Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN MAGANG

MANAJEMEN RUMAH SAKIT


RSUP DR. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN

MMR UGM 2022

- Anggita Ratna Damayanti –


- Vitria Novita Sari -
RSUP DR. SOERADJI TIRTONEGORO
KLATEN
Tegalyoso, Klaten Selatan, Klaten
DATA TEMPAT TIDUR KINERJA PELAYANAN RSST TAHUH 2021
DATA SDM TAHUN 2021
MAYORITAS:
 PNS GOLONGAN II
 PERAWAT
 PEREMPUAN
INSTALASI
RAWAT JALAN
TERPADU (IRJT)
- Neil Armstrong
KINERJA PELAYANAN IRJT TAHUN 2021

Waktu tunggu
Jam pelayanan DPJP
INDIKATOR IRJT

(pendaftaran via WA)

Kelengkapan pengisian Waktu tunggu di IRJT


RM

Waktu tunggu Cakupan kegiatan


(pendaftaran langsung)
PATIENT SAFETY DI IRJT?

Ada tenaga medis Unit IRJT yang tidak hafal akan 6 Sasaran
Keselamatan Pasien namun mengerti garis besar Keselamatan Pasien.

Mayoritas perawat di unit IRJT hafal akan 6 SKP dan memahami setiap
substansinya.

Konsep patient safety selalu diimplementasikan dalam kegiatan


pelayanan pasien sehari-hari.
Identity patients Improve effective Improve the Safety of High-
correctly communication Alert Medications

Dokter dan perawat Tidak ada pemberian


menanyakan nama 1. Baik dokter obat langsung ke pasien
lengkap dan tanggal di IRJT. Obat diresepkan
spesialis/sub-spesialis melalui EMR atau
lahir pasien kemudian melakukan edukasi ke
mencocokkannya peresepan manual. Jika
pasien terkait memang harus dilakukan
dengan barcode penyakitnya injeksi di dalam
identitas pasien 2. Baik dokter maupun poliklinik, obat injeksi
perawat melakukan langsung diminta ke
assessment kemudian Instalasi Farmasi
menuliskannya di
lembar CPPT dalam RM
Safe Surgical Procedure Reduce the Risk of HAI’s Reduce Patient’s
Risk of Fall

Dokter spesialis selalu mengedukasi Perawat di nurse station


pasien jika ada rencana operasi, poliklinik melakukan screening Perawat di nurse station
termasuk di dalamnya juga dokter deteksi dini covid-19 kepada poliklinik mampu
meminta persetujuan tindakan. Hal semua pasien poliklinik melakukan Analisa cepat
ini termaktub dalam informed terkait ada tidaknya resiko
consent yang harus ditandatangani jatuh pada setiap pasien
Perawat di nurse station
mendahulukan pasien yang datang. Hasil
Sebelum pasien dioperasi, pasien pengamatan kemudian
immunocompromise agar
dimasukkan ruang rawat inap diisikan pada formulir
diperiksa dokter lebih dulu
terlebih dahulu. Dokter kemudian screening rawat jalan
(semua pasien yang mendapat
melakukan pengecekan lab, Ro
prioritas, termasuk pasien
thorax, EKG, dll terkait Riwayat,
dengan resiko jatuh diberikan
keluhan, dan jenis operasi pasien
label kuning pada formulir
screening rawat jalan
MONEV PATIENT SAFETY
Setiap pagi sebelum poli buka, perawat dan
petugas administrasi tiap lantai selalu
IRJT melakukan screening kepada pasien melakukan pre-conference dan dan setiap
poliklinik yang baru datang dengan sore sebelum jam kerja berakhir dilakukan
menggunakan Formulir Screening Rawat Jalan post conference untuk membahas info-info
terbaru terkait IRJT, misal adanya komplain
yang salah satu poinnya berupa pengamatan
oleh pasien, insiden yang terjadi dalam hari
singkat terhadap ada tidaknya resiko jatuh itu, sekaligus sebagai monev dalam
meningkatkan kewaspadaan terhadap patient
safety

Setiap hari senin pagi sebelum pelayanan


dimulai selalu diadakan meeting morning dan
Setiap hari, perawat mengisi Sensus setiap jumat sore selalu dilaksanakan meeting
Harian Pasien IRJT yang di dalamnya evening yang dihadiri oleh Ka Instalasi IRJT,
tercakup informasi mengenai ada kepala ruang, dan berbagai disiplin profesi
yang bertugas di IRJT. Pertemuan ini untuk
tidaknya insiden keselamatan pasien membahas plotting jadwal dokter spesialis
(IKP) harian / potensi IKP seminggu ke depan dan hal-hal yang tidak
bisa terselesaikan dalam pre/pst conference
termasuk membahas IKP (jika ada)
UPAYA PENINGKATAN PATIENT SAFETY
Pihak manajemen RS memberikan pelatihan kepada semua staf RS meliputi 5 materi pokok
yaitu Keselamatan Pasien, Bantuan Hidup Dasar, Komunikasi Efektif, PPI, dan APAR
setiap 1x setahun

Semua staf medis dan tenaga kesehatan dituntut untuk mengimplementasikan patient
safety dalam melayani pasien karena poin-poin pelaksanaan patient safety jika diterapkan
akan mempengaruhi remunerasi dalam Indikator Kinerja Individu (IKI)

Perawat poliklinik menempel label kertas berwarna kuning/oranye pada Formulir


Screening Rawat Jalan milik pasien dengan resiko jatuh, sehingga pasien dapat
didahulukan dan dengan pengawasan yang lebih ketat dari petugas poliklinik

IRJT menyediakan 30 kursi roda dan brankar untuk pasien dengan keterbatasan mobilisasi
agar tetap aman dan resiko jatuh pun dapat dimininmalisir
KENDALA IMPLEMENTASI PATIENT SAFETY
& SARAN PERBAIKAN
Poor communication antara dokter dan pasien  pasien banyak, sedangkan dokter dihadapkan
dengan standar pelayanan tiap pasien dari mulai anamnesis, pemeriksaan fisik, edukasi, hingga
pencatatan ke RM hanya selama 5 menit sehingga dokter dalam memberikan edukasi ke pasien
kurang komprehensif  ada hal penting yang tidak tersampaikan  berdampak pada patient
safety

SARAN
Dokter spesialis memiliki banyak pasien  tidak bisa berlama-lama memberi
edukasi  dihadapkan dengan pasien yang harus diedukasi secara komprehensif 
disediakan pojok/ruang edukasi terpisah untuk melayani pasien yang harus diedukasi
secara komprehensif  pasien yang diarahkan ke pojok/ruang edukasi dilayani oleh
dokter umum  DU membaca catatan dokter spesialis terkait penyakit dan memo
penting yang ditulis untuk dilaksanakan DU
 Potensi penularan Covid-19 tinggi (kewaspadaan terhadap varian Omicron, penularan lebih cepat) 
Banyak pasien IRJT yang termasuk kelompok rentan seperti pasien dengan immunocompromise dan
pasien usia lanjut

SARAN
Terdapat security/petugas lain yang mobile minimal 1 orang di tiap poliklinik. Untuk poliklinik tersibuk (misal poli
UPD dan bedah) dan saat jam pelayanan tersibuk, tersedia 2 orang security/petugas lain untuk melakukan:
1. Pengecekan suhu tubuh pasien dan keluarga pasien
2. Edukasi jika terdapat pasien/keluarga yang belum memakai masker dengan benar dan meminta untuk
merangkap/mengganti masker kain dengan masker medis sekali. Masker medis sekali pakai disediakan di
ruang tunggu poliklinik
3. Verifikasi cuci tangan yang dilakukan pasien dan keluarga pasien (petugas melihat langsung pelaksanaan cuci
tangan) pada saat kedatangan dan saat keluar dari ruang periksa dokter dengan menggunakan hand
rub/hand wash
4. Membantu perawat dalam memberikan informasi kepada pasien/keluarga yang bertanya terkait alur
pelayanan, petunjuk ruangan, dsb
Jika pasien poliklinik dikonsulkan ke poli/subpoli lain, data terkait Tanda-Tanda Vital (TTV) tidak
muncul di RM elektronik (EMR) sehingga perawat di poli yang dikonsulkan harus melakukan
pemeriksaan TTV ulang  tidak efisien
SARAN
Perbaikan di sistem EMR

IRJT memiliki 30 kursi roda (Kursi roda jumlahnya sangat terbatas)  pasien dengan
keterbatasan mobilisasi (perlu bantuan dalam berjalan) riskan terjatuh
SARAN
Mengkaji rata-rata peminjaman kursi roda per hari kemudian mengajukan permintaan kursi roda
sebanyak total kursi roda yang dibutuhkan dikurangi kursi roda yang dimiliki IRJT
Jumlah perawat di poliklinik rawat jalan dirasa masih sangat kurang  perawat sangat mobile

sehingga potensi melewatkan patient safety sangat besar. Pada jam pelayanan yang sama ada poli

yang sangat sibuk, ada yang tidak terlalu sibuk  perawat yang bertugas di poli yang tidak terlalu

sibuk membantu poli yang sibuk (swing workers)  namun belum solutif karena dirasa SDM

perawat masih kurang, pada pagi hari poli masih sangat ramai, sedangkan setelah ishoma sampai

sore (pukul 13.00-16.00) SDM sudah selo

SARAN
Pembagian jam pelayanan dokter spesialis yang lebih merata dari pukul 08.00-16.00 agar puncak
penumpukan pasien tidak terjadi di pagi hari sehingga SDM perawat juga dapat lebih
termaksimalkan. Misalkan di KSM bedah pada pukul 08.00-12.00 membuka 6 poli namun pukul
13.00-16.00 tidak ada poli yang buka  SOLUSI: misal poli A dan B buka pukul 08.00-10.00, poli C
dan D buka pukul 10.00-12.00. Poli E buka pukul 13.00-15.00 dan poli E buka pukul 15.00-16.00
KOLABORASI ANTAR PROFESI
Kolaborasi antar profesi atau Interprofessional Collaboration (IPC) merupakan hal
yang penting dilakukan agar tercipta patient safety. IPC hakikatnya adalah
komunikasi. Bentuk komunikasi terbagi menjadi komunikasi langsung (lisan) dan
tidak langsung (tertulis).

 Komunikasi langsung (lisan)  serah terima pasien secara langsung antara perawat –
dokter spesialis (perawat mengantarkan pasien masuk ke dalam ruang periksa)
 Perawat mengantarkan status pasien untuk dikonsulkan ke poli lain (hand over antara
perawat dari poli yang mengonsulkan pasien kepada perawat yang bertugas di poli yang
dikonsulkan)

 Komunikasi tak langsung (tertulis)  Bukti kolaborasi antar profesi melalui komunikasi tak
langsung (tertulis) dituangkan dalam CPPT (Catatan Perkembangan Pasien Terpadu) dalam
rekam medis pasien
 CPPT di IRJT digunakan sebagai alat komunikasi tertulis.
 Perawat dan dokter spesialis menuliskan pemeriksaan, diagnosis, dan terapi dalam 1
lembar CPPT
KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN (KTD)
• Menurut pengakuan kepala instalasi, kepala ruang, dan staf-staf poliklinik sudah bertahun-tahun tidak
terjadi KTD.

PENGELOLAAN UNIT JIKA TERJADI KTD

• Dilakukan pembahasan terkait IKP (KTD/KNC) dalam meeting morning/evening  penentuan


grading/derajat KTD.
• Jika grading termasuk kasus dalam zona biru/hijau  dilakukan investigasi sederhana oleh unit kerja
• Jika grading termasuk kasus dalam zona kuning dan merah  dilakukan RCA oleh Komite Peningkatan
Mutu dan Keselamatan Pasien
CLINICAL GOVERNANCE
CLINICAL AUDIT  belum pernah dilakukan

CONTINUING EDUCATION  Unit mengusulkan Pendidikan berkelanjutan bagi dokter spesialis untuk
melanjutkan sekolah sub spesialis karena RSST merupakan RS rujukan nasional sub spesialistik (RS tipe A) 
dokter spesialis diwajibkan mengambil sekolah sub spesialis (secara bertahap, bergantian setiap SDM)

EVALUASI KINERJA STAF  terdapat evaluasi kinerja perawat setiap 6 bulan sekali yang dilakukan oleh pasien,
rekan sejawat, profesi lain, dan atasan langsung

PENGEMBANGAN UNIT/PRODUK UNIT  IRJT memililki layanan unggulan berupa layanan HIP&KNEE, TULANG
BELAKANG, GERIATRI, KANKER, dan PEDIATRIK. Saat ini sedang dicanangkan Layanan Onkologi Terpadu yang akan
diisi oleh berbagai spesialistik dengan sub spesialistik onkologi

PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI  pengisian rekam medis melalui system EMR

REVIEW MENGENAI EFISIENSI DAN SAFETY DARI PELAYANAN KESEHATAN  adanya indikator mutu dan evaluasi
pencapaiannya mengenai waktu tunggu di IRJT dapat menjadi data efisiensi pelayanan di IRJT. Review mengenai
safety di IRJT dapat diperoleh dengan Melihat laporan IKP.

Anda mungkin juga menyukai