Theory of Naratology
Theory of Naratology
FOTO/VIDEO
Novel
Short stories
Fairly tales (dongeng)
Artikel surat kabar
Comics
Comics termasuk teks naratif berdasarkan pada konsep teks secara umum
(the concept text boardly).
teks tidak harus selalu berbentuk teks linguistik. Dalam komik, teks bersifat
non linguistik, seperti sistem, yaitu visual image (citra visual) digunakan
Vladimir Propp
Tzevetan Todorov
Gérard Genette
Mieke Bal
Rimmon Kenan
Monika Fludernik
Sebuah teks dimana sebuah agen atau subjek menyampaikan pada penerima
(pembaca, penonton, atau pendengar) sebuah cerita dalam media seperti bahasa, Text
gambar, perumpamaan (imagery), suara, bangunan, atau gabungan dari semuanya.
Sebuah cerita adalah isi dari teks itu dan menghasilkan manifestasi khusus, nada Story
suara (inflection) dan warna dari fabula (colouring of fabula). Fabula adalah
serangkaian logis dan secara kronologis yang berkaitan dengan peristiwa (events)
Fabula
yang terjadi atau dialami oleh tokoh (actors).
Event
transisi dari pernyataan yang satu ke pernyaan lainnya.
Actors
agen yang menunjukkan aksi. Actor tidak harus manusia, to act (beraksi)
didefinisikan sebagai yang menyebabkan atau mengalami peristiwa.
Agen Narasi
Narator adalah agen yang menarasikan cerita
Katagorisasi narator
‘akuan’ : narator yang hadir dalam fabula
‘diaan’ : narator yang tidak hadir dalam ranah fabula
Tingkatan narasi
Narator yang hadir dalam
Seorang narator hadir di dalam fabula dan di luar fabula penceritaan disebut
Character bound narator (CN)
Extradiegetic; di luar Diegetic; dalam Hypodiegetic; narasi
fabula fabula/di luar narasi dalam narasi
Tingkatan narasi
Seorang narator memiliki posisi lebih tinggi dari level narasi yang disampaikan
Pada level diegetic Pada level hypodiegetic narator
narator yang bertugas yang bertugas menyampaikan adalah
Apa yang terjadi dengan menarasikan diegetic narrator/intradiegetic
Yuko aku tidak tahu. Tapi extradiegetic narrator narrator
tadi Satoru bilang
“Semalam aku telepon Extradiegetic Intradiegetic narrator; agen yang
Yuko, ibunya sakit”. Aku narrator;dapat merupakan berada di ranah fabula yang
kaget, mengapa Yuko tidak narator ekternal maupun mengambil alih tugas narator utama
mengabarkan ini pada ku internal untuk menyampaikan kisah
Sang pemandu wisata memulai ceritanya mengenai legenda danau Akan. “terdapatlah
kisah pilu dari sepasang kekasih bernama Shitona, seorang gadis cantik berumur 16
tahun yang mencitai seorang pemuda bernama Manipe ..... (Takeda, 21)
Penyakit di barak itu adalah TBC. Jika aku lihat ada seseorang yang mengeluh dadanya
sakit, dan ketika orang itu tidak ada, aku akan dengar mereka berbisik-bisik “Wah,
orang itu TBC juga, sepertinya dia tak akan lama lagi sayonara”. Mendengar mereka
berkata seperti itu, aku merasa ketakutan. Pada saat itu jika ada orang yang terkena
TBC, itu sama dengan sebuah kabar mengenai hukuman mati (Kayano, 93)
Ayahku lulus tahun 35 Meiji dari sekolah Nibutani yang berdiri pada tahun 25 Meiji
sebagai angkatan ke-4. Pada masa itu, pendidikan gaya Jepang sedang populer. Di
sekolah bahasa Jepang diajarkan dengan serius. Jadi di sekolah ayah menggunakan
bahasa Jepang (Kayano, 78)
Rumah- rumah di desa itu terhampar di bagian berlawanan, tanah yang menurun ke
danau terbelah oleh jalanan. Karena tertutup rumput di antara rumah-rumah itu dari
sini tentu tidak kelihatan. Rumah Yamanaka di sana di dekatnya dua atau 3 rumah
tumbuh bunga beraneka warna merah, putih, dan ungu. Dibandingkan dengan bunga2
yang tumbuh, rumah 2nya suasananya terkesan tua dan dingin.
Yukiko mengamati sosok lelaki tua itu. kulit wajah yang terbakar sinar matahari dengan
kumis hitamnya, dengan bulu-bulu di bawah hidung dan dagunya tampangnya terlihat
menakutkan, namun menampakkan senyumannya yang polos. Ia duduk di tengah
ruangan dan tangannya dengan cekatan sibuk membuat inau dari kayu yang akan
digunakan untuk ritual.
Aspects mengacu pada perbedaan bentuk struktur cerita, teks, dan fabula.
Teks sebagai produk yang digunakan untuk media/sarana cerita.
Fabula sebagai produk dari imajinasi, cerita dapat dipandang sebagai
hasil dari orientasi, titik fokus.
Analisis teks ini bagaimana cerita diterima oleh pembaca.
Proses menganalisis teks salah satunya dapat dilakukan dengan
melakukan sequential ordering (pencarian sekuen).
Apa itu sekuen: hubungan yang dilihat anatara peristiwa dalam cerita dan
sekuen secara kronlogis di dalam fabula.
John rang the neighbour’s doorbell. He had so irresistibly felt the need to
stand eye to eye with a human being that he had not been able to remaind
behind the sewing machine.
Peristiwa dalam cerita
John membunyikan bel pintu tetangganya. Ia benar-bener tidak tahan dan
merasa perlu bertemu dengan manusia, sehingga ia pun merasa gak bisa
terus berada di belakan mesin jahit.