Anda di halaman 1dari 15

HIDUP BERLIMPAH

DENGAN SYUKUR
Bacaan Surat :Efesus 5:20

DI SAMPAIKAN DALAM
IBADAH RAYA MINGGU
PADA GEREJA SIB JEMAAT
KAMBIZAAN
MINGGU, 30 Mei 2021
By : Paulus Izaac Toisuta
Efesus 5:20
“Ucaplah syukur senantiasa atas
segala sesuatu dalam nama Tuhan
kita Yesus Kristus kepada TUHAN
dan Bapa kita.”
PENDAHULUAN

 Rabi Paulus mendorong umat Tuhan di Efesus untuk


senantiasa mengucap syukur dalam segala keadaan.
 Hal yang sama juga dinasehatkan oleh rabi Paulus
kepada jemaat Tuhan di dalam 1 Tesalonika 5:18 , di
tuliskan : “Mengucap syukurlah dalam segala hal,
sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus
Yesus bagi kamu”
 Rabi Paulus bukan hanya mampu memberikan nasehat,
tetapi juga melaksanakan apa yang ia nasehatkan. Ia
menulis nasehatnya saat berada di penjara.
BELAJAR DARI AYUB
 Salah satu pribadi dalam Kitab Suci yang
patut menjadi teladan dalam kita menjalani
hidup dengan penuh syukur adalah Ayub.
 Ayub 1:20-22” ” Maka berdirilah Ayub, lalu
mengoyak jubahnya, dan mencukur
kepalanya, kemudian sujudlah ia dan
menyembah,katanya: "Dengan telanjang
aku keluar dari kandungan ibuku,
dengan telanjang juga aku akan kembali
ke dalamnya. TUHAN yang memberi,
TUHAN yang mengambil, terpujilah
nama TUHAN!"Dalam kesemuanya itu
Ayub tidak berbuat dosa dan tidak
menuduh Allah berbuat yang kurang
patut.”
Apa rahasianya Ayub sehingga ia dapat
bersyukur dalam segala hal yang
dialami?
1. Tidak menilai TUHAN hanya berazaskan satu
peristiwa yang di alami sahaja.
 Ayub tidak hanya bersyukur ketika
memiliki hanyak harta dan anak, juga
tidak sahaja ketika ia sehat. Ia tetap
dapat bersyukur walaupun semua hilang
daripadanya.
 Ayub 1:9-11 “Apakah dengan tidak
mendapat apa-apa Ayub takut akan
Allah? Bukankah Engkau yang membuat
pagar sekeliling dia dan rumahnya serta
segala yang dimilikinya? Apa yang
dikerjakannya telah Kau berkati dan apa
yang dimilikinya makin bertambah di
negeri itu. Tetapi ulurkanlah tangan-Mu
dan jamahlah segala yang dipunyainya, ia
pasti mengutuki Engkau dihadapan-Mu.
Sikap Ayub sangat bertentangan dengan
isterinya
 Ayub 2:9 “Masih
bertekunkah engkau dalam
kesalehanmu? Kutukilah
Allahmu dan matilah”.

Itulah model iman kondisional iaitu


iman yang di miliki berazaskan
kepada kondisi yang di alami:
“kalau Diberkati memuji, bersyukur;
diberi kesulitan akan
mempersalahkan,memaki dan
mengutuki .”
ROMA 8:28

”Kita tahu sekarang, bahwa


Allah turut bekerja dalam
segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan
bagi mereka yang
mengasihi Dia, yaitu bagi
mereka yang terpanggil
sesuai dengan rencana
Allah.”
2. Tidak menilai TUHAN hanya berazaskan
kehilangan yang ia alami
 Ayub menyadari bahawa semua yang
ada yang ia miliki sememangnya
adalah milik TUHAN, sehingga ia tidak
marah ketika semuanya TUHAN ambil.
 Ayub 1:12 “Maka firman TUHAN
kepada Iblis: "Nah, segala yang
dipunyainya ada dalam kuasamu;
hanya janganlah engkau mengulurkan
tanganmu terhadap dirinya." Kemudian
pergilah Iblis dari hadapan TUHAN.”
 Ayub 2:6 “Maka firman TUHAN
kepada Iblis: "Nah, ia dalam kuasamu;
hanya sayangkan nyawanya."
3. Tidak menilai TUHAN hanya
berazaskan pemberian-Nya.
 Alasan setan mencobai Ayub: Setan
berkata: Ayub mengikuti TUHAN
ianya hanya karena berkat yang
berkelimpahan: Ia dipagari; rumanya
dipagari; anak dan istrinya dipagari;
hartanya tidak henti-hentinya
bertambah sehingga ia menjadi
orang kaya nomor satu dinegerinya.
Kalau semuanya itu diambil dari
Ayub, maka Ayub pasti mengutuki
TUHAN.
Ternyata Ayub tidaklah seperti itu
 Ayub tetap tidak mau mengutuki TUHAN
ketika semuanya diambil. Jadi apa yang
membuat Ayub tetap saleh? Ianya karena
Ayub tetap setia kepada TUHAN
 Apa yang membuatmu tetap saleh, tetap
beribadah, tetap pelayanan, tetap mengikut
TUHAN?
 Bersyukur itu harus bertumbuh dari hati
karena mendapat berkat TUHAN
menjadikan kita mendapati diri TUHAN
sendiri. Jika ucapan syukur kita selalu
berazaskan kepada memperoleh berkat dari
TUHAN, maka hidup akan orang yang sulit
untuk bersyukur. Karena dengan berjalannya
waktu kita akan mengalami kehilangan demi
kehilangan.”
Seorang Penulis yang bernama HENRI
NOUWEN berkata bahawa:
“HIDUP ITU ADALAH SERANGKAIAN KEHILANGAN-
KEHILANGAN”

a. Ketika lahir kita kehilangan rasa aman berada


dalam kandungan.
b. Ketika masuk sekolah kita kehilangan rasa
aman tinggal dalam lingkungan hidup keluarga.
c. Ketika memperoleh pekerjaan kita kehilangan
kemerdekaan sebagai anak muda.
d. Ketika menikah kita kehilangan kegembiraan
karena masih mempunyai banyak pilihan.
e. Ketika menjadi tua kita kehilangan ketampanan,
kesehatan, kebebasan fisik.
f. Dan ketika mati, kita kehilangan segala-galanya
PENUTUP
 Kalau kita termasuk orang yang tidak dapat
mengucap syukur dalam segala hal, berarti kita
tidak bezanya dengan orang yang tidak mengenal
TUHAN , yang hanya mahu menerima apa yang
baik sahaja dalam hidup dan menolak apa yang
tidak baik. Dan menurut Ayub, ini merupakan
konsep orang yang salah. Justru karena kita
sedang hidup di dunia ini yang merupakan daerah
kekuasaan musuh, tidaklah mungkin kita dapat
bebas dari cabaran dan penderitaan.
 Jadi kita dapat melihat setidaknya ada tiga
rahasia untuk kita dapat mengucap syukur
senantiasa. Pertama: Tidak menilai TUHAN hanya
berazaskan satu peristiwa. Kedua: Tidak menilai
TUHAN hanya berdasarkan yang hilang. Ketiga:
Tidak menilai TUHAN hanya berdasarkan
pemberian-Nya.
PENUTUP
 Kalau kita oleh kasih karunia
TUHAN dapat tetap mengucap
syukur dalam segala hal, iblis tidak
akan punya pegangan ke atas kita
sama kali. Dengan cara demikianlah
kita memuliakan TUHAN di dalam
kehidupan kita.
Raja Daud menuliskan:
“Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan
sepenuh hatiku, ya YHWH Elohimku; dan
memuliakan nama-Mu untuk selama-
lamanya”
-Mzm. 86:12-
TUHAN
MEMBERKATI

Anda mungkin juga menyukai