Anda di halaman 1dari 20

MATA PELAJARAN: BAHASA INDONESIA

KELAS VII

TEKS FANTASI

KD. 3.3 MENGIDENTIFIKASI UNSUR TEKS NARASI


(CERITA IMAJINASI) YANG DIDENGAR DAN DIBACA)

R A R A FA D H I L A D E O S Y , S . P D .
A. PENGERTIAN CERITA FANTASI

fantasi adalah semua hal yang tidak dapat terjadi di dunia nyata. Cerita fantasi sendiri
merupakan cerita fiksi bergenre fantasi “dunia imajinatif yang diciptakan penulis”,
yang pada cerita fantasi hal yang tidak mungkin dapat dijadikan biasa. Tokoh dan latar
pun diciptakan penulis tidak ada di dunia nyata atau modifikasi dunia nyata, tema
fantasi supranatural atau futuristik.
B. UNSUR-UNSUR CERITA FANTASI

Unsur-unsur dalam cerita fantasi ini tidak jauh berbeda dengan cerita lainnya. Namun
unsur yang menjadi fokus dalam pembelajaran kali ini unsur instrinsik.
Menurut Nurgiyantoro (2000:23) dalam bukunya Pengkajian Prosa Fiksi, unsur- unsur
intrinsik ialah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur
inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang
secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra. Unsur-unsur intrinsik
tersebut antara lain sebagai
1. Tema

 Tema menurut Stanton (1965:21) adalah makna dalam sebuah cerita yang
secara khusus menerangkan sebagian besar unsurnya dengan cara yang sederhana.
Tema merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan yang
terkandung di dalam teks sebagai stuktur semantis dan yang menyangkut persamaan-
persamaan atau perbedaan-perbedaan.
 Tema disaring dari motif- motif yang terdapat dalam karya yang
bersangkutan yang menentukan hadirnya peristiwaperistiwa, konflik, dan situasi
tertentu. Tema dalam banyak hal bersifat ”mengikat” kehadiran atau ketidakhadiran
peristiwa, konflik serta situasi tertentu termasuk berbagai unsur intrinsik yang lain.
Tema menjadi dasar pengembangan seluruh cerita, maka tema pun bersifat menjiwai
seluruh bagian cerita itu. Tema mempunyai generalisasi yang umum, lebih luas dan
abstrak (Nurgiyantoro, 2000:70).
2. Alur Cerita

Alur cerita ialah peristiwa yang jalin-menjalin berdasar atas urutan atau hubungan
tertentu. Sebuah rangkaian peristiwa dapat terjalin berdasar atas urutan waktu, urutan
kejadian, atau hubungan sebab-akibat. Jalin-menjalinnya berbagai peristiwa, baik
secara linear atau lurus maupun secara kausalitas, sehingga membentuk satu kesatuan
yang utuh, padu, dan bulat dalam suatu prosa fiksi (Nurgiyantoro, 2007:113).
3. Tokoh dan Penokohan

Dalam pembicaraan sebuah cerita sering dipergunakan


istilah-istilah seperti tokoh dan penokohan, watak dan
perwatakan, atau karakter dan karakterisasi secara
bergantian dengan menunjuk pengertian yang hampir
sama (Nurgiyantoro, 2000:164).

Tokoh cerita ialah orang-orang yang ditampilkan


dalam suatu karya naratif, atau drama, yang oleh
pembaca ditafsirkan memilki kualitas moral dan
kecenderungan tertentu seperti yang diespresikan
dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan
(Abrams, 1981:20).
Hasanuddin (1992: 24) menyatakan bahwa dalam hal penokohan termasuk
masalah penamaan, pameranan, keadaan fisik, keadaan psikis, dan karakter.
Penokohan merupakan unsur yang sangat penting dalam sebuah cerita. Berhasil atau
tidaknya suatu cerita ditentukan oleh penokohan.
3. Latar

Menurut Abrams (1981:175), latar ialah penempatan waktu, tempat dan


lingkungan sosial terjadinya peristiwa-peristiwa. Unsur latar dapat dibedakan ke dalam
tiga unsur pokok, antara lain sebagai berikut:
Latar tempat menjelaskan di mana kejadian atau peristiwa.

Latar waktu menjelaskan kapan kejadian atau peristiwa.

Latar suasana menjelaskan gambaran suasana.


C. CIRI UMUM CERITA FANTASI

Ciri umum cerita fantasi sebagai salah satu jenis teks narasi:
Ada keajaiban/ keanehan/ kemisteriusan
Cerita mengungkapkan hal-hal supranatural/
kemisteriusan, kegaiban yang tidak ditemui dalam dunia nyata.
Pada cerita fantasi hal yang tidak mungkin dijadikan biasa.
Tokoh dan latar diciptakan penulis tidak ada di dunia nyata atau
modifikasi dunia nyata. Tema fantasi adalah majic, supernatural
atau futuristik.
Ide cerita

Ide cerita terbuka terhadap daya hayal penulis,


tidak dibatasi oleh realitas atau kehidupan nyata. Ide
juga berupa irisan dunia nyata dan dunia khayali yang
diciptakan pengarang. Ide cerita terkadang bersifat
sederhana tapi mampu menitipkan pesan yang
menarik.Tema cerita fantasi adalah majic, supernatural
atau futuristik.
Menggunakan berbagai latar (lintas ruang dan waktu)
Peristiwa yang dialami tokoh terjadi pada dua latar yaitu
latar yang masih ada dalam kehidupan sehari-hari dan latar yang
tidak tidak ada pada kehidupan sehari-hari. Alur dan latar cerita
fantasi memiliki kekhasan. Rangkaian peristiwa cerita fantasi
menggunakan berbagai latar yang menerobos dimensi ruang dan
waktu. Misalnya, tokoh Nono bisa mengalami kejadian pada
beberapa latar (latar waktu liburan di Wligi, latar zaman Belanda,
dan sebagainya). Jalinan peristiwa pada cerita fantasi berpindah-
pindah dari berbagai latar yang melintasi ruang dan waktu.
Tokoh unik (memiliki kesaktian)

Tokoh dalam cerita fantasi bisa diberi watak dan


ciri yang unik yang tidak ada dalam kehidupan sehari-
hari. Tokoh memiliki kesaktiankesaktian tertentu.
Tokoh mengalami peristiwa misterius yang tidak terjadi
pada kehidupan sehari-hari . Tokoh mengalami
kejadian dalam berbagai latar waktu.
Bersifat fiksi

Cerita fantasi bersifat fiktif (bukan kejadian


nyata). Cerita fantasi bisa diilhami oleh latar nyata
atau objek nyata dalam kehidupan tetapi diberi fantasi.
Misalnya, latar cerita dan objek cerita Ugi Agustono
diilhami hasil observasi penulis terhadap komodo dan
Pulau Komodo. Tokoh dan latar difantasikan dari hasil
observasi objek dan tempat nyata. Demikian juga
Djoko Lelono memberi fantasi pada fakta kota Wlingi
(Blitar), zaman Belanda, Gunung Kelud.
Bahasa

Penggunaan sinonim dengan emosi yang kuat


dan variasi kata cukup menonjol. Bahasa yang
digunakan variatif, ekspresif, dan menggunakan ragam
percakapan (bukan bahasa formal).
D. JENIS CERITA FANTASI

Jenis-jenis Cerita Fantasi, antara lain:


Cerita Fantasi Total dan Irisan

Jenis cerita fantasi berdasarkan kesesuaiannya


dalam kehidupan nyata ada dua kategori fantasi total
dan fantasi sebagian (irisan).
Cerita fantasi total berisi fantasi pengarang
terhadap objek/ tertentu. Pada cerita kategori ini semua
yang terdapat pada cerita semua tidak terjadi dalam
dunia nyata. Misalnya, cerita fantasi Nagata itu total
fantasi penulis. Jadi nama orang, nama objek, nama kota
benar-benar rekaan pengarang.
Cerita fantasi irisan yaitu cerita fantasi yang
mengungkapkan fantasi tetapi masih menggunakan
nama-nama dalam kehidupan nyata, menggunakan nama
tempat yang ada dalam dunia nyata, atau peristiwa
pernah terjadi pada dunia nyata.

Anda mungkin juga menyukai