Anda di halaman 1dari 8

INVERSIO UTERI

Anggota :
Hestiyani Br Batuara
Lara Kartika
What is Inversio uteri ?

Inversio uteri merupakan keadaan dimana fundus uteri masuk ke dalam kavum uteri, dapat
secara mendadak atau perlahan. Kejadian ini dapat disebabkan karna melakukan penarikan
pada plasenta, dengan kondisi otot rahim belum berkontraksi dengan baik dan plasenta
belum terlepas dari uterus.
DIAGNOSA

Dia Diagnosa juga bisa ditegakkan apabila pemeriksaan menemukan beberapa tanda inversion uteri yang
mencangkup :
 Uterus menonjol dari vagina
 Fundus tidak tampak berada dalam posisi yang tepat
 Adanya perdarahan yang tidak normal ( bergumpal )
 Tekanan darah ibu menurun ( hipotensi )
 Ibu menunjukan tanda-tanda syok ( kehilangan darah ) dan kesakitan
 Di vulva tampak endometrium terbalik dengan tanpa plasenta yang masih melekat
Klasifikasi

Inversio uteri ringan ( incomplete ) merupakan keadaan


dimana fundus uteri terbalik menonjol kedalam kavum
uteri namun belum keluar dari ostium uteri ( serviks uteri
).
 Inversio uteri sedang ( complete ) merupakan keadaan
dimana fundus uteri dan sudah masuk ke dalam
vagina.
 Inversio uteri berat ( prolaps ) keadaan dimana fundus
uteri,vagina terbalik dan sebagian sudah keluar
melalui liang vagina.
Etiologi

 Grande multipara
 Antonia uteri
 Tonus otot Rahim yang lemah
 Tekanan atau tarikan pada fundus ( tekanan intra abdominal, tekanan dengan tangan, dan
tarikan pada tali pusat. )
 Kanalis serviksalis yang longgar
 Tekanan intra abdominal yang keras dan tiba-tiba ( batuk keras, bersin-bersin )
Tanda Dan Gejala

 Syok karna kesakitan


 Fundus uteri tidak teraba
 Perdarahan banyak bergumpal
 Di vulva tampak endometrium terbalik dengan atau tanpa
plasenta yang masih melekat
 Jika baru terjadi maka prognosis cukup baik akan tetapi bila
kejadiannya cukup lama, maka jepitan serviks yang mengecil
akan membuat uterus mengalami iskemia, nekrosis dan
infeksi

Penatalaksanaan

 Perbaiki keadaan umum dengan mengatasi syok dengan pemberian infus RL( jika perlu
transfusi darah )
 Reposisi manual dalam anastesi umum sesudah syok teratasi, jika plasenta belum lepas,
sebaiknya plasenta jangan dilepaskan dulu sebelum uteri di reposisi berhasil, di beri
drip oksitosin dan dapat juga dilakukan kompresi bimanual. Pemasangan tampon rahim
dilakukan supaya tidak terjadi lagi inversio uteri.
 Jika reposisi bimanual tidak berhasil, dilakukan operatif.
……

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai