Suhardi
suhardiuny@yahoo.com
0815 791 8974
Ejaan Bahasa Indonesia
1. Pemakaian Huruf
– Huruf Kapital
– Huruf Miring
2. Penulisan Kata
– Gabungan Kata
– Kata Depan
– Partikel
– Angka dan Lambang Bilangan
3. Pemakaian Tanda Baca
– Tanda Titik
– Tanda Koma dan Titik Koma
4. Penulisan Unsur Serapan
1. Pemakaian Huruf Kapital
Kelompok Data 1
1. Sandiaga Uno adalah seorang wakil gubernur.
2. Sandiaga Uno terpilih menjadi wakil gubernur
DKI Jakarta.
3. Tokoh itu mencalonkan diri sebagai Presiden.
4. Presiden Jokowi akan segera berangkat ke Bali.
5. Saya belajar bahasa Indonesia di Universitas.
6. Saya belajar bahasa Indonesia di Universitas
Indonesia.
Kaidah:
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti
nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti
nama orang tertentu, nama instansi, atau nama
tempat;
Contoh:
• Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman El
Shirazy diterbitkan pertama kali pada
tahun 2004.
• Suwito. 1983. Pengantar Awal
Sosiolinguistik, Teori dan Problema.
Surakarta: Kenari Offset.
2. Huruf miring dipakai untuk menuliskan nama
ilmiah atau ungkapan asing, kecuali yang
telah disesuaikan ejaannya.
Contoh:
• Nama ilmiah gajah pygmy borneo
adalah Elephas maximus.
• Mereka men-download aplikasi terbaru.
3) Penulisan Gabungan Kata
1. Gabungan kata (kata majemuk) ditulis terpisah.
Dengan awalan atau akhiran, penulisannya dipisah.
Dengan awalan dan akhiran, penulisannya digabung.
Contoh:
tanda tangan > tanda tangani
> bertanda tangan
> menandatangani
> penandatanganan
tanggung jawab > bertanggung jawab
> penanggung jawab
> pertanggungjawaban
2. Gabungan kata yang sudah dianggap satu kata.
Contoh:
beasiswa, sukarela, daripada, matahari, kacamata
3. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai
dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis
serangkai.
Contoh:
antarkota pascaperang
mahasiswa nirkabel
subbab multifungsi
semipermanen tunagrahita
4. Jika unsur terikat itu diikuti oleh kata yang huruf
awalnya kapital, di antara kedua unsur itu diberi
tanda hubung.
Contoh:
non-Islam KTP-nya
4) Penulisan Kata Depan
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya.
Contoh:
Dia bekerja di kantor.
Dia berangkat ke kantor.
Dia pulang dari kantor.
Bandingkan dengan:
Dia sudah keluar dari ruangan itu.
Koran bekas itu dijual ke tukang loak.
5 ) Penulisan Partikel
1. Partikel per yang bermakna ‘tiap-tiap’, ‘demi’, dan ‘mulai’ ditulis terpisah dari
bagian kata yang mendahului atau mengikutinya.
Contoh:
Harga BBM naik per 1 Mei.
Mereka masuk ke bus satu per satu.
Bandingkan dengan:
satu perempat
2. Partikel pun yang sudah padu ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Salah Benar
Andien Suherman, SE Andien Suherman, S.E.
Drs. Sukarno, SS, M.Pd Drs. Sukarno, S.S., M.Pd.
Prof. Dr. Gufran Ali Ibrahim MS. Prof. Dr. Gufran Ali Ibrahim, M.S.
Drs. Dadang S, M.Sc. Dra. Dadang S., M.Sc.
dr. Winarno Alaudin, Sp.PD. dr. Winarno Alaudin, Sp.P.D.
Sdr Joko Sugiarto, M.M., M.Sc. Sdr. Joko Sugiarto, M.M., M.Sc.
KH. Ahmad Dahlan, S.Ag. K.H. Ahmad Dahlan, S.Ag.
RA Kartini R.A. Kartini
Kaidah:
Ketepatan Kata
(Aspek Logika Kata)
Kesesuaian Kata
(Aspek Sosial Kata)
1. Ketepatan Kata
• Kata abstrak:
kata yang tidak bisa ditujuk objeknya atau
tidak mengacu pada satu objek
b) Kata Umum dan Kata Khusus
• Kata umum biasanya berupa kata umum,
tetap; kata umum tidak selalu abstrak
• Kata konkret lebih khusus daripada kata
abstrak
keadaan kesehatan abstrak/umum/luas/
kurang jelas
penyakit
konkret/khusus/sempit/jelas
c) Kata Populer dan Kata Kajian
• Kata populer:
kata yang dipergunakan pada berbagai kesempatan dalam komunikasi
sehari-hari
• Kata kajian:
kata yang dipergunakan pada berbagai kelompok profesi tertentu
Contoh:
penduduk > populasi
hasil > produk
untung/laba > profit
2. Kesesuaian Kata
Nilai-Nilai Sosial
• Jargon:
Kata teknis yang dipergunakan secara terbatas dalam
bidang ilmu dan profesi tertentu
• Slang:
kata takbaku yang dibentuk secara khas sebagai
cetusan keinginan akan sesuatu yang baru; bersifat
sementara
b) Nilai-Nilai Sosial
Nilai-nilai sosial dalam penggunaan kata
berkaitan dengan nilai-nilai yang berlaku dalam
masyarakat.
Contoh:
istri - bini
wafat - mati
Saudara- kamu
c) Kata Baku dan Nonbaku
Ragam baku:
ragam yang dilembagakan; ragam resmi yang dijadikan rujukan norma
penggunaan bahasa
Ragam nonbaku:
ragam yang tidak dilembagakan; ragam yang ditandai dengan adanya
penyimpangan dari norma bahasa baku
Contoh:
tidak - enggak
berkata - ngomong
beri - kasi
membuat - bikin
TENTUKAN KATA YANG BAKU.
Tidak Baku Baku
kwitansi kuitansi
frekwensi frekuensi
kwalitas; kwantitas kualitas; kuantitas
kwarter kuarter
faximile > fax. faksimile > faks.
inofatif inovatif
propinsi provinsi
sistim sistem
kordinasi koordinasi
legalisir legalisasi
standard; standarisasi standar; standardisasi
Tidak Baku Baku
aktifitas; kreatifitas aktivitas; aktif; kreativitas; kreatif
selebriti selebritas
teoritis teoretis
apotik apotek; apoteker
atlit atlet; atletik
praktek praktik; praktikum
prosentase persen; persentase
karir karier
hirarki hierarki
otentik; otopsi; otodidak autentik; autopsi; autodidak
automatis otomatis
KALIMAT EFEKTIF
Kesatuan
• Mempunyai kesatuan jika kalimat-kalimat dalam paragraf itu
tidak terlepas dari topiknya atau selalu relevan dengan topik
Kepaduan/koherensi
• Dititikberatkan pada hubungan antara kalimat dengan
kalimat
Kelengkapan
• Berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang
kejelasan kalimat topik atau kalimat utama
5. Pengembangan Paragraf
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
pengembangan paragraf, yaitu
a) susunlah kalimat topik dengan baik dan layak;
b) tempatkanlah kalimat topik dalam posisi
menyolok dan jelas dalam sebuah paragraf;
c) dukunglah kalimat tersebut dengan detail-detail
atau perincian yang tepat; dan
d) gunakan kata-kata transisi, frasa, dan alat lain di
dalam dan di antara paragraf.
Teknik Pengembangan Paragraf
1. Secara alamiah
2. Klimaks dan antiklimaks
3. Umum-khusus
4. Khusus-umum
Daftar Pustaka
Chaer, A. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Pusat Bahasa. 2008. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2016. Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia. Jakarta: Badan Bahasa.
Akhadiah, S., M. Arsyad, & S. Ridwan. 2008. Kemampuan Menulis Bahasa
Indonesia. Jakarta: Airlangga.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2016. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Badan Bahasa.
https://kbbi.kemdikbud.go.id
TERIMA KASIH