Anda di halaman 1dari 17

DAMPAK POLA ASUH

OTORITER TERHADAP
PERKEMBANGAN
PSIKOSOSIAL REMAJA
Oleh Kelompok 2 :
G0117092 Zian Urfi N.
G0118035 Ikhsan Abdillah P.
G0119013 Angelia Kezia P.
G0119060 Kania Quinny C.
G0119123 Yassirly Amriya F.
G0119124 Yovita Ajeng P.
TABLE OF CONTENTS

01 02
LATAR BELAKANG REMAJA
& DEFINISI Penerapan pola asuh
Definisi pola asuh otoriter otoriter pada remaja
dan ciri-cirinya

03 04
DAMPAK PENANGANAN
Dampak pengasuhan Penanganan atau
otoriter pada remaja penanggulangan bagi
pengasuhan otoriter
01
LATAR BELAKANG &
DEFINISI
LATAR BELAKANG
● Pengasuhan erat kaitannya dengan peran orang tua dalam
berinteraksi dengan anak. Dalam sebuah sistem keluarga,
pengasuhan berhubungan dengan peran dan fungsi orang
tua sebagai pendamping dan juga pembimbing semua
tahapan pertumbuhan anak (Brooks, 2001).
● Hoghughi (2004) menyebutkan bahwa pengasuhan
mencakup berbagai aktivitas yang bertujuan agar anak
dapat berkembang secara optimal dan dapat bertahan
dengan baik.
LIST OF PLACES
● Salah satu kajian dalam konsep pengasuhan yang banyak dibahas
adalah mengenai gaya pengasuhan (parenting styles). Stevens (2008)
menyebutkan bahwa gaya pengasuhan adalah cara orang tua
menyampaikan arahan dan batasan serta cara orang tua berinteraksi
dengan anaknya.
● Dalam kasus ini, gaya pengasuhan yang difokuskan adalah tipe
authoritarian/otoriter. Pada periode perkembangan remaja,
penerapan disiplin merupakan salah satu aspek penting dalam praktek
pengasuhan yang dilakukan orang tua. Oleh karenanya, gaya
pengasuhan dengan sudut pandang penerapan disiplin dengan
menyeimbangkan antara respon kasih sayang orang tua dengan
kontrol yang diberikan orang tua menjadi fokus utama dalam
pemilihan kasus ini.
POLA ASUH
OTORITER
Pola asuh yang menekankan pada
pengawasan atau kontrol dari orang
tua yang ditunjukkan agar anak
patuh dan tunduk terhadap semua
perintah dan aturan yang dibuat.
CIRI-CIRI POLA ASUH
OTORITER (HURLOCK)

Dituntut Komunikasi
Patuh terhadap Yang kurang baik
semua perintah terhadap anak

Hukuman Kontrol Jarang


Sering diberikan Terhadap tingkah Memberikan pujian atau
kepada anak laku anak sangat hadiah apabila anak
ketat mencapai prestasi
02
REMAJA &
POLA ASUH
OTORITER
Pola asuh otoriter adalah pola asuh yang menekan pada
pengawasan atau kontrol dari orang tua yang ditujukan agar anak
patuh dan tunduk terhadap semua perintah dan aturan yang dibuat.
Pengasuhan secara otoriter yang memberikan hukuman fisik kepada
anak ketika tidak mampu memenuhi standar yang orang tua
tetapkan memberikan dampak pada anak.

Anak akan merasa marah dan kesal kepada orang tuanya akan
tetapi anak tidak berani mengungkapkan kemarahan yang dirasakan
dan melampiaskannya kepada orang lain dalam bentuk perilaku
agresif (Sarwono, 1988). Menurut Shochib (2000) orang tua yang
bersikap otoriter menjadi pendorong anak berperilaku agresif.
Remaja yang dibesarkan dalam pola pengasuhan yang otoriter tentu akan merasakan
frustasi. Rasa ini dapat memicu munculnya perilaku agresif dikarenakan adanya
batasan dan kendali yang penuh oleh orang tua. Remaja menjadi tidak mampu untuk
mengungkapkan apa yang dirasakan dan tidak mampu memberikan pendapat di dalam
rumah disebabkan kurangnya otoritas ketika berada di rumah sehingga remaja
menderita kehilangan rasa percaya diri dan lebih tertekan dari pada kelompok teman
sebayanya (Maulida, 2008).
03
DAMPAK
NEGATIF
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Rukmini (2019), pola asuh otoriter
yang diterapkan orang tua memberikan beberapa dampak negatif terhadap remaja, antara
lain:

Berperilaku agresif dan tidak percaya Kurang motivasi


diri

Takut Berpendapat Memiliki sifat egoisme


04
PENANGANAN ATAU
PENANGGULANGAN
Penanganan atau
penanggulangan terhadap pola
asuh otoriter pada remaja
PENANGANAN/PENANGGULANGAN

Kebebasan
Orang tua memberikan kebebasan
kepada anak namun tetap ada
bimbingan & pengawasan.

Hukuman
Orang tua tidak menggunakan
hukuman fisik, melainkan
hukuman yang lebih mendidik
tanpa harus menyakiti anak.
PENANGANAN/PENANGGULANGAN

Demokratis
Orang tua menerapkan pola asuh
ke arah demokratis, sehingga anak
merasa nyaman & dapat
mengkomunikasikan apapun yang
dirasakannya dengan baik.

Dialog
Orang tua mampu memberi ruang
untuk berdialog dan bermusyawarah
tentang berbagai permasalahan,
serta menghargai pendapat remaja.
Referensi
Alfiasari, A., Latifah, M., & Wulandari, A. (2011). Pengasuhan otoriter berpotensi
menurunkan kecerdasan sosial, self esteem, dan prestasi akademik remaja.
Jurnal Ilmu Keluarga & Konsumen, 4(1), 46-56.
Bun, Y., Taib, B., & Ummah, D. M. (2020). Analisis Pola Asuh Otoriter Orang Tua
Terhadap Perkembangan Moral Anak. Cahaya Paud, 2(1).
Dewi, N. P. A. R., & Susilawati, L. K. P. A. (2016). Hubungan antara kecenderungan
pola asuh otoriter (authoritarian parenting style) dengan gejala perilaku
agresif pada remaja. Jurnal Psikologi Udayana, 3(1), 108-116.
Putri, E. I. E., & Noviekayati, I. G. A. A. (2015). Religiusitas, pola asuh otoriter dan
perilaku prososial remaja di pondok pesantren. Persona: Jurnal Psikologi
Indonesia, 4(03).
THANKS!
Any Question?

Anda mungkin juga menyukai