MUSKULOSKELETAL
Disampaikan pada:
Seminar & Workshop Keperawatan " Update Penatalaksanaan Kasus Kegawatan Orthopedi"
PPNI Komisariat RSPP, 2018
CEDERA MUSKULOSKELETAL TAMPAK DRAMATIS
TETAPI JARANG MENYEBABKAN ANCAMAN
TERHADAP NYAWA ATAU EKSTREMITAS
WHO ARRIVED IN
EMERGENCY ROOM
FALS EMERGENCY
TRUE EMERGENCY
10 -15%
SURGICAL MEDICAL
• TRAUMA • INFEKSI
• NON TRAUMA • NON INF
Data Statistik Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2013)
Data Statistik Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2013)
GAWAT : MENGANCAM NYAWA
DARURAT : SEGERA MENDAPAT TINDAKAN
PRINSIF GADAR
TI
ME
LIFE
&
LIMB
SAVING
SAV
ING
Kematian akibat trauma dapat ditelusuri pada
kurun waktu tertentu
1. Triage
2. Primary survey
3. Secondary survey
4. Stabilization
5. Transfer
6. Definitive care.
3 Aman (3A)
Identifikasi keadaan umum
RESPONSE
Tingkat Respon :
A • Alert
V • Verbal
P • Pain
U • Unresponsive
PRINSIP
Terapi Definitif
TRAUMA MUSKULOSKELETAL TIDAK MENGUBAH
URUTAN PRIORITAS RESUSITASI
SYOK
• Perdarahan pada patah tulang panjang sangat
bermakna, dan fraktur femur dapat menyebabkan
kehilangan darah di dalam paha.
Tindakan
• Baringkan korban dengan posisi
kaki lebih tinggi dari kepala
• Hentikan sumber perdarahan
• Selimuti tubuh korban
mencegah hipotermia
• Infuse 2 line
• Tinggikan ekstrimitas bawah
(posisi syok)
> 60 mmHg Perkiraan Tekanan
Nadi Karotis Darah melalui
perabaan nadi
> 80 mmHg
Nadi Radialis • Angka pada area nadi
tersebut menunjukkan
tekanan darah lebih besar
dari angka tersebut
> 70 mmHg
Nadi Femoralis
CIRCULATION (Lanjutan…)
PENGHENTIAN PERDARAHAN
1 2
4
3 •Tumpukkan kasa jika perdarahan belum berhenti
1
2
Rule of 9 3
D ISABILITY
Hanya setelah ABC tertangani
Lakukan Pengecekan DISABILITY
•
Tentukan tingkat kesadaran dengan GCS
• Hati-hati bila GCS turun 2 atau lebih
Tanda lateralisasi
• - Pupil ( isokor )
• - Tanda lateralisasi lainnya
E XPOSURE
SENSOR
Penderita stabil ?
(Re-evaluasi A-B-C-D-E
Bila stabil secondary survey
• SECONDARY
SURVEY
SECONDARY
SURVEY SECONDARY SURVEY
LOG-ROLL
MUSKULOSKELETAL
Penilaian
Inspeksi
Periksa DOTS :
D – deformity (deformitas)
O - open wounds (luka terbuka)
T - tenderness (nyeri tekan)
S – swelling (bengkak)
Ekstremitas yang bengkak pada daerah yang berotot menunjukan adanya
crush injury ancaman kompartemen sindroma
MUSKULOSKELETAL
Penilaian
Palpasi pada ekstremitas untuk memeriksa sensorik dan
daerah nyeri tekan.
Hilangnya rasa raba dan nyeri menunjukkan adanya trauma
spinal / syaraf tepi
Nyeri tekan di atas otot menunjukan adanya kontusio jaringan
lunak / fraktur
Adanya nyeri tekan, pembengkakan dan deformitas dapat
dipastikan diagnosis fraktur
MUSKULOSKELETAL
Penilaian
Evaluasi Sirkulasi
Pulsasi bagian distal tiap ekstemitas diperiksa dengan melakukan
palpasi dan diperiksa pengisian kapiler jari-jari (capillary refill)
PENANGANAN TRAUMA
EKTREMITAS
CEDERA PADA MUSKULOSKELETAL
• Cedera Muskuloskeletal :
1. Strain
2. Sprain
3. Fraktur
4. Dislokasi
5. Amputasi
6. Sindrom Kompartemen
TIPE CEDERA
• TERBUKA
Terjadi kerusakan kulit dan disertai perdarahan
• TERTUTUP
Tidak terjadi kerusakan kulit tetapi kemungkinan adanya perdarahan di dalam bisa terjadi
RRest
Istirahatkan bagian yang cedera
I Ice
Kompres es
CCompression
Bebat dengan perban elastis
EElevation
Tinggikan bagian yang cedera
FRAKTUR
Pengelolaan
• Imobilisasi
Bidai
DISLOKASI
Pengelolaan
• Reposisi
secara tertutup atau terbuka dengan kontrol
anesthesi
• Imobilisasi dengan bantalan lunak
• Terapi analgetik
PERDARAHAN ARTERI BESAR
Pengelolaan
• Jika di curigai atau ditemukan trauma arteri besar maka
secepatnya harus konsultasi dokter bedah
• Pengelolaan perdarahan arteri besar berupa tekanan
langsung dan resusitasi cairan yang sesuai.
TRAUMA AMPUTASI
Pengelolaan
• Dilakukan pemasangan tourniquet
• Anggota tubuh yang teramputasi dicuci dengan larutan
isotonik dan dibungkus dengan kassa steril
• Dimasukandalam kontong plastik, kemudian
dimasukan kedalam termos yang berisi es.
SINDROMA KOMPARTEMEN
Pengelolaan
• Semua balutan yang menekan di buka
• Di lakukan observasi tiap 30 s/d 60 menit
• Bila diperlukan fasiotomi
Penagangan Awal Luka Bakar
• Alirkan air selama setidaknya
3C
20 menit
• Bahan kimia dialirkan air 1 jam
Cool
• Singkirkan apapun yg dapat
membakar (yg tidak menempel).
Clear • Lepas perhiasan
• Lepaskan pakaian yg terkontaminasi
bahan kimia
!
Perhatian:
- Jangan gunakan es
- Jangan oleskan pasta gigi, putih telur, mentega, dll
- Jangan pecahkan lepuhan
Tehnik Pemasangan Bidai / Splinting
1. Lepaskan pakaian pada bagian fraktur.
2. Cek Pulsasi, Sensorik, Motorik.
3. Bila Fraktur terbuka, tutup dengan kasa steril,
balut tekan (kontrol perdarahan)
Tehnik Pemasangan Bidai
4. Pada Fraktur yang bagian ujung tulang keluar jangan
dipaksa untuk dimasukkan, tutup dengan kasa.
5. Boleh lakukan traksi ringan pada fraktur dan dislokasi
sendi bila ada tahanan jangan diteruskan, pasang
bidai.
Tehnik Pemasangan Bidai
6. Fraktur di tulang melewati dua sendi
Fraktur di sendi melewati dua tulang
7. Pasang bidai, sebelum dipasang diukur di
ekstremitas yang sehat
Tehnik Pemasangan Bidai
8. CEK PULSASI, MOTORIK SENSORIK
9. OBSERVASI