Anda di halaman 1dari 84

GAMBAR

TEKNIK
FUNGSI DAN STANDARISASI
GAMBAR TEKNIK
Fungsi Gambar Teknik
Gambar teknik sebagai suatu bahasa teknik
mempunyai tiga fungsi penting yaitu :
1.Menyampaikan Informasi
Karena pihak perencana dan pembuat
tidak merupakan satu orang yang sama tetapi
merupakan dua pihak yang berbeda, sehingga
gambar dapat berfungsi sebagai alat untuk
menyampaikan informasi dari pihak perencana
atau perancang kepada pihak pembuat
(operator/mekanik).
2. Bahan Dokumen
Gambar teknik merupakan dokumen yang
sangat penting dalam suatu perusahaan
industri, karena semua data teknis mengenai
suatu produk tercantum secara padat
disana.
3. Menuangkan gagasan untuk
pengembangan
Gagasan seorang perancang untuk
membuat benda-benda teknik mula-mula
berupa konsep, konsep tersebut kemudian
dituangkan kedalam bentuk gambar (sketsa)
Standarisasi Gambar
Untuk keperluan perluasan dunia usaha yang saling
menimba teknologi asing, mengharuskan perusahaan-
perusahaan industri untuk menggunakan standar yang
bersifat internasional. Untuk itu telah dibentuk ISO
(International Organization for Standarization).
Tujuan ISO adalah untuk menyatukan pengertian
teknik antar bangsa dengan jalan membuat standar.
Bidang kerja ISO yang menangani standar gambar
teknik disebut ISO/TC 10 (gambar teknik), yang
bertugas menstandarkan gambar-gambar teknik agar
dapat diterima oleh dunia internasional sebagai bahasa
teknik internasional.
1. Standar Kertas Gambar

Seri Garis Tepi Garis Tepi


Ukuran Kertas
Kiri C
A0 1.189 x 841 20 10
A1 841 x 594 20 10
A2 594 x 420 20 10
A3 420 x 297 20 10
297 x 210 15 5
A4
210 x 148 15 5
A5
Posisi kertas horisontal

Ruang gambar

Kepala gambar

c
tepi kiri c
c
Posisi kertas
vertikal

Ruang gambar
tepi kiri

Kepala
gambar

c
2. Standar Garis

Tebal Jenis Garis Keterangan Penggunaan


0.7/ garis tebal  garis tepi
0.5  garis nyata /
garis benda
0.35 Garis tipis  garis ukuran
s/d lurus atau  garis penunjuk
0.4 lengkung ukuran
 garis proyeksi
 garis arsir
Tebal Jenis Garis Keterangan Penggunaan
0.35 garis tipis garis yang
s/d bebas menunjukan
0.4 benda
diperpendek
0.5 garis strip garis benda
tebal terhalang
0.35 garis strip  garis sumbu
s/d titik tipis  garis simetris
0.4
Tebal Jenis Garis Keterangan Penggunaan
0. 7 / garis strip titik tipis garis yang
yang dipertebal
0.35 pada ujung- menunjukan arah
ujungnya dan pada bidang potong
belokan

garis strip garis yang


0.7 titik tebal menunjukan
permukaan
benda tersebut
akan mendapat
pengerjaan
tambahan
3. Standar Huruf dan Angka
Uraian A0 A1 A2 A3 A4 A5
Tinggi huruf besar / 20 14 10 7 5 3,5
angka
Tinggi furuf kecil / 14 10 7 5 3,5 2,5
angka
Jarak antar huruf 2,8 2 1,4 1 0,7 0,5
Jarak minimum antar 28 20 14 10 7 5
baris
Jarak minimum antar 8,4 6 4,2 3 2,1 1,5
kata
Tebal garis huruf / 1,4 1 0,7 0,5 0,35 0,25
angka
Apabila penulisan huruf atau
angka menggunakan sablon
maka huruf / angka tersebut
harus tegak lurus, tetapi kalau
tidak menggunakan sablon
maka kemiringan huruf / angka
adalah 75 .
0
4. Standar Skala
a. Skala Pembesaran
Ukuran gambar mengalami pembesaran x kali dari ukuran normalnya /
ukuran benda sesungguhnya.
Contohnya :
2 : 1 , 5 : 1 , 10 : 1 , 20 : 1 , 50 : 1 , 100 : 1 , 500 : 1 , 1000 : 1

b. Skala Pengecilan
Ukuran gambar mengalami pengecilan x kali dari ukuran normal / ukuran
benda sesungguhnya.
Contohnya :
1 : 2 , 1 : 5 , 1 : 10 , 1 : 20 , 1 : 50 , 1 : 100 , 1 : 500 , 1 : 1000

c. Skala Normal
Ukuran gambar sama dengan ukuran benda sesungguhnya.
Contohnya :
1:1
5. Standar Kepala Gambar
22 48 32 32
5 x 3 = 15

NO
JML NAMA BAGIAN BAHAN UKURAN KETERANGAN
9

BAG

KEKASARAN
DALAM m
9

SKALA : 1:1 DIGAMBAR : ANGGA CATATAN :

SATUAN : mm JUR / NIM : MESIN/081246042


15

TANGGAL : 31.08.2008 DIPERIKSA : IR. ALOYSIUS


25

POLITEKNIK NEGERI
DONGKRAK HIDROLIK NO: 1 A1
10

KUPANG
33

50 84 30 16

180
6. Standar Satuan
Satuan yang digunakan
dalam gambar teknik mesin
adalah mm (mili meter).
Dalam penggunaannya,
satuan mm tidak boleh
dicantumkan setelah angka
ukuran.
KONSTRUKSI
GEOMETRIS
1. Membuat Garis Tegak Lurus
a. Buatlah sebuah garis datar l Diketahui :
dan tentukan titik P. l = 100 / 50 mm
b. Buatlah busur lingkaran r1 r1 = 20 / 10 mm
dengan p sebagai titik
pusatnya sehingga r2 = 50 / 25 mm
berpotongan dengan garis l 3
di 1 dan 2.
c. Dengan titik 1 dan 2 r2

sebagai pusat, buat lagi dua r2

busur lingkaran yang saling


berpotongan di titik 3,
dengan jari-jari yang sama.
d. Hubungkan titik p dengan l
titik 3. Garis penghubung p 1 P r1 2
dan 3 ini merupakan garis
yang tegak lurus terhadap
garis l.
2. Membagi Sebuah Garis Sama Panjang
a. Buatlah sebuah garis Diketahui :

AB AB = 100 / 50 mm a

b. Buatlah dua busur r = 55 / 30 mm

lingkaran dengan jari-jari r


r > ½ AB yang berpusat
di A dan B, kedua
busur tersebut
A O B
berpotongan di a dan
b.
r
c. Tariklah garis a b yang
memotong garis AB di
b
O, maka OA = OB dan
garis a b tegak lurus
terhadap garis AB.
3. Garis Lurus Menyinggung Dua Lingkaran
(Garis Singgung Luar)
a. Buatlah dua lingkaran R dan Diketahui :
r yang berpusat di O1 dan O2 R = 30 mm
dengan jarak C. r = 20 mm

b. Buatlah satu lingkaran lagi C = 85 mm


T1
dengan jari-jari (R-r) berpusat
di titik O1. T2

c. Buatlah busur lingkaran R


A r
dengan jari-jari C/2 berpusat
di titik O3, lingkaran ini akan
memotong lingkaran yang O1 O3 O2

berjari-jari (R-r) di titik A dan (R-r)


B , perpanjanglah kedua garis B
tersebut sehingga memotong
lingkaran R di titik T1 dan T3. T4

d. Tariklah garis singgung yang T3


diminta yaitu AO2 dan BO2
serta T1T2 dan T3T4.
C
4. Garis Lurus Menyinggung Dua Lingkaran
(Garis Singgung Dalam Bersilang)
 Buatlah dua lingkaran R Diketahui :
dan r yang berpusat di R = 20 mm
O1 dan O2 dengan
r = 10 mm
jarak C. A
 Buatlah lingkaran dengan C = 65 mm
(R+r)
jari-jari (R+r)
berpusat di titik O2. T2 T3
 Buatlah busur lingkaran
O1 r
dengan jari-jari C/2
O3 O2
berpusat di O3,
sehingga akan memotong R T1
lingkaran (R+r) di titik A T4
dan B
 Garis singgung yang
B
diminta adalah garis
//AO1 yaitu T3T4 dan
garis //BO1 yaitu T1T2. C
5. Membagi Sudut Menjadi Dua Bagian
Sama Besar
• Buatlah busur lingkaran Diketahui :
0
dengan jari-jari r1 < ABC = 80

sembarang berpusat di r1 = 35 mm B

A , hingga memotong r2 = 55 mm
AB di P dan AC di Q.
• Buat lagi dua busur P
r2

lingkaran r2 dengan r1

jari-jari sama berpusat di A


T
P dan Q, kedua busur
tersebut berpotongan di r2

Q
titik T.
• Tariklah garis AT, maka
sudut BAT = CAT.
C
6. Membagi Sudut Siku-siku Menjadi Tiga
Bagian Sama Besar
• Dengan jari-jari r, buatlah Diketahui :
busur dengan titik pusat A < ABC = 90
0

yang memotong kaki sudut


r = 35 mm
AB di titik 1 dan kaki sudut
B
AC di titik 2.
• Buatlah busur lingkaran
berjari-jari r dengan pusat
titik 1 dan 2, kedua busur ini
akan memotong busur
pertama di titik D dan E.
• Hubungkan titik A dengan 1 r
r
titik D dan E, sehingga garis D
AD dan AE adalah garis E
yang membagi tiga sudut 900
tersebut. A r 2 C
7. Menentukan Titik Pusat Lingkaran
Diketahui :
• Buatlah garis AB = 45 mm
sembarangan BC = 36 mm
AB dan BC.
• Bagilah kedua
garis itu sama
besar.
• Perpotongan M
garis bagi AB R

dan BC adalah
A
titik M, maka titik
M adalah pusat
lingkaran yang C

dicari.
B
8. Segilima Beraturan yang Ditentukan Jari-
• Buatlah garis tengah ab dan jari Lingkaran Luarnya.
cd yang saling tegak lurus
yang berpust di O pada Diketahui : r3 c
sebuah lingkaran luar R. R = 40 mm
• Buatlah r1 sebesar Ob yang
akan memotong garis Ob di
titik e.
r1
• Dari titik e buatlah r2 sebesar r2
ec yang akan memotong g h
garis Oa di titik f.
• Buatlah jari-jari lingkaran cf
(r3) yang akan memotong a f O e b
lingkaran di titik g, maka sisi
cg merupakan salah satu sisi
segi lima beraturan yang R
dicari.
• Dengan panjang sisi yang
sama kita dapat membuat sisi
j i
yang lain.
d
9. Segilima Beraturan yang Ditentukan
Panjang salah satu Sisinya (misalnya AB)
• Buatlah dua buah lingkaran Diketahui :
r = AB
dengan jari-jari AB berpusat AB = 40 mm
r = AB
I
di A dan B, titik C
merupakan perpotongan kedua
G H
lingkaran tadi.
• Buatlah lingkaran lagi dengan
jari-jari AB berpusat di C,
hingga didapat titik E dan F. D
• Tariklah garis ED dan FD A B
dan perpanjanglah kedua garis r = AB
r = AB
itu hingga memotong lingkaran
pertama dan kedua di G dan
H.
• Buatlah dua busur dengan jari- E F
C
jari AB berpusat di G dan H
hingga didapat titik I, maka r = AB
titik ABHIG merupakan titik
sudut segi lima yang dicari.
10. Segienam Beraturan yang
Ditentukan Jari-jari Lingkaran Luarnya
• Buatlah busur Diketahui : A

lingkaran dari titik R = 30 mm

A dan D yang
bersinggungan di R
B
F
pusat M dan R

memotong sisi
lingkaran di B,C,E
dan F. M
• Titik A,B,C,D,E
dan F adalah titik R

sudut segienam E
C

yang diinginkan.

D
11. Segienam Beraturan yang Ditentukan
Panjang salah satu Sisinya.
a. Buatlah dua busur Diketahui :
lingkaran dengan AB = 30 mm E D
jari-jari AB berpusat
di A dan B hingga
didapat titik M.
b. Dengan titik pusat M
buatlah lingkaran M
yang melalui titik A F
dan B. C

c. Ukurlah panjang AB
pada keliling
lingkaran hingga
didapat titik C,D,E
dan F sehingga
akan membentuk A B

segi enam.
12. Bentuk Bulat Telur
a. Buatlah lingkaran
Diketahui :
dengan titik pusat R = 30 mm
C
M, dimana AB
dan CD sebagai
garis tengahnya
kemudian
perpanjanglah AB. r

b. Tentukan titik E E
dan F dimana DE
= CF = CD.
c. Buatlah busur r

lingkaran EF M
dengan titik pusat A B
di B, buat pula
busur lingkaran
DF dan CE
dengan pusat di C R r
F
dan D.

D
13. Busur Lingkaran yang Menyinggung dua
• Tentukan dua buah Diketahui :
Garis Tegak Lurus
titik T1 dan T2 r = 25 mm
masing-masing pada r4
A
garis AB dan CD,
dimana jarak PT1 =
PT2 = jari-jari lingkaran
singgung r yang
diketahui. r
• Dengan T1 dan T2
T1 O
sebagai titik pusat dari
jari-jari r tentukanlah
titik O, titik O inilah r
yang akan menjadi titik r
r

pusat lingkaran
singgung dengan jari-
jari r. P
C T2 D

B
14. Bentuk Ellips Metode Dua Lingkaran
• Buatlah dua buah lingkaran Diketahui : Sepusat 31 3

sepusat yang bergaris R = 50 mm


tengah YI untuk sumbu
r = 20 mm 5
panjang ellips dan yang 29

bergaris tengah AQ untuk


sumbu pendek, dari AQ A
diperpanjang hingga 27
1
1’ 7
memotong lingkaran besar. AC
29’
E
5’
• Bagilah lingkaran tersebut
mejadi beberapa garis
tengah sehingga diperoleh
Y I
titik 1,2,3,… dan 1’,2’,3’,… 25 25’ 9’ 9
• Dari titik 1,2,3,… tariklah
garis sejajar sumbu AQ
dan dari titik 1’,2’,3’,… 21’ 13’

tariklah garis sejajar sumbu U M


17’ 11
YI sehingga akan saling 23
berpotongan di titik A,B,C, Q


• Hubungkan titik A,B,C,… 13
21
dengan garis lengkung
sehingga akan diperoleh
bentuk ellips. 19 15

17
Diketahui :
• Buatlah garis tegak lurus CD
pada AB melalui titik puncak AB = 65 mm 15. Parabola
A dan garis lurus EF CD = 130 mm
melalui titik B sehingga BE F
1’ 5’ 10’
= BF. C
• Bagilah BF dan CF dalam
beberapa bagian yang sama
dan jumlahnya sama, dan 10
beri tanda 1,2,3,… dan
1’,2’,3’,… pada titik bagi
tersebut. 5”
• Tariklah garis-garis sejajar 5
dengan AB melalui titik
1,2,3,… hubungkan titik A
1
dengan 1’,2’,3’,… sehingga
garis ini akan berpotongan B
A
pada titik 1”,2”,3”,…yang
merupakan titik-titik parabola.
• Hubungkan titik parabola
tersebut sehingga terbentuk
parabola yang diinginkan.
• Dengan cara yang sama
dapat dibuat bagian parabola
ke arah bawah secara
simetris.
D E
PROYEKSI
Proyeksi adalah : Pandangan suatu bidang
benda yang dilihat secara frontal.

Ada 2 jenis proyeksi yang digunakan dalam


gambar teknik mesin, yaitu :
1. Proyeksi Eropa
2. Proyeksi Amerika

Sistem proyeksi yang paling banyak / sering


digunakan di dunia industri Indonesia adalah
Proyeksi Eropa
Bidang Koordinat Utama dan Kwadran-kwadran

Pandangan Atas

Bidang
Proyeksi
n g i
id a ks
Bidang B roye Bidang
P Proyeksi
Proyeksi
n g
II I
i da si
III IV B e k
o y
Bidang Pr
Proyeksi Pandangan Depan

Pandangan Samping
Proyeksi Kwadran I (Sistem Eropa)
Proyeksi Eropa adalah proyeksi dimana
bayangan benda / hasil proyeksinya berada di
belakang benda, hal ini terjadi karena bidang
proyeksinya berada di belakng.

Simbol Proyeksi Eropa :


Modul Kurikulum Tahun 2007
pnk Gambar Teknik Mesin 1
Jurusan Teknik Meisn

A
C
A

C
Modul Kurikulum Tahun 2007
pnk Gambar Teknik Mesin 1
Jurusan Teknik Meisn

Pandangan Utama :
A = Pandangan Depan
B = Pandangan Atas
C = Pandangan Samping C
A

B
Modul Kurikulum Tahun 2007
pnk Gambar Teknik Mesin 1
Jurusan Teknik Meisn

Proyeksi Kwadran III (Sistem Amerika)

Proyeksi Amerika adalah proyeksi dimana bayangan benda / hasil proyeksinya berada di
depan benda, hal ini terjadi karena bidang proyeksinya berada di depan.

Simbol Proyeksi Amerika :


Modul Kurikulum Tahun 2007
pnk Gambar Teknik Mesin 1
Jurusan Teknik Meisn

A
A
C

C
Modul Kurikulum Tahun 2007
pnk Gambar Teknik Mesin 1
Jurusan Teknik Meisn

Pandangan Utama :
A = Pandangan Depan B
B = Pandangan Atas
C = Pandangan Samping

C
A
Modul Kurikulum Tahun 2007
pnk Gambar Teknik Mesin 1
Jurusan Teknik Meisn

Latihan Proyeksi Eropa

A C

A
C
Modul Kurikulum Tahun 2007
pnk Gambar Teknik Mesin 1
Jurusan Teknik Meisn

2 B

A C

C
A B
Modul Kurikulum Tahun 2007
pnk Gambar Teknik Mesin 1
Jurusan Teknik Meisn

3
C
A

B B

C
A
Modul Kurikulum Tahun 2007
pnk Gambar Teknik Mesin 1
Jurusan Teknik Meisn

Latihan Proyeksi Amerika


1
B

C A
C
A
Modul Kurikulum Tahun 2007
pnk Gambar Teknik Mesin 1
Jurusan Teknik Meisn

C
A
C A
Modul Kurikulum Tahun 2007
pnk Gambar Teknik Mesin 1
Jurusan Teknik Meisn

C
A
A C
Modul Kurikulum Tahun 2007
pnk Gambar Teknik Mesin 1
Jurusan Teknik Meisn

bagaimana gambar
visual

kita
memproyek A
C
sikan
sebuah A C

gambar
visual. B
gambar
proyeks
i
Modul Kurikulum Tahun 2007
pnk Gambar Teknik Mesin 1
Jurusan Teknik Meisn

VISUALISASI
(gambar perspektif)
Modul Kurikulum Tahun 2007
pnk Gambar Teknik Mesin 1
Jurusan Teknik Meisn

Visualisasi / Perspektif adalah pandangan suatu


benda yang dilihat dari sudut pandang 3 dimensi.

Seorang ahli teknik harus mampu membayangkan


gambar proyeksi kebentuk
perspektifnya/visualisasinya, karena gambar kerja
selalu ditampilkan dalam bentuk gambar proyeksi.

Jenis-jenis Visualisasi adalah :


1. Visualisasi Isometrik
2. Visualisasi Dimetrik
3. Visualisasi Oblique / Kavalir
Modul Kurikulum Tahun 2007
pnk Gambar Teknik Mesin 1
Jurusan Teknik Meisn

1. Visualisasi Isometrik
Ketentuannya :
Sumbu x : bersudut 300 terhadap garis
y
horizontal.
Sumbu y : tegak lurus terhadap garis
z
x
horisontal.
Sumbu z : bersudut 300 terhadap garis 300 300

horizontal.
y

Ukuran garis :
Semua ukuran garis yang sejajar dengan
sumbu x menggunakan skala 1 : 1.
Semua ukuran garis yang sejajar dengan
sumbu y menggunakan skala 1 : 1.
Semua ukuran garis yang sejajar dengan z
x
sumbu z menggunakan skala 1 : 1.
Modul Kurikulum Tahun 2007
pnk Gambar Teknik Mesin 1
Jurusan Teknik Meisn

2. Visualisasi Dimetrik
Ketentuannya :
y
 Sumbu x : bersudut 70 terhadap garis
horizontal. z
 Sumbu y : tegak lurus terhadap garis
x
horisontal. 70
420

 Sumbu z : bersudut 420 terhadap garis


horizontal. y

Ukuran garis :
 Semua ukuran garis yang sejajar dengan
sumbu x menggunakan skala 1 : 1. z
 Semua ukuran garis yang sejajar dengan
sumbu y menggunakan skala 1 : 1.
x
 Semua ukuran garis yang sejajar dengan
sumbu z menggunakan skala 1 : 1.
Modul Kurikulum Tahun 2007
pnk Gambar Teknik Mesin 1
Jurusan Teknik Meisn

3. Visualisasi Oblique

Ketentuannya : y
 Sumbu x : sejajar dengan garis z
horizontal.
 Sumbu y : tegak lurus terhadap sumbu x.
 Sumbu z : bersudut 450 terhadap sumbu x 450
x dan y.
y
Ukuran garis :
 Semua ukuran garis yang sejajar dengan
sumbu x menggunakan skala 1 : 1
 Semua ukuran garis yang sejajar dengan z
sumbu y menggunakan skala 1 : 1
 Semua ukuran garis yang sejajar dengan
sumbu z menggunakan skala 1 : 2 x
Modul Kurikulum Tahun 2007
pnk Gambar Teknik Mesin 1
Jurusan Teknik Meisn

Contoh Visualisasi Isometrik

1 2
B A C

C A B

B
B

C A C A
Modul Kurikulum Tahun 2007
pnk Gambar Teknik Mesin 1
Jurusan Teknik Meisn

3 4
B

A
C

C A
B

B
B

A A
C C
Modul Kurikulum Tahun 2007
pnk Gambar Teknik Mesin 1
Jurusan Teknik Meisn

Contoh Visualisasi Dimetrik

1 2
C
B
A

A
C B

B B

A A
C C
Modul Kurikulum Tahun 2007
pnk Gambar Teknik Mesin 1
Jurusan Teknik Meisn

Contoh Visualisasi Oblique

1 2
B
A C

A
B C

B B

A A

C C
Modul Kurikulum Tahun 2007
pnk Gambar Teknik Mesin 1
Jurusan Teknik Meisn

PEMOTONGAN
(gambar potong)
Modul Kurikulum Tahun 2007
pnk Gambar Teknik Mesin 1
Jurusan Teknik Meisn

Benda kadang-kadang mempunyai


detail bagian dalam (lubang,cela) yg
sukar ditunjukan kecuali dengan garis
strip.

Untuk menggambarkan / menjelaskan


bentuk bagian dalam benda tersebut
(lubang, cela) maka benda tersebut
harus DIPOTONG terlebihdahulu, hal
ini dikenal dengan istilah GAMBAR A A
POTONG.

pot. A-A
Modul Kurikulum Tahun 2007
pnk Gambar Teknik Mesin 1
Jurusan Teknik Meisn

Jenis-Jenis Potongan
1. Potongan Penuh 2. Potongan Setengah 3. Potongan Lokal/Setempat
Penampang memotong Penampang potong hanya Potongan yang dilakukan
seluruh benda memotong separoh benda hanya pada bagian tertentu
(separoh/setengah benda (seperempat benda seolah- saja.
seolah-olah dihilangkan).
olah dihilangkan).

A
A A
A

pot. A-A pot. A-A


Modul Kurikulum Tahun 2007
pnk Gambar Teknik Mesin 1
Jurusan Teknik Meisn

Penunjukan Arah Pemotongan


 Penunjukan pemotongan / bidang potong
digambarkan dgn. Garis strip titik yang
kedua ujungnya diberi garis tebal dan
tanda panah menghadap ke arah
pemotongan. Huruf pemotongan A A
dituliskan tegak terhadap kertas gambar.
 Perubahan arah bidang potong
ditunjukan dengan strip tebal pada setiap
belokan.
 Apabila dalam satu gambar kerja terdapat
lebih dari satu bidang pemotongan, maka
huruf pemotongan dibuat berbeda (pot.
A-A dan pot. B-B, dst) A

A
Modul Kurikulum Tahun 2007
pnk Gambar Teknik Mesin 1
Jurusan Teknik Meisn

Langkah Penyajian Gambar Potong


 Buatkan pandangan atas gambar kerja tersebut, dan
selanjutnya tempatkan arah pemotongan (yang ditunjukan
dengan anak panah dan huruh).
 Buatkan pandangan depan gambar tersebut, yang sekaligus
berfungsi sebagai penampang potong.
 Bidang yang terkena potong harus dibuat garis arsir dengan
kemiringan 450 dimana jarak garis arsir disesuaikan dengan
besarnya gambar kerja.
 Apabila terkena potongan maka garis putus-putus (yg.
Menunjukan profil dalam benda) akan berubah menjadi garis A A
utuh. Dan apabila potongan tersebut terletak pada garis
sumbu, maka garis sumbu berubah menjadi garis utuh.
 Pada gambar penampang harus ditulis nama potongan yang
disesuaikan dengan huruf yang ada pada bidang potong
(misalnya : pot. A-A, dst).

pot. A-A
Modul Kurikulum Tahun 2007
pnk Gambar Teknik Mesin 1
Jurusan Teknik Meisn

 Bagian gambar yang terpisah yang


dipotong pada satu komponen diarsir
dengan garis arsir yang sama. Garis arsir
komponen-komponen lain yang berdekatan
diarsir dengan garis arsir yang berlawanan
arah.
 Jarak garis arsir dipilih dengan
perbandingan yang sesuai dengan luas
bidang yang akan diarsir. Untuk bidang
yang luas garis arsir boleh dibuat tidak
penuh. 150

 Garis arsir dikosongkan untuk penempatan


angka/huruh ukuran, apabila tidak
memungkinkan hal tersebut diluar benda
 Pemotongan benda tipis (profil U, profil L,
dll) dapat digambarkan dengan
menghitamkan penampang yang terpotong.
Modul Kurikulum Tahun 2007
pnk Gambar Teknik Mesin 1
Jurusan Teknik Meisn

PENUNJUKAN UKURAN
Modul Kurikulum Tahun 2007
pnk Gambar Teknik Mesin 1
Jurusan Teknik Meisn

Prinsip-prinsip penunjukan ukuran


 Untuk keseragaman, penunjukan ukuran diberikan dalam satuan metrik
(panjang,lebar,tinggi) dengan menggunakan satuan “mm” (milimeter) dan gambar
diberikan dalam proyeksi Eropa.
 Dalam penulisan ukuran dalam sebuah gambar kerja, satuan (mm) tidak boleh disertakan.
Cukup dengan penulisan angka ukuran, sedangkan satuannya dicantumkan dalam kepala
gambar.
 Jika memungkinkan, semua penunjukan ukuran diletakkan di luar garis benda, agar mudah
dibaca dan cepat dimengerti.
 Penunjukan ukuran harus diletakkan pada gambar yang ada hubungannya dengan
pandangan depan yang terlihat jelas, bukan yang terhalang.
Modul Kurikulum Tahun 2007
pnk Gambar Teknik Mesin 1
Jurusan Teknik Meisn

Keterangan gambar :
a. Tinggi angka ukuran ± 3,5
mm
b. Jarak angka ukuran dengan
garis ukuran ± 1 mm
c. Ekor pabah ukuran ± 2 mm
d. Kelebihan garis batas ukuran
± 2 mm
e. Jarak garis ukuran terhadap
garis benda ± 10 mm
f. Jarak antara tiap baris ukuran
± 10 mm. Apabila ruang
gambar tidak memungkinkan
jarak tersebut dapat dikurangi
g. Apabila tanda panah tidak
memungkinkan dibuat, maka
dapat diganti dengan titik
h. Tanda panah ukuran dibuat
runcing dan dihitamkan,
dengan perbandingan ukuran
panjang panah sama dengan
1/3 kali lebar panah
Modul Kurikulum Tahun 2007
pnk Gambar Teknik Mesin 1
Jurusan Teknik Meisn

Jenis-jenis Ukuran
1. Fungsional Dimensions (F) /
ukuran yang berfungsi adalah
ukuran yang mempunyai fungsi
untuk pertimbangan
pemasangan (assembly).
2. Non Fungsional Dimensions
(NF) adalah ukuran yang tidak
mempunyai fungsi dalam
pemasangan (assembly).
3. Auxiliary Dimensions (Aux)
adalah ukuran pembantu yang
diberikan tanpa toleransi,
fungsinya hanya sebagai
informasi.
Modul Kurikulum Tahun 2007
pnk Gambar Teknik Mesin 1
Jurusan Teknik Meisn

Letak-letak Ukuran

Pada kedudukan mendatar,


semua angka ukuran / huruf
harus diletakkan diatas garis
penunjukkan, dengan memutar
kertas gambar 900 searah
jarum jam.

Letak garis penunjuk Ukuran

Jika memungkinkan, garis


penunjukan ukuran jangan
sampai saling berpotongan dan
memotong garis pembantu.
Sehingga ukuran yang lebih
panjang ditempatkan semakin
menjauh dari gambar benda.
Modul Kurikulum Tahun 2007
pnk Gambar Teknik Mesin 1
Jurusan Teknik Meisn

Garis pembantu ukuran, penunjuk ukuran, tanda panah, huruf / angka


Garis penunjukan ukuran
dihubungkan diantara garis
pembantu yang masing-masing
digambarkan dengan garis tipis
Angka-angka ukuran
diletakkan ditengah garis
penunjukan ukuran dan
besarnya disesuaikan dengan
gambar benda.
Gambar kepala panah
digambar sampai menyentuh
garis pembantu dan besarnya
disesuaikan dengan tebal garis
benda.
Modul Kurikulum Tahun 2007
pnk Gambar Teknik Mesin 1
Jurusan Teknik Meisn

Penunjukan ukuran jarak lubang

Jarak lubang digambarkan dengan menarik


perpotongan sumbu lubang terhadap
sumbu lubang atau terhadap sisi patokan.

Ukuran pembantu

Bila ukuran panjang benda bukan ukuran


pembantu, salah satu jarak yang ada tidak
perlu diberikan atau diberikan sebagai
ukuran pembantu dinyatakan dalam
kurung.
Modul Kurikulum Tahun 2007
pnk Gambar Teknik Mesin 1
Jurusan Teknik Meisn

Penunjukan ukuran pada sudut yang beradius

Perpanjangan garis penunjukan ukuran

Garis ukuran harus ditarik


tegak lurus terhadap bidang
yang akan ditunjukan
ukurannya, atau ditarik miring
tetapi sejajar satu sama lain.
Modul Kurikulum Tahun 2007
pnk Gambar Teknik Mesin 1
Jurusan Teknik Meisn

Penunjukan busur

Penunjukan benda simetris

Pada benda-benda simetris


penunjukan ukuran dapat
dibuat dengan menambahkan
tanda simetris.
Modul Kurikulum Tahun 2007
pnk Gambar Teknik Mesin 1
Jurusan Teknik Meisn

Penunjukan radius

Bila pusat busur / radius berada


diluar ruang yang tersedia,
garis ukuran radius dapat
dipotong atau diperpendek
(dalam hal ini letak pusat radius
tidak diperlukan.
Modul Kurikulum Tahun 2007
pnk Gambar Teknik Mesin 1
Jurusan Teknik Meisn

Titik sebagai pengganti anak panah

Pada benda-benda yang


berbentuk sirip, maka titik dapat
digunakan sebagai pengganti
panah.

Penunjukan khusus

Bila dikehendaki penunjukan


permukaan yang akan
dikerjakan lagi dengan ukuran
tertentu (pengerjaan lanjutan),
digunakan garis G dengan
penunjukan ukuran
Modul Kurikulum Tahun 2007
pnk Gambar Teknik Mesin 1
Jurusan Teknik Meisn

Peletakan angka ukuran (ukuran linier dan ukuran sudut)

Chamfer (bersudut 450 dan diluar 450)


Modul Kurikulum Tahun 2007
pnk Gambar Teknik Mesin 1
Jurusan Teknik Meisn

Penambahan huruf dan simbol

 Untuk peunjukan diameter,


simbol () diletakkan didepan
angka ukuran.
 Penunjukan radius
menggunakan huruf “R”.
 Penjunjukan segi empat
menggunakan simbol 
Modul Kurikulum Tahun 2007
pnk Gambar Teknik Mesin 1
Jurusan Teknik Meisn

 Untuk menghindari
pengulangan ukuran yang sama
dapat digunakan tabel atau
catatan.
Modul Kurikulum Tahun 2007
pnk Gambar Teknik Mesin 1
Jurusan Teknik Meisn

Susunan ukuran

1. Ukuran Berantai (seri)


Digunakan bila jarak
antara bagian dengan
bagian lebih berfungsi
dibandingkan dengan
jarak dari sisi benda ke
setiap bagiannya.
Modul Kurikulum Tahun 2007
pnk Gambar Teknik Mesin 1
Jurusan Teknik Meisn

2. Ukuran Sejajar (Paralel)


Bila beberapa ukuran
yang searah mempunyai
satu bidang patokan
sebagai basis.
Modul Kurikulum Tahun 2007
pnk Gambar Teknik Mesin 1
Jurusan Teknik Meisn

3. Ukuran Kombinasi
Merupakan gabungan dari
ukuran berantai dan
paralel. Digunakan bila
ditinjau dari fungsi atau
proses pengerjaan,
diperlukan bidang patokan
lebih dari satu. Cara
ukusan gabungan ini
dalam praktek lebih
banyak digunakan.
Modul Kurikulum Tahun 2007
pnk Gambar Teknik Mesin 1
Jurusan Teknik Meisn

Ukuran dengan koordinat

Penunjukan ukuran dengan


koordinat dapat diganti
dengan sistem tabel.

Penunjukan jarak yang sama


Modul Kurikulum Tahun 2007
pnk Gambar Teknik Mesin 1
Jurusan Teknik Meisn

Ukuran Kemiringan dan Ketirusan

Kemiringan :
H h 1
 
L x
Modul Kurikulum Tahun 2007
pnk Gambar Teknik Mesin 1
Jurusan Teknik Meisn

Ketirusan :
Dd  1
  2tg 
L 2 y
Modul Kurikulum Tahun 2007
pnk Gambar Teknik Mesin 1
Jurusan Teknik Meisn

Daftar Pustaka
Goetsch D.L,et all.1994. Technical Drawing. New York. Delmar Publisher.
Jensen C, Helsen J.D. 1990. Engineering Drawing and Design. New York. Mc. Grawhill
Publisher Company .
Madsen D.A, et all. 1991. Engineering Drawing and Design. New York. Delmar Publisher Inc.
Ohan Juhana.Ir, M.Suratman, SPd.2000. Menggambar Teknik Mesin dengan Standar ISO.
Bandung, Pustaka Grafika.
Rochim T, S.M.Soetarto. 1980. Teknik Pengukuran. Jakarta. Depdikbud.
Sato G.T, Hartanto N.S. 1981. Menggambar Mesin menurut Standar ISO. Jakarta. PT.
Pradya Paramita.
Sulardjohadi. 1984. Gambar Proyeksi Metode dan Macamnya. Jakarta. Wijaya.

Anda mungkin juga menyukai