Anda di halaman 1dari 90

TELAAH KURIKULUM

BAHASA INDONESIA SMP DAN


SMA
.
Kurikulum

A. Pengertian Kurikulum
B. Telaah Kurikulum Bahasa
Indonesia
.
A. Pengertian Kurikulum

▪ Kurikulum dalam bahasa latin berarti


lapangan pertandingan (race course) yaitu
arena tempat peserta didik berlari untuk
mencapai finis,
baru pada tahun 1955 istilah kurikulum
dipakai dalam bidang pendidikan.

▪ Kurikulum mempunyai berbagai arti:


1.  Rencana pelajaran
2.  Pengalaman belajar yang diperoleh
murid dari sekolah
3.  Rencana belajar murid
PERSEPSI TENTANG KURIKULUM

1. KURIKULUM SEBAGAI SUATU SUBSTANSI


= RENCANA KEGIATAN BELAJAR
2. KURIKULUM SEBAGAI SUATU SISTEM =
BAGIAN DARI SISTEM PERSEKOLAHAN,
PENDIDIKAN, MASYARAKAT
3. KURIKULUM SEBAGAI SUATU BIDANG STUDI
= BIDANG STUDI
PENGERTIAN UMUM KURIKULUM
A. Kurikulum = program pendidikan yang
disediakan oleh lembaga pendidikan (sekolah)
bagi siswa SEHINGGA siswa melakukan
berbagai kegiatan belajar, UNTUK mendorong
perkembangan dan pertumbuhannya sesuai
dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan.
B. Kurikulum bukan hanya berupa sejumlah mata
pelajaran, namun meliputi segala sesuatu yang
dapat mempengaruhi perkembangan siswa,
seperti: bangunan sekolah, alat pelajaran,
perlengkapan sekolah, perpustakaan, karyawan
tata usaha, gambar-gambar, halaman sekolah,
dan lain-lain.
PENGERTIAN KHUSUS KURIKULUM

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan


pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan
nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi
dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta
didik. (BSNP, 2006: 1).
POKOK PIKIRAN DARI PENGERTIAN KURIKULUM

1. Kurikulum merupakan suatu rencana/perencanaan;


2. Kurikulum merupakan pengaturan, berarti mempunyai
sistematika dan struktur tertentu;
3. Kurikulum memuat isi dan bahan pelajaran, menunjuk kepada
perangkat mata ajaran atau bidang pengajaran tertentu;
4. Kurikulum mengandung cara, metode, atau strategi
penyampaian bahan pengajaran;
5. Kurikulum merupakan pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran;
6. Kendatipun tidak tertulis, namun telah tersirat di dalam
kurikulum, yakni kurikulum dimaksudkan untuk mencapai
tujuan pendidikan;
7. Berdasarkan butir 6, maka kurikulum sebenarnya merupakan
alat pendidikan.
 Ada sejumlah ahli teori kurikulum yang
berpendapat bahwa kurikulum bukan hanya
meliputi semua kegiatan yang direncanakan
melainkan juga peristiwa-peristiwa yang
terjadi di bawah pengawasan sekolah, jadi
selain kegiatan kurikuler yang formal juga
kegiatan yang tak formal atau sering
disebut kegiatan ko-kurikuler atau ekstra-
kulikuler (co-curriculum atau extra-
currikulum)
Kurikulum formal meliputi :
1. Tujuan pelajaran, umum dan spesifik
2. Bahan pelajaran yang tersusun sistematis
3. Strategi belajar-mengajar serta kegiatan-
kegiatannya
4. Sistem evaluasi untuk mengetahui hingga
mana tujuan tercapai.
 Kurikulum tak formal terdiri atas kegiatan-
kegiatan yang juga direncanakan akan tetapi
tidak berkaitan langsung dengan pelajaran
akademis dan kelas tertentu. Kurikulum ini
dipandang sebagai pelengkap kurikulum formal.
 Kurikulum tak formal meliputi :

1. Pertunjukan sandiwara
2. Pertandingan antar kelas antar sekolah
3. Perkumpulan berbagai hobby

4. Pramuka , dll.
 Ada lagi yang harus diperhitungkan yaitu ada
“kurikulum tersembunyi” (hidden curriculum).
Kurikulum ini antara lain berupa aturan tak
tertulis, di kalangan siswa misalnya “harus
kompak terhadap guru” yang turut
mempengaruhi suasana pengajaran dalam
kelas.
 Kurikulum tersembunyi ini dianggap oleh

kalangan tertentu tidak termasuk kurikulum


karena tidak direncanakan.
Ralph Tyler mengemukakan bahwa kurikulum
ditentukan oleh empat faktor atau asas utama
1.  Falsafah bangsa, masyarakat, sekolah, dan
guru-guru => (aspek filosofis)
2.  Harapan dan kebutuhan masyarakat (orang tua,
kebudayaan masyarakat, pemerintah, agama,
ekonomi, dan sebagainya) => (aspek sosiologis)
3.  Hakikat anak, antara lain : taraf perkembangan
fisik, mental, psikologis, sosial, serta cara anak
belajar => (aspek psikologis)
4.  Hakikat pengetahuan atau disiplin ilmu antara
lain : bentuk penyajian bahan pelajaran =>
(aspek organisatoris).[2]
Kedudukan dan Fungsi Kurikulum dalam Pendidikan
1.  Fungsi kurikulum sebagai alat mencapai tujuan pendidikan
 Dalam konteks tujuan pendidikan tersebut, kurikulum merupakan

alat atau jembatan bagi guru dan lembaga pendidikan untuk


mengantarkan para siswa mencapai tujuan. Kesemua tujuan
tersebut harus dicapai secara bertingkat, tingkat paling bawah harus
mendukung untuk tercapainya tujuan pendidikan diatasnya, begitu
seterusnya sampai pada tujuan pendidikan nasional.
2. Fungsi kurikulum bagi siswa
a. Menjadi pendorong berkembangnya potensi kognitif, afektif, dan
psikomotor siswa.
b. Siswa  memiliki kelebihan tingkat IQ nya
3. Fungsi kurikulum bagi guru
a. Membantu guru dalam merancang dan mengorganisasi kompetensi
apa yang akan dilatihkan, strategi dan metode apa yang akan
dipilih, media dan sumber apa yang akan digunakan, pengalaman
dan hasil belajar apa yang akan dimiliki para siswanya.
b. Membantu para guru dalam mengevaluasi pembelajaran yang telah
dilakukan, baik evaluasi proses atau evaluasi hasil pembelajaran.
4. Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah
a. Sebagai pedoman dalam mengadakan fungsi supervisi, yaitu
memperbaiki situasi belajar, memberikan bantuan kepada guru
untuk memperbaiki situasi belajar.
b. Sebagai seorang administrator maka kurikulum dapat dijadikan
pedoman dalam memperkembangkan kurikulum lebih lanjut.
c. Sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi kemajuan proses
belajar mengajar.
5. Fungsi kurikulum bagi wali murid
a. Agar wali murid terlibat dan ikut serta dalam mensukseskan
pendidikan anak-anaknya.
b. Agar wali murid dapat mengetahui pengalaman belajar apa yang
akan diperoleh anak-anaknya dan kebutuhan apa yang harus
mereka penuhi agar anak-anak dapat belajar dengan mudah dan
efektif.
6. Fungsi kurikulum bagi sekolah tingkat selanjutnya
a.    Sebagai pemeliharaan prinsip kesinambungan, artinya sekolah yang berada
pada tingkat diatasnya akan menjaga jagan sampai terjadi pengulangan dan
tumpang tindih pengalaman belajar yang akan diberikan dengan pengalaman
belajar yang sudah dikuasai oleh anak didik.
b.   Sebagai pemeliharaan prinsip relevansi, artinya pengalaman belajar yang akan
diberikan pada tingkat diatasnya akan relevan dengan apa yang sudah dialami
anak didik pada tingkat sebelumnya.
c.   Sebagai pedoman penyediaan tenaga guru.
7.      Fungsi kurikulum bagi masyarakat dan pengguna lulusan
a.    Agar masyarakat dan pengguna lulusan mengetahui deskripsi pengetahuan
dan keterampilan apa yang dimiliki oleh output lembaga pendidikan tersebut,
sehingga mereka dengan mudah mendapatkan tenaga yang sesuai dengan apa
yang mereka butuhkan.
b.   Agar masyarakat dan pengguna lulusan bisa memberikan koreksi dan
masukan dalam rangka penyempurnaan program pendidikan di sekolah, agar
lebih serasi dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan lapangan kerja.[4]’
Kerangka Dasar dan
Struktur Kurikulum 2013

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


2013
16
Perkembangan Kurikulum di Indonesia
1947 1975 2004
Rencana Pelajaran → Kurikulum Rintisan
Dirinci dalam Rencana Sekolah Dasar Kurikulum
Pelajaran Terurai Berbasis
Kompetensi (KBK)
1968 1994
Kurikulum Sekolah Kurikulum 1994 2013
Dasar ‘Kurikulum 2013’

1945 1955 1965 1975 1985 1995 2005 2015

1984
Kurikulum 1984 2006
1973 Kurikulum
Kurikulum Proyek Tingkat Satuan
Perintis Sekolah Pendidikan
Pembangunan (KTSP)
1964 (PPSP) 1997
Rencana Revisi Kurikulum 1994
Pendidikan Sekolah
Dasar
17
PERUBAHAN KURIKULUM 2013 WUJUD PADA:
KOMPETENSI
LUUSAN
MATERI PROSES PENILAIAN

• Berorientasi pada karakteristik •


• Konstruski yang holistik Berbasis Tes dan
kompetensi: Non Tes (porfolio)
• Didukung oleh Semua
Materi atau Mapel • Sikap (Krathwohl) : Menerima + • Menilai Proses
Menjalankan + Menghargai + dan Output
• Terintegrasi secara Vertikal Menghayati + Mengamalkan dengan
maupun Horizontal menggunakan
• Keterampilan (Dyers) : authentic
Mengamati + Menanya + assesment
Mencoba + Menalar + Menyaji + •
Mencipta Rapor memuat
penilaian
• Pengetahuan (Bloom & kuantitatif tentang
Anderson): Mengetahui + pengetahuan dan
Memahami + Menerapkan + deskripsi kualitatif
• Dikembangkan Berbasis tentang sikap dan
Kompetensi sehingga Menganalisa + Mengevaluasi keterampilan
Memenuhi Aspek +Mencipta Kecukupan
Kesesuaian dan Kecukupan
• Menggunakan Pendekatan Saintifik,
• Mengakomodasi Content Karakteristik Kompetensi sesuai Jenjang
Lokal, Nasional dan (SD: Tematik Terpadu, SMP: Tematik
Internasional (antara lain Terpadu-IPA & IPS- dan Mapel, SMA :
TIMMS, PISA, PIRLS) Tematik dan Mapel
• Mengutamakan Discovery Learning dan
Project Based Learning

18
Keseimbangan antara sikap, keterampilan dan
pengetahuan untuk membangun soft skills dan
hard skills1

PT

SMA/K Knowledge Skill Attitude

SMP

SD

Sumber: Marzano (1985), Bruner (1960).


19
STRATEGI PENGEMBANGAN BUKU KURIKULUM 2013

B
U
K

SKL U

T
E
PROSES K
MATERI BELAJAR
S
AJAR P
KOMPETE E
L
NSI INTI A
J
A
PENILAIA R
A
N N
KOMPETEN
SI DASAR
ANATOMI MASALAH IMPLEMENTASI:

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013


PERANCANGAN
PROSES ARSITEKTUR RANCANGAN
PELAPORAN
PEROLEHAN INSTRUMEN PROSES PENILAIAN KOMPETENSI
KOMPETENSI PENILAIAN PENGADMINSTRASIA SISWA (RAPOR)
(PROSES BELAJAR) KOMPETENSI N
DAN MATERI

PERUBAHAN MANAJEMEN SEKOLAH :


JADWAL, KALENDER PENDIDIKAN, POLA SUPERVISI, SISTEM PERENCANAAN, PEMINATAN, KULTUR,
AKTIVITAS PENGENDALIAN, REVITALISASI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER, DSB.

PELATIHAN GURU, KEPALA SEKOLAH DAN PENGAWAS:


• PENETAPAN DESAIN : PERUBAHAN MIND SET  KETERAMPILAN MENERAPKAN
KURIKULUM 2013
• PENETAPAN MATERI
• PENETAPAN PESERTA, NS, IN, GI dan GS
• SISTEM EVALUASI dan PENJAMINAN MUTU
KOMPETENSI LULUSAN
HASIL

SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN

ISI PROSES PENILAIAN


LAYANAN

1. EVALUASI RUANG 1. TEMATIK TERPADU 1. AUTHENTIC


LINGKUP 2. PENDEKATAN SAINTIFIK 2. MENGUKUR TINGKAT
2. EVALUASI KESESUAIAN, 3. INQIURY & DISCOVERY BERPIKIR DARI RENDAH
KECUKUPAN, LEARNING HINGGA TINGGI
KEDALAMAN DAN 4. PROJECT BASED 3. MENGUKUR PROSES
KELUASAN (STUDI LEARNING KERJA SISWA
BANDING 5. BAHASA SEBAGAI 4. TES DAN PORTFOLIO
INTERNASIONAL: PENGHELA
REASONING)
KOMPONEN UTAMA

PTK SARPRAS PEMBIAYAAN


1.KOMPETENSI
PE LAYANAN

1. KECUKUPAN DAN 1. UNIT COST


GURU, KS ,PS. KESESUAIAN (USB, 2. SUMBER
REHAB, PERAALATAN,
2.KINERJA GURU, PENDANAAN
PERPUST., )
KS, PS 2. PEMANFAATAN 3. KECUKUPAN BOS,
3. RESOURCE SHARING BSM, BOPTN
3.PEMBINAAN
4. EFISIENSI
BERKELANJUTAN PEMANFAATAN
4. REKRUT., PPA dan PENGELOLAAN
PPG
1. MANAJEMEN
PERUBAHAN
2. POLA KEPEMIMPINAN
3. POLA SUPERVISI
Enam Poin Penting Hasil Revisi
Kurikulum 2013 Tahun 2016
1. Menggunakan metode pembelajaran aktif.
Guru berperan menjadi fasilitator pembelajaran yang membuat siswa menyenangi kegiatan belajar
mengajar. Dengan demikian akan tercipta suatu pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, dan
menyenangkan.

2. Meningkatkan hubungan  Kompetensi Inti (KI)dan Kompetensi Dasar (KD). 

3. Penyederhanaan aspek penilaian siswa oleh guru. 


Penilaian sosial dan keagamaan siswa cukup dilakukan oleh guru Pendidikan Kewarganegaraan
(PPKn) dan guru pendidikan agama_budi pekerti. 

4. Proses berpikir siswa tidak dibatasi. 


Tidak hanya siswa jenjang SMA/sederajat, kini anak SD/MI boleh berpikir sampai tahap penciptaan,
sesuai kemampuannya.

5. Teori 5M ( Lima M )
Penerapan teori 5M:
Mengingat
 Memahami

 Menerapkan

 Menganalisis

 Mencipta

6. Struktur mata pelajaran dan lama belajar di sekolah tidak diubah. 


Pendekatan & Model
Pengembangan Kurikulum (Modul 1)

Ada dua model pendekatan kurikulum


1. Pendekatan Administratif (Administrative Approach)
sistem komando (top-down) atau line staff model,
pengembangan kurikulum menetes ke bawah dari
pemegang kebijakan (Mentri, Dirjen Dikdasmen,
Ka.Dinas Pend.)
2. Pendekatan Akar Rumput (Grassroots Approach)
Sistem (bottom - Up) biasanya diawali dari keresahan
guru terhadap kurikulum yang berlaku, guru memiliki
kebutuhan dan keinginan untuk menyempurnakan
kur. (negara-negara berkembang sudah menerapkan
pend.ini karena kebijakan pendidikan sudah bersifat
desentralistik (daerah/distrik) yaitu guru atau sekolah.
Model Administratif
 Model pengembangan kurikulum ini merupakan model paling lama dan paling banyak dikenal.
 Model administratif sering pula disebut sebagai model “garis staf” (line staff) atau “dari atas ke
bawah” (top down), karena inisiatif dan gagasan dari pada administrator pendidikan dan
menggunakan prosedur administrasi.
 Dengan wewenang administrasinya, administrator pendidikan (dirjen, direktur atau kakanwil
pendidikan dan kebudayaan) membentuk suatu komisi atau tim pengarah pengembangan
kurikulum, yang anggotanya terdiri atas pejabat di bawahnya, para ahli pendidikan, ahli
kurikulum, ahli  disiplin ilmu, tokoh dari dunia kerja dan perusahaan.
 Tugasnya komisi atau tim ini adalah merumuskan konsep-konsep dasar, landasan-landasan,
kebijaksanaan dan strategi utama dalam pengembangan kurikulum.
 Setelah hal-hal mendasar ini terumuskan dan mendapatkan pengkajian yang seksama,
administrator pendidikan menyisin komisi atau tim kerja pengembangan kurikulum.
 Tugas tim kerja ini adalah untuk merumuskan tujuan-tujuan yang lebih operasional dari tujuan
umum, memilih dan menyusun sekuens bahan pelajaran, memilih strategi pengajharan dan
evaluasi serta menyusun pedoman-pedoman pelaksanaan kurikulum tersebut bagi pengajar.
 Setelah semua tugas ini dari tim kerja selesai, hasilnya dikaji ulang oleh tim pengarah untuk
mendapatkan penyempurnaan, dan jika dinilai telah cukup baik, administrator menetapkan
berlakunya kurikulum tersebut dan memerintahkan sekolah-sekolah untuk melaksanakan
kurikulum tersebut.
 Model kurikulum seperti ini mudah dilaksanakan pada negara yang menganut sistem sentralisasi
dan negara yang kemampuan profesional tenaga pengajarnya masih rendah.
Model dari Bawah (The Grass Roots
Model)
             Model dari bawah ini merupakan lawan dari model administratif. Inisiatif dan upaya
pengembangan kurikulum berasal dari bawah, yaitu para pengajar yang merupakan pelaksana
kurikulum di sekolah-sekolah. Model ini mendasar pada anggapan bahwa penerapan suatu
kurikulum akan lebih efektif jika para pelaksananya diikutsertakan pada kegiatan
pengembangan kurikulum.
             Pandangan yang mendasari pengembangan kurikulum model ini adalah

pengembangan kurikulum secara demokratis yaitu berasal dari bawah. Guru adalah
perencana, pelaksana dan juga penyempurna dari pengajaran di kelasnya, guru yang paling
tahu kebutuhan kelasnya. Oleh karena itu, dialah yang kompeten menyusun kurikulum bagi
kelasnya.
             Keuntungan model ii adalah proses pengambilan keputusan terletak pada para

pelaksana, mengikutsertakan berbagai pihak bawah khususnya para pengajar.


 Pengembangan kurikulum model dari bawah ini menuntut adanya kerjasama antar guru, antar

sekolah-sekolah, serta harus ada kerjasama antar pihak orang tua murid dan masyarakat.
Model grass roots akan berkembang dalam sistem pendidikan yang bersifat desentralisasi.
Pengembangan atau penyempurnaan ini dapat berkenan dengan suatu komponen kurikulum,
satu atau beberapa bidang studi ataupun seluruh bidang studi dan seluruh komponen
kurikulum.
             Pengembangan kurikulum yang bersifat desentralisasi dengan model ini

memungkinkan terjadinya kompetisi didalam meningkatkan mutu dan sistem pendidikan


sehingga dapat melahirkan manusia yang lebih mandiri dan kreatif.
Model Beauchamp (Beauchamp’s
System)
             Sesuai dengan namanya, model ini diformulasikan
oleh G.A. Beauchamp’s (1964), ia mengemukakan lima hal
penting dalam pengembangan kurikulum, yaitu :
 1.Menetapkan “arena atau lingkup wilayah” yan akan dicakup
oleh kurikulum tersebut,m yaitu berupa kelas, sekolah, sistem
persekolahan regional atau nasional.
 2.Menetapkan personalia, yaitu siapa-siapa yang turut serta
terlibat dalam pengembangan kurikulum. Ada empat kategori
orang yang turut berpartisipasi dalam pengembangan
kurikulum, yaitu : (1) para ahli pendidikan/kurikulum dan para
ahli bidang dari luar, (2) para ahli pendidikan dari perguruan
tinggai atau sekolah dan guru-guru terpilih, (3) para
profesional dalam sistem pendidikan, (4) profesional lain dan
tokoh-tokoh masyarakat.
 3.Organisasi dan prosedur pengembangan kurikulum. Langkah ini untuk
merumuskan tujuan umum dan tujuan khusus, memilih isi dan pengalaman
belajar, kegiatan evaluasi dan menentukan seluruh desain kurikulum.
Beauchamp membagi kegiatan ini dalam lima langkah, yaitu (1) membentuk
tim pengembang kurikulum, (2) mengadakan penilaian atau penelitian
terhadap kurikulum yang digunakan, (3) studi penjajagan tentang
kemungkinan penyusunan kurikulum baru, (4) merumuskan kriteria-kriteria
bagi penentuan-penentuan kurikulum baru, (5) penyusunan dan penulisan
kurikulum bru.
 4.Implementasi kurikulum. Langkah ini merupakan langkah
mengimplementasikan atau melaksanakan kurikulum secara sistematis di
sekolah.
 5.Evaluasi kurikulum. Merupakan langkah terakhir yang mencakup empat hal,
yaitu : (1) evaluasi tentang pelaksanaan kurikulum oleh guru-guru, (2) evaluasi
desain kurikulum, (3) evaluasi hasil belajar siswa, (4) evaluasi dari keseluruhan
sistem kurikulum. Data yang diperoleh dari hasil kegiatan evaluasi ini
digunakan bagi penyempurnaan sistem dan desain kurikulum serta prinsip
pelaksanaannya.
Model Terbaik Hilda Taba (Taba’s
Inverted Model)
             Model pengembangan kurikulum yang dikemukakan oleh Taba berbeda dengan cara
lazim yang bersifat deduktif karena caranya yang bersifat induktif. Itulah sebabnya model ini
disebut “model terbalik”. Ada lima langkah pengembangan kurikulum model taba ini, yaitu :
 1) Mengadakan unit-unit eksperimen kerjasama guru-guru. Didalam unit eksperimen ini
diadakan studi yang seksama tentang hubungan antara teori dan praktek. Ada delapan langkah
kegiatan dalam unit eksperimen ini : (1) mendiagnosis kebutuhan, (2) merumuskan tujuan
khusus, (3) memilih isi, (4) mengorganisasi isi, (5) memilih pengalaman belajar, (6)
mengorganisasi pengalaman belajar, (7) mengevaluasi, (8) melihat sekuens dan keseimbangan.
 2) Menguji unit eksperimen. Langkah ini dimaksudkan untuk mengetahui validitas dan
kepraktisannya untuk kelas-kelas atau tempat lain.
 3) Mengdakan revisi dan konsolidasi terhadap hasil unit eksperimen
 4) Menyusun kerangka kerja teoritis. Perkembangan yang dipergunakan untuk melakukan
kegiatan yang berdasarkan pada pertanyaan-pertanyaan apa isi unit-unit yang disusun secara
berurutan itu telah berimbang ke dalamnya dan keluasannya, dan apakah pengalaman belajar
telah memungkinkan belajarnya kemampuan intelektual dan emosional.
 5) Menyusun kurikulum, yang dikembangkan secara menyeluruh dan mendiseminasikan
(menerapkan kurikulum pada daerah atau sekolah yang lebih luas).
 Pengembangan kurikulum realitas dengan pelaksanaannya, yaitu melalui pengujian terlebih
dahulu oleh staf pengajar yang profesional. Dengan demikian, model ini benar-benar
memadukan teori dan praktek.
The Systemic Action-Research Model
             Model kurikulum ini didasarkan pada asumsi ahwa perkembangan kurikulu
merupakan perubahan sosial. Hal ini mencakup suatu proses yang melibatkan
kepribadian orang tua, siswa, guru, struktur sistem sekola, pola hubungan pribadi
dan kelompok dari sekolah dan masyarakat. Sesuai dengan asumsi tersebut, model
ini menekankan pada tiga hal, yaitu : hubungan insani, sekolah dan organisasi
masyarakat serta wibawa dari pengetahuan profesional. Penyusunan kurikulum
dengan memasukkan pandangan dan harapan masyarakat, dan salah satu cara
untuk mencapai hal itu adalah dengan prosedur action-research.
             Langkah pertama, mengadakan kajian secara seksama tentang masalah

kurikulum, berupa pengumpulan data yang bersifat menyeluruh, mengidentifikasi


faktor-faktor, kekuatan dan kondisi yang mempengaruhi masalah tersebut. Dari
hasil kajian itu, disusun rencana menyeluruh tentang cara-cara mengatasi masalah
dan tindakan apa yang harus diambil.
             Langkah kedua, mengimplementasi dari keputusan yang diambil dengan

kegiatan mengumpulkan data dan fakta. Kegiatan ini mempunyai beberapa fungsi
yaitu : (1) menyiapkan data bagi evaluasi tindakan, (2) sebagai bahan pemahaman
tentang masalah yang dihadapi, (3) sebagai bahan untuk menilai kembali dan
mengadakan modifikasi, (4) sebagai bahan untuk menentukan tindakan lebih
lanjut.
Emerging Technical Models
             Perkembangan bidang teknologi dan ilmu pengetahuan seerta nilai-nilai
efisiensi dan efektivitas dalam bisnis, juga mempengaruhi perkembangan model
kurikulum. Tumbuh kecenderungan baru yang didasarkan atas hal itu, diantaranya :
 1)The Behavioral Analysis Model. Menekankan penguasaan perilaku atau
kemampuan. Suatu perilaku / kemampuan yang kompleks diuraikan menjadi
perilaku yang sederhana yang tersusun secara hirarkis.
 2) The System Analysis Model. Berasal dari gerakan efisiensi bisnis. Langkah pertama
model ini adalah menentukan spesifikasi perangkat hasil belajar yang harus dikuasi
siswa. Langkah kedua menyusun instrumen untuk menilai ketercapaian hasil belajar
tersebut. Langkah ketiga mengidentifikasi tahap-tahap hasil yang dicapai serta
perkiraan biaya yang diperlukan. Langkah keempat membandingkan biaya dan
keuntungan dari beberapa program pendidikan.
 3)The Computer-Based Model. Suatu pengembangan kurikulum dengan
memanfaatkan komputer. Pengembangannya dimulai dengan mengidentifikasi
seluruh unit kurikulum, tiap unit kurikulum telah memiliki rumusan tentang hasil
yang diharapkan. Kepada para siswa dan guru diminta untuk melengkapi pertanyaan
tentang unit kurikulum tersebut. Stelah diadakan pengolahan disesuaikan dengan
kemampuan dan hasil belajar siswa disimpan dalam komputer.
Pendekatan Kurikulum
(pendekatan lain)

1. Pendekatan mata pelajaran


2. Pendekatan interdisipliner
a. Pendekatan struktural
b. Pendekatan fungsional
c. pendekatan daerah (interfild)
3. Pendekatan integratif
4. Pendekatan berdasarkan sistem pengelolaan
5. Pendekatan pengembangan kurikulum
berdasarkan fokus sasaran.
lanjutan
(1) Pendekatan mata pelajaran bertolak dari mata
pelajaran oleh masing-masing guru mata pelajaran.
Model ini biasanya hanya berdasarkan kebutuhan guru
mata pelajaran tsb. Pola ini lebih berbentuk terpisah-
pisah karena antara mata pelajaran tidak saling
berkaitan. Guru hanya bertanggung jawab dengan
mata pelajaran yang diampunya.
(2) Bertolak belakang dengan pendekatan (1) bahwa
antara satu mata pelajaran itu seharusnya saling
berhubungan, artinya mata pelajaran yang memiliki ciri
yang sama dipadukan menjadi satu bidang studi, mis:
agama dengan PPKn.
(3) Pendekatan ini beertolak dari suatu keseluruhan
atau suatu kesatuan yang bermakna dan berstruktur.
Pendidikan anak adalah pendidikan yang menyeluruh
dalam rangka pembentukan pribadi siswa yang
terintegrasi, karena itu kurikulum juga disusun untuk
mengembangkan pribadi yang utuh.
Lanjutan

(4) Pendekatan berdasarkan sistem pengelolaan,


artinya proses pembelajaran merupakan suatu
sistem yang dimulai dari: penetapan tujuan
instruksional, strategi instruksional,
bahan/materi, media, dan evaluasi. Di samping
komponen yang lain yaitu pendidik, subjek didik,
dan fasilitas.
(5) Pendekatan yang berangkat dari apa sasaran
yang mau dicapai dengan pemberian seperangkat
materi pembelajaran. Misalnya, jika fokusnya
adalah bagaimana agar dalam pembelajaran
siswa yang lebih aktif tentu sasarannya adalah
lebih kepada kepentingan siswa.
Model Pengembangan Kurikulum
(Lanjutan Modul 1)
 Model dari Ralply W. Tyler. Bagaimana merancang suatu
kurikulum disesuaikan dengan tujuan dan misi suatu
institusi pendidikan. (Ada 4 hal yang harus diperhatikan:
tujuan, pengalaman belajar untuk mencapai tujuan,
pengorganisasian pengalaman belajar dan
pengembangan evaluasi)
 Model Hilda Taba lebih menitikberatkan pada bagaimana
mengembangkan kurikulum sebagai suatu proses
perbaikan dan penyempurnaan kur. Langkah
1. Pilot unit, meliputi :mendiagnosis kebutuhan, formulasi
tujuan, memilih isi, mengorganisasi isi, memilih
pengalaman belajar, mengorganisasi pengalaman
belajar, menentukan alat evaluasi, dan menguji
keseimbangan kurikulum.
Lanjutan
2. Menguji coba unit eksprimen untuk
menentukan validitas dan kelayakan
penggunaannya
3. Merevisi dan mengkonsolidasi unit-unit
eksperimen.
4. Mengembangkan seluruh kerangka
kurikulum.
5. Implementasi dan desiminasi kurikulum
Model Pengembangan Kurikulum dari Olivia,
Kurikulum harus bersifat sederhana,
komprehensif, dan sistematik.
1. Menetapkan dasar filsafat
2. Menganalisis kebutuhan masyarakat
3. Merumuskan tujuan umum kurikulum
4. Merumuskan tujuan khusus kurikulum
5. Mengorganisasi rancangan implementasi
kurikulum
6. Menjabarkan kurikulum dalam tujuan umum
pembelajaran
7. Merumuskan tujuan khusus pembelajaran
8. Menetapkan dan menyeleksi strategi
pembelajaaran
9. Menyeleksi dan menyempurnakan teknik
penilaian
10. Mengimplementasikan strategi
pembelajaran
11. Mengevaluasi pembelajaran
12. Mengevaluasi kurikulum
 Model yang dikembangkan Beauchamp
a. Menetapkan wilayah atau area yang
melakukan perubahan suatu kurikulum.
b. Menetapkan pihak-pihak yang akan terlibat
dalam proses kurikulum.
c. Menetapkan prosedur yang akan ditempuh,
yaitu dalam hal merumuskan tujuan umum
dan tujuan khusus, memilih isi dan
pengalaman belajar serta menetapkan
evaluasi
d. Implementasi kurikulum.
e. Melaksanakan evaluasi kurikulum.
Model Pengembangan Kurikulum
Rogers
 Model I. Model yang paling sederhana yang
menggambarkan bahwa kegiatan pendidikan semata-
mata terdiri atas kegiatan memberikan informasi (isi
pelajaran). Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa
pendidikan adalah evaluasi dan evaluasi adalah
pendidikan, serta pengetahuan adalah akumulasi
materi dan informasi, model tersebut merupakan
model tradisional yang masih dipergunakan. Model I
ini mengabaikan cara-cara (metode) dalam proses
berlangsungnya kegiatan belajar mengajar dan urutan
atau organisasi bahwa pelajaran secara sistematis,
suatu hal yang seharusnya dipertimbangkan juga.
 Model II. Model ini dilakukan dengan menyempurnakan model I dengan
menambahkan kedua jawaban pada pertanyaan (3 dan 4) tersebut,
yaitu tentang metode dan organisasi bahan pelajaran.
             Dalam pengembangan kurikulum pada Model II di atas, sudah
dipikirkan pemilihan metode yang efektif bagi berlangsungnya proses
pengajaran. Di samping itu, bahan pelajaran juga sudah disusun secara
sistematis, dari yang mudah ke yang lebih sukar dan juga
memperhatikan luas dan dalamnya suatu bahan pelajaran. Akan tetapi,
Model II belum memperhatikan masalah teknologi pendidikan yang
sangat menunjang keberhasilan kegiatan pengajaran. Teknologi
pendidikan yang dimaksud adalah berkaitan dengan pertanyaan-
pertanyaan :
 1)         Buku-buku pelajaran apakah yang harus dipegrunakan dalam
suatu mata pelajaran?
 2)         Alat atau media pengakaran apa yang dapat dipergunakan
dalam mata pelajaran tertentu.
 Model III. Pengembangan kurikulum ini merupakan
penyempurnaan Model II yang belum dapat memberikan
jawaban terhadap pertanyaan 5 dan 6, yaitu dengan
memasukkan unsur teknologi pendidikan ke dalamnya.
Pengembangan kurikulum yang berorientasi pada bahan
pelajaran hanya akan sampai pada Model III. Padahal
masih ada satu lagi masalah pokok yang harus
diperhatikan, yaitu yang berkaitan dengan masalah tujuan.
             Model IV. Merupakan penyempurnaan Model III,
yaitu dengan memasukkan tujuan ke dalamnya. Tujuan
itulah yang bersifat mengikat semua komponen yang lain,
baik metode, organisasi bahan, teknologi pengajaran, isi
pelajaran maupun kegiatan penilaian yang dilakukan.
Langkah-langkah Pengembangan
Kurikulum
a. Analisis dan diagnosis kebutuhan (kebutuhan
siswa, stakeholders, dan harapan pemerintah)
b. Perumusan tujuan yang berhierarki (kompleks-
khusus dan operasional)
c. Pemilihan dan pengorganisasian materi
d. Pemilihan dan pengorganisasian pengalaman
belajar.
e. Evaluasi kurikulum.
Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi
Pengembangan kurikulum merupakan proses
yang kompleks. Pengembangan kurikulum
berbasis kompetensi memfokuskan pada
kompetensi tertentu, berupa paduan
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
dapat didemostrasikan peserta didik sebagai
ujud pemahaman terhadap konsep yang
dipelajari.
Pendekatan dalam pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi

Pendekatan kompetensi merupakan


pendekatan yang menfokuskan pada
penguasaan kompetensi tertentu berdasarkan
tahapan perkembangan peserta didik. Setiap
tahapan perkembangan memiliki potensi
bawaan yang dapat dikembangkan tetapi
pemekarannya sangat terantung pada
kesempatan yang ada dan kondisi lingkungan.
 Guru SDLB/SMPLB/SMALB atau bentuk lain yang
sederajat harus memiliki:
(1) kualifikasi akademik pendidikan minimum
diploma empat (D-4) atau sarjana (S-1),
(2) latar belakang pendidikan tinggi dengan
program pendidikan yang sesuai dengan mata
pelajaran yang diajarkan, dan
(3) sertifikasi profesi guru SDLB/SMPLB/SMALB.

 Guru SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat


harus memiliki:
(1) kualifikasi akademik pendidikan minimum
diploma empat (D-4) atau sarjana (S-1),
(2) latar belakang pendidikan tinggi dengan
program pendidikan yang sesuai dengan mata
pelajaran yang diajarkan, dan
(3) sertifikasi profesi guru SMK/MAK.
Lanjutan

 B. Jenis-jenis Tujuan pembelajaran dan Perumusannya


1. Domain Kognitif
1. Pengetahuan: pada akhir pembelajaran Bahasa Indonesia siswa
mampu berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan
dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar
2. Pemahaman: pada akhir pembelajaran siswa dapat menjelaskan
tujuan berbahasa Indonesia
3. Penerapan: pada akhir pembelajaran siswa dapat menggunakan
bahasa Indonesia dalam bentuk lisan atau tulisan
4. Analisis: pada akhir pembelajaran siswa dapat menelaah tulisan
dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
5. Sintesis: pada akhir pembelajaran siswa dapat menyimpulkan
penggunaan bahasa Indonesia baik secara lisan maupun tulisan
dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
6. Evaluasi: pada akhir pembelajaran siswa dapat menggunakan
bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari
7. Mencipta: pada akhir pembelajaran siswa dapat
menghasilkan bahasa Indonesia secara lisan maupun
tulisan
MACAM
KAWASAN MACAM
TAHAPAN KEMAMPUAN
BIDANG MATA
REKAYASA YANG
KERJA KULIAH
DIBUTUHKAN

DI’IDE’KAN

DIRANCANG A
B
DIBANGUN

DIGUNAKAN PENGETAHUAN
KETRAMPILAN
DIALAMI C
SIKAP
DINIKMATI apa yang
DIAPRESIASI diperlukan
DIRAWAT
DIKEMBANGKAN
DIRENOVASI
DIBONGKAR
NO DEMENSI KOMPETENSI GENERIK LULUSAN ( S1 )

Penguasaan prinsip dasar keilmuannya dan


kemampuan penerapan serta pengembangannya,
1 Bidang ilmu
dengan menggunakan perangkat yang handal dan
teknologi informasi.

Kemampuan mengkomunikasikan pemikirannya


dengan baik, dan kemampuan keterlibatan dalam
2 Komunikasi
bidangnya secara pribadi maupun kelompok /
masyarakat yang lebih luas.

Kemampuan untuk belajar sepanjang hayat, punya


kepekaan dan pemahaman masalah sosial,budaya,
3 Sikap
dan global. apresiatif pada etika dan punya
tanggung jawab profesi.

Kemampuan berkonsep, kreatif, inovatif, dan


4 Cara berfikir
metodik, punya wawasan luas.
CIRI-CIRI
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

 Menyatakan kompetensi secara jelas dari


proses pembelajaran bidang studinya ;
 Proses pembelajaran memberi bekal kepada
tercapainya kompetensi dan berfokus pada
mahasiswa;
 Lebih mengutamakan kesatuan penguasaan
ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif ,secara
utuh;
 Proses penilaian hasil belajar lebih ditekankan
pada kemampuan untuk mendemonstrasikan
kognitif, psikomotorik dan afektif (evaluasi
proses & hasil ).
Lanjutan 2. Domain Afektif
Jenis Kemampuan internal Kt. Kerja
Perilaku Operasional
Penerimaa Menunjukkan……. Menanyakan, memilih,
n Mis: kesadaran, kemauan mengikuti dll
Pemberian Mengakuai …………. Memberi, menyatakan,
respon Perbedaan, kepentingan menempatkan
penilaian Menerima suatu nilai, Melaksanakan,
menyukai, menghargai menyatakan pendapat,
pengorgani Membentuk sistem nilai, Merumuskan,
sasian bertanggung jawab menghubungkan,
menyusun
Karakteris Menunjukkan …. Bertindak, menyatakan,
tik Kepercayaan diri dll. melayani, membuktikan
.
B. Telaah Kurikulum Bahasa Indonesia

▪ Telaah Komponen Kurikulum Mata


Pelajaran Bahasa dan Satra Indonesia SD
untuk menigkatkan mutu pendidikan
nasional.
▪ Departemen Pendidikan Nasional
menyempurnakan kurikulum yang diberi
nama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) diberlakukan tahun 2006.
▪ Kurikulum ini merupakan refleksi
pemikiran terhadap pendidikan dasar dan
menengah sebagai salah satu wujud
reformasi pendidikan.
Telaah Kurikulum Bahasa
Indonesia
▪ Materi pembelajaran disederhanakan.
Standar isi minimal. Pengembangan
diserahkan pada sekolah yang bersangkutan
dan disesuaikan dengan karakteristik
sekolah tersebut.
▪ Untuk mencapai tujuan pembelajaran
dengan hasil yang baik, penilaian dilakukan
bedasarkan pencapaian setiap indikator,
mulai dari saat kegiatan belajar berlangsung
sampai dengan akhir pembelajaran penilaian.
Penilain lebih ditekankan bersifat individual.
. LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
BAHASA INDONESIA
.

▪ Pada umumnya dalam


mengembangkan kurikulum
dapat berpegang pada
asas-asas:
1. Asas Filosofis
2. Asas Pisikologis
3. Asas Sosiologis
4. Asas Organisatosis
.

1. Asas Filosofis
✓ Landasan filosofis merupakan
pandangan hidup, individu,
masyarakat, dan bangsa.
✓ Filsafat memberikan arah
pendidikan seperti hakikat
pendidikan dan tujuan
Pendidikan.
✓ Oleh karena itu Kurikulum
sebagai sarana untuk mencapai
tujuan pendidikan.
.

2.  Asas Psikologis
✓ Landasan psikologis berkenaan
dengan perilaku manusia:
- Cara peserta didik belajar
- Faktor yang dapat menghambat
kemauan belajar.
- Hakikat proses belajarmengajar.

- Tingkat-tingkat perkembangan
peserta didik.
✓ Kurikulum disusun agar peserta
didik dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik.
3. Asas Sosiologis
✓ Penyampaian kebudayaan
yaitu proses sosialisasi individu
dan rekontruksi masyrakat.
✓ Landasan sosial budaya
mengembangkan kurikulum
pada tingkat nasional, guru
dalam pembinaan kurikulum
tingakat sekolah, dan tingkat
pengajaran.
4.  Asas Organisatoris: Berkenaan
dengan organisasi kurikulum.
✓ Ada tiga organisasi kurikulum:
a.  Kurikulum yang berisi sejumlah mata pelajaran yang
terpisah-pisah (separated subject curriculum)
b.  Kurikulum yang berisi sejumlah mata pelajaran yang sejenis di
hubung-hubungkan (Correlated curriculum)
c.  Kurikulum yang terdiri dari peleburan semua/hampir semua
mata pelajaran(integrated curriculum)
.
C.    PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA

▪ Menurut Tim Sosialisasi KTSP. Bahan ajar


adalah segala bentuk bahan, informasi, alat
dan teks yang digunakan untuk membantu
guru atau instruktor dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan
yang dimaksud bisa berupa tertulis
maupun yang tidak tertulis.
▪ Bahan ajar atau materi kurikulum
(curriculum material) adalah isi
atau muatan kurikulum yang harus
dipahami oleh siswa dalam upaya mencapai
tujuan kurikulum.
▪ Bahan ajar atau materi pembel- .

jaran (instructional materials).


▪Jenis-jenis materi pembelajaran
terdiri atas pengetahuan
(fakta, konsep, prinsip,
prosedur), keterampilan
(menyimak, berbicara,
membaca, menulis), dan sikap
atau nilai yang harus dipelajari
siswa dalam rangka mencapai
standar kompetensi yang telah
ditentukan.
.

▪ Bahan ajar yang baik dirancang sesuai


dengan prinsip-prinsip instruksional. Guru
dapat menulis sendiri bahan ajar yang ingin
digunakan dalam kegiatan belajar
mengajar (KBM).
▪ Guru juga dapat memanfaatkan buku
teks atau bahan dan informasi lainnya
yang sudah ada di pasaran untuk
dikemas kembali atau ditata sedemikian
rupa sehingga dapat menjadi bahan ajar.
▪ Bahan ajar biasanya dilengkapi dengan
pedoman untuk mempermudah siswa
dan guru dalam kegiatan belajar
mengajar.
.

▪  Jenis-Jenis Bahan Ajar Bahasa


Indonesia
▪ Bentuk bahan ajar atau materi
pembelajaran antara lain:
1. Bahan cetak seperti; modul,
buku , LKS, brosur, hand
out, leaflet,wallchart,
2. Audio Visual seperti; video/film/VCD
3. Audio seperti; radio, kaset, CD
audio, PH
4. Visual; foto, gambar, model/maket
5. Multi Media; CD interaktif, computer
Based, Internet
.
Kesimpulan
.

▪ Tugas utama seorang guru adalah


membimbing, mengajar, dan melatih
peserta didik secara professional sehingga
dapat mengantarkan peserta didik
mencapaian tujuan pendidikan dengan
berpedoman kurikulum.
▪ Di Indonesia tujuan kurikulum tertera
pada Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1
disebutkan bahwa: Kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai isi dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggara kegiatan belajar mengajar.
.
TELAAH KURIKULUM BAHASA INDONESIA DAN
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR 2013

A.  Kurikulum Bahasa Indonesia


B. Landasan Pengembangan
Kurikulum
C. Karakteristik Kurikulum
D. Tujuan Kurikulum
E. Struktur Kurikulum SD
F. Tujuan Negara mencerdaskan
mencerdaskan bangsa
A.  Kurikulum Bahasa Indonesia
.

▪ Kurikulum Bahasa Indonesia:


Penekanan pembelajaran
pada keterampilan, kemahiran
atau kemampuan berbahasa.

▪ Keterampilan Berbahasa terdiri


atas: 1. menyimak
2. berbicara
3. membaca dan
4. menulis
▪ Keterkaitan ke empat komponen
keterampilan berbahasa sangat erat
yaitu:
1. Menyimak adalah aktif reseptif atau
menerima pesan (lisan dan langsung).
2. Membaca adalah aktif produktif atau
menyampaikan pesan (tertulisan tidak
langsung).
3. Berbicara adalah lisan dan langsung.
4. Menulis adalah tertuslis dan tidak
langsung.
▪ Hubungan:
1. Menulis dengan membaca: Sumber
sarana: buku, majalah, surat kabar,
jurnal, dan laporan. Pesan yang
disampaikan penulis diterima oleh
pembaca melalui lambang bahasa yang
dituliskan. Ketika aktivitas menulis
berlangsung si penulis melakukan
aktivitas sebagai pembaca
dan sebaliknya.
2. Menulis dengan menyimak : Sumber
sarana: radio, teievisi, ceramah, pidato,
wawancara, diskusi atau berbincang
merupakan informasi untuk menyimak
dan menginspirasi aktifitas menulis.
▪ Hubungan:
3. Menulis dengan berbicara:
✓ Menggunakan bahasa tulis. Cara
penyampaian satu arah dan disertai
unsur-unsur tidak menggunakan bahasa
(nonverbal).
✓ Selain tidak menggunakan bahasa
(nonverbal), tidak menggunakan:
tinggi rendah, panjang pendek,
lembut kerasnya suara, dan irama
kalimat.
✓ Ragam tulis mengunakan: judul atau
sub judul, rincian paragraf, tanda
baca, dan kalimat transisi
▪ Manfaat menulis:
▪ Peningkatan kecerdasan
▪ Pengembangan daya inisiatif
dan kreativitas
▪ Penumbuhan dan keberanian
▪ Pendorong kemauan dan
kemampuan mengumpulkan
informasi
Buku Pelajaran Bahasa Indonesia

▪ Buku-buku yang digunakan


di Sekolah SD di Indonesia:
▪ Buku bacaan
▪ Buku sumber
▪ Buku Pegangan Guru
▪ Buku Pelajaran atau buku
teks
. B. Landasan Pengembangan Kurikulum

.
▪ Sukmadinata (1997)
mengemukakan empat
landasan utama dalam
pengembangan kurikulum:
(1) filosofis
(2) psikologis
(3) sosial-budaya
(4) ilmu pengetahuan dan
teknologi.
. B. Landasan Pengembangan Kurikulum

.
▪ Penyempurnaan Kurikulum 2013
juga memiliki beberapa landasan
sebagai dasar pengembangannya.
Diantaranya:
(1) landasan yuridis
(2) landasan filosofis
(3) landasan teoritis
(4) landasan empiris.
▪ Hal tersebut di jelaskan secara
rinci di dalam draf kurikulum 2013
yaitu sebagai berikut:
1.  Landasan Yuridis
✓ Kurikulum 2013 adalah
Pancasila dan 2013 Undang-
undang Dasar 1945, Undang-
undang nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem
Pendidikan, Nasional.
✓ Peraturan Pemerintah nomor 19
tahun 2005, dan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional nomor 23
tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan dan
Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional nomor 22 tahun 2006
tentang Standar isi.
.

2. Landasan Filosofis
✓ Pendidikan berakar pada budaya bangsa.
Melalui pendidikan berbagai nilai dan
keunggulan budaya di masa lampau
diperkenalkan, dikaji, dan dikembangkan
menjadi budaya individu, masyarakat, dan
bangsa yang sesuai dengan zaman peserta
didik tersebut hidup.
✓ Atas dasar pikiran itu maka kontek
pendidikan pada kurikulum 2013
yang dikembangkan dari warisan budaya
dan kehidupan masa kini perlu diarahkan
untuk memberi kemampuan peserta didik
menggunakan kehidupan masa depan
terutama masa dia telah menyelesaikan
pendidikan formal.
✓ Sikap keterampilan dan pengetahuan
yang menjadi konten pendidikan harus
dapat digunakan untuk kehidupan
satu
sampai dua dekade dari sekarang.
Artinya, konten pendidikan yang
dirumuskan dalam Standar
Kompetensi Lulusan dan dikembangkan
dalam kurikulum harus menjadi dasar
bagi
peserta didik untuk dikembangkan dan
disesuaikan dengan kehidupa mereka
sebagai pribadi anggota masyarakat
dan warga negara yang produktif serta
bertanggung jawab di masa
mendatang.
3. Landasan Teoritis
Pada Kurikulum 2013, kurikulum dikembangkan atas
dasar teori pendidikan yang di dasarkan pada standar
dan teori pendidikan berbasis kompetensi. Pendidikan
berda- sarkan standar pendidikan yang menetapkan
standar nasional sebagai kualitas minimal hasil belajar
yang berlaku untuk setiap kurikulum. Standar kualitas
nasional dinyatakan sebagai Standar Kompetensi
Lulusan. Standar Kompetensi Lulusan tersebut adalah
kualitas minimal lulusan suatu jenjang atau satuan
pendidikan. Standar Kompetensi Lulusan mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan (PP nomor 19
tahun 2005).
4. Landasan Empiris
Pada saat ini perekonomian Indonesia
terus tumbuh di tengah bayang-bayang
resesi dunia. Pertumbuhan ekonomi
Indonesia dari 2005 sampai dengan 2008
berturut-turut 5,7%, 5,5%, 6,3%,
2008: 6, 4% (www.presidenri.go.id/index.
php/indikator). Pertumbuhan ekonomi
Indonesia tahun 2012 diperkirakan lebih
tinggi dibandingkan pertumbuhan
ekonomi negara-negara ASEAN sebesar
6,5 – 6,9 % (Agus D.W. Martowardojo,
dalam Rapat Paripurna DPR,
31/05/2012). Momentum pertumbuhan
ekonomi ini harus terus dijaga dan
ditingkatkan.
.

4. Landasan Empiris
Pada saat ini perekonomian Indonesia terus
tumbuh di tengah bayang-bayang resesi dunia.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 2005 sampai
dengan 2008 berturut-turut 5,7%, 5,5%, 6,3%,
2008 : 6, 4% (www.presidenri.go.id/index.
php/indikator). Pertumbuhan ekonomi
Indonesia tahun 2012 diperkirakan lebih tinggi
dibandingkan pertumbuhan ekonomi negara-negara
ASEAN sebesar 6,5 – 6,9 % (Agus D.W. Martowardojo,
dalam Rapat Paripurna DPR,31/05/2012). Momentum
pertumbuhan ekonomi ini harus terus dijaga dan
ditingkatkan.
.
C. Karakteristik Kurikulum 2013

1.  Mengembangkan keseimbangan anatara


pengembangan sikap spiritual dan social, rasa
ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan
kemampuan intelektual dan psikomotorik.
2.  Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang
memberikan pengalaman belajar terencana
dimana peserta didik menerapkan apa yang
dipelajari disekolah ke masyarakat dan
memanfaatkan masyarakat sebagi sumber belajar.
3.  Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan serta menerapkannya dalam
berbagai situasi disekolah dan masyarakat.
4.  Memberi waktu yang cukup leluasa untuk
mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan,
dan keterampilan.
5. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk
kompetensi inti kelas yang dirinci lebih
lanjut dalam kompetensi dasar pelajaran.
6. Kompetensi inti kelas menjadi unsur
pengorganisasi (organizing elements)
kompetensi dasar, dimana semua
kompetensi dasar dan proses pembelajaran
dikembangkan untuk mencapai
kompetensi yang dinyakan dalam
kompetensi inti.
7. Kompetensi dasar dikembangkan
didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya
(enriched) antar mata pelajaran dan
jenjang pendidikan (organisasi
horizontal dan vertical).
D.  Tujuan Kurikulm 2013
.

▪ Kurikulum 2013 bertujuan untuk


mempersiapkan manusia Indonesia
agar memiliki kemampuan hidup LEV VYGOTSKY
sebagai pribadi dan warga Negara (1896-1934)
yang beriman, produktif, kreatif,
inovatif, dan efektif serta mampu
berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan peradaban dunia.

Jean Piaget
.
Tujuan Negara Mencercaskan Kehidupan Bangsa
dalam Kurikulm 2013

1. Belajar untuk bertagwa kepada Tuhan


2. Belajar untuk memahami dan
menghayati
3. Belajar untuk melaksanakan dan
berbuat secara efektif
4. Belajar untuk hidup bersama dan
bermanfaat untuk orang lain
5. Belajar untuk membangun dan
menemukan jati diri: yaitu proses
belajar aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan (BAKEM)
E. Struktur Kurikulum SD
.

▪ Beban belajar dinyatakan dalam jam


belajar setiap minggu untuk masa
belajar selama satu semester. Beban
belajar di SD Tahun I, II, dan III
masing-masing 30, 32, 34 sedangkan
untuk Tahun IV, V, dan VI masing-
masing 36 jam setiap minggu. Jam
belajar SD adalah 40 menit. Struktur
Kurikulum SD adalah sebagai berikut:
. ALOKASI WAKTU BELAJAR
MATA PELAJARAN
I II III IV V VI

Kelompok A

1. Pendidikan Agama 4 4 4 4 4 4

2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 5 6 6 6 6 6

3. Bahasa Indonesia 8 8 10 10 10 10

4. Matematika 5 6 6 6 6 6

Kelompok B

Seni Budaya dan Keterampilan


1. 4 4 4 6 6 6
(termasuk muatan lokal)

Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan


2. 4 4 4 4 4 4
Kesehatan
.
Kesimpulan
.

1.  Indonesia sebagai bangsa yang merdeka


telah mengalami berbagai hal perkem-
bangan terutama dalam bidang pendidikan
untuk pelaksanaan kurikulum.
2.  Kurikulum 2013 dilaksanakan untuk
meningkatkan mutu pendidikan di
Indonesia.
3.  Dalam pelaksanaannya, Kurikulum 2013
mempunyai berbagai landasan, Landasan
Yuridis, Filosofis, dan teoritis.
4.  Rasionalitas pengembangan kurikulum
2013 mempunya
.
Kesimpulan
.

5.  Kurikulum 2013 dirancang dengan


karakteristik-karakteristik khusus.
6.  Tujuan kurikulum 2013 pada intinya
mempersiapkan manusia Indonesia untuk
potensi pembangunan bangsa Negara
dan peradaban dunia.
7.  Ditiap jenjang pendidikannya Kurikulum
2013 mempunyai struktur yang berbeda-
beda dan lebih ditekankan pada peserta
didik sebagai objek.
Latihan Yuk! .

•.

TELAAH KURIKULUM BAHASA INDONESIA DAN


PENGEMBANGAN
BAHAN AJAR

Saksikan: Video dan jawab Soal-soal


Jawab Soal UTS & UAS

▪ Buku-buku yang digunakan


di Sekolah SD di Indonesia:
Di Sekolah Bapak dan Ibu
Guru
▪ Buku bacaan
▪ Buku sumber
▪ Buku Pelajaran atau buku
teks
Buku Sumber

Nursalim A.R, 2012. Pembelajaran


Bahasa Indonesia untuk
PGMI.Pekanbaru : Zanafa
Publishing
Abdul Gafur , Disain instruksional:
langkah sistematis penyusunan
pola dasar kegiatan belajar
mengajar. (Solo: Tiga Serangkai,
1994), hlm. 17.

Anda mungkin juga menyukai