Anda di halaman 1dari 35

Teknik

Sterilisasi
Apt. Hilmiati Wahid,
S.Farm.,M.Si
STERILISASI
 Sterilisasi merupakan suatu langkah atau tindakan untuk
mencegah terjadinya kontaminasi, maupun penularan
penyakit infeksi.
 Sterilisasi merujuk pada kata steril adalah keadaan bebas
dari segala mikroba baik patogen atau nonpatogen.
 Suatu tindakan untuk membuat suatu benda menjadi steril
disebut sterilisasi
 Proses ini melibatkan penggunaan bahan biosidal atau
proses fisik dengan tujuan untuk membunuh atau
menghilangkan mikroorganisme
Metode Sterilisasi
 Sterilisasi dapat dilakukan melalui cara fisik dan kimia.
 Cara sterilisasi kimia dilakukan dengan menggunakan bahan-
bahan kimia, sedangkan metode sterilisasi fisik dapat
dilakukan dengan pemberian suhu panas baik panas kering
maupun panas basah, radiasi, dan filtrasi.
 Metode sterilisasi yang dipilih harus sesuai dengan item yang
akan disterilkan untuk menghindari kerusakan. Rekomendasi
produsen harus diikuti ketika menentukan cara sterilisasi
untuk setiap item.
 Penggunaan satu peralatan sterilisasi merupakan suatu
alternatif dalam pengaturan proses sterilisasi yang tidak dapat
dilakukan.
Sterilisasi Panas Kering (Dry heat
sterilization)
 Sterilisasi
panas kering berfungsi untuk
mematikan organisme dengan cara mengoksidasi
komponen sel ataupun mendenaturasi enzim.
 Metode ini tidak dapat digunakan untuk bahan
yang terbuat dari karet atau plastik.
Pemanasan dengan udara panas
(oven).
 Alat yang dapat dilakukan dengan cara ini adalah benda logam, bahan
seperti bubuk, talk, vaselin, dan kaca.
 Peralatan yang akan disterilisasi harus dicuci, disikat, dan didesinfeksi
terlebih dahulu, kemudian dikeringkan dengan lap, dan diatur menurut
kegunaannya, serta perlu pemberian indikator pada setiap alat yang
berbeda kegunaannya. Bila menggunakan pembungkus, dapat memakai
kertas alumunium foil.
 Oven harus dipanaskan dahulu sampai temperatur yang diperlukan.
Kemudian alat dimasukkan dan diperhatikan derajat pemanasannya
(suhu 170oC selama satu jam atau 140oC selama dua jam).
 Untuk pendinginannya, bila suhu mencapai 100oC, oven jangan dibuka
sebab peralatan dari kaca akan pecah pada pendinginan yang mendadak.
Waktu dan Suhu Sterilisasi Panas
Kering
 Pemanasan dengan nyala api (pemijaran/flambir)
dapat dipakai langsung, sederhana, cepat, dan
dapat menjamin sterilisasinya, hanya
penggunaannya terbatas pada beberapa alat saja,
seperti peralatan dari logam, kaca (pipet), dan
porselen.
Keuntungan dari sterilisasi panas kering
meliputi:
1. Mampu mensterilkan peralatan dalam wadah tertutup atau
tidak berpori.
2. Mampu mensterilkan peralatan yang kompleks, sambil dirakit.
3. Mampu untuk mensterilkan peralatan yang tidak mungkin
dilakukan sterilisasi kering dengan uap atau pada peralatan yang
mungkin rusak/berkarat oleh kelembaban sterilisasi uap.
4. Relatif lebih sederhana dibanding sterilisasi mekanik.
kekurangan sterilisasi panas kering
adalah:
 Waktu yang lama, mulai pemanasan, proses sterilisasi, sampai
pendinginan peralatan yang disterilkan.
 Kemungkinan terjadi kerusakan bahan kemasan atau
beberapa item sendiri akibat dari suhu tinggi yang digunakan.
 Pemantauan dan pengendalian kondisi sterilisasi dalam
kemasan yang disterilkan bisa sangat memakan waktu. karena
suhu tinggi, sterilsers panas kering memberikan potensi
terbesar untuk cedera personel setelah kontak dengan bagian
sterilisasi atau alat yang sedang diproses, dibandingkan
dengan fasilitas proses sterilisasi yang lain.
Sterilisasi Panas Basah (Wet heat
sterilization)
 Sterilisasi panas basah menggunakan suhu di atas 100oC
dilakukan dengan uap yaitu menggunakan autoklaf, alat
serupa pressure cooker dengan pengatur tekanan dan
pengaman.
 Prinsip autoklaf adalah terjadinya koagulasi yang lebih
cepat dalam keadaan basah dibandingkan keadaan kering.
 Proses sterilisasi dengan autoklaf ini dapat membunuh
mikroorganisme dengan cara mendenaturasi atau
mengkoagulasi protein pada enzim dan membran sel
mikroorganisme
Sterilisasi panas basah
 Sterilisasi panas basah dengan perebusan.
Sterilisasi dengan panas basah dapat dilakukan
dengan merendam dalam air yang mendidih.
Manual Autoclave (Aquaclave)
Sterilisasi suhu rendah (low
temperature sterilization)
 Merupakan metode alternatif untuk pengelolaan
peralatan peka panas.
 Ada tiga proses sterilisasi suhu rendah yang
ditentukan untuk digunakan sebagai fasilitas
perawatan kesehatan untuk mensterilkan peralatan
pada suhu 55 oC atau lebih rendah.
 Sterilan yang aktif digunakan dalam proses
sterilisasi suhu rendah, meliputi: etilen oksida,
hidrogen peroksida plasma, dan asam perasetat.
Sterilisasi dengan radiasi
 Metode sterilisasi ini ditujukan untuk merusak
asam nukleat mikroorganisme dan digunakan
untuk bahan yang tidak dapat disterilisasi
menggunakan panas, contohnya bahan plastik,
sekali pakai, antibiotik, hormon, dan jarum suntik
Sterilisasi dengan filtrasi
 Metode sterilisasi dengan penyaringan digunakan untuk bahan yang
sensitif terhadap panas, bahan berbentuk cairan misalnya enzim.
 Pada proses ini digunakan membran filter yang terbuat dari selulosa
asetat.
 Kerugian metode ini adalah biaya yang mahal serta filter yang
mudah mampat akibat filtrat tertinggal pada saringan sehingga
harus diganti, dan filter ini tidak dapat menyaring virus. Jenis filter
lain adalah filtrasi udara disebut HEPA (Hight Efficiency Paticulate
Air), contohnya LAF (laminar air flow). Filter ini digunakan untuk
menyaring udara sehingga bebas debu, dan bakteri.
Tekno steril
1. Formulasi sediaan steril volume kecil dosis
tunggal (Ampul)
2. Formulasi sedian Formulasi sediaan steril dosis
ganda ( Vial)
3. Formulasi sediaan mata steril
4. Formulasi sediaan hidung steril
5. Formulasi sediaan telinga steril
Formulasi sediaan steril volume kecil
dosis tunggal (Ampul)
1. Injeksi Vitamin C
2. Injeksi Furosemid
3. Injeksi lidokain
Formulasi sediaan steril volume kecil
dosis ganda (vial)
 Klp 1 vial injeksi cefotaksim
 Klp 2 vial injeksi vitamin B6
 Klp 3 vial injeksi vitamin B12
SEDIAAN INFUS
 Klp 1: Infus Ringer Lactat
 Klp 2 : infus Ringer
 Klp 3 : Infus Nacl
SEDIAAN STERIL MATA DAN
TELINGA
 Klp 1: tetes mata Neomysin Sulfat dan tetes
hidung efedrin sulfat
 Klp 2 : tetes mata Betamethason dan Tetes Hidung
Oxymetazolin
 Klp 3 : tetes mata timol dan tetes telinga
kloramfenikol
Isi jurnal praktikum

1. Sampul
2. Formula asli
3. Master formula
4. Rancangan Formula
5. Alasan Penambahan
6. Uraian Bahan
7. Perhitungan
8. Cara Kerja
9. Daftar Pustaka
10. Etiket
11. Brosur
Master formula memuat antara lain :
 Nama Produk:
Ini berisi nama produkdari yang akan dibuat oleh praktikan, dimana nama ini dipilih sendiri oleh
masing-masing praktikan yang biasanya sangat berhubungan dengan zat aktif, kegunaan, dll.
 Jumlah Produk

Jumlah atau banyaknya sediaan yang akan dibuat, ini sesuai dengan yang dicantumkan pada
formula asli, yang dikeluarkan oleh asisten.
 Tanggal Produksi

Tanggal dilakukannya produksi atau praktikum formula tersebut, sesuaikan dengan jadwal yang
dikeluarkan oleh asisten.
 Nomor Registrasi

Nomor pendaftaran yang diberikan oleh Dirjen Kesehatan Pusat pada suatu perusahaan pembuat
obat untuk suatu produknya, dimana untuk obat sebanyak 12 digit dan kosmetika sebanyak 11
dikit.
 Nomor Batch

Nomor yang diberikan oleh pabrikan sendiri, merupakan nomor yang menandakan satu kali
produksi dalam embuatan sediaan tersebut.
 Rancanan Formula Umum

Berisi rancangan formula tiap tablet mengandung …….. Dimana rancangan yang dicantumkan
hanya dalam persen (%), kecuali zat aktif.
Rancangan Formula
 Berisi rancangan fomula dalam satuan mg
(milligram) dan g (gram) yang dibuat dalam
bentuk tabel atau tiap dosis dan tiap batchnya.
Pabrikan Nama Produk COXMAZOLR

Master Formula Dibuat oleh Disetujui Oleh


Nama
Tgl Pertama Diskusi Nama Praktikan Nama asisten
Pabrik
Kode Nama Bahan Per Dosis Per Batch
Bahan
Alasan Penambahan
 Untuk zat aktif berisi indikasi, efek samping,
mekanisme obat berkhasiat, kontra indikasi, dosis,
kestabilan dan incompability, sedangkan untuk
bahan tambahan berisikan alasan mengapa
digunakan sebagai bahan tambahan dalam formula
ini dan konsentrasi yang digunakan. (Cantumkan
pustakanya)
Uraian Bahan

Semua bahan yang digunakan dalam formulasi harus dicantumkan sifat kimia,
fisikanya, sebagai data preformulasi. Sifat-sifat yang dicantumkan adalah sbb :
(Cantumkan pustakanya)
a) Nama resmi h) Suhu Lebur
b) Sinonim i) Kegunaan
c) Rumus Kimia j) Khasiat
d) Rumus Molekul k) Penyimpanan
e) Pemerian l) Incomp
f) Kelarutan m) Stabilitas
g) Bobot Jenis
Perhitungan
 Perhitungan terdiri dari perhitungan dosis dan perhitungan
bahan.
 Perhitungan dosis yaitu menghitung aturan pakai apakah tidak
melampaui DMnya (bila ada). Sedangkan obat untuk anak-anak
yang dihitung DM untuk anak-anak, tapi bila tidak ada DMnya,
maka cukup menghitung aturan pakainya saja.
 Perhitungan bahan berisikan cara menghitung jumlah bahan
yang akan digunakan untuk tiap dosisnya dan tiap batchnya.
 Dalam sediaan injeksi dan infus umumnya bisa ada 2 – 4 macam
perhitungan yaitu menghitung dapar, tonisitas sediaan,
osmolaritas sediaan, dan ekivalensi dosis elektrolit.
Cara Kerja
 Buatlah cara keja yang sistematis dan terinci, yang
berisikan tahap-tahap pengerjaan dalam membuat
obat.
 Evaluasi sediaan
 (Cantumkan pustakanya)
Daftar Pustaka
 Semua pustaka yang digunakan dicantumkan
dengan lengkap, nama pengarang, tahun
penerbitan, judul buku, edisi/seri, perusahaan
penerbit dan kota tempat diterbitkan. Daftar
pustaka minimal 2 bahasa Indonesia dan 2 bahasa
inggris.
Etiket
 Etiketterdiri dari nama produk, berat bersih,
komposisi, inidikasi, kontra indikasi, dosis
pemakaian, penyimpanan, No. Reg, No. Batch,
peringatan, nama pabrik yang memproduksi,
tempat produksi.
Brosur
 Brosurterdiri dari nama produk, berat bersih,
farmakologi, komposisi, indikasi, kontra indikasi,
dosis pemakaian, penyimpanan, No. Reg,
Peringatan, nama pabrik yang memproduksi, dan
tempat produksi.
Sebelum memulai praktikum, Anda perlu mempelajari cara
perhitungan yang terkait
dengan pembuatan sediaan steril:

 Dalam sediaan injeksi dan infus umumnya bisa


ada 2 – 4 macam perhitungan yaitu
 menghitung dapar, tonisitas sediaan, osmolaritas
sediaan, dan ekivalensi dosis elektrolit.
TONISITAS
 Untuk menghitung tonisitas sediaan dapat digunakan 3
metode yaitu dengan
 metode ekivalensi NaCl (E), Penurunan titik beku (ΔTf)
dan Metode Liso.
 Dalam prakteknya masing-masing metode dapat dipakai
tergantung data zat aktif dan eksipien yang tersedia.
 Jika tidak tersedia data E/∆Tf, data tersebut dapat dihitung
terlebih dahulu menggunakan metode Liso.
 Perlu diperhatikan bahwa hanya zat yang terlarut saja yang
berkontribusi dalam tonisitas sediaan.
Sekian dan terima kasih
 Semoga bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai