru
Islands national integration as one of the leading regions in Indonesia. Discussions
focused on the perspective of history and culture as one of the approaches in addressing
the issue of national integration. Therefore, use literature to illustrate the historical
and cultural Aru Islands. The results of the discussion of an understanding that the
similarity of historical and cultural background of the Aru Islands and surrounding
areas provide awareness of the importance of national integration in the management
of the outer islands in Indonesia.

Keywords: Aru, National Integration, Advanced Island, Cultural History

Abstrak
Integrasi kebangsaan merupakan isu sentral dalam konteks pengelolaan pulau terdepan
di Indonesia. Kepulauan Aru adalah salah satu wilayah di Maluku yang menjadi
kawasan bagi pulau terdepan di Indonesia. Tulisan ini bertujuan untuk menjawab
permasalahan terkait isu integrasi kebangsaan bagi Kepulauan Aru sebagai salah satu
wilayah terdepan di Indonesia. Pembahasan difokuskan pada perspektif sejarah dan
budaya sebagai salah satu pendekatan dalam menjawab isu integrasi kebangsaan. Oleh
karena itu, digunakan studi pustaka untuk memberi gambaran historis dan kultural
Kepulauan Aru. Hasil pembahasan memberi pemahaman bahwa kesamaan latar
belakang historis dan kultural Kepulauan Aru dan sekitarnya memberi kesadaran akan
pentingnya integrasi kebangsaan dalam pengelolaan pulau-pulau terdepan di Indonesia.

Kata kunci: Aru, Integrasi Kebangsaan, Pulau Terdepan, Sejarah Budaya

PENDAHULUAN ini adalah keagungan atas keanekaragaman


Alfred Russell Wallace seorang hayati pulau-pulau Aru dan jenis kerang-
naturalis Inggris yang tiba di Dobo tepatnya kerangan laut yang belum pernah dilihatnya
di Pulau Wamar pada pertengahan abad di belahan dunia lain. Hasil penelitian
ke-19 bertugas melakukan suatu eksplorasi Wallace di Aru kemudian disatukan sebagai
wilayah-wilayah Timur (1854-1862). Hasil sebuah karya ilmiah bersama kajiannya
eksplorasinya menyebutkan pulau-pulau Aru yang juga mencakup wilayah lain di Asia
sebagai The Promised Land (tanah terjanji) hal Tenggara yang dikunjunginya. Dalam buku
mendasar yang didapatkan dari teori ilmuwan berjudul The Malay Archipelago ini, Wallace
1
Naskah ini pernah disampaikan pada Kemah Guru SMA di Wilayah Perbatasan Nasional (KAWASAN) di Ka-
bupaten Kepulauan Aru, Provinsi Maluku pada tanggal 15-19 Oktober 2012

Kepulauan Aru dan Integrasi Kebangsaan dalam Perspektif Sejarah dan Budaya, Mezak Wakim 23
mengemukakan teorinya, dengan mengacu (pulau-pulau) dan air (laut) memang tidak perbatasan berhubungan erat dengan wilayah Internasional memenangkan Malaysia
pada distribusi hewan dan burung, yang bisa dipisahkan antara yang satu dengan kedaulatan negara. Kasus perbatasan yang yakni keberadaan secara terus menerus
secara total ilmuwan dunia ini mengumpulkan lainya. Pulau-pulau yang diakui sebagai sempat terangkat luas ke publik antara lain (continuous presence), penguasaan efektif
lebih dari sembilan ribu spesimen objek- satu kesatuan tentu menjadikan Indonesia reklamasi pantai Singapura, penutupan 4 (effective occupation), dan pelestarian
objek alam dari sekitar seribu enam ratus kuat dengan konsep wawasan Nusantara pintu perbatasan darat di Belu, dan Blok ekologis (ecology preservation). Indonesia
spesies (Wallace, 2009; Spriggs et.al, 2005: yang mempertemukan keberagaman pulau- Ambalat yang mulai mencuat. Kasus proyek lemah dalam ketiga hal tersebut dibanding
1-4). Dari rekaman referensi yang ditemukan pulau dengan karaktersitik masyarakat yang reklamasi pantai Singapura yang berlangsung Malaysia. Kekhawatiran terhadap keberadaan
Wallace tentu memberikan pertimbangan atas berbeda-beda. Dalam literatur Indonesia sejak tahun 1960 dikhawatirkan berdampak pulau kecil terdepan tidak terbatas pada
keunggulan pulau-pulau kecil yang sering tentang geografi atau politik (juga tentang negatif terhadap lingkungan dan sumberdaya lepasnya pulau ke negara lain. Letaknya
terabaikan dalam dimensi pembangunan sejarah, ekonomi, sosial dan budaya) sering perikanan. Kekhawatiran dari sejumlah yang berhadapan langsung dengan 10
nasional. Pulau-pulau Aru yang berbatasan dijumpai pernyataan-pernyataan yang pihak akan terusiknya kedaulatan negara negara tetangga (Singapura, Malaysia,
dengan negara tetangga seperti Papua Nugini berbunyi “ Laut Jawa menghubungkan Pulau akibat reklamasi juga patut dicermati. Thailand, India, Vietnam, Palau, Papua
dan Australia tentu akan menjadi kepentingan Jawa dengan Pulau Kalimantan, Selat Sunda Persoalan semakin kompleks ketika pasir Nugini, Australia, Philipina, dan Timor
geo-politik sebagai satu kekuatan otonom menyatukan Pulau Sumatera dengan Pulau untuk keperluan reklamasi Singapura diambil Leste) berpotensi rawan terhadap pengaruh
dari negara-negara tersebut. Indonesia Jawa, Selat Makassar menghubungkan Pulau dari wilayah perairan Kepulauan Riau. ideologi, ekonomi, politik, sosial-budaya, dan
yang kini belajar dari eksistensi kepulauan Sulawesi dan Pulau Kalimantan” dan lain Beberapa pulau di kawasan ini dikhawatirkan pertahanan keamanan.
sebagai integrasi nasional sangat perlu sebagainya. Pulau-pulau dan laut itu saling tenggelam. Di sisi lain, luas daratan Singapura Dalam kerangka permasalahan
mempertimbangkan pulau-pulau kecil sebagai sambung menyambung, dan dari proses itulah meningkat dalam kurun waktu tertentu. mendasar terkait dengan wilayah-wilayah
bagian terdepan dari kedaulatan bangsa. lahirnya Indonesia. Tercatat pada tahun
2
1960 luas asli Singapura perbatasan tersebut, tulisan ini membahas
Orientasi kita terhadap “pulau-pulau Dalam perspektif sejarah, lahirnya sebesar
2
580 km . Bertambah menjadi 660 tentang Kepulauan Aru yang merupakan
terdepan atau terluar” tentu akan mengacu konsepsi Djuanda tahun 1957 yang diperkuat km sampai tahun 1999, bahkan peningkatan salah satu wilayah yang berbatasan langsung
pada pulau-pulau kecil yang terabaikan dengan Wawasan Nusantara yang dituangkan drastis
2
terjadi pada tahun 2002 menjadi 680 dengan Australia. Konteks pembahasan akan
namun dampak yang ditimbulkan kini dalam ketetapan MPR No II/MPR/1988 km . Demikian halnya laporan Departemen difokuskan pada aspek kesejarahan dan
menjadi pertimbangan nasional. Hilangnya merupakan tonggak penting pengakuan Kelautan dan Perikanan pada tahun 2002, budaya yang melatari Kepulauan Aru sebagai
beberapa pulau kecil di Indonesia seperti bangsa Indonesia terhadap keterpaduan tanah bahwa Singapura mampu mereklamasi atau bagian integrasi Negara Kesatuan Republik
Sipadan dan Ligitan, pemerintah Indonesia (pulau-pulau) dan air (laut) bagi penyatuan memperluas daratan seluas 120 km2 (Satria, Indonesia.
baru dikejutkan dengan semangat untuk dan kesatuan bangsa. Keputusan ini tentu telah 2009: 49).
menyiapkan berbagai proyek besar dalam merekomendasikan Indonesia sebagai negara Kepentingan pulau-pulau yang ada METODE
kerangka pemberdayaan masyarakat di kepulauan, sebuah negara yang menegaskan di Indonesia dengan sejumlah permasalahan Metode yang digunakan dalam tulisan
wilayah perbatasan. Kata terlambat sering prinsip dasar yang mengutamakan konsep mendasar tentu menjadi bagian dari ini adalah penelusuran sumber-sumber
menjadi tradisi bangsa ini manakala berbagai kewilayahan negara kesatuan Indonesia yang keterpaduan kebijakan politik bangsa yang pustaka, baik buku-buku teks maupun
kepentingan nasional baik yang berhubungan terdiri dari pulau-pulau dan laut sebagai satu tidak dapat dikesampingkan. Tentu sebagai hasil-hasil penelitian terdahulu terkait
dengan eksistensi pulau maupun karya budaya sistemik dari unsur kebangsaan yang meliputi wilayah kepulauan berbagai kebijakan dengan sejarah Kepulauan Aru dan aspek-
yang diklaim bangsa lain, barulah kemudian politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan politik yang menyentuh pulau-pulau tersebut aspek budaya masyarakat Kepulauan Aru.
ada kepedulian. Namun demikian, lebih baik dan keamanan yang utuh serta tidak bisa tidak berimbang akibatnya, pergerakan Studi pustaka juga dimaksudkan untuk
memulainya dari pada tidak sama sekali. dilepas pisahkan.Pengelolaan pulau-pulau pembangunan infrastruktur seperti jalanan, memberi gambaran historis dan kultural
Kepedulian terhadap pulau-pulau terdepan yang dimaksudkan dalam pendekatan ini listrik, air bersih, sarana transportasi dan Kepulauan Aru. Analisis deskriptif digunakan
di Indonesia satu di antaranya di Kepulauan sering dipertemukan dengan isu pengelolaan komunikasi hanya terkonsentrasi pada untuk menjawab permasalahan tentang latar
Aru sangat penting dalam menjaga keutuhan wilayah perbatasan, sebagai beranda terdepan kawasan kategori pulau besar. Faktor inilah belakang historis dan kultural Kepulauan Aru
ke-Indonesia-an. Indonesia (Susilo, 2007). yang menjadi pemicu utama pembangunan dan sekitarnya.
Membicarakan pulau dalam eksistensi Di Indonesia, isu perbatasan semakin pulau-pulau kecil tertinggal jauh. Lepasnya
kepentingan nasional tentu orientasi pemikiran menghangat dan menjadi topik utama dalam pulau Sipadan dan Ligitan ke pihak Malaysia HASIL DAN PEMBAHASAN
akan menunjuk pada seluruh kewilayahan berbagai perbincangan pada tingkat Eksekutif, menjadi pelajaran berharga bagi Indonesia. Kepulauan Aru : Beranda Terdepan In-
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang Legislatif, tak ketinggalan pula berbagai Walaupun menurut perjanjian Inggris dan donesia di Wilayah Provinsi Maluku
materialisasinya meliputi “tanah” dan “air”. komponen Lembaga Swadaya Masyarakat Belanda, kedua pulau tersebut masuk wilayah Kepulauan Aru merupakan wilayah
Kolaborasi pemaknaan ini akan memberikan (LSM) melontarkan komentar dan pemikiran Indonesia, tetapi Mahkamah Internasional laut-pulau atau wilayah kepulauan dengan
satu konsep mendasar bahwa negara Indonesia kritis tentang problem perbatasan. Komentar lebih menitikberatkan pada bukti peranan jumlah pulau sebanyak 587 buah yang
terdiri dari tanah (pulau-pulau) dan air (laut). tersebut kadangkala membangkitkan‘emosi” Malaysia di Sipadan-Ligitan. Tiga aspek terdiri dari 5 (lima) buah pulau besar yaitu
Bagi bangsa Indonesia, keberadaan tanah kebangsaan sesaat’. Bisa dimaklumi, karena utama yang dijadikan alasan Mahkamah pulau Kola, pulau Wokam, pulau Kobror,

24 Kapata Arkeologi Volume 10 Nomor 1, Juli 2014: 23-32 Kepulauan Aru dan Integrasi Kebangsaan dalam Perspektif Sejarah dan Budaya, Mezak Wakim 25
pulau Maekor dan pulau Trangan, dengan berbagai kajian tentang pulau-pulau kecil wilayah Kepulauan Aru sebagai gugus patroli atau karena adanya klaim sepihak terhadap
luas daratan (6.426.77 km) lebih kecil bila yang berbatasan dengan negara tetangga TNI-AL di wilayah Indonesia Timur yang wilayah Indonesia dari negara tetangga.
dibandingkan dari luas laut (7,6 kali luas sesunguhnya hanya mengacu pada eksistensi kini berpangkalan di Kalar-kalar. Namun Selain itu, karena buruknya kesejahteraan dan
daratan) dan memiliki topografi wilayah pulau. Dimana pulau terluar lebih disesuaikan demikian, perhatian tidak sebatas tersebut infrastruktur di daerah perbatasan, banyak
yang umumnya datar dengan pantai yang dengan UNCLOS(United Nation Convention karena yang terpenting adalah bagaimana penduduk di kawasan ini lebih memiliki
berawa-rawa. Jumlah pulau yang sudah on the law of the sea) No 82/ 1982 yang memetakan wilayah-wilayah perbatasan kedekatan emosional dan interaksi sosial
dihuni sebanyak 98 buah dan sisanya belum menunjukan mengenai mekanisme penarikan yang dikelola sebagai isu sentral pengelolaan ekonomi dengan masyarakat negara tetangga.
berpenghuni. garis pangkal kepulauan bagi negara-negara masyarakat di wilayah perbatasan sehingga Tidak jarang mereka ini mengalami krisis
kepulauan (archipelagicstate), yaitu sebagai dampak adanya kepedulian akan wilayah identitas kebangsaan berhubung rendahnya
berikut: suatu negara kepulauan dapat pulau-pulau terdepan di Indonesia akan perhatian negara terhadap nasib mereka dan
menarik garis pangkal lurus kepulauan yang semakin diperhatikan. Kebijakan yang perkembangan daerahnya. Dalam beberapa
menghubungkan titik-titik terluar pulau- dilakukan tidak hanya dengan menempatkan tahun belakangan ini Pemerintah Pusat
pulau dan karang-karang terluar kepulauan sistem pertahanan dan keamanan pada titik- telah mengambil sejumlah kebijakan untuk
itu. Sementara perkembangan penggunaan titik perbatasan antar negara, akan tetapi lebih menjawab persoalan yang rumit di kawasan
terdepan menjadi acuan terhadap eksistensi daripada itu menempatkan kebijakan penting perbatasan.
pulau-pulau terluar yang dimaksudkan dalam dalam pengelolaan kehidupan masayrakat Selain membentuk Badan
UNCLOS 1982 menjadi bahan pertimbangan yang berkesinambungan. Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP)
bahwa terluar sering dipersepsikan sebagai “ Perbatasan Indonesia hingga saat pada tanggal 28 Januari 2010, pemerintah
terabaikan, terlupakan dan lain sebagainya. ini masih memprihatinkan dari berbagai juga mulai mengucurkan banyak sumber
Hal ini kemudian menjadi pelajaran akan segi. Daerah-daerah perbatasan banyak yang daya dan proyek pembangunan di daerah
hilangnya pulau-pulau kecil terdepan di mengalami keterbelakangan ekonomi karena perbatasan. Pengabaian terhadap kawasan ini
Indonesia. Pemaknaan terdepan dalam ketiadaan program dan proyek baik dari menyebabkan berbagai kebijakan pemerintah
pendekatan ini tentu mengacu pada pemerintah maupun swasta. Panjangnya garis saat ini terasa masih jauh dari memadai.
keberadaan pulau-pulau kecil tersebut perbatasan baik di daratan maupun lautan Untuk itu, kemitraan bagi Pembaruan Tata
sebagai posisi terdepan Indonesia yang sangat sulit untuk diawasi dengan reguler Kelola Pemerintahan memandang perlunya
sangat perlu diperhatikan sebagai bagian oleh aparat keamanan. Akibatnya pelanggaran suatu desain besar yang komprehensif
dari pengelolaan isu-isu perbatasan yang wilayah perbatasan, penyelundupan, dan untuk mengefektifkan pengelolaan kawasan
kini mengancam eksistensi Negara Kesatuan aktivitas ilegal lintas batas lainnya seringkali perbatasan. Kemitraan mendukung
Republik Indonesia. terjadi. Di beberapa daerah yang jauh dari terciptanya sinergi antar lembaga, revitalisasi
Posisi geografis Kepulauan Aru tentu kantor-kantor pemerintahan Indonesia, kelembagaan, maupun peningkatan sumber
menjadi komposisi kepulauan terdepan di masyarakat di perbatasan justru mendapat daya manusia dan perangkat kerja melalui
Peta Kepulauan Aru Maluku yang perlu diperhatikan. Pulau-pulau banyak fasilitas administrasi dan pelayanan berbagai kegiatan diskusi, seminar, lokakarya,
(Sumber: Wikipedia)
kecil yang bertaburan di Kepulauan Aru publik dari negara tetangga membuat penelitian, dan advokasi ke semua pemangku
dengan sejumlah kepentingan perdagangan nasionalisme mereka terbelah. Akses kepentingan guna tercapainya tujuan kawasan
Eksistensi pulau dalam pendekatan
antar negara yang melirik sumber daya alam komunikasi dan informasi juga seringkali perbatasan yang sejahtera, maju, aman, dan
dan orientasi kebijakan pembangunan nasional
yang tersimpan rapi di pulau-pulau yang lebih mudah didapat dari negara-negara menjamin kedaulatan negara.
tentu sangat perlu mempertimbangkan
termasuk dalam gugusan Kepulauan Aru. tetangga yang telah memajukan kawasan Di Maluku, Kabupaten Kepulauan
wilayah-wilayah yang memiliki garis
Penempatan pulau terdepan yang dihitung perbatasannya. Jika kawasan perbatasan Aru tentu memiliki beberapa keunggulan
perbatasan dengan negara-negara tetangga.
dalam 92 pulau terdepan di Indonesia adalah tidak segera dikelola dengan baik dan efektif, tersendiri dengan daerah lain di Provinsi
Kepulauan Aru menjadi satu dari 19 pulau
beberapa pulau di Kepulauan Aru antara lain tentu kedaulatan negara akan segera menjadi Maluku. Selain karena sumber daya alam
terdepan di Maluku yang memiliki peranan
Pulau Panamulai, Pulau Enu, Batugoyang, pertaruhannya. akan tetapi juga banyak investasi perusahaan
penting dalam kedaulatan bangsa jika di
Kultubai, Ararkula, Karweila. Pulau-pulau ini Selama ini pemerintah dan asing yang telah lama membentuk pola
tinjau dari perspektif eksistensi pulau-
merupakan pulau terdepan yang masuk dalam masyarakat luas baru tersentak oleh seriusnya perekonomian di Kepulauan Aru. Di
pulau kecil terdepan yang berbatasan
pertimbangan kebijakan pengelolaan wilayah masalah perbatasan ketika ada ramai-ramai Benjina, Fatujuring dan wilayah lainya
dengan negara tetangga. Dalam pendekatan
perbatasan. Kepulauan Aru kini menjadi tentang hilangnya beberapa wilayah Indonesia telah lama perusahaan-perusahan asing
ini, penggunaan terminologi terluar dan
perhatian pemerintah dalam menjadikan karena kalah di pengadilan internasional, seperti Jepang dan beberapa negara telah
terdepan yang sering dipersepsikan dalam

26 Kapata Arkeologi Volume 10 Nomor 1, Juli 2014: 23-32 Kepulauan Aru dan Integrasi Kebangsaan dalam Perspektif Sejarah dan Budaya, Mezak Wakim 27
melakukan eksplorasi terhadap kekayaan laut Maluku. Kepulauan Aru yang masuk dalam Selain itu juga dalam sejarah hegomoni Aru tidak hanya sebatas itu, tercatat juga
di Kabupaten Kepulauan Aru. Hal ini tentu kepentingan pemetaan monopoli perdagangan Eropa atas Maluku tentu dekade 1942 dalam lembar sejarah bangsa Indonesia
telah menempatkan beberapa posisi strategi juga telah dikunjungi oleh Portugis pada menjadi potret buruk bagi kekuatan monopoli yang telah menempatkan posisi strategis
sebagai wilayah perbatasan yang banyak abad ke-16. Catatan ini tentu disesuaikan perdagangan Belanda di Indonesia. Ketika Kepulauan Aru pada konsentrasi perjuangan
menimbulkan permasalahan mendasar seperti dengan laporan ekspedisi Francisco Serrau Jepang menguasai Asia, termasuk Maluku pembebasan Irian Barat dalam operasi Trikora
ilegal fishing, ilegal loging, dan kejahatan yang menemukan Kepulauan Banda sebagai tercatat juga bahwa pada 12 Februari 1942 pada tahun 1962. Kemelut yang menjadi
lainnya di wilayah perbatasan. Hal ini juga pintu masuk hegemoni Eropa atas Maluku. Angkatan Udara Jepang menjatuhkan bom prahara bangsa dalam perebutan Irian Barat
menjadi penting dalam menjadikan wilayah Pada tahun 1606, Kepulauan Aru dikunjungi di atas Dobo. Bom tersebut menghancurkan adalah peristiwa 15 Januari 1962 di mana di
Indonesia khususnya di Kepulauan Aru pertama kali oleh Wilyam Janz dan kemudian rumah kediaman Controleur Wolf. Kepulauan laut Arafura terjadi pertempuran sengit antara
menjadi bagian dari proyek pemerintah pada tahun 1623 oleh Jan Carstenz yang Aru mendapat perlawanan yang cukup berat Angkatan Laut Indonesia dan Angkatan Laut
dalam pengelolaan wilayah perbatasan. memasukkan Kepulauan Aru dalam wilayah dari Jepang, dan pada tanggal 30 Juli 1942, Belanda dan tercatat Laksamana Yasafat
Permberdayaan masyarakat di Kepulauan kekuasaan VOC sebagai kekuatan monopoli Jepang dengan kekuatan penuh mendarat di Yosudarso tewas di laut Arafura Kepulauan
Aru dengan berbagai program pemerintah, perdagangan rempah-rempah di Maluku Dobo dengan demikian kekuatan Belanda Aru sebagai kusuma bangsa.
pelayanan publik, pendidikan, kesehatan, (Alwi, 2006: 26-28; Sool, 2009; Wakim, pun dinyatakan selesai, dan Kepulauan Aru Dari semua kajian aspek sejarah ini
dan infrastruktur lainnya yang menyentuh 2011). memasuki babak baru dalam sejarah revolusi tentu Kepulauan Aru selain sebagai bagian
kehidupan masyarakat di Kepulauan Kepulauan Aru menjadi strategis kemerdekaan di bawah kekuatan Bala Tentara terdepan dari wilayah Indonesia di bagian
Aru, tentu merupakan program kongkrit dalam monopoli perdagangan karena selain Dai Nippon. Seluruh perusahan Mutiara timur, tentu pengalaman dari sejumlah
pemerintah dalam pengelolaan wilayah masuk dalam satu gugusan Kepulauan Maluku dikuasai Jepang untuk kepentingan perang rangkaian sejarah yang pernah tercatat
perbatasan yang lebih efektif dan efisien. Dari Tenggara, Belanda tentu sangat diuntungkan Asia Raya. dalam sejarah Kepulauan Aru sangat perlu di
pengalaman status kepemilikan pulau-pulau dengan berbagai keunggulan sumber daya Selain Kepulauan Aru dijadikan rangkai sebagai sebuah catatan penting bagi
kecil yang ada, pemerintah Indonesia sering alam di Kepulauan Aru. Dalam monopoli sebagai wilayah kekuatan monopoli generasi muda di Maluku dan Indonesia pada
mengabaikan pengelolaanya sehingga ketika perdagangan yang diprakarsai VOC, posisi pedagangan VOC, dan Jepang, namun tercatat umumnya. Sebutan Kepulauan Aru dalam
diklaim bangsa lain akan selalau kalah dalam Kepulauan Aru banyak menyediakan sumber pula pada pertengahan abad-19 di Kepulauan berbagai kepentingan nasional tentu tidak
memposisikan diri sebagai wilayah geografis daya hayati, seperti kerang, mutiara, teripang, Aru telah dikunjungi seorang naturalis Inggris berimbang dengan berbagai kepentingan
milik Indonesia. Tentu sekali lagi pengalaman burung kakatua dan juga perdagangan burung Alfred Russel Wallace yang melakukan nasional yang akan diperjuangkan dari simpul-
Sipadan dan Ligitan menjadi sejarah baru Cendrawasih (Ricklefs, 2010: 304). Pada tahun studi hayati di Indonesia Timur antara tahun simpul ke-Indonesiaan. Pulau-pulau kecil dan
dalam pengelolaan kepemilikan pulau-pulau 1500 Portugis memberitahukan perdagangan 1852-1862. Pada tahun 1857 Wallace tiba di terdepan tentu memberikan kotribusi penting
kecil di Indonesia sebagai bagian terdepan burung cendrawasih dengan pasar ekspor Kepulauan Aru tepatnya di Dobo di Pulau dalam perjalanan sejarah perjuangan bangsa,
kedaulatan bangsa Indonesia. Persia dan Turki hal ini kemudian menjadi Wamar. Dalam eksplorasi dan studi Wallace, hal ini sangat perlu dipikirkan manjemen
era perdagangan yang menguntungkan VOC menemukan sejumlah spesies besar kupu- pengelolaannya sebagai satu kesatuan dari
Kepulauan Aru Dalam Catatan Sejarah: di masa itu. kupu yang belum pernah ditemukan di unsur kebangsaan yang diperhitungkan.
Antara Monopoli Perdagangan, Studi Dari catatan sejarah, diketahui belahan dunia manapun. Temuan Wallace
Hayati Hingga Kemelut Kemerdekan RI. pula bahwa bulu burung cendrawasih asal terhadap seekor kupu-kupu dengan besar Kepulauan Aru Diatas Kekuatan Local
Kepentingan monopoli perdagangan Kepulauan Aru merupakan kualitas terbaik sayapnya sama dengan seekor burung yang Wisdom: Pulau Terdepan Yang Menyimpan
cengkih dan pala di Maluku, yang dicatat di dunia dan dipergunakan di Nepal sebagai dikategorikan dalam spesises Arnithoptera Beragam Kekayaan Budaya.
dalam ekspedisi The Spice Islands telah tanda mahkota raja. Hal ini kemudian posidon yang sangat unik. Dalam ekplorasinya Sesunguhnya bila membaca tulisan
banyak memberikan perhatian bangsa Eropa membuat kerja keras VOC untuk memikirkan Wallace menemukan 30 spesies kupu-kupu Nico de Jong dan Tos Van Dick tentang
dalam menelusuri dan menjelajahi kepulauan Kepulauan Aru sebagai wilayah ekonomi dalam sehari sehingga membuatnya kagum Kepulauan Yang Terlupakan di Indonesia
rempah-rempah di Maluku. Rekaman jejak yang menguntungkan. Pada tahun 1882 di atas wilayah kepulauan Aru dan kemudian (Forgathen Islands) yang memuat seluruh
ekspedisi yang diutarakan Antonio de Abreu Dobo ditempatkan seorang Posthouder (wakil menyebutnya The Promised Land (tanah karya budaya di Maluku Tenggara tentunya
dan Francisco Serrau dalam buku hariannya pemerintah Belanda) sebagai bagian dari terjanji) (Wallace, 2009). Catatan sejarah melahirkan beragam pemikiran mendasar
sebagaimana dikutip Des Alwi dalam bukunya peningkatan status wilayah dalam mengawasi yang diuraikan di atas telah mengantarkan tentang kekuatan budaya lokal dari pulau-
“Sejarah Banda Naira” adalah menunjukan pencarian mutiara di wilayah Kepulauan Kepulauan Aru sebagai daerah perselisihan pulau yang terlupakan di Maluku termasuk
posisi Kepulauan Banda Naira dalam sejarah Aru dengan menggunakan Armada Celebes hegemoni Barat karena keunggulan sumber di Kepulauan Aru. Eksistensi pulau terdepan
Maluku tentu memberikan penekanan penting Trading Company yang mempergunakan daya alam dan hayati. yang baru dipelajari sebagai kekuatan bangsa
dalam diaspora sejarah penetrasi Eropa di pekerja dari luar negeri. Perselisihan di wilayah Kepulauan setelah adanya ketelodoran atas kehilangan

28 Kapata Arkeologi Volume 10 Nomor 1, Juli 2014: 23-32 Kepulauan Aru dan Integrasi Kebangsaan dalam Perspektif Sejarah dan Budaya, Mezak Wakim 29
pulau Sipadan dan Ligitan dari sejumlah pulau yang ada di Kepulauan Aru. Sebagai Kepentingan negara untuk menjembatani perhatian negara-negara tetangga untuk
pulau kecil di Indonesia, bangsa Indonesia ragam dari unsur masyarakat yang meman- berbagai kepentingan daerah wilayah perba- melakukan berbagai aktivias yang meliputi
baru terkejut akan semangat nasionalisme dang eksistensi pulau yang tidak terlepas dari tasan adalah mutlak dilakukan sebagai bukti berbagai tindakan kejahatan, terorisme, ilegal
yang diperjuangkan lewat berbagai proyek laut sebagai kekuatan budaya bahari, maka serius pemerintah dalam memberdayakan fishing, loging dan sebagainya. Penempatan
besar yang di kelola untuk kepentingan pulau- berkembang dalam masayrakat tradisi letay. masyarakat di wilayah perbatasan. Banyak pusat pertahanan dan keamanan melalui
pulau terdepan di Indonesia. Kekayaan budaya Kata letay lebih dipersepsikan pada kearifan sumber kekayaan budaya yang belum tergali patroli laut yang dilakukan TNI-AL yang
yang dimuat dalam karya monumental Nico tradisional dalam pembuatan belang; (dialeg dari sejumlah pulau-pulau kecil terdepan di berpusat di Kalar-Kalar tidaklah cukup
de Jong dan Tos Van Dick mempertemukan ambon; sementara Aru; letay), atau makna Kepulauan Aru hal ini mengingatkan pada untuk menetralkan berbagai gejolak yang
seluruh referensi Maluku Tenggara tentang disesuaikan sama dengan pembuatan perahu. sistem pengelolaan sumber daya masyarakat ada. Naumun lebih dari pada itu pentingnya
kekuatan kelokalan yang dimaterialisasikan Tradisi ini menggambarkan sebuah kekuatan kepulauan yang hidup di daerah perbatasan. berbagai program pemerintah yang disiapkan
dalam kebendaan yang ada. Dari catatan bersama dalam menyamakan seluruh ide, Nilai nasionalisme masyarakat kadang ter- guna pembedayaan masayrakat di Kepulauan
karya ini tentu Kepulauan Aru masuk dalam gagasan dalam sistem sosial budaya masyara- ganjal dengan adanya akses pelayanan publik, Aru sebagai masyarakat yang hidup di pulau
gugusan kepulauan yang terlupakan dari sisi kat dalam melihat kebudayaan letay sebagai hal ini sangat mempegaruhi hubungan negara terdepan yang penting untuk diperhatikan.
geografis akan tetapi kaya akan karya budaya identitas masyarakat Aru. Nilai-nilai yang tetangga dengan masyarakat pendukung ke-
yang bernilai tinggi (de Jong dan van Dijk, melekat dari tradisi ini adalah, kebersamaan, budayaan tersebut. Belajar dari kasus klaim
2011). pemeliharaan relasi sosial yang harmonis, kebudayaan oleh Malaysia terhadap sejumlah *****
Pulau-pulau kecil tersebut merupakan berbagi hidup, tolong-menolong, kerja sama karya budaya Indonesia. Hal ini juga mem-
DAFTAR PUSTAKA
pulau yang memiliki kekayaan sumber daya dan lain-lain. Selain itu juga sebagai wilayah berikan ciri buruk terhadap pengelolaan me-
alam dan lingkungan yang sangat potensial yang jauh dari pusat modernisasi telah hidup kanisme masyarakat perbatasan di Indonesia. Alwi. Des. 2006. Sejarah Banda Naira. Malang:
juga memiliki keunikan ekosistem dan juga kebudayaan Sitakaka Walike yang diarti- Pustaka Bayan.
karakteristik geografis, biologis, dan ciri kan (Katong samua adalah satu; mengandung PENUTUP Asnan. Gusti. 2007. Dunia Maritim Pantai
kemasyarakat yang khas. Organisme suatu unsur satu yang menunjuk pada penyatuan Integrasi kebangsaan tidak hanya Sumatera. Jogjakarta: Penerbit Ombak.
genus di satu pulau kecil dapat memiliki keberangaman masyarakat). Sikap hidup diukur dari sejauh mana program pemerintah
perbedaan dengan organisasi adat di pulau seperti ini penting untuk terus dipelihara dan dalam melakukan pembagunan diwialayah- de Jong. Nico dan Van Dijk. Tos., 2011. Forgathen
Island terjemahan Marlon Ririmase.
lainnya organisme dari genus yang sama di dikembangkan dalam kehidupan bermasyara- wilayah dengan tingkat konsentrasi dan Ambon: Balai Pelestarian Sejarah dan
pulau lainnya. Kawasan pulau-pulau kecil kat termasuk dalam kehidupan agama-agama pendapatan besar bagi devisa negara, akan Nilai-Nilai Tradisional Ambon.
memiliki potensi pembangunan yang cukup yang ada di wilayah Kabupaten Kepulauan tetapi unsur penyatuan pulau-pulau kecil
Lapian. A.B., 2011. Orang Laut Bajak Laut-Raja
besar karena didukung oleh adanya ekosistem Aru,yang memberi ciri tersendiri bagi ma- terdepan sebagai bagian dari negara kesatuan Laut. Jakarta: Komunitas Bambu.
dengan produktiifitas hayati yang tinggi se- syarakat di Kepulauan Aru (Wempi, 2011). Repbulik Indoensaia menjadi penting dalam
perti; terumbu karang, padang lamun, rumput Gambaran kekuatan budaya lokal sistem pengelolaan secara terpadu dan Sool. A.P.C., 2009. Sejarah Gereja Katolik di
Kepulauan Aru. Jogjakarta: Kanisisus.
laut, hutan bakau, kuda laut, kerang mutiara, ini tentu merupakan satu dari sejumlah bu- terencana. Pembahsan isu wilayah perbatasan
dan teripang. Selain itu juga jasa dibidang daya yang hidup di Kepulauan Aru yang dan sejumlah kasus yang menimpa kedaulatan Susilo. Budi., 2007. Mengembangkan Wawasan
kebudayaan tentu menarik untuk kepentingan memerlukan partisipasi pemerintah dalam bangsa Indonesia tentu memberikan potret Nusantara Masyarakat Indonesia.
Makalah dalam Seminar Nasional
kepariwisataan. memfasilitasi terwujudnya pembangunan dan buruk bangsa ini dalam mengelola sumber 50 Tahun Deklarasi Djunda. Bogor:
Pemanfaatan kekuatan local wis- pemberdayaan masyarakat Aru di Kepulauan daya yang ada di pulau-pulau tersebut. Makna Direktorat Geografi Sejarah.
dom sebagai panduan utama masyarakat Aru yang memiliki kesamaan yang relatif pulau kecil sering terabaikan dalam pikiran
Ulean. Alex J., 2012. Sejarah Wilayah Perbatasan
dalam menelusuri unsur kebangsaan yang sama dengan seluruh wilayah yang ada di pengambil kebijakan akibatnya pulau kecil Miangas –Filipina. Jakarta: Gramata
merekat dari kekuatan budaya, tentu pulau- Indonesia. Kehidupan harmonisasi masyara- terdepan yang disebut terluar seringkali Publising.
pulau yang ada di Kepulauan Aru memiliki kat Kepulauan Aru tentu merupakan referensi mendapatkan perlakukan tidak seimbangan
Wallace, Alfred Russel., 2009. Kepulauan
kekayaan budaya lokal sebagai filosofi pemer- paling penting juga dalam melirik potensi dengan pulau besar yang ada di Indoensaia. Nusantara: Sebuah Kisah Perjalanan
satu masyarakat dari beragam kepulauan sumber daya alam yang akan dikembangkan Kepulauan Aru menjadi catatan penting Kajian Manusia dan Alam. Jakarta:
tersebut. Dari perspektif budaya lokal ma- sebagai investasi masa depan di Kepulauan dalam pengelolaaan sumber daya wilayah Komunitas Bambu.
syarakat Kepulauan Aru memang terbingkai Aru. perbatasan di Indonesia. Kepulauan Aru Wempi, Darmapan., 2012. Letay Sebagai
dari dua kekuatan besar secara geonologis Kepulauan Aru merupakan pulau ke- banyak menyimpan beragam peristiwa sejarah, Kearifan Lokal Masyarakat Aru. Makalah
yakni budaya Ursiuw dan Urlim. Simbolisasi cil yang telah memberikan isu besar dalam budaya dengan dilengkapi sumber daya alam disampaikan pada Dialog Budaya Daerah
dari kedua makna ini tentu mewakili pulau- pengelolaan wilayah perbatasan di Indonesia. yang memukau tentu akan banyak menarik Maluku 2012. Ambon: Balai Pelestarian
Nilai Budaya Ambon.

30 Kapata Arkeologi Volume 10 Nomor 1, Juli 2014: 23-32 Kepulauan Aru dan Integrasi Kebangsaan dalam Perspektif Sejarah dan Budaya, Mezak Wakim 31
Wakim, Mezak. 2011. Banda Naira Dalam
Perspektif Sejarah. Ambon: Balai
Pelestarian Nilai Budaya Ambon.

Yani, Yanyan Mohamad. 2008. Pengamanan


Wilayah Perbatasan Darat Guna
Mendukung Keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Makalah
Disampaikan pada acara Roundtable
Discussion “Lemhannas RI, Jakarta, 11
Nopember 2008.

Ricklefs, M.C., 2010. Sejarah Indonesia Modern:


1200-2008. Cetakan Ketiga-November
2010. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.

Satria, Arif. 2009. Ekologi Politik Nelayan.


Yogyakarta: LKiS

Spriggs, Matthew., O’Connor,S., and Veth, Peter.,


2005. The Aru Islands in Perspective:
A General Introduction. Dalam The
Archaeology of The Aru Islands, Eastern
Indonesia. Edited by Sue O’Connor,
Matthew Spriggs, and Peter Veth. The
Australian National University.

mengkonveris leaders of Islam, but confidence in the ancestor as local pre-Islamic

32 Kapata Arkeologi Volume 10 Nomor 1, Juli 2014: 23-32

Anda mungkin juga menyukai