Subahri,M.Si
SOCRATES
Σωκράτης, Sǒkratēs)
(sekitar 470 SM–399
SM) adalah salah
seorang filsuf dari
Yunani. Ia merupakan
salah satu pemikir
antroposentrisme
yang hidup pada
masa Yunani Klasik.
Pemikiran filsafat
Sokrates bertujuan
untuk mengenal
manusia dengan
memahami alam
semesta melalui teori.
Perhatian utama
dalam pemikiran
filsafat Sokrates
adalah mengenai
hakikat dari
kehidupan manusia.
• Disaat para filosof sibuk memikirkan alam, Socrates
memikirkan manusia
• Disaat semua orang bangga terhadap Intelektualitas
dirinya ia, Ia menjargon kan “saya tidak tahu apa-apa”
• Selanjutnya Ia diklaim meracuni para anak muda, tidak
mempercayai dewa-dewa dan membuat agama baru –
eksekusi.
Tentang Socrates
SOCRATIC METHOD
Metode pembelajaran yang dilakukan dengan diskusi dan
perdebatan yang dilakukan dua orang atau lebih dengan
serangkaian pertanyaan-pertanyaan dan saling tukar
pendapat satu sama lain sehingga menghasilkan sebuah
simpulan
Dasar metode ini diasumsikan oleh Socrates bahwa setiap
orang memiliki kemampuan menganalisa dan memberikan
sebuah jawaban, karena pada dasarnya setiap seseorang
memiliki potensi mengetahui kebenaran dan memperbaiki
kesalahan satu sama lain
Metode ini disebut dengan metode “dialog”. Akhir metode
dialog ini adalah etika dan edukasi.
LANGKAH DALAM DIALOG SOCRATES
1. Tidak Tahu
Me ng afir mas i ras a “tid ak tahu” se hing ga d alam me mu lai d is kus i p re s ent at o r ad alah b elajar b ukan meng ajar
Krit ik t e rhad ap fisikawan d an ko smolo g i te ntang ke alp aan at as p e mahaman t er had ap manusia d an jiwany a s e nd iri
Krit ik t e rhad ap kes omb o ng an kau m so fis yang Tahu s e galanya
Krit ik t e rhad ap se niman p o litis i Dan ilmu w an yang Mer asa t ingg i d an pe nting kar e na me mahami s atu d isip lin ilmu
saja
2. Ironi
Ia b e rp u r a-p ura tid ak tahu untuk me manc ing la wan b icar a (Su p er io r) u ntu k me ng ung kap kan s eg ala ke ma mp ua n
d an p eng alamannya untuk me nje las kan ke tid aktahu annya
Be rp u ra-p ur a tid ak tahu me r up akan se b u ah “Ir on i” me njad i se b u ah pe ng ag u m d an memet ik s e b uah p e ng et ahuan
b aru d ar i lawan b ic ar a.
3. Konfutasi
Se kre tar is s elalu memb aw akan d ialo g yang me miliki p e ng eta hu an p ast i Se lanjut nya ia me ma ks a re kan d ialo g ny a
u ntu k me nd efin is ika n t ema Yang akan d ib icar akan
Se lanju tnya s oc r ate s me ny eb utkan s atu -p er sat u ke ku rang an d ar ip ad a ko ntr ad iks i Dan kekelir uan d ari d e finisi
yang d ibuat
Te lah meny e but kan kan kekur ang an d an keke liru an d ari d e finisi s e lanju t nya ia me mp e rlihatkan St atus
ket id akta huan r ekan d ialo g
Se hingg a p ara r ekan d ialo g te r p ojo k d an tid ak mamp u b e rar gu men d an b e ralas an ap ap un
4. Maieutica
Sta tu s p e ng etahuan manus ia ib arat se se o rang yang s e d ang hamil. Ag ar s i jabang b ayi d ap at me lihat d unia ,
Dip er lu kan s eo r ang b id an yang d apat me mb antu d alam p ro se s p er salinan. Beg itu jug a d eng an jiwa-jiwa murid nya,
Yang t er b eb ani ke tid aktahuan Dan hamil ke b e nar an yang me me rlu kan b ida n s p irit ua l Yang d ap at me mb uat
keb e naran it u muncu l ke p e rmukaan
Bagi s e kr e taris se tiap o r an g me miliki Basis Basis p eng e tahu an. P er so alanny a ad alah T id ak se mua or ang memiliki
kemamp uan Me ncap ainya d an me ng ko mu nikasikan p e ng e tahu ann ya kep ad a o rang lain
Plato
Kegilaan Ilahiyah:
Inspiratif Intuitif
Devine Madnes
APHRODITE PANDEMOS
(TINGKAT RENDAH)
Cinta dalam pandangan Umum. Bersifat: materiil, jasmani,
reproduksi.
Ciri:
1. Sang pencinta merupakan korban dari perasaannya sendiri
2. Sang pencinta menjadi budak kesenangan
3. Sang pencinta inferior / patuh sesuai kemauannya
4. Sang pencinta menyisihkan segala keinginan untuk mendapat
kebaikan dari yang di cinta
5. Sang pencinta mencari yang “lemah” untuk mumbuatnya menjadi
lebih “lemah”
6. Sang pencinta menyingkirkan kebaikan yang lain seperti: orang
tua, kekerabatan dll
Aphrodite Urania
(Tingkat Tinggi)
Cinta yang
melampoi
ketertarikan
fisik
Dia
mencinta
untuk
menemukan
kebajikan
Platonic Love
Cinta tanpa hasrat jasmaniayah
CINTA TANPA
KETERIKATAN
EMOSIONAL
Lebih baik mencintai seorang yang tidak cinta. Atau
tak usah mempedulikan cintanya. Karena kareana
ketika hal ini terjadi akan ada keterikatan
emosional. Kareana hal itulah yang melahirkan
penderitaan.
Cinta yang memiliki hubungan emosional
menjadikan sang pencinta semakin bodoh, ibarat
cinta serigala pada domba.
Cinta yang memiliki hubungan emosional
menimbulkan ketergantungan karena takut akan
kehilangan.
Berorientasi pada Pendidikan
Pada hakekatnya cinta sama halnya dengan pendidikan yang selalu bertujuan untuk kebaikan dan kebenaran.
Siap memiliki keutuhan cinta jika siap belajajar pada setiap kejadian dan kenyataan bersama pasangan.
Saling melengkapai dan terus berevolusi.
ARISTOTLE
Aristoteles
Mencari kebahagiaan bukan Kekayaan
Metode:
Inter
Imitasi Aksi Habit
nalisasi
Logika berasal dari
kata Yunani kuno
λόγος (logos) yang
berarti hasil
pertimbangan akal
pikiran yang diutarakan
lewat kata dan
LOGIKA
dinyatakan dalam
Silogisme
bahasa.
HUKUM ATAU PRINSIP LOGIKA
Inferens
Premis Konklusi
i
PREMIS
Premis • Semua santri
wajib setor
Mayor hafalan
Premis • Mujib
i setor hafalan
MACAM SILOGISME
3 Jika terdapat 2 premis universal P. Mayor Semua santri wajib berbusana muslimah
4 Jika terdapat premis positif dan P. Mayor Semua mahasiswi tidak setuju kuliah diliburkan
RUMUS LOGIKA
5 Dari 2 premis negatif tidak dapat P. Mayor Semua santri bukan pengguna obat terlarang
Konklusi 0
6
Dari 2 premis partikular tidak P. Mayor Agug adalah seorang pemusik
Konklusi 0