Anda di halaman 1dari 26

PENDAMPINGAN DAN

PENDAMPING
PELATIHAN PENDAMPING PROSES PRODUK HALAL (PPH)
SABTU - SENIN, 10 – 12 SEPTEMBER 2022
JAMINAN PRODUK HALAL
• Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
mengamanatkan negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk
untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut
agamanya dan kepercayaannya itu;
• Untuk menjamin setiap pemeluk agama untuk beribadah dan
menjalankan ajaran agamanya, negara berkewajiban memberikan
pelindungan dan jaminan tentang kehalalan produk yang dikonsumsi dan
digunakan masyarakat;
• Produk yang masuk, beredar, dan diperdagangkan di wilayah Indonesia
wajib bersertifikat halal;
• Produk yang beredar di masyarakat belum semua terjamin kehalalannya.
DASAR HUKUM
• Undang-undang No. 33 tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal
• Undang-undang No. 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja
• Peraturan Pemerintah No. 39 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Jaminan Produk Halal
• Peraturan Menteri Agama No. 20 tahun 2021 tentang Sertifikasi
Halal Bagi Pelaku Usaha Mikro dan Kecil
PRODUK YANG WAJIB BERSERTIFIKAT
HALAL
1. BARANG
• Makanan, minuman, obat, dan kosmetik ;
• Produk Kimiawi, produk biologi, dan produk rekayasa genetik (hanya yang terkait
makanan, minuman, obat, dan kosmetik)
• Barang gunaan yang digunakan, dipakai, atau dimanfaatkan (hanya bagi barang yang
berasal dan/atau mengandung unsur hewan)
2. JASA
penyembelihan, pengolahan, penyimpanan, pengemasan, pendistribusian, penjualan,
dan/atau penyajian yang terkait dengan makanan, minuman, obat, dan kosmetik
SERTIFIKASI HALAL BAGI UMK
• Produk yang dihasilkan oleh Pelaku Usaha Mikro dan Kecil (UMK)
wajib bersertifikat Halal yang didasarkan pada Pernyataan Pelaku
UMK dan dilakukan berdasarkan standar halal yang ditetapkan
Badan Penyelenggaran Jaminan Produk Halal (BPJPH).
• Pelaku UMK merupakan usaha produktif yang memiliki modal
usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan sesuai ketentuan
perundang-undangan dengan kriteria : a. produk tidak beresiko
atau menggunakan bahan yang sudah dipastikan kehalalannya; dan
b. proses produksi yang dipastikan kehalalannya dan sederhana.
• Pelaku UMK harus memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB).
STANDAR HALAL
a. Adanya pernyataan Pelaku Usaha yang
berupa ikrar/akad berisi :
1. Kehalalan Produk dan Bahan yang
digunakan; dan
2. Proses Produk Halal (PPH)
b. Adanya pendampingan Proses Produk Halal
(PPH)
PPH DAN PENDAMPINGAN PPH
• Proses Produk Halal yang selanjutnya disingkat
PPH adalah rangkaian kegiatan untuk menjamin
kehalalan produk meliputi penyediaan bahan,
pengolahan, penyimpanan, pengemasan,
pendistribusian, penjualan, dan penyajian produk.
• Pendampingan adalah kegiatan mendampingi
Pelaku Usaha Mikro dan Kecil dalam memenuhi
persyaratan kehalalan produk.
PENDAMPINGAN PPH
• Dilakukan oleh organisasi kemasyarakatan atau lembaga keagamaan
Islam yang berbadan hukum, dan/atau perguruan tinggi.
• Dalam melakukan Pendampingan PPH, ormas atau lembaga
keagamaan Islam yang berbadan hukum dan/atau perguruan tinggi
menunjuk PENDAMPING PPH.
• Pendampingan dapat juga dilakukan oleh instansi pemerintah atau
badan usaha sepanjang bermitra dengan ormas atau lembaga
keagamaan Islam yang berbadan hukum dan/atau perguruan tinggi
SYARAT LEMBAGA PENDAMPING PPH
Bagi Ormas atau Lembaga Keagamaan Islam
• Telah berdiri minimal 10 (sepuluh) tahun;
• Memiliki paling sedikit 5 (lima) orang ahli
agama yang memahami syari’at kehalalan
Produk; dan
• Memiliki unit yang menangani Pendampingan
PPH.
SYARAT LEMBAGA PENDAMPING PPH
Bagi Perguruan Tinggi Negeri atau Swasta
• Terakreditasi;
• Menyiapkan tenaga ahli yang memiliki
kompetensi relevan dengan tugas
pendampingan PPH; dan
• Memiliki unit yang menangani Pendampingan
PPH.
PENDAFTARAN LEMBAGA PENDAMPING
• Permohonan pendaftaran kepada Kepala BPJPH;
• Melampirkan dokumen-dokumen :
1. Akta atau dasar hukum pendirian;
2. Keputusan akreditasi perguruan tinggi;
3. Struktur organisasi;
4. Ijazah sarjana/diploma IV (empat) dan/atau syahadah sebagai
bukti keahlian terhadap kompetensi teknis dan/atau syari’at
kehalalan produk; dan
5. Pernyataan komitmen melakukan pendampingan PPH
KEWAJIBAN PENDAMPINGAN PPH
Ormas atau Lembaga Keagamaan Islam yang berbadan hukum dan/atau
perguruan tinggi yang telah memiliki nomor registrasi, mempunyai
kewajiban :
1. Melakukan rekrutmen pendamping PPH;
2. Melakukan pembinaan dan evaluasi kinerja pendamping PPH;
3. Menyampaikan laporan kinerja Pendampingan PPH kepada BPJPH; dan
4. Membuat komitmen menjaga kerahasiaan data dan informasi yang
disampaikan Pelaku Usaha mikro dan kecil selama proses
Pendampingan PPH berlangsung.
PENDAMPING PPH
1. Warga negara Indonesia;
2. Beragama Islam;
3. Memiliki wawasan luas dan memahami
syarat mengenai kehalalan Produk; dan
4. Memiliki sertifikat pelatihan pendamping
PPH.
REGISTRASI PENDAMPING PPH
1. Registrasi dilakukan oleh BPJPH atau diajukan oleh ormas atau lembaga
keagamaan Islam atau perguruan tinggi yang menyelenggarakan
pelatihan;
2. Pendamping PPH yang telah diregistrasi akan memiliki nomor registrasi
pendamping;
3. BPJPH dapat mencabut nomor registrasi pendamping jika ybs tidak
memenuhi persyaratan pendamping PPH, melakukan pelanggaran tugas,
tidak melakukan pendampingan selama 2 (dua) tahun berturut-turut,
mengundurkan diri, atau meninggal dunia.
MEKANISME PENDAMPINGAN PPH (1)
• Pendampingan dilakukan terhadap Pelaku Usaha Mikro
dan Kecil yang memenuhi kriteria.
• Pendampingan dilakukan dengan cara verifikasi dan
validasi pernyataan kehalalan oleh Pelaku Usaha.
Verifikasi dan validasi dilakukan oleh Pendamping PPH
yang meliputi bahan dan proses produk halal.
MEKANISME PENDAMPINGAN PPH (2)
• Dalam melakukan verifikasi dan validasi bahan,
pendamping PPH memeriksa dokumen bahan dan
meminta komposisi bahan.
• Dalam hal ditemukan ketidaksesuaian bahan,
Pendamping PPH melakukan tindakan koreksi
terhadap bahan.
MEKANISME PENDAMPINGAN PPH (3)
• Dalam melakukan verifikasi dan validasi PPH,
pendamping PPH memeriksa dokumen PPH,
memeriksa skema PPH, dan melakukan verifikasi
lapangan.
• Dalam hal ditemukan ketidaksesuaian PPH,
Pendamping PPH melakukan tindakan koreksi terhadap
PPH.
MEKANISME PENDAMPINGAN PPH (4)
• Dalam hal hasil verifikasi dan validasi memenuhi
standar kehalalan Produk, pendamping PPH
memberikan rekomendasi kepada BPJPH.
• Pelaku Usaha menyampaikan pernyataan kehalalan
produk dan rekomendasi pendamping PPH kepada
BPJPH secara elektronik.
BIAYA SERTIFIKASI DAN KRITERIA
• Permohonan Sertifikat Halal diajukan oleh Pelaku Usaha mikro dan
kecil, TIDAK dikenai biaya dengan mempertimbangkan kemampuan
keuangan negara.
• Kriteria dan prioritas Pelaku Usaha mikro dan kecil :
1. Belum pernah mendapatkan fasilitasi/pembiayaan Sertifikat
Halal;
2. Telah berproduksi aktif minimal 3 (tiga) tahun;
3. Produk tidak mengandung unsur hewan hasil sembelihan;
4. Jumlah produk disesuaikan dengan merek produk; dan
5. Memproduksi barang bukan penjual.
ALUR PENDAMPINGAN PPH

PENDAMPING BPJPH BPJPH


• PELAKU USAHA MEMBUAT • MELAKUKAN TINDAKAN • SIDANG FATWA DAN
SKEMA BAHAN DAN PPH KOREKSI TERHADAP BAHAN PENETAPAN HALAL
• MELAKUKAN PEMERIKSAAN DAN PPH, MEMBUAT • MENERIMA DAN • MENERBITKAN SERTIFIKAT
KELENGKAPAN DOKUMEN AKAD/IKRAR PERNYATAAN MEMVERIFIKASI DOKUMEN HALAL
PERMOHONAN, BAHAN, KEHALALAN PRODUK, LALU PERMOHONAN KEMUDIAN
DAN SKEMA DISERAHKAN KEPADA BPJPH DISERAHKAN KEPADA MUI
• DAPAT DILAKUKAN
VERIFIKASI LAPANGAN
PELAKU PU &
MUI
USAHA PENDAMPING
PEMBIAYAAN PENDAMPING PPH
• Bersumber dari APBN, APBD, atau sumber
lain yang sah dan tidak mengikat;
• Pembiayaan pendamping PPH berdasarkan
dokumen permohonan sertifikasi halal yang
telah diverifikasi oleh BPJPH
KODE ETIK PENDAMPING PPH
• Melaksanakan tugas pendamping PPH sebagai ibadah dan amanat umat
yang harus dipertanggungjawabkan dunia akhirat;
• Jujur dan berani mengungkapkan data dan informasi;
• Obyektif, kritis, dan transparan tanpa membuat tekanan kepada pelaku
usaha;
• Amanah dan dapat menjaga kerahasiaan pelaku usaha;
• Teliti dan cermat dalam memeriksa data;
• Tidak menerima suap;
• Tidak menyalahgunakan hak dan wewenangnya sebagai pendamping PPH;
• Senantiasa menampilkan akhlaqul karimah.
KODE ETIK PENDAMPING PPH - lanjutan
• Kompetensi Profesional dan Kecermatan
Seorang pendamping PPH harus memiliki pengetahuan serta memiliki keterampilan sesuai dengan
profesionalnya dalam memberikan jasa verifikasi dan validasi halal. Pendamping halal juga harus
meningkatkan pelayanannya dengan pengetahuan dan keterampilan dalam bidangnya misalnya
menambah wawasan dengan cara mengikuti kuliah halal, webinar tg halal dan membaca artikel yang
berhubungan dengan halal.
• Kerahasiaan
Seorang pendamping PPH harus bisa menjaga kerahasiaan informasi ataupun hubungan dengan
klien. Dilarang keras memberitahukan informasi tanpa seizin dari klien kecuali ada ketentuan hukum
yang mengharuskan pendamping PPH untuk mengungkapkan informasinya. Pendamping PPH harus
berhati-hati menggunakan dan menjaga informasi organisasi untuk kepentingan pribadi dalam bentuk
apapun.
• Perilaku Profesional
Seorang pendamping halal harus mampu menahan diri dari setiap perilaku yang dapat merusak citra
profesi pendamping PPH seperti kelalaian dalam melakukan tugas, melecehkan pihak lain,
membandingkan baik dan buruknya klien satu dengan yang lain maupun lembaga pendamping halal
yang lain.
TEKANAN DAN LARANGAN PENDAMPING
• Contoh kasus PERMINTAAN dan TEKANAN bagi Pendamping PPH
Melaksanakan tugas yang bukan merupakan kompetensi dari pendamping
PPH; Mengungkapkan suatu informasi rahasia klien; Membahayakan
integritas pendamping PPH dengan melakukan pemalsuan, penggelapan,
penyuapan, dan sebagainya; Mendistorsi objektivitas dengan menerbitkan
laporan-laporan yang menyesatkan mis menyembunyikan temuan, menulis
laporan tidak sesuai dengan yang ada di lapangan.
• LARANGAN bagi Pendamping PPH
Pendamping PPH dilarang menerima bingkisan dari pelaku usaha sebelum
diterbitkan sertifikat halal, apabila sudah mendapatkan / keluar sertifikat
halal, bingkisan harus dilaporkan ke lembaga pendamping PPH sbg berita
acara.
KOMUNIKASI PENDAMPING PPH
• Membangun relasi penuh dengan kesopanan dan keramahan kepada pelaku usaha;
• Menyampaikan maksud dan tujuan pendampingan PPH dengan baik;
• Menyampaikan informasi secara lengkap dan benar;
• Mendorong serta memotivasi pelaku usaha dalam pendampingan PPH;
• Menjalin komunikasi secara intens selama proses pendampingan PPH;
• Membantu dan membimbing pelaku usaha dalam melengkapi dokumen persyaratan
pernyataan pelaku usaha;
• Berkomunikasi yang sifatnya solutif untuk membantu menyelesaikan permasalahan
pelaku usaha dalam proses pendampingan untuk mendapatkan sertifikat halal
melalui pernyataan pelaku usaha;
• Senantiasa berkomunikasi yang didasarkan pada akhlaqul karimah.
TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai