Anda di halaman 1dari 26

Bambang

Subahri,M.Si

SEKOLAH FILSAFAT MATERI 2

BAMBANG SUBAHRI. M.SI


Socrates, Plato & Aristoteles
Sokrates (Yunani:

SOCRATES
Σωκράτης, Sǒkratēs)
(sekitar 470 SM–399
SM) adalah salah
seorang filsuf dari
Yunani. Ia merupakan
salah satu pemikir
antroposentrisme
yang hidup pada
masa Yunani Klasik.
Pemikiran filsafat
Sokrates bertujuan
untuk mengenal
manusia dengan
memahami alam
semesta melalui teori.
Perhatian utama
dalam pemikiran
filsafat Sokrates
adalah mengenai
hakikat dari
kehidupan manusia.
• Disaat para filosof sibuk memikirkan alam, Socrates
memikirkan manusia
• Disaat semua orang bangga terhadap Intelektualitas
dirinya ia, Ia menjargon kan “saya tidak tahu apa-apa”
• Selanjutnya Ia diklaim meracuni para anak muda, tidak
mempercayai dewa-dewa dan membuat agama baru –
eksekusi.

Tentang Socrates
SOCRATIC METHOD
Metode pembelajaran yang dilakukan dengan diskusi dan
perdebatan yang dilakukan dua orang atau lebih dengan
serangkaian pertanyaan-pertanyaan dan saling tukar
pendapat satu sama lain sehingga menghasilkan sebuah
simpulan
Dasar metode ini diasumsikan oleh Socrates bahwa setiap
orang memiliki kemampuan menganalisa dan memberikan
sebuah jawaban, karena pada dasarnya setiap seseorang
memiliki potensi mengetahui kebenaran dan memperbaiki
kesalahan satu sama lain
Metode ini disebut dengan metode “dialog”. Akhir metode
dialog ini adalah etika dan edukasi.
LANGKAH DALAM DIALOG SOCRATES 

1. Tidak Tahu
 Me ng afir mas i ras a “tid ak tahu” se hing ga d alam me mu lai d is kus i p re s ent at o r ad alah b elajar b ukan meng ajar  
 Krit ik t e rhad ap fisikawan d an ko smolo g i te ntang ke alp aan at as p e mahaman t er had ap manusia d an jiwany a s e nd iri
 Krit ik t e rhad ap kes omb o ng an kau m so fis yang Tahu s e galanya 
 Krit ik t e rhad ap se niman p o litis i Dan ilmu w an yang Mer asa t ingg i d an pe nting kar e na me mahami s atu d isip lin ilmu
saja 
2. Ironi
 Ia b e rp u r a-p ura tid ak tahu untuk me manc ing la wan b icar a (Su p er io r) u ntu k me ng ung kap kan s eg ala ke ma mp ua n
d an p eng alamannya untuk me nje las kan ke tid aktahu annya
 Be rp u ra-p ur a tid ak tahu me r up akan se b u ah “Ir on i” me njad i se b u ah pe ng ag u m d an memet ik s e b uah p e ng et ahuan
b aru d ar i lawan b ic ar a.
3. Konfutasi 
 Se kre tar is s elalu memb aw akan d ialo g yang me miliki p e ng eta hu an p ast i Se lanjut nya ia me ma ks a re kan d ialo g ny a
u ntu k me nd efin is ika n t ema Yang akan d ib icar akan 
 Se lanju tnya s oc r ate s me ny eb utkan s atu -p er sat u ke ku rang an d ar ip ad a ko ntr ad iks i Dan kekelir uan d ari d e finisi
yang d ibuat  
 Te lah meny e but kan kan kekur ang an d an keke liru an d ari d e finisi s e lanju t nya ia me mp e rlihatkan St atus
ket id akta huan r ekan d ialo g 
 Se hingg a p ara r ekan d ialo g te r p ojo k d an tid ak mamp u b e rar gu men d an b e ralas an ap ap un 
4. Maieutica
 Sta tu s p e ng etahuan manus ia ib arat se se o rang yang s e d ang hamil. Ag ar s i jabang b ayi d ap at me lihat d unia ,
Dip er lu kan s eo r ang b id an yang d apat me mb antu d alam p ro se s p er salinan. Beg itu jug a d eng an jiwa-jiwa murid nya,
Yang t er b eb ani ke tid aktahuan Dan hamil ke b e nar an yang me me rlu kan b ida n s p irit ua l Yang d ap at me mb uat
keb e naran it u muncu l ke p e rmukaan 
 Bagi s e kr e taris se tiap o r an g me miliki Basis Basis p eng e tahu an. P er so alanny a ad alah T id ak se mua or ang memiliki
kemamp uan Me ncap ainya d an me ng ko mu nikasikan p e ng e tahu ann ya kep ad a o rang lain 
Plato

Pada awalnya, nama Plato adalah Aristokles.


Nama Plato: lebarnya dahi dan bahu > digunakannya
dalam setiap karya yang ia hasilkan.
Pada umur 20 tahun Plato mulai mendapat ilmu filsafat
dari Sokrates yang mampu memberi kepuasan baginya
dan terkesan berbeda dari filsafat yang diajarkan
Kratylos.
Plato >murid dari Socrates.
IDEA

• Idea yang dimaksud oleh Plato bukanlah ide yang


dimaksud oleh orang modern. Orang-orang modern
berpendapat ide adalah gagasan dalam pemikiran saja.
• Menurut Plato idea tidak diciptakan oleh pemikiran
manusia. Idea tidak tergantung pada pemikiran manusia,
melainkan pikiran manusia yang tergantung pada idea. Idea
adalah citra pokok dan perdana dari realitas, non-material,
abadi, dan tidak berubah.
• Alam transenden (noumenal)
yang bersifat absolut, sempurna
dengan bentuk-bentuk ideal yang
Teori Plato tentang tidak berubah seperti keindahan
idea-idea (Plato's dan kebenaran keadilan,
Theori of Ideal Forms) ketentraman, semangat dll.
pada dasarnya • Alam fenomenal (dunia tanpak)
memiliki dua alam:
yang tersusun dari segala sesuatu
yang mengambil bagian dari
bentuk-bentuk ideal.

Plato: Konsep Alam


CINTA PLATONIS

 Dalam teori idelismenya, Plato menyatakan


bahwa segala konsep Ideal itu hanya ada pada
angan-angan, atau hanya berada dalam alam
pikiran. Menurut pandangan plato apa yang ada
di dunia, atau dalam kenyataan adalah sesuatu
yang tidak sempurna.
CINTA IDEAL
Sesuai dengan Pemikiran Plato mengenai konsep ideal yang
hanya ada dalam alam pikiran, maka “Cinta Platonis”
merupakan pandangan plato tentang cinta yang paling
ideal, atau cinta yang sempurna. Cinta Platonis ialah cinta
yang hanya ada di dalam angan-angan, ialah cinta yang
hanya ada dalam pikiran. Cinta yang tidak diungkapkan
pada siapapun, menjadi cinta paling misterius, cinta dalam
diam, yang tidak dikatakan pada orang lain, atau kepada
orang yang dicintai itu.
Maka, berdasarkan konsep pemikiran Plato, sebuah cinta
yang telah diungkapkan, maka cinta itu sudah tidak lagi
menjadi cinta yang ideal atau sudah tidak lagi menjadi
cinta sejati.
Jeni Cinta Jasmaniah = Eros:Yunani/
Amor:Latin/ Kama: Sanskerta
s
Cinta Persahabatan = Philia:Yunani/
Cint Delictio:Latin/ Priyata:Sanskerta

a Cinta Ketuhanan = Agape:Yunani/


Caritos:Latin/ Prema: Sanskerta /
Rahman:Arab
Cinta sebagai devine madnes

Kegilaan: Sakit Jiwa

Kegilaan Ilahiyah:
Inspiratif Intuitif

Devine Madnes
APHRODITE PANDEMOS
(TINGKAT RENDAH)
 Cinta dalam pandangan Umum. Bersifat: materiil, jasmani,
reproduksi.
 Ciri:
1. Sang pencinta merupakan korban dari perasaannya sendiri
2. Sang pencinta menjadi budak kesenangan
3. Sang pencinta inferior / patuh sesuai kemauannya
4. Sang pencinta menyisihkan segala keinginan untuk mendapat
kebaikan dari yang di cinta
5. Sang pencinta mencari yang “lemah” untuk mumbuatnya menjadi
lebih “lemah”
6. Sang pencinta menyingkirkan kebaikan yang lain seperti: orang
tua, kekerabatan dll
Aphrodite Urania
(Tingkat Tinggi)

Cinta yang
melampoi
ketertarikan
fisik
Dia
mencinta
untuk
menemukan
kebajikan

Platonic Love
Cinta tanpa hasrat jasmaniayah
CINTA TANPA
KETERIKATAN
EMOSIONAL
Lebih baik mencintai seorang yang tidak cinta. Atau
tak usah mempedulikan cintanya. Karena kareana
ketika hal ini terjadi akan ada keterikatan
emosional. Kareana hal itulah yang melahirkan
penderitaan.
Cinta yang memiliki hubungan emosional
menjadikan sang pencinta semakin bodoh, ibarat
cinta serigala pada domba.
Cinta yang memiliki hubungan emosional
menimbulkan ketergantungan karena takut akan
kehilangan.
Berorientasi pada Pendidikan
Pada hakekatnya cinta sama halnya dengan pendidikan yang selalu bertujuan untuk kebaikan dan kebenaran.
Siap memiliki keutuhan cinta jika siap belajajar pada setiap kejadian dan kenyataan bersama pasangan.
Saling melengkapai dan terus berevolusi.
ARISTOTLE

Aristoteles (bahasa Yunani: ‘Aριστοτέλης


Aristotélēs), (384 SM – 322 SM) adalah
seorang filsuf Yunani yang menjadi guru dari
Aleksander Agung. Ia menjadi murid dari Plato
ketika berada di Athena. Aristoteles belajar dari
Plato selama 20 tahun. Semasa hidupnya, ia
menulis tentang filsafat dan ilmu lainnya yaitu
fisika, politik, etika, biologi dan psikologi.
Aristoteles membagi filsafat menjadi empat
persoalan yaitu logika, fisika, metafisika dan
pengetahuan praktis. Analisis mengenai filsafat
dilakukannya menggunakan silogisme.
Plato menunjuk ke atas -
Pengetahuan yang benar berawal
Refleksi terhadap ide-ide abstrak 

Aristoteles menunjuk ke bawah -


Pengetahuan yang benar datang dari
pengamatan terhadap Dunia
sekeliling kita 
Menjadi orang baik = nyaman & damai

Mencari kebahagiaan bukan Kesenangan

TUJUAN HIDUP Mencari kebahagiaan bukan Kehormatan

Aristoteles
Mencari kebahagiaan bukan Kekayaan

Metode:

Inter
Imitasi Aksi Habit
nalisasi
Logika berasal dari
kata Yunani kuno
λόγος (logos) yang
berarti hasil
pertimbangan akal
pikiran yang diutarakan
lewat kata dan
LOGIKA
dinyatakan dalam
Silogisme
bahasa.
HUKUM ATAU PRINSIP LOGIKA

Principium identitatis • A=A

Principium contradiction • A≠B

Principium exclusi tertii • A|B but A

Principium rationis sufficientis • A=1


SILOGISME

Inferens
Premis Konklusi
i
PREMIS
Premis • Semua santri
wajib setor
Mayor hafalan

Premis • Mujib

Minor adalah santri

Konklus • Mujib wajib

i setor hafalan
MACAM SILOGISME

Silgisme salah (premis Silgisme invalid (variabel dan alur


mayornya salah) berfikirnya salah)

Premis Semua orang kribo Premis Semua monyet


mayor lucu mayor makan pisang

Premis Qadir kribo Premis minor Qadir makan pisang


minor

Konklusi Qadir lucu Konklusi Qadir adalah monyet


No RUMUS SILOSME CONTOH

1 Setiap term dalam konklusi P. Mayor Semua santri bisa ngaji

harus tersebar dalam premis- P. Minor Amir adalah seorang santri


premisnya Konklusi Qadir bisa ngaji X | Amir bisa ngaji √

2 Jika terdapat premis universal P. Mayor Semua mahasiswi berkerudung

dan partikular maka konklusinya P. Minor Ila adalah seorng mahasiswi


partikular Konklusi Ila berkerudung

3 Jika terdapat 2 premis universal P. Mayor Semua santri wajib berbusana muslimah

maka konklusinya universal P. Minor Semua mahasiswi adalah santri

Konklusi Semua mahasiswi wajib berpakaian muslimah

4 Jika terdapat premis positif dan P. Mayor Semua mahasiswi tidak setuju kuliah diliburkan
RUMUS LOGIKA

negatif maka konklusinya negatif P. Minor Linda adalah seorang mahasiswi

Konklusi Linda tidak setuju kuliah diliburkan

5 Dari 2 premis negatif tidak dapat P. Mayor Semua santri bukan pengguna obat terlarang

ditarik konklusi P. Minor Lukman bukan pengguna obat terlarang

Konklusi 0

6
Dari 2 premis partikular tidak P. Mayor Agug adalah seorang pemusik

dapat ditarik konklusi P. Minor Agung seorng gitaris

Konklusi 0

Anda mungkin juga menyukai