Bunuh Diri
Ns. Hasmira Ubaidy, S.Kep.,M.Kep,Sp.J
Outline
DEFENISI
FAKTOR RISIKO
FAKTOR PREDISPRESI
POHON MASALAH RBD
KOPING
MEKANISME KOPING
INTERVENSI KEPERAWATAN (individu, keluarga, kelompok)
Defenisi
Biologis
Adanya riwayat bunuh diri dalam keluarga, riwayat gangguan mood dan ansietas pada
keluarga, riwayat gangguan psikiatrik pada keluarga
Kembar monosigot mempunyai resiko
Nutrisi: Adanya riwayat gangguan nutrisi ditandai dengan penurunan BB, rambut rontok,
anoreksia, bulimia nervosa.
Keadaan kesehatan secara umum: menderita penyakit kronis atau terminal, gangguan
psikiatrik/gangguan jiwa, intoksikasi, adiksi
Sensitivitas biologi: serotonin neurotransmitter menurun
Penggunaan obat atai komplikasi obat
Peminum alkhohol juga dihubungkan dengan kemungkinan melakukan resiko percobaan
bunuh diri
Sosialkultural
Usia: anak di bawah 10 tahun atau remaja sering membahayakan diri atau
melakukan percobaan bunuh diri. Lansia kulit putih memiliki risiko yang paling
tinggi di Amerika Serikat. Resiko ini meningkatkan seiring dengan peningkatan umur
seseorang
Gender: Homo yang berusia belasan atau berusia muda sering melakukan percobaan
bunuh diri 2 atau 3 kali lipat ketika teman kencannya melakukan heteroseksual.
Sebesat 30% dari bunuh diri tiap tahunya adalah homo yang berumur belasan.
Wanita lebih banyak melakukan bunuh diri, tetapi yang sebenar-benarnya
melakukan bunuh diri adalah laki-laki. Orang yang sudah menikah
Pendidikan: pendidikan yang rendah dan riwayat putus sekolah atau gagal sekolah
Pendapatan: penghasilan rendah atau mengalami ketidakstabililan ekonomi
Pekerjaan: pengangguran atau tidak mempunyai pekerjaan dan perubahan pekerjaan dihubungan
dengan kelompok yang berisiko melakukan bunuh diri. Pekerjaan profesional juga berisiko
memunculkan resiko bunuh diri
Status sosial: terisolasi secara sosial, tinggal sendirian, relokasi atau pindah rumah. Resiko
menurun pada pria dan wanita menikah. Meningkat seiring dengan kesendirian (hidup seorang diri)
Latar belakang budaya: bunuh diri massal/berkelompok
Agama dan keyakinan: Pelaksanan kegiatan religi yang berlebihan atau kurang
Keikutsertaan dalam politik: aktif dalam kegiatan sosial dan organisasi berisiko melakukan bunuh
diri ketika mengalami kegagalan
Pengalaman sosial: Perceraian, perpisahan dan janda meningkatkan risiko bunuh diri, kejadian
alam, sulit mendapatkan pekerjaan, adanya tekanan dalam pekerjaan
Peran sosial: semakin tinggi tingkat kepuasan atas hubungan sosial, semakin rendah kemungkinan
yang terjadi (semakin kecil tingkat resikonya), adanya stigma negatif dalam masyarakat, acuh
dengan lingkungan
Psikologis
Adanya riwayat kerusakan struktur dilobus frontal yang menyebabkan
suplay oksigen dan glukosa terganggu di mana lobus tersebut berpengaruh
kepada proses kognitif anak yang dapat berpengaruh pada kemampuan
kognitif anak.
Keterampilan komunikasi verbal yang kurang, misalnya tidak mampu
berkomunikasi, komunikasi tertutup (non verbal), gagap, riwayat
kerusakan yang mempunyai fungsi bicara, misalnya trauma kepala dan
berdampak kerusakan pada area broca dan area wernich.
Moral: Remaja yang tinggal di tatanan nontradisional (misalnya; penjara
anak-anak, penjara, rumah singgah, rumah grup/kelompok atau tempat
tinggal yang tidak disiplin
Kepribadian: orang yang mudah kecewa, mudah putus asa, kecemasan
yang tinggi dan menutup diri dan pernah mengalami depresi sebelumnya
Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Perubahan/kehilangan pekerjaan
Kegagalan di tempat kerja/sekolah (sering mengalami kegagalan)
Ancaman kehilangan sumber pendapatan
Perceraian dan perpisahan
Kehilangan orang yang berarti
Penyakit/kecelakaan
Ancaman tuntutan kriminal
Penggunaan alkhohol/obat dalam keluarga
Konflik/penganiayaan orang tua terhadap anak
Konsep diri
Ideal diri yang tidak realistis, harga diri rendah, identitas diri tidak jelas,
krisis peran, gambaran diri negative
Motivasi : adanya riwayat kegagalan dan kurangnya penghargaan
Pertahanan psikologis, ambang toleransi terhadap stres yang rendah,
riwayat gangguan perkembangan sebelumnya
Self kontrol: tidak mampu melawan terhadap dorongan untuk menyendiri,
perasaan ditinggal orang di sekitarnya
Faktor Presipitasi
Biologi
Terdapat kasus bunuh diri dalam beberapa hari dalam keluarga. Terdapat upaya
kekerasan yang mengancam terhadap diri klien, terdapat tanda depresif atau
menarik diri
Dalam enam bulan terakhir terjadi gangguan nutrisi ditandai dengan tidak mau
makan, ada upaya untuk mengkahiri hidup melalui penolakan makan
Sensitivitas biologi: mengalami peningkatan neurotransmiter GABA , dopamin dan
perubahan kadar serotonin dalam otak yang menimbulkan delusi dan halusiansi
Menderita penyakit gangguan jiwa, yaitu gangguan alam perasaan atau depresi
dan ada riwayat percobaan bunuh diri sebelumnya,
Pembedahan atau kelahiran anak yang baru saja terjadi
Paparan terhadap racun, misalnya CO dan asbestosos yang dapat
mempengaruhi metabolisme di otak sehingga mempengaruhi fisiologis otak
Sosial Kultural
Usia: Pada remaja adanya perasaan terabaikan, pengharapan yang tidak realistis
dari anak oleh orang tua
Gender: enam bulan terakhir alami ketidakjelasan identitas dan kegagalan peran
gender (model peran negatif)
Pendidikan: dalam enam bulan terakhir mengalami putus sekolah dan gagal sekolah
Pekerjaan : kehilangan pekerjaan atau tidak bekerja (PHK), pensiun atau
perubahan pekerjaan
Pendapatan: penghasilan rendah atau dalam enam bulan terakhir tidak mempunyai
pendapatan atau terjadi perubahan status kesejahteraan
Status sosial: perawatan di rumah sakit, penolakan atau tekanan pada teman
sebaya, lansia mengalami isolasi sosial. Kesendirian/hidup sendiri dalam waktu
enam bulan terakhir
Agama dan keyakinan: tidak bisa menjalankan aktivitas
keagamaan secara rutin. Terdapat nilai-nilai sosial di masyarakat
yang tidak diharapkan
Kegagalan dalam berpolitik: kegagalan dalam berpolitik
Kejadian sosial saat ini: perpisahan/perceraian, kematian orang
terdekat, seseorang yang meninggalkan rumah, kehilangan orang
terdekat, kehilangan yang baru saja terjadi
Peran sosial: ancaman pengabaian dari lingkungan sosial, adanya
stigma atau praduga yang negatif
Psikologi
Tidak ada gangguan intelegensi
Keterampilan verbal, tidak mampu komunikasi, gagap, mengalami kerusakan yang
mempengaruhi fungsi bicara
Moral: Dalam enam bulan terakhir tinggal dalam lingkungan broken home, panti
asuhan, panti sosial, pesantren, biara atau penjara. mendapatkan malu dari
lingkungan sosial
Mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan: sindroma pasca trauma,
gangguan somatoform, gangguan penyesuaian masa remaja
Dalam enam bulan muncul perasaan putus asa atau ketidakberdayaan akibat
penyakit akut atau kronis yang dideritanya (penyakitnya mempengaruhi hidupnya),
nyeri kronis, ketergantungan kimia, penyalahgunaan obat, didiagnosis HIV positif
atau AIDS tahap lanjut
Konsep diri: penurunan harga diri adanya perasaan tidak berharga dan putus asa
Ketidakpuasan hasil tindakan (misalnya pembedahan, psikologis akibat
penyakitnya)
Ketidakpastian penyakitnya berhubungan dengan lamanya ketergantungan pada
dialisis, suntikan insulin, kemoterapi/radiasi atau ventilator
Adanya konflik orang tua/perkawinan, penyalahgunaan zat dalam keluarga,
ketidakefektifan keterampilan koping individu, penyiksaan anak
Self kontrol: ketidakmampuan keluar dari stressor yang tidak dapat ditoleransi
yang telah terakumulasi dalam waktu yang lama yang disertai dengan perasaan
putusasa yang hebat
Kepribadian: mudah kecewa, mudah putus asa, kecemasan yang tinggi,
menutup diri, tidak mampu membuat keputusan, negativistik, bermusuhan
Respons kognitif
Subyektif
1. Mengungkapkan tidak berguna / merasa gagal
2. Mengungkapkan putus asa / tidak ada harapan
3. Mengungkapkan ada keinginan bunuh diri
4. Mengungkapkan pernah mencoba bunuh diri
5. Mengungkapkan orang yang gagal
6. Merasa kurang energy / letih
Obyektif
Bingung
Tidak dapat berfikir logis
Tidak mampu membuat tujuan hidup
Tidak dapat mengambil keputusan
Pikiran negatif terhadap diri
Tidak dapat fokus atau konsentrasi
Tidak mampu memecahkan masalah
Ragu- ragu / ambivalensi
Tidak ada harapan hidup
Respon Afektif
Subyektif
Afek datar
Afek tumpul
Fisiologis
Subyektif
1. Merasa dada berdebar-debar
2. Mengatakan tidak dapat tidur
3. Mengatakan tidak ada selera makan
4. Tidak dapat tidur nyenyak
5. Merasa letih
6. Merasa lemas
Obyektif
7. Menahan nafas
8. Tekanan darah meningkat
9. Denyut nadi meningkat
10. Frekuensi nadi meningkat
Perilaku
Obyektif
1. Gelisah
2. Tidak mampu merawat diri
3. Menolak minum obat
4. Banyak diam
5. Menarik diri dari lingkungan
6. Berbicara seperlunya
7. Menunjukkan perilaku isyarat bunuh diri
8. Impulsif
9. Melakukan percobaan bunuh diri
10. Membeli obat atau alat untuk percobaan bunuh diri
11. Mudah menangis
Sosial
Subyektif
1. Mengatakan malas bicara
2. Mengatakan malas berinteraksi
Obyektif
3. Acuh dengan lingkungan
4. Mengurung diri
5. Kontak mata mudah beralih
6. Intonasi suara pelan
Total tanda dan gejala
Pohon masalah risiko bunuh diri
Mekanisme Koping
Perilaku menghindari masalah seperti alkhohol atau
minuman keras sering dihubungankan dengan bunuh diri
Intervensi Keperawatan
Keluarga
Carpenito, L. J. & Moyet. (2006). Handbook of nursing diagnosis 11th edition. Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins.
Dwivedi, Y. (2012). The neurobiological of suicide. Boca Raton: Taylor & Francis Group
Ebrahimi, H., Kazmi, A. H., Khoshknab, M. F., & Modabber, R. (2014). The Effect of Spiritual and Religious Group
Psychotherapy on Suicidal Ideation in Depressed Patients: A Randomized Clinical Trial. Journal of Caring Sciences,
3(2), 131-140 doi:10.5681/jcs.2014.014
Keliat, B. A., Akemat, Helena, N., & Nurhaeni, H. (2010). Keperawatan
Linehan, M. M., Comtois, K. A., Murray, A. M., Brown, M. Z., Gallop, R. J. et al. (2006). Two-Year Randomized
Controlled Trial and Follow-up of Dialectical Behavior Therapy vs Therapy by Experts for Suicidal Behaviors and
Borderline Personality Disorder. Arch Gen Psychiatry. 63(7), 757-766. doi:10.1001/archpsyc.63.7.757.
Masango, S. M., Rataemane, S.T., & Motojesi, A. A. (2008). Suicide and suicide risk factors: A literature review. SA
Fam Pract, 50(6), 25-29.
National Alliance on Mental Illnes, (2015). Risk of Suicide. NAMI. Retrieved from
https://www.nami.org/Learn-More/Mental-Health-Conditions/Related-Conditions/Suicide
Sadock, B. J. Sadock, V. A. (2013). Buku Ajar Psikiatri Klinis. Jakarta: EGC
Stuart, G. W. (2013), Principles and practice of psychiatric nursing.10 th
edition. St Louis,Missouri: Elsevier mosby