Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

PENGANTAR AKUNTANSI
KEPRILAKUAN
1.1 Akuntansi Keprilakuan
Terkait dengan proses penyajian informasi
PERILAKU
keuangan oleh para pemakai dalam pengambilan
INDIVIDU keputusan penggunaan sumber daya

Informasi yang disajikan melalui Sehingga dapat


laporan keuangan tergantung pada disimpulkan
pemahaman dan keandalan Akuntansi keperilakuan
penyusun informasi. Oleh karena itu, merupakan perilaku
perilaku penyusun informasi individu dalam proses
menjadi bagian penting dan penyajian laporan
menentukan perilaku pengambilan keuangan sebagai dasar
keputusan. untuk pengambilan
keputusan.
1.2 Pandangan Akuntansi Keperilakuan
Menurut Ikhsan (2005), akuntansi sebagai suatu disiplin jasa yang mampu
memberikan informasi yang relevan dan tepat waktu mengenai masalah
keuangan perusahaan dan untuk membantu pemakai internal dan eksternal
dalam proses pengambilan keputusan ekonomi. Informasi keuangan melalui
pelaporan keuangan sebagai hasil dari sistem informasi keuangan memiliki
tujuan yang beberapa diantaranya adalah :

2. Menyediakan informasi
1. Menyediakan informasi laporan
mengenai posisi keuangan
keuangan yang dapat dipercaya dan
perusahaan dengan menunjukan
bermanfaat bagi investor serta
sumber-sumber ekonomi
kreditor sebagai dasar pengambilan
(kekayaan) perusahaan serta
keputusan dan pemberian kredit.
asal dari kekayaan tersebut.
3. Menyediakan informasi 4. Menyediakan informasi
keuangan yang dapat keuangan yang dapat
menunjukkan kinerja menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam perusahaan dalam melunasi
menghasilkan laba utang-utangnya

6. Menyediakan informasi
5. Menyediakan informasi
keuangan yang dapat membantu
keuangan yang dapat
para pemakai dalam
menunjukkan sumber-sumber
memperkirakan arus kas masuk
pendanaan perusahaan
ke dalam perusahaan.
1.3 Sistem Informasi Akuntansi
Tujuan laporan keuangan organisasi adalah untuk menyediakan
informasi yang relevan untuk memenuhi kepentingan para
penyumbang, anggota organisasi, kreditur, dan pihak lain yang
menyediakan sumber daya bagi organisasi nirlaba serta menunjukkan
pertanggung jawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan
sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Salah satu
contoh lembaga nirlaba adalah gereja. Laporan keuangan gereja
bertujuan memberikan informasi yang relevan untuk kepentingan umat
dan juga Tuhan sebagai sumber berkat dan penyumbang utama. Oleh
karena itu, keterbukaan dan kejujuran dalam menyajikan laporan
keuangan menjadi hal yang penting (Yuesti, 2014).
Salah satu hal yang diatur dalam standar akuntansi adalah cara
penyajian dan pengungkapan serta cara pengukuran. Penyajian yang
dimaksudkan menyangkut bagaimana laporan keuangan dibuat dan
bagaimana informasi mengenai posisi dan hasil usaha perusahaan
diungkapkan. Pengungkapan kebijakan akuntansi menurut PSAK harus
memenuhi beberapa prinsip. Prinsip-prinsip tersebut adalah relevan
dengan kebutuhan para pengguna laporan keuangan untuk
pengambilan keputusan, dan dapat diandalkan dengan pengertian
mencerminkan kejujuran, menggambarkan substansi ekonomi, netral,
mencerminkan kehati-hatian, dan mencakup semua hal yang material
(IAI, 2009). Prinsip pengungkapan laporan keuangan harus didahului
oleh proses penyajian yang jujur.
Manajemen cenderung berperilaku oportunistik. Salah satu bentuk
perilaku oportunistik adalah ketidakjujuran menyajikan dan
mengungkap laporan keuangan oleh manajemen dan penyaji laporan
keuangan dengan tujuan pemenuhan kepentingan pribadi manajemen.
Untuk mengendalikan perilaku tersebut, diperlukan kontrak antara
agen, prinsipal, dan bondholder, atau antara manajemen, pemilik, dan
kreditor.
Scott (2009:133) memodelkan perilaku ini dalam model cooperative
game, bahwa ketika terjadi kesepakatan maka dituangkan dalam
kontrak. Kontrak kesepakatan terjadi antara perusahaan dengan
manajer (employment contract) dan kontrak antara manajer
perusahaan dan pemegang surat berharga (lending contract). Agency
theory merupakan cabang yang mempelajari bentuk (design) kontrak
yang dapat memotivasi agen untuk bertindak demi kepentingan
principal meskipun kepentingan agen bertentangan dengan
kepentingan prinsipal. Kedua pihak tersebut bertindak rasional untuk
memenuhi kepentingan masing-masing sehingga sering menimbulkan
konflik.
Perilaku tidak jujur sebagai salah satu bentuk perilaku yang rawan.
Dampaknya adalah kerugian bagi salah satu pihak. Kecenderungan
salah satu pihak mengejar dan memenuhi kepentingan pribadi
menyebabkan tidak adanya keseimbangan antara kepentingan pemilik,
agen.
1.4 Perkembangan Akuntansi Keprilakuan
Sejak tahun 1950-an, beberapa riset akuntansi mulai mencoba
menghubungkan akuntansi dengan aspek perilaku. Hal ini dimulai oleh
Arygris pada tahun 1952. Selain itu, Binberg dan Shields (1989)
mengklasifikasikan riset akuntansi keprilakuan dalam lima aliran
(school), yaitu pengendalian manajemen (management control),
pemrosesan informasi akuntansi (accounting information processing),
desain sistem informasi (information system design), riset audit (audit
research), dan sosiologi organisasional (organizational sociology).
Akuntansi keprilakuan sebenarnya merupakan bagian dari ilmu
akuntansi yang perkembangannya semakin meningkat dalam 25 tahun
belakangan ini. Hal ini ditandai dengan lahirnya sejumlah jurnal dan
artikel yang berkaitan dengan keprilakuan (behavioral), dan semakin
menjamurnya buku-buku teks berbahasa asing yang membahas
tentang akuntnasi keprilakuan. Salah satu jurnal paling populer yang
mengangkat permasalahan akuntansi keprilakuan adalah Behavior
Research in Accounting yang diterbitkan oleh American Acoounting
Association. Di Amerika Serikat sendiri, mata kuliah mengenai akuntansi
keprilakuan semakin banyak ditawarkan.
1.5 Landasan Teori Akuntansi
Keprilakuan
Teori dasar dalam akuntansi keperilakuan adalah Teori Psikologi (Yuesti,
2014). Teori psikologi yang mempunyai pandangan mendalam tentang
perilaku manusia adalah Theory of Reason Action yang kemudian
dikembangkan menjadi Theory of Planned Behaviour (TPB) (Ajzen,
1991, 2005; Ajzen dan Madden, 1986), menjelaskan bahwa perilaku
individu yang berpeluang terjadi karena dipicu oleh beberapa faktor
yaitu internal dan eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi
perilaku manusia adalah pribadi dari manusia itu sendiri, dan faktor
eksternal adalah kondisi sosial dan informasi.
Namun demikian, perilaku tidak jujur dan tidak terbuka harus
dikendalikan dan dibatasi dengan berbagai instrumen kontrol
perusahaan yaitu sistem pengendalian internal perusahaan secara
berkala oleh bagian akuntansi yang memang mempunyai kompetensi
dalam bidang pengendalian internal dan audit atas laporan keuangan.
Pengendalian perilaku dilakukan secara fleksibel dan mudah dipahami
oleh orang untuk dilaksanakan tanpa mengganggu kegiatan operasi
perusahaan.
1.6 Pendekatan Akuntansi Keprilakuan
Pada awal perkembangannya, desain riset dalam bidang akuntansi
manajemen masih sangat sederhana, yaitu hanya fokus pada masalah-
masalah perhitungan harga pokok produk. Seiring dengan
perkembangan teknologi produksi, permasalahan riset diperluas
dengan diangkatnya topik mengenai penyusunan anggaran, akuntansi
pertanggungjawaban, dan perilaku manusia.

Anda mungkin juga menyukai